Anda di halaman 1dari 4

2 dan no 4

Kiranya terlalu banyak ayat dan hadis yang menegaskan status orang kafir kelak di hari

kiamat. Mereka menjadi penghuni neraka selama-lamanya dan Allah tidak akan

mengampuni dosa syirik yang mereka bawa.

Allah taala berfirman,

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala

dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa:

48)

Allah Taala berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik

(akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah

seburuk-buruk makhluk. (QS. Al Bayyinah: 6)

Dosa kekafiranlah yang menyebabkan seorang hamba menjadi penghuni neraka selama-

selamanya. Naudzubillahi minha.

Di dalam ayat diatas, Allah Taala mensifati mereka dengan seburuk-buruk makhluk!

Lalu adakah orang yang lebih baik dari orang yang telah disifati Allah dengan seburuk-

buruk makhluk?

Bahkan orang musyrik lebih sesat dari binatang.

Allah mensifati mereka,




Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat

jalannya (dari binatang ternak itu). (QS. Al Furqan: 44)

Lalu adakah manusia yang lebih baik dari mereka yang telah disifati lebih sesat dari

binatang?

No. 3 dan no. 5

Tidak ada toleransi dalam hal aqidah

Mengenai system keyakinan dan agama yang berbeda-beda. Al-Quran telah

menegaskan lewat salah satu suratnya yaitu surat al kafirun ayat 1-6.

Ayat ini menegaskan, bahwa semua manusia menganut agama tunggal

merupakan keniscayaan. Sebaliknya, tidak nmungkin manusia menganut beberapa

agama dalam waktu yang sama atau mengamalkan ajaran dari berbagai agama

secara simultan. Oleh sebab itu, Al-Quran menegaskan bahwa umat islam tetap

berpegang teguh pada system ke-Esaan Allah secara mutlak. Sedangkan orang kafir

pada ajaran ketuhanan yang ditetapkan sendiri.

Dalam memahami toleransi, umat islam tidak boleh salah kaprah. Toleransi

terhadap non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah , tetapi tidak dalam hal

aqidah dan ibadah. Islam mengakui adanya perbedaan tetapi tidak boleh dipaksakan

agar sama sesuatu yang jelas berbeda.


Nomor 6

Hidup di tengah-tengah masyarakat, kita tak bisa menghindari bergaul dengan orang-

orang yang tidak seiman dengan kita. Islam tidak melarang umatnya bergaul dengan

mereka.

Tapi, dalam pergaulan dengan non-muslim, Islam telah memberikan adab-adabnya.

Salah satunya yakni membantu sesama manusia. Karena agama Islam yang sempurna

ini tidak pernah melarang umatnya untuk berbuat baik dan bersikap adil kepada orang-

orang non-muslim.

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik

dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak

pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berlaku adil." (QS Al-Mumtahanah: 8)

Jadi, pada dasarnya seorang muslim boleh berbuat baik kepada non-muslim dalam

suasana damai dengan membantu finansial, memberi makan, memberi pinjaman,

menolong mereka dalam perkara-perkara yang mubah, serta berlemah lembut dalam

tutur kata.
Jawaban no. 7

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tidak

sedikit orang-orang beriman didalamnya hidup di bawah garis kemiskinan. Begitu pula

dengan negara-negara barat yang berada di benua lain. Banyak pula non muslim yang

hidup dalam kesusahan mengingat mereka sebagai pemeluk agama mayoritas di negara

mereka. Namun jika kita memikirkan sejenak, mengapa Allah memberikan rejeki,

kesehatan dan berbagai nikmat lainnya kepada orang-orang menyembah kepada selain

diri-Nya?

Memandang begitu banyak orang-orang yang tidak mengakui bahwa Allah adalah Tuhan

semesta alam. Menikmati berbagai kenikmatan hidup di dunia dan melupakan bahwa

Allah menyegerakan nikmat. Tidak sepantasnya diri kita mencemburui kesuksesan yang

dirasakan oleh mereka. Karena dihadapan Allah iman ini lebih berarti dibandingkan dunia

yang telah Allah SWT ciptakan.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : Janganlah kalian melihat berbagai kenikmatan,

kebahagian dan kemudahan orang-orang kafir. Tidak berapa lama lagi, semuanya akan

lenyap dari tangan mereka. Nantinya, mereka akan terjerat oleh amalan-amalan buruk

mereka. Kami memberikan kemudahan mereka di sana, sebagai istidraj semata. Semua

yang mereka miliki hanyalah (kesenangan sementara). Kemudian tempat tinggal mereka

ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

Anda mungkin juga menyukai