Anda di halaman 1dari 5

Metode Starting Motor Induksi

a. Direct On Line starter


Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering dilakukan
untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil. Pengertian penyambungan
langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di swich On ke sumber tegangan jala-
jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau
menurunkan tegangan pada saat starting (lihat gambar).

Diagram Direct On Line starter.


Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui biasanya
dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat diam memiliki momen
inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan momen inersia ini
dibutuhkan arus yang besar.
Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over
Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start
dan Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor.
Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR
akan melepas tegangan ke coil contactor.
Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu
diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range overloadnya.
b. Star Delta starter
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor
yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star
ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan
stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus
dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed
normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan
baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

Dimana IDOL= Arus start langsung

c. Autotransformer starter
Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder
autotransformer terendah.Setelah beberapa saat motor dipercepat tap autotransformer
diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh.
Diagram starter dengan autotransformer starter
Pada autotransformer starter, arus yang mengalir adalah

Dimana :
Vm = Tegangan sekunder dari Auto-Transformer
V1 = Tegangan supply
IDOL = Arus start langsung

d. Soft starter
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor. Prisip
kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-tama motor hanya
diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga rendah. Pada level ini motor
hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan
dinaikan secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan
dengan kondisi RPM yang nominal.
Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger thyristor.
Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian tersebut akan
mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor. Thyristor yang terpasang bisa
pada 2 phase atau 3 phase.

Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat stop, tegangan
juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti pada starter yang
menggunakan contactor.

e. Frequency drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable
frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah tegangan AC
(50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke tegangan AC dengan
frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb :
Di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor
f = frekuensi
p = jumlah kutub motor
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan kecepatan
motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat kecepatan motor.
Pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter, seperti pada gambar:

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :


Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan
ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali
dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah
Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan
menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi
sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah
dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board
control dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan
dan keunggulan sendiri sendiri.
Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external potensiometer, Input
0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program
yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai