RPJMD Kabupaten Pacitan 2011-2016, menetapkan visi: terwujudnya masyarakat
pacitan yang sejahtera. Misi ke-4 dan ke-5 yang ditetapkan Pemkab Pacitan untuk mencapai visi tersebut adalah: Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan dan Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutu-han dasar. Untuk itu konservasi penyu diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian warga dengan dikembangkannya konsep ekowisata dengan tema konservasi dan ekowisata di Kec. Ngadirojo, Kabupaten Pacitan ini. Tiga poin penting pada pengembangan ekowisata berbasis masyarakat adalah: 1) Melakukan perlindungan penyu sebagai aset wisata; 2) Pembangunan kawasan ekowisata yang sebagian hasilnya untuk konservasi; dan 3) Pengem-bangan ekowisata bersama masyarakat baik perencanaan, pelaksanaan, modal dan sharing hasil sehingga masyarakat akan ikut berkembang secara ekonomi dan sosialselanjutnya akan merasa ikut memiliki sehingga semakin kuat kesadaran terhadap konservasi penyu. Kegiatan ekowisata di Pantai Taman telah dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat, memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional serta menjamin kesinambungan usaha. Dalam skala besar dampak ekonomi secara luas juga telah dirasakan oleh Kabupaten Pacitan melalui kawasan pengembangan pariwisata (KPP). Implementasi konsep konservasi dan pengelolaan habitat penyu laut melalui pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dinilai sangat efektif. Kegiatan ini dapat mengenalkan serta memberi peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat untuk memahami esensi konservasi dipadu dengan ekowisata serta menikmati hasil dari kepariwisataan tersebut. Bagi daerah seperti halnya desa Hadiwarno yang memiliki karakteristik dan keunikan keragaman flora, fauna dan geologi, konsep ini sangatlah bermanfaat. Keberadaan pantai Taman sebagai kawasan konservasi dan ekowisata di Desa Hadiwarno, telah dapat memberi kontribusi nyata bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan ekonomi lokal. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi tiga pelaku dalam industri pariwisata, yaitu: destinasi wisata, wisatawan, dan masyarakat lokal bisa diintegrasikan secara maksimal dalam industri pariwisata. Ekowisata ini juga didukung dengan adanya wisata flying fox di pantai Taman. Wisata ini dikelola secara lokal oleh masyarakat dan merupakan flying fox terpanjang di Indonesia dengan ketinggian 75m dan panjang 450m. Sebagian keuntungan dari wisata ini disumbangkan kepada konservasi penyu untuk akomodasi penangkaran.