D25 WNT Indonesia-Finalreport PDF
D25 WNT Indonesia-Finalreport PDF
Laporan D-25
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ijin dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan penyusunan dokumen
Rencana Aksi Energi Terbarukan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyusunan
dokumen ini merupakan kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Mataram
dengan Energy research Center of the Netherlands yang bernaung dibawah Proyek
CASINDO. Dokumen ini diharapkan menjadi acuan bagi instansi pemerintah dan swasta
dalam pengembangan energi terbarukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tidak hanya
pengembangan energi terbarukan untuk pembangkitan listrik, melainkan juga untuk
kebutuhan lainnya seperti industri dan bahan bakar memasak skala rumah tangga.
Rencana Aksi Energi Terbarukan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan tindak
lanjut dari diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional, dimana Pemerintah Pusat telah menetapkan target
pemanfaatan energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 17 %.
Lebih lanjut, dokumen ini memuat data dan informasi mengenai pemanfaatan
energi terbarukan saat ini, potensi energi terbarukan dan peluang pengembangannya,
target pengembangan energi terbarukan serta rencana aksi yang diperlukan untuk
mencapai target yang telah ditentukan.
Tersusunnya dokumen ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja sama semua
stakeholder terkait, untuk itu tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaiannya, dan semoga kerja sama yang baik
dapat lebih ditingkatkan lagi di masa yang akan datang. Akhir kata semoga dokumen
ini dapat bermanfaat bagai pengembangan energi nasional, dan lebih khususnya bagi
pengembangan energi daerah Nusa Tenggara Barat.
Mataram, Agustus 2011
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
3.2.3 Biogas ...................................... 22
3.2.4 Geothermal ...................................... 22
3.2.5 Biofuel ...................................... 23
3.2.6 Biomassa ...................................... 23
3.2.7 Tenaga Angin ...................................... 24
3.3 Supply Demand Analysis ...................................... 25
3.3.1 Supply Demand Micro Analysis ...................................... 25
3.3.2 Supply Demand Macro Analysis ...................................... 30
4 RENCANA AKSI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN ...................................... 31
4.1 Target Pengembangan Energi Terbarukan ............................................ 31
4.2 Rencana Aksi .......................................................................................... 31
4.3 Strategi Implementasi ............................................................................ 35
4.3.1 Kelembagaan Pelaksana ................................................. 35
4.3.2 Skema Pendanaan .......................................................... 37
4.3.3 Sumber Daya Manusia dan Teknologi ................................. 39
4.3.4 Rencana Detail Implementasi ......................................... 39
Daftar Pustaka ................................................................................................... 43
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
8 Data Konsumsi Energi Per Jenis Bahan Bakar ................................................... 17
9 Konsumsi Energi dalam SBM Tahun 2010 ........................................................ 18
10 Potensi Energi Terbarukan dan Pemanfaatannya Saat Ini ............................... 20
11 Peluang Pengembangan Energi Terbarukan .................................................... 21
12 Peluang Pengembangan Potensi Tenaga Air .................................................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5 PLTMH Lantan di Desa Lantan, Kec. Batukliang Utara, Kab. Lombok Tengah (on
grid) ....................................................................................................... 12
7 Biogas Skala Rumah Tangga di Desa Gapura, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah
...................................................................................................... 15
vi
vii
Bab 1
Pendahuluan
Sumberdaya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan sangat
penting untuk mendukung keberlanjutan kegiatan ekonomi. Mengingat peran
strategis sumberdaya energi, pengelolaan energi yang meliputi penyediaan,
pemanfaatan dan pengusahaannya harus dilakukan secara berkeadilan,
berkelanjutan, dan optimal agar dapat memberikan nilai tambah yang sebesar
besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
1
Bab 2
Pemanfaatan Energi Terbarukan Saat Ini
a. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari satu pada tahun 2025.
b. Terwujudnya target energy mix pada tahun 2025, sebagaimana
ditunjukkan gambar 1.
2
Gambar 1. Target Energy Mix KEN
a. Kebijakan Utama
Penyediaan energi;
Pemanfaatan energi;
Kebijakan harga energi;
Pelestarian lingkungan.
b. Kebijakan Pendukung
Pengembangan infrastruktur energi;
Kemitraan pemerintah dan dunia usaha;
Pemberdayaan masyarakat;
Penelitian dan pengembangan.
3
Energi Nasional sebagai dasar bagi penyusunan pola pengembangan dan
pemanfaatan masing-masing jenis energi.
Saat ini Pemerintah dalam hal ini Dewan Energi Nasional sedang
menyusun Kebijakan Energi Nasional (KEN) baru yang akan ditetapkan
setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan bahan presentasi Dirjen EBT KE tahun 2010, target energy
mix dalam KEN baru direvisi menjadi 25 % pada tahun 2025, dari target
sebelumnya 17 % pada tahun 2025.
4
2.1.1.3. Kebijakan Pengembangan Energi Baru Terbarukan Skala Kecil
5
(Persero) Wilayah NTB berkepentingan mendorong partisipasi badan
usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat untuk berperan dalam
meningkatkan kemampuan penyediaan tenaga listrik khususnya yang
memanfaatkan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan di
daerah.
6
Harga patokan tertinggi yang diberlakukan di sisi tegangan tinggi adalah
sebesar 9,70 sen US$/kWh untuk pembelian tenaga listrik oleh PT. PLN
(Persero).
Potensi panas bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menjadi
Wilayah Kuasa Pertambangan dan telah dilelang terletak di Huu,
Kabupaten Dompu. Rencana pengembangan potensi ini menjadi PLTP
dengan kapasitas terbangkit 3 x 20 MW telah tercantum dalam Rencana
Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN (Persero).
7
Sumber : Keputusan Gubernur Nomor 110 Tahun 2007
Saat ini pemanfaatan energi di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih sangat
bergantung pada bahan bakar fosil yang didatangkan dari luar daerah. Di sisi
lain, potensi energi terbarukan seperti panas bumi dan air baik skala mikro
atau pun minihidro banyak tersedia namun pemanfaatannya masih belum
optimal. Untuk mencapai target energi bauran dalam Kebijakan Energi
Daerah, diperlukan kebijakan pendukung yang mengatur strategi dan
rencana aksi yang diperlukan.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, meskipun target energy mix daerah telah
ditetapkan dalam Kebijakan Sektor Ketenagalistrikan Daerah, namun angka-
angka tersebut perlu untuk dievaluasi kembali karena tidak mencerminkan
kondisi energi daerah yang sesungguhnya.
8
lokal dengan tujuan agar sesegera mungkin dapat tercapai populasi optimal
sesuai dengan daya dukung wilayah sehingga peternakan sapi di NTB dapat
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan masyarakat
pedesaan, memenuhi kebutuhan daging nasional, memenuhi permintaan
bibit sapi bagi daerah-daerah lain, dan memenuhi kebutuhan konsumsi
daging dalam daerah. Dengan demikian, secara tidak langsung peternakan
sapi diharapkan dapat menjadi lokomotif penggerak atau pengungkit sektor
ekonomi lainnya dalam rangka meningkatkan perekonomian, kesehatan,
kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.
Target pertumbuhan populasi sapi program Bumi Sejuta Sapi disajikan pada
tabel 1.
9
meningkatkan kesempatan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan pada
umumnya melalui penyediaan energi terbarukan yang terjangkau dan
berkelanjutan. Program Desa Mandiri Energi (DME) adalah program
terobosan atau program unggulan yang dilaksanakan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi NTB tahun 2009 2013.
Pemanfaatan
No Kabupaten Kecamatan Desa Dme Berbasis
Awal
1. Lombok Barat Sekotong Buwun Mas PLTS Penerangan
Narmada Sedau PLTMH Penerangan
2. Lombok Utara Bayan Akar-Akar PLTS Penerangan
Mumbul Sari PLTS Penerangan
3. Lombok Tengah Praya Timur Mujur PLTS Penerangan
Praya Barat Daya Kabul Jarak Pagar Penerangan
dan Memasak
Batu Jangkih PLTS Penerangan
Pujut Prabu Jarak Pagar Penerangan
Batukliang Utara Lantan PLTMH dan Penerangan
Biogas dan Memasak
Pringgarata Pemepek PLTMH Penerangan
4. Lombok Timur Sakra Timur Lepak PLTS Penerangan
Jerowaru Pemongkong PLTS Penerangan
Suela Perigi PLTS Penerangan
Aikmel Kalijaga Selatan Biogas Memasak
Kalijaga Timur PLTMH dan Penerangan
Jarak Pagar dan Memasak
5. Sumbawa Maronge Maronge PLTS Penerangan
Batulanteh Tepal PLTS dan PLTMH Penerangan
Baturotok PLTS dan PLTMH Penerangan
6. Sumbawa Barat Sekongkang Talonang PLTS Penerangan
Aik Kangkung PLTS Penerangan
10
Pemanfaatan
No Kabupaten Kecamatan Desa Dme Berbasis
Awal
7. Dompu Kilo Taropo PLTS Penerangan
Manggelewa Soriutu Jarak Pagar Penerangan
dan Memasak
8. Bima Langgudu Kerampi PLTS Penerangan
Dumu PLTS Penerangan
Tambora Oi Marai PLTMH Penerangan
Donggo Bumi Pajo PLTS Penerangan
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB, 2010
Selain itu, pada tahun 2009, diberikan bantuan 4 (empat) unit alat produktif di
4 (empat) desa lokasi pembangunan PLTMH, dengan tujuan agar listrik yang
dihasilkan PLTMH tidak semata-mata digunakan untuk kebutuhan konsumtif
melainkan juga untuk usaha produktif. Lokasi-lokasi tersebut adalah sebagai
berikut.
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi energi terbarukan yang cukup
melimpah, di antaranya energi air, panas bumi, angin, biomassa, biogas dan surya.
Meskipun memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah namun
pemanfaatannya baru dilakukan secara terbatas karena pertimbangan biaya dan
teknologi yang terbatas. Jenis energi terbarukan yang dikembangkan sejauh ini
adalah energi air skala kecil melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), energi
surya untuk penerangan rumah tangga perdesaan serta pemanfaatan biogas dan
biomassa untuk bahan bakar memasak skala rumah tangga. Lebih rincinya
disajikan pada tabel 3.
11
Tabel 3. Pembangunan Energi Terbarukan (sampai dengan 31 Desember 2010)
2.2.1 PLTMH
12
Untuk menghitung produksi energi listrik yang dihasilkan PLTMH digunakan
asumsi sebagai berikut.
2.2.2 PLTS
13
perdesaan. Banyak PLTS yang dibagikan dalam bentuk bantuan
diperjualbelikan oleh penerima bantuan. Karakteristik PLTS yang
diinstal secara individual di masing-masing rumah, mengakibatkan
lemahnya pengawasan dan berkurangnya fungsi lembaga
pengelola yang telah dibentuk.
14
2.2.3 Biogas
Ukuran (m3) 4 6 8 10 12
Biaya Konstruksi Rp. 5,3 Juta Rp. 6 Juta Rp. 6,7 Juta Rp. 7,6 Juta Rp. 8,5 Juta
Subsidi Rp. 2 Juta Rp. 2 Juta Rp. 2 Juta Rp. 2 Juta Rp. 2 Juta
Biaya yang Ditanggung Rp. 3,3 Juta Rp. 4 Juta Rp. 4,7 Juta Rp. 5,6 Juta Rp. 6,5 Juta
Konsumen
Sumber : Hivos, 2011
15
Untuk menghitung konsumsi energi biogas di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, digunakan asumsi sebagai berikut.
16
Tabel 8. Data Konsumsi Energi Per Jenis Bahan Bakar
Tahun
Jenis Energi
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Avtur (KL) 6.331,00 8.324,00 8.002,00 10.995,00 10.420,00 12.069,10 12.934,48 14.165,83 14.773,73 16.113,88
Premium (KL) 131.866,00 138.777,00 148.470,00 169.912,10 181.710,43 193.394,29 209.195,27 224.016,24 236.353,60 250.906,45
Minyak Tanah 176.172,00 164.506,00 177.810,00 134.930,00 130.181,87 120.253,10 104.696,01 85.302,73 77.650,62 61.613,01
(KL)
Solar untuk 87.698,41 89.732,90 91.851,50 98.575,68 131.092,56 128.479,54 142.966,74 158.233,50 171.226,55 179.406,36
Listrik (KL)
Solar untuk 102.448,00 102.957,00 98.764,00 103.301,40 92.932,23 94.474,38 91.646,70 89.305,26 85.548,65 84.800,56
Transportasi (KL)
LPG (Ton) - - 1.839,10 2.980,13 2.767,32 3.457,07 3.921,18 4.385,29 4.691,45 5.277,41
Batubara 491.412,83 493.874,81 496.349,12 498.835,83 501.363,71 503.826,09 506.325,06 508.822,61 511.315,13 513.800,33
Sumber : Profil Energi Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2005
17
Data konsumsi energi per jenis bahan bakar tahun 2010 hasil ekstrapolasi kemudian
diseragamkan satuannya dalam SBM (setara barel minyak), untuk selanjutnya
dibandingkan dengan data konsumsi energi yang berasal dari energi terbarukan
PLTMH, PLTS dan biogas.
Konsumsi Energi
Jenis Energi
dalam SBM
Avtur 94.922,06
Premium 1.462.157,36
Minyak Tanah 365.204,95
Solar untuk Listrik 1.163.826,98
Solar untuk 550.109,73
Transportasi
LPG 44.987,79
Batubara 2.563.503,97
Energi Terbarukan 5.832,58
(PLTMH, PLTS dan
biogas)
18
Gambar 9. Energy Mix untuk Pembangkitan Listrik Kondisi Saat ini
19
Bab 3
Peluang Pengembangan Energi Terbarukan
Berdasarkan informasi dan survey yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Nusa Tenggara Barat, potensi energi terbarukan yang ada dapat
dikelompokkan menjadi energi setempat (local energy) dan energi yang
diperjualbelikan (tradable energy). Pengelompokkan ini ditabelkan sebagai berikut.
Kapasitas Pemanfaatan
Jenis Energi Potensi
Terpasang
Minihydro 198,75 MW - -
Microhydro 13,73 MW 0,979 MW 1.274,02 SBM/Tahun
Geothermal 145 MWe - -
Biofuel
- Crude Jatropha Oil 115.186 SBM - -
- Cake 125.424 SBM - -
Biomass 667.479 SBM - -
Listrik
Biogas 61.198.712 98 m3 1.300,60 SBM/Tahun
m3/Tahun
Angin - - -
Surya - 0,448 MW 640,81 SBM/Tahun
Arus laut - - -
20
3.2 Peluang Pengembangan
Peluang Pengembangan
No Kab/Kota Local Tradable
(MW) (MW)
1 Lombok Utara 1,99 12,50
2 Lombok Barat 1,19 -
3 Lombok Tengah 1,08 1,40
4 Lombok Timur 0,42 25,36
5 Sumbawa Barat 0,30 40,00
6 Sumbawa 4,82 119,50
7 Dompu 0,61 -
8 Bima 3,33 -
Total 13,73 198,75
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB 2010, diolah
21
3.2.2 Tenaga Surya
3.2.3 Biogas
22
Tabel 14. Peluang Pengembangan Sumberdaya Geothermal
Potensi
Geothermal
No Kab/Kota Lokasi
(MWe)
Local Tradable
1 Lombok Timur Sembalun - 70
2 Sumbawa Maronge - 6
3 Dompu Hu'u - 69
Total 0 145
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB 2010 , diolah
3.2.5 Biofuel
Luas Penanaman
No Kabupaten/Kota
(Ha)
1 Lombok Utara 21,50
2 Lombok Barat 245,50
3 Lombok Tengah 1.769,18
4 Lombok Timur 1.699,70
5 Sumbawa Barat 873,00
6 Sumbawa 992,50
7 Dompu 612,89
8 Bima 1.213,00
9 Kota Bima 8,00
Total 7.435,27
Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2010
3.2.6 Biomassa
Biomassa dapat berupa kayu dan berbagai jenis limbah pertanian seperti sekam,
sabut dan tempurung kelapa. Penggunaan biomassa untuk energi dapat
dikelompokkan menjadi: gasifikasi, pirolisa, dan pembakaran langsung.
Gasifikasi menghasilkan gas metan untuk pembakaran, pembangkitan listrik,
dan menggerakkan turbin. Pirolisa menghasilkan arang untuk pembakaran,
misalkan untuk memasak. Pembakaran langsung adalah seperti yang banyak
23
dilakukan di pedesaan untuk memasak, atau dapat juga untuk pemanasan boiler
untuk pembangkitan listrik (banyak dilakukan di perkebunan).
Kecepatan
No Lokasi Rata-rata Ket
(m/s)
1 Kab. Lobar
Giligede 4,1 Data Lapan
2 Kab. Loteng
Kute 5,3 Data Lapan
3 Kab. Lotim
Dusun Selayar , Desa 3,4 Percontohan oleh Lapan 7 kW,
Gelanggang skrg rusak
Sambelia 4,1 Data Lapan
Tembere 4,0 Data Lapan
Sajang 4,0 Data Lapan
4 Kab. Dompu
Doropeti 3,6 Data Lapan
Soriutu, Manggelewa 3,5 Survey Pendahuluan
Distamben NTB
Nangadoro - Data Lapan
24
Kecepatan
No Lokasi Rata-rata Ket
(m/s)
5 Kab. Bima
Bajopulau 3,9 Data Lapan
Pai, Sape 3,3 Data Lapan
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB, 2010
a. PLTM/PLTMH
Tabel 18. Contoh Kasus PLTMH untuk Supply Demand Micro Analysis
KK Total Total
Jumlah Listrik/KK Pemanfaatan
No Lokasi Berlistrik Supply Potensi
KK (W) (%)
PLTMH (MW) (MW)
1 PLTMH Teres Genit, 1.494 298 100 0,030 0,030 99,33
Desa Bayan, Kec.
Bayan, Kab. Lombok
Utara
2 PLTMH Lantan, Desa 1.669 850 100 0,085 0,100 85,00
Lantan, Kec.
Batukliang Utara,
Kab. Lombok Tengah
3 PLTMH Bunut 1.531 297 100 0,030 0,030 99,00
Jambul, Desa Tete
Batu, Kec. Sikur, Kab.
Lombok Timur
25
KK Total Total
Jumlah Listrik/KK Pemanfaatan
No Lokasi Berlistrik Supply Potensi
KK (W) (%)
PLTMH (MW) (MW)
4 PLTMH Tepal, Desa 450 290 100 0,029 0,035 82,86
Tepal, Kec.
Batulanteh, Kab.
Sumbawa
5 PLTMH Oi Marai, 535 200 100 0,020 0,200 10,00
Desa Oi Marai, Kec.
Tambora, Kab. Bima
Dari contoh kasus di atas, diketahui bahwa pemanfaatan potensi energi air di 4
(empat) contoh kasus yaitu PLTMH Teres Genit, PLTMH Lantan, PLTMH Bunut
Jambul dan PLTMH Tepal rata-rata sebesar 91,55 % dari daya yang
dibangkitkan. Sedangkan PLTMH Oi Marai karena dibangun di dekat lokasi
pemukiman transmigrasi dengan jumlah penduduk kecil sehingga
pemanfaatannya masih rendah sebesar 10% dari daya yang dibangkitkan.
b. PLTS
c. Biogas
Berdasarkan data dari dokumen Blue Print Bumi Sejuta Sapi Dinas Peternakan
Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta asumsi setiap peternak anggota memiliki
26
sapi masing-masing 2 (dua) ekor, maka potensi biogas di Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah :
Jumlah Peternak
Populasi Daya Tampung
No Kab/Kota Kandang Anggota
Sapi Kandang (Ekor)
Kolektif (KK)
Produksi
Jumlah Sapi
No Kab/Kota Biogas
(Ekor)
(m3/tahun)
1 Lombok Utara 10.706 2.110.132
2 Lombok Barat 12.687 2.500.565
3 Lombok Tengah 15.205 2.996.929
4 Lombok Timur 13.255 2.612.559
Total 51.853 ekor 10.220.185
Pengembangan
No Kab/Kota
Geothermal (MWe)
1 Sembalun, Kab. 70
Lombok Timur
2 Maronge, Kab. 6
Sumbawa
3 Huu, Kab. 69
Dompu
Total 145
e. Biofuel
Terdapat 2 (dua) komponen yang dapat dimanfaatkan dari biji jarak pagar
(Jatropha curcas) yaitu minyak dan cake (ampas biji yang masih mengandung
minyak). Asumsi yang digunakan dalam perhitungan adalah :
Nilai di atas kemudian dikonversi dalam Satuan Barel Minyak (SBM), yaitu :
28
Tabel 23. Peluang Pengembangan Biofuel/Jarak Pagar (dalam SBM)
f. PLT Biomassa
Pemanfaatan biomassa secara langsung seperti kayu bakar dan arang untuk
keperluan memasak rumah tangga tidak termasuk dalam pemanfaatan energi
terbarukan. Adapun yang termasuk dalam pemanfaatan energi terbarukan
adalah untuk pembangkitan listrik melalui proses gasifikasi biomassa. Peluang
pengembangannya ditabelkan sebagai berikut.
29
dengan 2014, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
30
Bab 4
Rencana Aksi Pengembangan
Energi Terbarukan
Berdasarkan proyeksi pemanfaatan energi terbarukan pada sub bab 3.2.2, target
pengembangan energi terbarukan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang menggunakan
tenaga air sebagai penggeraknya, dengan memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam
meter) dan jumlah debit airnya (m3/detik). PLTA skala besar umumnya menggunakan
bendungan yang tinggi dan genangannya luas. Berbeda dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang umumnya menggunakan sistem run off river sehingga
lebih diterima oleh semua pihak.
< 10 kW : pikohidro
10 1 MW : mikrohidro
1 MW 10 MW : minihidro
> 10 MW : PLTA
Target pengembangan energi terbarukan di atas dapat dirinci per jenis energi sebagai
berikut.
31
a. PLTM
b. PLTMH
32
Total 0,05 MW 0,417 MW 0,516 MW -
Kebutuhan Dana (Rp.) 1.648.258.000 10.425.000.000 22.734.207.713 -
Keterangan. Suku bunga yang digunakan 12 %
Angka adalah akumulasi setiap 5 (lima) tahun
Biaya investasi USD 2.890/kW (tanpa jaringan transmisi/distribusi)
c. PLTS
Terdiri dari rencana pembangunan Solar Home System (SHS) dan PLTS Terpusat .
Tahapan pengembangan hingga tahun 2025 ditabelkan sebagai berikut.
33
d. Biogas
Biogas dihasilkan dari limbah kotoran ternak atau limbah industri makanan. Sejauh
ini, pengembangan biogas di Provinsi Nusa Tenggara Barat baru memanfaatkan
kotoran ternak (sapi) yang dipelihara dengan sistem kandang. Tahapan
pengembangan hingga tahun 2025 ditabelkan sebagai berikut.
e. PLTP
f. PLT Biomassa
34
Tabel 33. Rencana Pembangunan PLT Biomassa
Untuk melaksanakan rencana aksi di atas, maka strategi implementasi yang diperlukan
adalah :
35
Nama lembaga : Tim Pengembangan Energi Terbarukan
Pembina : Gubernur NTB
Ketua Umum : Bappeda Provinsi NTB
Ketua Harian : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Pengembangan PLTA/PLTM
Koordinator : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB
Anggota : - Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I
- Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
- PT. PLN Wilayah NTB
- Badan Lingkungan Hidup Provinsi NTB
- Dinas Kehutanan Provinsi NTB
Pengembangan PLTMH
Koordinator : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Anggota : - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB
- Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi NTB
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi NTB
Pengembangan PLTS
Koordinator : Dinas Pertambangan dan Energi
Anggota : - PT. PLN (Persero) Wilayah NTB
- Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB
- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Provinsi NTB
Pengembangan Biogas
Koordinator : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Anggota : Dinas Peternakan Provinsi NTB
Pengembangan Geothermal
Koordinator : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Anggota : - PT. PLN Wilayah NTB
- Badan Lingkungan Hidup Provinsi NTB
- Dinas Kehutanan Provinsi NTB
36
Pengembangan Biomassa
Koordinator : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Anggota : - Dinas Pertanian Provinsi NTB
- Dinas Perkebunan Provinsi NTB
- Dinas Kehutanan Provinsi NTB
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi NTB
- Asosiasi Industri/pedagang
1. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 328 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Tim Koordinasi Teknis Pengembangan dan Pengelolaan
PLTMH;
2. Keputusan Gubernur Nomor 468 Tahun 2009 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi dan Tim Teknis Program Aksi Penyediaan dan Pemanfaatan Energi
Alternatif (Biofuel).
37
Pembiayaan kegiatan pengembangan energi terbarukan selain berasal dari
anggaran negara antara lain APBN dan APBD juga dapat berasal dari sumber
pendanaan lain yang beragam, yaitu :
Selain yang tersebut di atas, pembiayaan dapat berasal dari dana Coorporate
Social Responsibility (CSR) perusahaan dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) lainnya seperti rencana pembangunan PLTMH Kalijaga Timur oleh
PT. Newmont Nusa Tenggara dan program Listrik Mandiri Rakyat (LIMAR)
oleh PT. PLN (Persero).
a. PLTM
39
2) Meningkatkan unsur Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada
keseluruhan komponen pembangkit;
3) Pihak swasta yang terlibat dalam pembangunan PLTA/minihydro
berkewajiban untuk melaksanakan program Coorporate Social
Responsibility (CSR) bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar
pembangkit;
4) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;
5) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat diberikan dalam
bentuk kebijakan feed in tariff, kredit investasi dan pembebasan pajak
impor.
b. PLTMH
c. PLTS
d. PLTP
40
3) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil
yang pembiayaannya dapat berasal dari pemerintah, IPP dan koperasi
lokal;
4) Pemerintah berkontribusi secara tidak langsung melalui pemberian
subsidi tarif dan kredit investasi yang ditetapkan melalui kebijakan feed
in tariff dan subsidi pendanaan;
5) Meningkatkan unsur Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada
keseluruhan komponen pembangkit;
6) Menciptakan kondisi yang kondusif bagi investor pengembangan energi
panas bumi.
e. Biogas
f. Biofuel
g. PLT Biomassa
41
3) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;
4) Implementasi program Hutan Cadangan Energi Daerah.
42
Daftar Pustaka
http://www.jatrofuels.com/174-0-Energetic+Value+of+Jatropha.html
43