Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL PENELITIAN PROSES PEMBELAJARAN IPS

DI SDN 1 RAHONG KECAMATAN MALINGPING


KABUPATEN LEBAK - BANTEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain dan Aplikasi Pembelajaran
IPS/PKn di SD

Dosen Pengampu : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd

OLEH

DEDE FIRMAN AWALUDIN


7526168256

PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan sebuah
tugas mata kuliah Desain dan Aplikasi Pembelajaran IPS/PKn di SD . Berikut ini
peneliti mempersembahkan sebuah hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri 1
Rahong, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Melalui kata pengantar ini saya selaku peneliti lebih dahulu meminta maaf
dan memohon pemakluman bila mana isi dan tulisan hasil penelitian ini terdapat
kekurangan serta kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini
peneliti mempersembahkan hasil observasi ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi sehingga dapat memberikan manfaat.

Malingping, Mei 2017

Observer

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI . ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Tujuan Penelitian . 3
C. Rumusan Masalah 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Metode Pengumpulan Data .. 4

i
BAB II LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data 6
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 6
C. Pembahasan Hasil Observasi ... 7
D. Rancangan Penelitian ..... 10
E. Pelaksanaan Penelitian ... 10

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ... 13
B. Saran . 13
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 14


B. Profil sekolah . 17
C. Rombongan Belajar 20
D. Sarana . 21
E. Prasarana 24
F. Data Tenaga Kependidikan 25
G. Data Jumlah Peserta Didik ... ..26
H. Materi Pembelajaran IPS 28
I. Media Pembelajaran ... 34

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran IPS mulai diberikan di sekolah dasar merupakan
hal yang sangat tepat, mata pelajaran IPS bertujuan untuk meynyiapkan
peserta didik unuk dapat hdup di dalam masyarakat, selain itu IPS juga
yang tak kalah penting adalah menjadikan peserta didik peka terhadap isu-
isu sosial dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Mengingat
pentingnya IPS yang telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta didik
baik dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-
hari. Namun perlu disadari bahwa IPS mengandung banyak materi yang
sifatnya berupa hafalan dan pemahaman sehingga seringkali kita menemui
pesera didik yang tidak menyenangi pelajaran IPS. Sebagai guru tentunya
bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika
peserta didik tidak menyenangi IPS, mungkin salah satu penyebabnya
adalah guru membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu
cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebut.
Guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif
sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan
suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya
metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan
tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan
dalam suatu proses belajar mengajar.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada peserta didik
sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan
tugasnya. Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang
yang akan mengembangkan suasana bebas bagi peserta didik untuk
mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan
kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara
konsisten.

1
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran
dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas
peserta didik dalam belajar.
Dalam artian lain, mengajar adalah menyediakan kondisi optimal
yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan peserta didik
aktif belajar. Oleh karena itu, mengajar tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban
verbal melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai
informasi tetapi juga bertindak sebagai director and fasilitator of learning.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dibuat suatu
strategi mengajar sebagai suatu usaha dari guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar agar sehingga dapat mempengaruhi para peserta
didik dalam mencapai tujuan pengajaran lebih efektif dan efisien. Untuk
melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang
mantap tentang kemungkinan strategi belajar mengajar yang diterapkan
sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, maka sudah
seharusnya guru bisa mengubah pandangan dengan memberikan
pembelajaran yang membuat peserta didik bisa aktif belajar dengan
strategi tertentu.
Strategi Belajar Mengajar IPS adalah suatu hal yang sangat penting
yang perlu dipahami oleh seorang guru. Untuk lebih memahami strategi
dalam mengajar IPS ini, dari kondisi dan keadaan yang demikian lah maka
penulis mengadakan observasi langsung ke sekolah. Dengan mengadakan
observasi ini, penuliis dan juga sekaligus observer bisa melihat bagaimana
guru mengajar dan apa strategi yang digunakan serta kendala-kendala yang
dihadapi oleh guru didalam kelas.

2
Adapun observasi ini diadakan di SDN 1 Rahong, dan guna untuk
mengetahui pembelajaran yang di adakan di sekolah tersebut.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses peaksanan pembelajaran IPS di SDN 1
Rahong.
2. Untuk memberikan tindakan atau solusi dalam proses pembelajaran.
3. Untuk mengetahui masalah atau kendala yang muncul dalam
pembelajaran IPS di SDN 1 Rahong.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pembelajaran IPS di SDN 1 Rahong ?
2. Bagaimana cara pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru di SDN 1
Rahong

D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian untuk mengetahui bagaimana proses
belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPS ini
adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan proses
belajar mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat
digunakan sebaik mungkin dalam pembelajaran, khususnya pada mata
pelajaran IPS Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peserta didik
Peserta didik termotivasi dalam proses belajar pada mata pelajaran
IPS

b) Bagi guru
1. Guru mendapat pengetahuan dan pemahaman dalam
penggunaan model pembelajaran O dan X pada mata pelajaran
IPS

3
2. Guru memiliki rujukan teori dari penggunaan model
pembelajaran O dan X.
c) Bagi sekolah
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan di sekolah tersebut.
2. Sebagai masukan dalam perencanaan melaksanakan dan
mengembangkan serta mengambil kebijakan terutama
mengenai strategi, metode dan pendekatan yang tepat.
d) Bagi peneliti
1. Dapat dijadikan pengetahuan tentang penerapan model
pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
2. Sebagai acuan dalam menyelenggarakan program pendidikan.

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam observasi ini, observer menggunakan teknik dan metode
pengumpulan data, adapun metode yang digunakan yaitu
1. Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan pembelajaran,
berdasarkan kondisi nyata pada proses belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Hal yang diamati adalah
pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran. Observer menggunakan pedoman observasi dalam
kegiatan mengamati guru agar memudahkan dalam menentukan
metode yang akan dirancang oleh observer.
2. Wawancara
Dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali
untuk mengajukan pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan yaitu
jenis wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur adalah
wawancara yang bebas yang dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya.

4
BAB II
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data
Observasi yang dilakukan adalah pada kelas tinggi yaitu kelas 5a
Sekolah Dasar. Observasi ini dilakukan pada hari/tanggal Sabtu 27 Mei
2017 pukul 08.00-09.30 WIB bertempat di SD NEGERI 1 Rahong dengan
alamat di Kp. Sukajadi RT/RW 10/4 Desa Rahong Kecamatan Malingping.
Sedangkan praktik pembelajaran dilakukan dengan pada hari senin tanggal
29 Mei 2017. Observasi ini dilakukan dengan narasumber guru kelas 5
(lima) dengan nama NZ (inisial), S.Pd yang berumur : 45 tahun.

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Sekolah Dasar Negeri 1 Rahong adalah salah satu dari Sekolah
Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Malingping. SDN 1 Rahong
terletak di Kp. Sukajadi RT/RW 10/4 Desa Rahong Kecamatan
Malingping. Letak geografis Sekolah ini sangat strategis karena berada di

5
pinggir jalan raya lintas Provinsi dan hanya berjarak kurang lebih 500m
dari pasar Malingping.
Sekolah Dasar Negeri 1 Rahong ini berdiri tanggal 18 11 1976
dengan SK pendirian Sekolah 442/PRB/1976. Sekolah ini didirikan di
tanah seluas 1225 m2. Seiring dengan perkembangan zaman, SDN 1
Rahong ini terus berbenah mengenai bangunan fisik sekolah dan sampai
sekarang semua bangunan fisik ini sudah permanen. Sekolah SDN 1
Rahong ini memiliki akreditasi B.
Adapun visi sekolah ini adalah mencerdaskan peserta didik dalam
rangka wajib belajar. Sedangkan misinya adalah 1) Menciptakan
peningkatan mutu pendidikan masyarakat, 2) mengembangkan bakat
peserta didik agar aktif, kreatif, inovatif, sesuai dengan perkembangan
zaman, 3) mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah.
C. Pembahasan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakuakan yaitu pada hari senin
Tanggal 22 Mei Tahun 2017, observer menemukan permasalahan yang
dilakukan oleh guru sekolah dasar pada mata pelajaran IPS, mata pelajaran
IPS masih belum sesuai dengan harapan dan tujuan. Dalam observasi yang
ditemukan masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki proses
pembelajaran yaitu dengan membuat desain pembelajaran. dalam hal ini
guru sudah berusaha mendidik dan menyampaikan ilmu yang baik tetapi
tidak terlalu berdampak baik dan kurang efektif pada proses pembelajaran
sehingga observer dapat membuat rencana desain pembelajaran yang lebih
baik pada mata pelajaran IPS.
Dalam kegiatan pembelajaran dimulai dengan memberikan salam
dan mengabsensi kehadiran peserta didik namun guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga tidak semua peserta didik
antusias dalam belajarnya dan tidak tahu apa yang akan peserta didik
lakukan dan apa tujuan mempelajari materi tersebut dalam kegiatan
belajarnya, padahal tujuan pembelajaran sangat penting guna menyamakan
presepsi dan merangsang peserta didik agar tertarik dalam kegiatan belajar.
Guru juga memberikan motivasi dalam proses pembelajaran. Guru
memulai pelajaran dengan menanyakan tugas yang telah diberikan pada

6
pertemuan sebelumnya, dan membahasnya bersama-sama dengan peserta
didik
Ditinjau dari pengaturan ruangan kelas di kelas V SDN 1 Rahong
yang di observasi cukup nyaman karena ruangan kelasnya bersih , cukup
luas, terang dan, serta kelas tersebut pun hanya diisi dengan 21 peserta
didik, sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan guru dapat
dengan mudah untuk mengontrol peserta didiknya jika sedang
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Bila di lihat dari segi tempat
duduk peserta didik, peserta didik perempuan duduk dengan peserta didik
perempuan, begitu pula peserta didik laki-laki duduk dengan peserta didik
laki-laki. Hal ini bermaksud agar tidak terlalu terjadi keributan antara
peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.
Permasalahan yang dihadapi adalah kurang aktifnya peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga observer perlu membuat desain yang
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga
observer berencana membuat mendesain pembelajaran menjadi lebih aktif
dengan menggunakan model pembelajaran O dan X.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, beliau
mengakui bahwa proses pembelajaran lebih mengedepankan ceramah, hal
ini dikarenakan referensi pengetahuan metode yang kurang, guru belum
mengetahui penggunaan metode yang menyenangkan, padahal banyak
sekali metode yang menyenangkan terutama berbasis permainan. Guru
belum mampu menyusun desain pembelajaran yang efektif dan hanya
berbasis ceramah.
Sebelumnya observer sudah membuat dan mendesain model
pembelajaran dengan mendiskusikannya bersama teman sejawat bang
khairul zikri. Observer membaca buku dan referensi untuk membuat
metode apa yang tepat untuk di sekolah dasar. Observer memiliki ide
untuk menerapkan metode berbasis permainan yaitu model O dan X.
selain itu observer juga membuat media tabel untuk digunakan sebagai
bahan permainan terbuat dari karton yang akan diajarkan kepada peserta
didik Kelas V SDN 1 Rahong.

7
Selain itu observer juga menggunakan pedoman observasi yang
digunakan untuk mengamati terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Observasi digunakan untuk memantau aktivitas dan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru kelas V. Data pemantau kegiatan dapat melalui
pengamatan langsung menggunakan pancaindra terhadap aktivitas guru
dan peserta didik dalam pembelajaran berlangsung di kelas. Berikut ini
adalah pedoman observasi yang dijadikan pedoman terhadap proses
pebelajaran dikelas

Pedoman Observasi Tentang Aktivitas Mengajar Guru


Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V Sekolah Dasar

Nama Guru : NZ, S.Pd.


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V/II

Berikan tanda check () pada kolom dibawah berikut ini!


Keterlaksanaan
No Aktivitas yang diamati
Ya Tidak
1 Guru mengucapkan salam pembuka
Guru bersama peserta didik berdoa sebelum memulai
2
pembelajaran
3 Guru melakukan absensi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
4
dicapai
5 Guru memotivasi belajar peserta didik
6 Guru melakukan apersepsi
7 Guru menanggapi jawaban yang dilontarkan peserta didik
8 Guru menggunakan permainan dalam KBM
9 Guru membimbing Peserta didik dalam berdiskusi
Guru memfasilitasi dan memberi kesempatan untuk
10
bertanya
11 Guru memberikan komentar hasil diskusi peserta didik
Guru memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil
12
belajar individu dan kelompok
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
13
kesalahpahaman dan memberikan penguatan
Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
14
pembelajaran
Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan
15
dibahas pada pertemuan selanjutnya

8
Jumlah 8 7
Persentase 53% 46%

Malingping, 27 Mei 2017


Peneliti

Dede Firman Awaludin


Tabel 1.1 Pedoman Observasi

D. Rancangan Model Pembelajaran O Dan X


1. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok.
Peserta didik berkumpul dalam kelompok.
2. Guru membuat bidang persegi/tabel di papan tulis. Peserta didik
mengamati dan merencanakan strategi. Kelompok A melawan B.
kelompok C melawan D.
3. Guru memberikan pertanyaan. Jika benar, kelompok berhak
memberikan tanda di papan tulis.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan guru dan berusaha membuat tiga
tanda berada dalam satu urutan.
5. Peserta didik menentukan pemenang. Pemenang A melawan B dengan
Pemenang C melawan D.
6. Kelompok yang kalah membacakan jawaban yang benar.
7. Peserta didik menentukan kelompok pemenang. Guru memberikan
verifikasi kemenangan.

E. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Kegiatan Awal
Peneliti memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam.
Kemudian peserta didik memberikan salam kepada peneliti dan
membaca doa sebelum memulai proses pembelajaran dan kemudian
mengabsen kehadiran peserta didiknya. Peneliti bersama peserta didik
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya karena intruksi dari
kepala sekolah adalah menyanyikan lagu kebangsaan sebelum dan
sesudah kegiatan belajar mengajar. Setelah itu, peneliti bersama
peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan
belajar lainnya.

9
Dalam kegiatan apersepsi peneliti mulai memotivasi peserta
didik dan mengulang kembali sedikit materi pembelajaran sebelumnya.
Disini, peneliti menanyakan tentang materi sebelumnya dan sejauh
mana pemahaman peserta didik tentang materi tersebut. Kemudian
peneliti menanyakan siapakah yang mengetahui peristiwa bandung
lautan api. Ternyata peserta didik belum mengetahui materi tersebut.
Kegiatan ini dilakukan peneliti untuk melihat sejauh mana materi itu
dikuasai dengan baik oleh peserta didiknya sehingga peneliti dapat
melanjutkan pembelajarannya yakni tentang usaha mempertahankan
kemerdekaan.
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti hal yang pertama dilakukan adalah
membagi kelas menjadi empat kelompok. Peserta didik berkumpul
dalam kelompok. Peneliti membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
secara heterogen dengan masing-masing kelompok nerjumlah 5 orang
peserta didik an kemusian peserta didik berkumpul membentuk
kelompok berdasarkan hasil pebagian kelompok.
Setelah itu peneliti menjelaskan penggunaan model
pembelajaran menggunakan permainan jika benar, kelompok berhak
memberikan tanda di papan tulis. Peneliti menempelkan media tabel di
papan tulis. Kemudian Peserta didik mengamati dan merencanakan
strategi. Kelompok A melawan B. kelompok C melawan D.
Peneliti meminta peserta didik untuk membaca materi yang
diberikan oleh peneliti dan meinta peserta didik untuk membuat
pertanyaan secara kelompok yang nanti akan diberikan kepada
kelompok lain sebagai lawannya. Jika benar, kelompok berhak
memberikan tanda di papan tulis, jika salah, kelompk tidak
memberikan tanda di papan tulis.
Kelompok A memberikan pertanyaan dan kelompok lawannya
menjawab pertanyaan, peserta didik kelompok B bergantian bertanya
kepada kelompok B dan begitu selanjutnya Peserta didik menentukan
pemenang. Pemenang A melawan B dengan Pemenang C melawan D
setelah menemukan tanda tiga beruntun. Setelah melakukan permainan

10
maka didapatlah kelompok B dan Kelompok C sebagai Pemenangnya
dan kemudian di tandingkan lagi anatara kelompok B melawan
Kelompok C untuk mencari kelompok juara. Dalam tahap memcari
pemenang tidak dilanjutkan karena waktu yang terbatas. Dalam hal ini
menjelaskan pemenag bukanlah segalanya.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir peneliti bersama peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran. Diakhir pelajaran peneliti
bersama peserta didik menyimpulkan kembali materi pelajaran yang
telah dipelajarinya sebelumnya dan peneliti juga menanyakan
perasaannya setelah melakukan permainan menggunakan model O dan
X. Kemudian menutup pertemuan di kelas dengan bernyanyai Ibu kita
Kartini. Pembelajaran selesai peneliti mengucapkan salam dan
meninggalkan ruangan kelas tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Proses pembelajaran IPS di SDN 1 Rahong berdasarkan hasil
observasi cukup dan berjalan optimal tetapi masih ada beberapa hal yang
harus diperbaiki yaitu dari strategi dan pendekatan menggunakan model

11
pembelajaran khususnya penggunaan permainan. Dengan menggunakan
permainan maka peserta didik akan lebih aktif dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Peserta didik harus lebih dioptimalkan dalam kegiatan. Anak usia
SD masih dalam tahap bermain sehingga perlu mengadakan metode yang
berbasis permainan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
model games O dan X peserta didik lebih aktif jika ditinjau dari proses
pembelajaran karena belajar sambal bermain sehingga peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran. dengan demikian maka model permainan harus
lebih ditingkatkan karena dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
belajar.

B. Saran
Dengan disusunya hasil penelitan ini, penulis sepenuhnya menyadari
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
penyusunan hasil penelitian dikemudian hari. Dengan disusunnya hasil
penelitian ini, peneliti berharap semoga penyusunan ini dapat memberikan
manfaat serta wacana baru bagi guru khususnya para mahapeserta didik calon
guru.

12
LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RPP

Satuan Pendidikan : SDN 1 Rahong


Mata pelajaran : IPS
Kelas/semester : V/II
Alokasi waktu : 2x35 menit
I. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan
II. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan Kemerdekaan
III. Indikator
1. Mengidentifikasi usaha mempertahankan kemerdekaan.
2. Mengidentifikasi peranan tokoh Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah diskusi dan Tanya jawab Peserta didik dapat mengidentifikasi
usaha mempertahankan kemerdekaan dengan baik
2. Setelah diskusi peserta didik dapat mengidentifikasi peranan tokoh
Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dengan baik.
V. Materi
Usaha dalam mempertahankan kemerdekaan RI (terlampir)
VI. Model/metode
Model O dan X
VII. Langkah-langkah pembelajaran
Kegaiatan Awal
1. Salam
2. Berdoa
3. Absensi
4. Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya
5. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan Tanya jawab.
Siapa yang tadi pagi sarapan? Peserta didik menjawab saya pak
Guru mengingatkan pentingnya sarapan guna dapat mengaktualisasi diri.
Siapa yang tahu peristiwa bandung lautan api? Peserta didik menjawab
saya tahu. ya, betul. Nah, kita hari ini akan belajar perjuangan
mempertahankan kemerdekaan.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7. Guru memotivasi belajar peserta didik

Kegiatan Inti
1. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok. Setiap kelompok terbagi
menjadi 5 orang peserta didik. Peserta didik berkumpul dalam
kelompok.
2. Guru membuat bidang persegi/tabel di papan tulis. Peserta didik
mengamati dan merencanakan strategi. Kelompok A melawan B.
kelompok C melawan D.
3. Guru membagikan materi dan peserta didik memahami materi yang
diberikan
4. Guru meminta peserta didik membuat pertanyaan.

14
5. Peserta didik memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Jika benar,
kelompok berhak memberikan tanda di papan tulis.
6. Peserta didik menjawab pertanyaan dari kelompok lain, dan peserta
didik berusaha membuat tiga tanda berada dalam satu urutan.
7. Peserta didik menentukan pemenang. Pemenang A melawan B dengan
Pemenang C melawan D.
8. Kelompok yang kalah membacakan jawaban yang benar. Peserta didik
menentukan kelompok pemenang. Guru memberikan verifikasi
kemenangan.

Kegiatan Penutup
1. Guru memberi penghargaan, baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok dengan baik.
2. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan dengan baik.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
4. Peserta didik menyanyikan lagu perjuangan.
5. Peserta didik berdoa menutup pembelajaran.

VIII. Sumber dan media


Buku IPS Kelas IV
Tabel format permainan O dan X
IX. Penilaian
-

Malingping, Mei 2017

Guru Kelas V Peneliti

Nita Zaerina, S.Pd Dede Firman Awaludin

Mengetahui,
Kepala Sekolah.

Eti Setiati, S.Pd


NIP : 195910091979122003

15
PROFIL SDN 1 RAHONG

16
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SDN 1 RAHONG
2 NPSN : 20601929
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Kp. Sukajadi
RT / RW : 10 / 4
Kode Pos : 42391
Kelurahan : Rahong
Kecamatan : Kec. Malingping
Kabupaten/Kota : Kab. Lebak
Provinsi : Prop. Banten
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6.7779 Lintang
106.0091 Bujur
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 442/PRB/1976
8 Tanggal SK Pendirian : 1976-11-18
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : 442/PRB/1976
11 Tgl SK Izin Operasional : 1976-11-18
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 0022147765101
14 Nama Bank : BJB MALINGPING
15 Cabang KCP/Unit : Malingping
16 Rekening Atas Nama : SDN 1 Rahong
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1225
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : Eti Setiati, S.Pd
21 NPWP : 345488894914000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 0252 508965
21 Nomor Fax : 0
22 Email : iksan454@yahoo.com
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 900
29 Akses Internet : Telkomsel Flash
30 Akses Internet Alternatif : Tidak Ada
5. Sanitasi
31 Kecukupan Air : Cukup
Sekolah Memproses Air :
32 Tidak
Sendiri
33 Air Minum Untuk Peserta didik : Tidak Disediakan
Mayoritas Peserta didik
:
34 Membawa Ya
17
Air Minum
Jumlah Toilet Berkebutuhan :
35 2
Khusus
36 Sumber Air Sanitasi : Ledeng/PAM
ROMBONGAN BELAJAR
SDN 1 RAHONG

Tingkat Rombel
No Wali kelas Kurkulum Ruangan
Kelas Kelas L P Total
Kurikulum
1 Kelas 1 1 12 14 26 Juliati Kelas 1
2013
Eka Kurikulum
2 Kelas 2 2 14 19 33 Kelas 2
Suryadinata KTSP
Kurikulum
3 Kelas 3 3 26 9 35 Ikhsan Kelas 3
KTSP
E. Siti Kurikulum
4 Kelas 4 4 17 15 32 Kelas 4
Rokhmah 2013
Nita Kurikulum
5 Kelas 5a 5 13 8 21 Kelas 5a
Zaerina KTSP
Ida Kurikulum
6 Kelas 5b 5 10 11 21 Kelas 5b
Rosidah KTSP
Elis Kurikulum
7 Kelas 6 6 14 19 33 Kelas 6
Heryati KTSP

SARANA SDN 1 RAHONG

18
No Jenis Sarana Letak Jumlah Status Hak milik
No Meja Guru Ruang guru 12 Laik Milik
1 Komputer Ruang guru 1 Tidak Laik Milik
2 Komputer Ruang guru 0 Tidak Laik Milik
3 Printer Ruang guru 1 Laik Milik
4 Printer Ruang guru 1 Tidak Laik Milik
5 Rak Buku Perpustakaan 12 Laik Milik
6 Meja Baca Perpustakaan 12 Laik Milik
7 Kursi Kerja Perpustakaan 2 Laik Milik
8 Meja Kerja Perpustakaan 12 Laik Milik
Meja Milik
9 Peserta Ruang Kelas 6 18 Tidak Laik
didik
Kursi Milik
10 Peserta Ruang Kelas 6 34 Tidak Laik
didik
11 Meja Guru Ruang Kelas 6 1 Laik Milik
12 Kursi Guru Ruang Kelas 6 1 Laik Milik
12 Papan Tulis Ruang Kelas 6 2 Tidak Laik Milik
14 Lemari Ruang Kelas 6 1 Laik Milik
Tempat Milik
15 Ruang Kelas 6 1 Laik
Sampah
Tempat Milik
16 Ruang Kelas 6 1 Tidak Laik
Sampah
Meja Milik
17 Peserta Ruang Kelas 4 16 Tidak Laik
didik
Kursi Milik
18 Peserta Ruang Kelas 4 33 Tidak Laik
didik
19 Meja Guru Ruang Kelas 4 1 Tidak Laik Milik
20 Kursi Guru Ruang Kelas 4 1 Tidak Laik Milik
21 Papan Tulis Ruang Kelas 4 1 Tidak Laik Milik
22 Lemari Ruang Kelas 4 1 Laik Milik
Tempat Milik
23 Ruang Kelas 4 1 Laik
Sampah
Meja Milik
24 Peserta Ruang Kelas 5a 16 Tidak Laik
didik
Kursi Milik
25 Peserta Ruang Kelas 5a 21 Tidak Laik
didik
26 Meja Guru Ruang Kelas 5a 1 Laik Milik
27 Kursi Guru Ruang Kelas 5a 1 Laik Milik
28 Papan Tulis Ruang Kelas 5a 2 Tidak Laik Milik
29 Lemari Ruang Kelas 5a 1 Laik Milik
Meja Milik
30 Peserta 19 3
Ruang kelas 18 Tidak Laik
didik
Kursi Milik
31 Peserta Ruang kelas 3 34 Tidak Laik
DATA PRASARANA

20
SDN 1 RAHONG

Presentase Kepemilikan
No Nama Prasarana Panjang Lebar
Kerusakan %
1 Ruang guru 7 10 59.33 Milik
2 Perpustakaan 8 9 0 Milik
3 Ruang Kelas 1 7 7 15.18 Milik
4 Ruang kelas 3 7 7 18.85 Milik
5 Ruang Kelas 4 7 7 15.25 Milik
6 Ruang Kelas 5a 7 7 68.74 Milik
7 Ruang Kelas 5b 7 7 66.74 Milik
8 Ruang Kelas 6 7 7 65.51 Milik
Rumah Dinas Milik
9 7 7 79.57
Kepala
WC peserta didik Milik
10 2 3 69.26
laki-laki
WC Peserta didik Milik
11 3 3 58.56
Perempuan

21
TENAGA KEPENDIDIKAN SDN 1 RAHONG

Status
Nama Tempat Lahir Tanggal Lahir Kepegawaian Jabatan Pendidikan/Jurusan
Aminudin Lebak 1977-02-03 Honorer Penjaga Sekolah lainnya
E. Siti Rokhmah Lebak 1969-05-16 PNS Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
E. Sukaesih Lebak 1959-06-17 PNS Guru Mapel Pendidikan Agama Islam
Eka Suryadinata Lebak 1962-11-04 PNS Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
Elis Heryati Sukabumi 1961-09-10 PNS Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
Eti Setiati Tasikmalaya 1959-10-09 PNS Guru Kelas lainnya
Ida Rosidah Lebak 1963-12-08 PNS Guru Kelas Pendidikan Kewarganegaraan
Ikhsan Lebak 1973-12-15 PNS Guru Kelas Pendidikan Kewarganegaraan
Juliati Lebak 1970-07-23 PNS Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
Murnah Malingping 1989-09-16 Honorer Guru Mapel Guru Kelas SD/MI
Nita Zaerina Jakarta 1964-04-06 PNS Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
Rumyeti Lebak 1978-07-06 PNS Guru Kelas Bahasa Indonesia
SITI RODIAH LEBAK 1972-03-25 PNS Guru Kelas Pendidikan Agama Islam

22
DATA JUMLAH PESERTA DIDIK
SDN 1 RAHONG

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin


Laki-laki Perempuan Total
106 95 201

2. Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia


Usia L P Total
< 6 tahun 0 1 1
6 - 12 tahun 101 92 193
13 - 15 tahun 5 2 7
16 - 20 tahun 0 0 0
> 20 tahun 0 0 0
Total 106 95 201

3. Jumlah Peserta didik Berdasarkan


Agama
Agama L P Total
Islam 106 95 201
Kristen 0 0 0
Katholik 0 0 0
Hindu 0 0 0
Budha 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 106 95 201

4. Jumlah Peserta didik Berdasarkan


Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan L P Total


Tingkat 6 14 19 33

23
Tingkat 3 26 9 35
Tingkat 2 14 19 33
Tingkat 1 12 14 26
Tingkat 4 17 15 32
Tingkat 5 23 19 42
Total 106 95 201

5. Jumlah Peserta didik Berdasarkan Penghasilan


Orang Tua/Wali
Penghasilan L P Total

Tidak di isi 1 1 2
Kurang dari Rp. 500,000 46 29 75
Rp. 500,000 - Rp. 999,999 44 53 97
Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 10 7 17
Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 5 5 10
Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 0 0 0
Lebih dari Rp. 20,000,000 0 0 0
Total 106 95 201

MATERI
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

24
Pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan. Dengan proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia menjadi
sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Meskipun demikian, perjuangan
bangsa Indonesia belum berakhir. Kaum penjajah terus berupaya melakukan
penjajahan di Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk
mempertahankan kemerdekaannya. Perjuangan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan berlangsung sejak 1945 sampai 1949. Periode itu
disebut periode Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik.
Usaha mempertahankan kemerdekaan, tidak hanya dengan mengandalkan
perjuangan fisik. Para pemimpin bangsa juga melakukannya dengan diplomasi
melalui berbagai perundingan. Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia
melakukan pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang. Akan tetapi, Jepang tidak
mau melepaskan Indonesia. Akibatnya, pertempuran antara tentara Indonesia dan
tentara Jepang berkobar di mana-mana. Berkat kegigihan bangsa Indonesia
akhirnya Jepang dapat diatasi. Kemudian datanglah tentara Sekutu 8 September
1945.
Kedatangan tentara Sekutu di Indonesia disambut baik oleh rakyat. Tujuan
mereka, yaitu melucuti senjata tentara Jepang, membebaskan tawanan Jepang, dan
mencari penjahat perang. Namun, kedatangan tentara Sekutu diboncengi orang-
orang Belanda. Belanda datang kembali ke Indonesia untuk membuat

25
pemerintahan sipil yang disebut NICA (Netherland Indies Civil Administration).
Tindakan tersebut mendapat perlawanan dari para pejuang Indonesia.

1. Pertempuran 10 November

Tentara Sekutu (Inggris) pertama kali mendarat di Surabaya pada 25 Oktober


1945. Pendaratan ini dipimpin Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Dua hari
kemudian tentara Inggris menyerbu penjara republik untuk membebaskan
perwira-perwira Sekutu dan pegawai RAPWI (Relief of Alleid Prisoner of War
and Internees). Tentara sekutu menguasai tempat-tempat penting seperti Kantor
pos besar, gedung Bank Internatio, dan pangkalan udara Tanjung. Pertempuran di
Surabaya meluas hampir ke seluruh kota. Inggris menyerang dengan peralatan
perang yang lengkap.
Para pemuda berusaha mengepung dan menyerang gedung tersebut.
Dalam insiden itu, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas. Inggris kemudian
mendatangkan tentara yang lebih besar ke berbagai daerah. Pada 9 November
1945, Inggris mengeluarkan ultimatum. Isinya: "Rakyat Surabaya supaya
menyerahkan senjata kepada Inggris selambat-lambatnya pukul 6.00, 10
November 1945. Apabila tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur baik dari
darat, laut, maupun udara." Ultimatum itu ditolak. Rakyat Surabaya bertekad
untuk mempertahankan Kota Surabaya sampai titik darah penghabisan. Setelah

26
batas ultimatum habis, Kota Surabaya mulai digempur oleh tentara Inggris. Kota
Surabaya diserang dari darat, laut dan udara.
Salah satu pemimpin arek-arek Surabaya, antara adalah Bung Tomo. Ia
mengobarkan semangat bagi para pejuang Surabaya untuk menggempur musuh.
Karena persenjataan yang tidak seimbang, banyak rakyat Surabaya yang gugur.
Akhirnya mereka kalah. Kota Surabaya kemudian jatuh ke tangan Inggris.
Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 itu merupakan peristiwa
penting. Oleh karena itu, 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

2. Bandung Lautan Api

Tentara
Sekutu
memasuki Kota Bandung pada Oktober 1945. Tentara Sekutu yang diboncengi
NICA kemudian mengeluarkan ultimatum. Isinya agar para pemuda menyerahkan
senjata yang dirampas dari tangan Jepang. Ultimatum tersebut tidak diindahkan
oleh para pemuda. Akhirnya, terjadilah pertempuran. Pasukan Sekutu berhasil
merebut dan menduduki kantor-kantor penting. Bahkan, Kota Bandung bagian
utara berhasil diduduki oleh tentara Sekutu. Para pejuang Bandung akhirnya
terdesak ke bagian selatan Bandung.
Pada 23 Maret 1946, pasukan Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua.
Isinya agar Kota Bandung bagian selatan segera dikosongkan. Para pejuang yang
dipimpin Kolonel A.H. Nasution sepakat untuk mematuhi ultimatum demi
keselamatan rakyat dan kepentingan politik pemerintah RI. Sebelum

27
meninggalkan Kota Bandung, para pejuang membumihanguskan Kota Bandung.
Pada malam hari 23 Maret 1946, gedung-gedung penting dibakar. Peristiwa
tersebut dikenal dengan "Bandung Lautan Api". Peristiwa tersebut oleh seniman
Ismail Marzuki diabadikan dalam lagu perjuangan, "Halo-Halo Bandung".

3. Pertempuran Medan Area


Pasukan Sekutu (Inggris) juga mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945.
Kedatangan Sekutu di daerah ini juga diboncengi orang-orang NICA. Pasukan
Sekutu ini dipimpin oleh Brigadir Jederal T.E.D. Kelly. Sebelumnya Belanda
telah mendaratkan pasukan di bawah pimpinan Westerling. Para pejuang bersiap-
siap dan membentuk divisi keamanan rakyat Medan. Divisi tersebut diberi nama
Divisi Banteng. Pada 13 Oktober 1945, terjadilah pertempuran yang pertama sejak
kedatangan Sekutu di Medan. Pada 18 Oktober 1945, Sekutu menuntut agar
rakyat menghentikan pertempuran dan menyerahkan senjatanya. Akan tetapi,
rakyat menolak. Pada 10 Desember 1945, terjadilah pertempuran yang dikenal
sebagai Pertempuran Medan Area.

4. Pertempuran Lima Hari di Semarang


Hingga Oktober 1945, pasukan Jepang masih berada di Kota Semarang.
Mereka masih melancarkan serangan terhadap kubu-kubu TKR. Tujuannya untuk
membebaskan orang-orang Jepang yang masih ditahan. Sementara itu, terdengar
isu bahwa Jepang meracuni sumber air minum di daerah Candi Semarang. Oleh
karena itu, dr. Kariadi memeriksa sumber air tersebut. Ia adalah kepala
Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Pusara) di Semarang. Akan tetapi, ia
kemudian dibunuh oleh tentara Jepang. Terbunuhnya dr. Kariadi menyulut
kemarahan pemuda. Akibatnya, terjadi pertempuran hebat di Simpang Lima (Tugu
Muda) dan sekitarnya. Pertempuran antara pasukan TKR melawan tentara Jepang
di bawah komando Mayor Kido. Pertempuran ini berlangsung selama lima hari,
15 - 19 Oktober 1945. Perang dapat dihentikan setelah diadakan gencatan senjata.

5. Pertempuran Ambarawa

28
Kedatangan pasukan sekutu yang diikuti orang-orang NICA di Ambarawa
tidak menyenangkan rakyat. Akibatnya, terjadilah pertempuran pada 21
November 1945. Dalam pertempuran itu, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Ia
adalah Komandan Resimen Banyumas. Pimpinan pasukan kemudian dipegang
oleh Kolonel Sudirman, Panglima Divisi Banyumas. Pada 12 sampai 15
Desember 1945 terjadi pertempuran hebat yang dikenal dengan sebutan Palagan
Ambarawa. Dalam pertempuran ini Sekutu dapat diusir. dari Ambarawa.
Peristiwa ini diabadikan oleh pemerintah dengan dibangunnya Untuk mengenang
peristiwa ini, dibuatlah Monumen Palagan Ambarawa. Pada 15 Desember
dijadikan sebagai Hari Infanteri.

6. Perang Puputan di Bali

Perang Puputan di Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah
Rai dan pasukannya, Ciung Wanara, beberapa kali memperoleh kemenangan.
Pertempuran ini dimulai April 1946 di Denpasar. Karena keterbatasan senjata
yang dimiliki, pasukan Ciung Wanara akhirnya terdesak. Mereka bertahan di Desa
Marga. Di daerah ini pasukan I Gusti Ngurah Rai mengadakan perang
habishabisan (Puputan). Akhirnya I Gusti Ngurah Rai dan sebagian besar

29
pasukannya meninggal. Perang ini juga disebut pertempuran Margarana (18
November 1946).

7. Petempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang


Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada 12 Oktober 1945.
Pendaratan ini dipimpin Letnan Kolonel Carmichael. Mereka pun dengan
diboncengi orangorang NICA. Mereka diizinkan oleh pemerintah masuk di
Palembang. Tindakan Sekutu ternyata sangat menyinggung perasaan rakyat.
Mereka menggeledah rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata hasil
rampasan dari tentara Jepang. Akibatnya, terjadilah insiden bersenjata pada 1
Januari 1946. Tentara Sekutu menggunakan pesawat dan kapal-kapal laut untuk
membombardir Palembang. Para pejuang terus mengadakan perlawanan.
Pertempuran baru berhenti pada 6 Januari 1946 setelah diadakan gencatan senjata.

MEDIA PEMBELAJARAN

30
31

Anda mungkin juga menyukai