Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zoon politicon, mungkin itulah kata-kata yang sering kita dengar apabila kita
berbicara masalah sisi kehidupan sosial kita. Teman, keluarga, kawan adalah relasi bagi
kita dalam menjalani proses berkehidupan kita, artinya mereka sengaja diciptakan oleh
Tuhan untuk memudahkan segala langkah dan gerak kita dalam menjalani hidup.
Dengan kata lain, mereka ada karena kita dan untuk kita. Mereka di sekeliling kita lah
yang selalu dan selalu meneriaki kita terpuruk, memberi support di saat kita bertarung
di sebuah lapangan kehidupan yang skenarionya telah diatur oleh Sang Pencipta.

Sebagai individu yang hidup dalam bermasyarakat, hal yang berhubungan


langsung adalah lingkungan, dimana menurut banyak orang, lingkungan adalah
instrument kehidupan yang sangat mempengaruhi proses metamorfosis kita.

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya


manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau
berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari Saya,
Anda dan Mereka yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama.

Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial
serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok
dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.

Para sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya


terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang
diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen.

B. RUMUSAN MASALAH :

1. Bagaimana manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?


2. Bagaimana Kebutuhan manusia sebagai individu dan sosial ?
3. Bagaimana pembentukan Perilaku manusia ?
4. Bagaimana Pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Individu dan Makhluk Sosial


1. Individu dan Masyarakat

Individu berasal dari kata latin individuum artinya yang tidak terbagi,maka kata
individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan satu kesatuan.
Maka manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis , unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatan sebagai manusia individu
apabila unsur-unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi atau terpisah dalam diri
manusia maka seseorang tersebut sudah tidak dapat lagi dikatakan sebagai individu
sebab dalam diri individu harus ada unsur jasmani dan rohaninya, atau unsur fisik dan
psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Individu berfungsi sebagai makhlu pribadi
yang mandiri , mempunyai karakteristik kepribadian sehingga bisa dibedakan antara
individu yang satu dengan yang lainnya.

2. Masyarakat dan ciri-cirinya

Ada beberapa orang sarjana telah mencoba untuk memberikan defenisi tentang
masyarakat seperti :
Rap Linton berpendapat bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang
telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka, dan menganggap diri mereka sebagai kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan secara jelas.
Mac Iver memahami masyarakat sebagai suatu sistem dari kebiasaan dan tata
cara , dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan
penggolongan , dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan
manusia.
Selo Sumardjan berpendapat Bahwa Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Defenisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut berlainan, namun pada
prinsipnya isinya adalah sama, yaitu mengandung beberapa unsur yang sama.
Pengertian masyarakat mengandung beberapa unsur sebagai berikut :

(1) Manusia hidup bersama


(2) Bercampur untuk waktu yang lama
(3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
(4) Mereka merupakan sistem hidup bersama,sistem kehidupan bersama yang
menimbulkan kebudayaan.

3. Masyarakat desa dan kota

2
Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan sebagai lingkungan sosial di
dalamnya secara pasti akan menghadapi berbagai masalah sosial yang terwujud sebagai
hasil dari kebudayaannya , sebagai akibat dari saling berhubungan antara sesamanya
juga sebagai akibat tingkah laku mereka.

Secara garis besarnya yang membedakan masyarakat perkotaan dan masyarakat


pedesaan adalah tingkatan kompleksitas dari kebudayaan yang tercermin dalam
berbagai sistem , organisasi , struktur serta tindakan-tindakan dan tingkah laku sosial
para warganya (suparlan, 1981 :6).

3.1Masyarakat perkotaan

Masyarakat indonesia tidak hanya digolongkan ke dalam kesatuan-kesatuan


sosial suku bangsa, tetapi juga dalam kesatuan-kesatuan sosial kota dan desa. Struktur
daerah perkotaan apabila dibandingkan dengan struktur daerah pedesaan
,perbedaannya terletak pada persoalan pemusatan dengan pesebaran kegiatan
sosial,politik dan ekonominya. Daerah perkotaan merupakan daerah-daerah pusat
kegiatan pemerintah , perdagangan dan perindustrian ,sedangkan daerah-daerah
pedesaan adalah tempat-tempat pesebaran kegiatan-kegiatan pertanian dan industri-
industri kecil yang terdiri dari sentra-sentra kerajinan tangan.

Jenis mata pencaharian lebih banyak dan komplek dibandingkan dengan desa,
yang relatif homogin. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa berkembangnya kebudayaan
nasional itu terjadi terutama di kota bukan di desa. Hiteroginitas yang mewarnai
kehidupan di perkotaan dan juga adanya keanekaragaman lapangan mata pencaharian
karena adanya keanekaragaman sektor ekonomi. Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih,karena sistem pembagian kerja di antara warga kota
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. Namun sudah dipastikan bahwa
pada waktunya kota-kota akan mengalami kesulitan untuk menyediakan pekerjaan dan
syarat-syarat minimal kehidupan yang pantas untuk sejumlah warga yang terus
menerus bertambah jumlahnya yang datang dari desa.

3.2Masyarakat Pedesaan

Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama,
yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi
satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat
dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan
desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan
sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang
mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi
wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang
mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya,

3
sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman
tingkat pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat
petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil
pertanian yang merupakan petani-petani kecil. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang
sangat jauh dari masyarakat perkotaan. Oleh karena itu diperlukan teknologi yang tepat
guna untuk pengembangan perekonomian masyarakat desa. Kenyataan yang terwujud
dari proses pengembangan pembaharuan di desa bahwa warga desa telah rela
menerima teknologi maju untuk memperbaharui pertanian mereka.

4. Urbanisasi dan Urbanisme

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Sedangkan definisi


dari Urbanisme ialah sikap dan cara hidup orang kota, perkembangan daerah
perkotaan dan ilmu tentang kehidupan kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup
serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan
kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi
dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan,
penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera
dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa
ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2
macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,
informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain
sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,
memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk
yang menarik perhatian atau faktor penarik.
Dari adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota tersebut maka tercipatalah
proses adaptasi terhadap lingkungan yang menyebabkan juga terjadinya urbanisasi
yang menggambarkan tata kehidupan kota atau cara hidup perkotaan yang disebut
dengan urbanisme.

5. Interaksi Soial dan Proses Sosial


4
Interaksi sosial adalah proses-proses sosial,yang menunjuk pada hubungan-
hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan orang perorangan
dengan sekelompok manusia. Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam
kehidupan utuk menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Apabila
dua orang bertemu,interaksi sosial dimulai,pada saat itu mereka saling
menegur,berjabat tangan,serta berbincang.

Masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti kelompok-kelompok


sosial,kebudayaan,lembaga sosial,dan lain sebagainya. Perubahan dan perkembangan
masyarakat disebabkan karena adanya hubungan satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dilihat apabila orang perorangan atau kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.

6. Ciri-ciri Proses Sosial

a. Dalam proses sosial yang mengalami pemerosesan ialah nilai-nilai sosial.


b. Proses sosial mengandung unsur dinamika.
c. Proses sosial mengikuti pola tingkah laku sendiri
d. Interaksi yang dimaksud proses sosial tidak mengenal waktu dan tempat tertentu.
e. Fenomena proses sosial berada di bawah kontrol sosial yang ketat dan diperlukan
adanya pengawasan soasial.
f. Fenomena proses sosial bersifat universal,dapat terjadi dimana-mana,dan
merupakan bagian dari kebudayaan manusia.

7. Jenis-jenis Proses Sosial

Pada umumnya para ahli sosiologi mengklasifikasikan bentuk proses sosial


menjadi dua,yaitu :
1. Proses sosial yang bersifat menggabungkan. Proses sosial yang mengarah kepada
penggabungan ditujukan demi terwujudnya nilai-nilai yang disebut kebajikan-
kebajikan sosial,cinta kasih,kerukunan,solidaritas. Proses sosial ini meliputi
kerjasama penyesuaian diri,dan asimilasi. Perorangan atau kelompok yang
terlibat proses sosial ini bertujuan mencapai keuntungan yang dimiliki,terutama
untuk diri mereka.
2. Proses sosial yang bersifat menceraikan. Proses sosial yang menceraikan
mengarah pada terciptanya nilai-nilai negatif atau asosial. Proses sosial yang
menceraikan ini juga meliputi persaingan,atau konflik. Jika konflik sudah
diselesaikan melalui proses perdamaian,umumnya mereka melangkah ke
pembentukan proses asosiatif.
8. Bentuk-Bentuk Proses Sosial Yang Menyatukan (Asosiatif)

8.1. Akomodasi (Penyesuaian Diri)

5
Menurut Etimologi,istilah akomodasi berasal dari bahasa latin (accommodace)
yang artinya menyesuaikan diri.

8.2. Defenisi
Akomodasi dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk proses sosial yang di
dalamnya dua atau lebih individu atau kelompok berusaha untuk tidak saling
mengganggu dengan cara mencegah ,mengurangi atau menghentikan ketegangan yang
akan timbul atau yang sudah ada.

8.3. Ciri-ciri Akomodasi


a) Akomodasi melibatkan setidaknya dua orang atau kelompok yang hidup dalam situasi
tegang,yang menghalangi mereka saling bertemu dan mengadakan relasi apalagi
kerjasama.
b) Belum dapat diharapkan kedua pihak yang terlibat menghasilkan sesuatu yang
konkret dan berguna bagi masyarakat luas kecuali jarak sosial yang memendek atau
ketegangan berkurang atau bahkan hilang.

8.4. Asimilasi
Asimilasi berasal dari kata latin assimilare yang artinya menjadi sama. Dari kata
ini diIndonesiakan menjadi asimilasi,berarti pembaruan. Asimilasi dalam pengertian
sosiologi adalah sebagai suatu bentuk proses sosial dimana dua atau lebih individu atau
kelompok saling menerima pola kelakuan masing-masing sehingga akhirnya menjadi
satu kelompok baru yang terpadu.
1. Faktor-faktor penghambat asimilasi
- Unsur ras dan warna kulit
- Faktor psikologi
- Ikatan sosial
- Perbedaan agama
2. Faktor-faktor penunjang asimilasi
- Perkawinan campur
- Pendidikan generasi muda non pribumi
- Perlakuan hukum yang sama

8.5. Kerjasama
Kerjasama ialah suatu bentuk proses sosial dimana dua atau lebih perorangan
atau kelompok mengadakam kegiatan bersama guna mencapai tujuan yang sama. Ciri-
cirinya :
- Jumlah anggota minimal dua orang
- Partisipasi pihak-pihak tidak selalu sama dan terdapat solidaritas yang berbeda.

9. Bentuk-bentuk Proses Sosial Memisahkan (Disosiatif)

6
a) Persaingan, ialah suatu proses sosial dimana beberapa orang berusaha mencapai
tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dan mutu yang tinggi. Persaingan tidak
selamanya menimbulkan sisi negatif,namun juga memiliki fungsi positif.

b) Beberapa fungsi positif persaingan, yaitu :


- Persaingan merupakan pendorong yang positif bagi manusia dan masyarakat untuk
terus mencapai tahap-tahap kemajuan yang makin tinggi
- Semangat persaingan menggalangkan orang untuk membuat penemuan-penemuan
baru yang mengungguli penemuan orang lain.

c) beberapa akibat sampingan negatif persaingan :


-Persaingan jika tidak dikontrol dapat menimbulkan bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat.
-Dalam persaingan pihak lemah tidak mendapat kesempatan hidup lagi

d) Kontravensi adalah proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan.
kontraversi ditandai dengan adanya sikap ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah
adanya perbedaan pendirian kalangan tertentu dengan kalangan lain di masyarakat.
Wujud kontraversi dapat berupa sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun
terang-terangan.

e) Pertentangan adalah suatu bentuk pertentangan individu dan kelompok sosial yang
berusaha untuk mencapai tujuannya.

B. Stratifikasi Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

Pelapisan sosial terjadi di dalam masyarakat yakni sejumlah orang-orang yang


statusnya sama menurut penilaian sosial dalam suatu jenjang tertentu.
Pada prinsipnya kelas adalah penggolongan manusia yang tidak jelas batas-batasnya
dan hanya mempertlihatkan sifat golongan.

1. Stratifikasi terbuka
Dalam golongan ini anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk
berpindah ke kelompok yang lain yakni dapat menurun ke kelompaok yang lebih rendah
atau sebaliknya.

2. Stratifikasi tertutup

7
Dalam hal ini kemungkinan pindah seorang anggota kelompok dari golongan
satu ke golongan lain kecil sekali,sebeb biasanya sistem ini didasarkan atas keturunan.

a) Terjadinya Lapisan-lapisan dalam Masyarakat


Terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat disebabkan adanya proses
pertumbuhan masyarakat itu sendiri,yang membedakannya antara lain
pangkat,kedudukan,kepandaian,harta,dan lain-lain. Pelapisan masyarakat dapat
diadakan atas dasar stabilitas emosinya,kemampuan berolah raga,pengetahuan tentang
kebudayaan,dan sebagainya.
Secara teoritis semua manusia dianggap sederajat, akan tetapi sesuai dengan
kenyataan kehidupan dalam kelompok sosial tidak demikian. Pembedaan atas lapisan-
lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari sistem sosial
masyarakat.

b) Ukuran Lapisan sosial dalam Masyarakat


Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan lapisan sosial antara
lain : Kekayaan,Kekuasaan,dan Kedudukan,dan lain sebagainya.

c) Unsur-unsur Lapisan dalam masyarakat


Unsur-unsur lapisan dalam masyarakat adalah :
1. Kedudukan (status).
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi sesorang dalam suatu kelompok
sosial,hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Kedudukan sosial
adalah tempat sesorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-
orang lain.
2. Peranan (rule).
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan maka dia menjalankan
suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-
pola pergaulan hidupnya.

d) Mobilitas Sosial (Social Mobility)


Mobilitas sosial diartikan sebagai gerak dalam struktur sosial masyarakat yaitu
pola-pola tertentu yang megatur organisasi kelompok sosial. Tipe mobilitas sosial
terbagi dua,yaitu mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.

BAB III
PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Disisi manapun


(sebagai makhluk sosial atau individu), ada pengaruh positif dan negatifnya.

Sebagai makhluk individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris,


mau menang sendiri, tidak mau mengalah, kasar, tidak toleran, memandang masalah
hanya dari sudut pandangnya saja; maka dia termasuk dalam pengaruh NEGATIF
sebagai makhluk individu.

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan pengakuan dari


kelompoknya, katakanlah komunitasnya. Bisa komunitas yang berorientasi geografi
(RT/RW, daerah dll), profesi (dokter, guru dll), hobby (internet, HT, komputer dll.)

Anda mungkin juga menyukai