Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL KAWASAN ASEAN

DALAM RANGKA MENUJU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Analysis of Capital Market Integration Region ASEAN in Order to ASEAN Economic Community

Mafizatun Nurhayati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kembangan, Jakarta Barat 11650
(mafiz_69@yahoo.com)

ABSTRAK

Integrasi di pasar modal telah diteliti menggunakan kointegrasi dengan


pendekatan kointegrasi Johansen dan ARDL (Autoregressive Distributed Lag).
Memanfaatkan data indeks harga saham gabungan di bursa saham Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand dianalisis untuk menentukan sejauh
mana bentuk dari integrasi pasar modal. Secara umum, studi tentang integrasi
pasar modal dapat memberikan informasi tentang bagaimana pasar beroperasi,
yang mungkin berguna untuk memperbaiki kebijakan pasar modal, pemantauan
gerakan harga saham, prediksi harga saham, dan memperbaiki kebijakan
investasi. Dalam situasi pasar modal saat ini, hipotesis yang terbukti adalah
bahwa hanya pasar modal di Indonesia yang dipengaruhi secara signifikan oleh
pasar modal Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Pasar modal yang lain
tidak saling mempengaruhi. Sehingga, pasar modal di kawasan ASEAN
terintegrasi, tetapi tidak sepenuhnya.

Kata kunci: integrasi, korelasi, kointegrasi, autoregressive, pasar modal

ABSTRACT

Capital market integration has been investigated using co-integration with the
Johansen co-integration approach and ARDL (Autoregressive Distributed Lag).
Utilizing the composite stocks price index data on the capital market of
Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippines and Thailand were analyzed to
determine the extent and nature of capital market integration. In general, the
study of market integration can provide information about how markets operate,
which may be useful for improving capital market policies, monitoring the
movement of stocks prices, stocks price prediction, and improve the investment
policy. In the current capital market situation, the hypothesis that happens is that
only the capital market in Indonesia are significantly influenced by the capital
markets of Malaysia, Singapore, the Philippines, and Thailand capital markets do
not affect each other. Thus capital markets integrated in the ASEAN region, but
not completely.

Key words: integrated, correlation, co-integrated, autoregressive, capital


markets

1
PENDAHULUAN Sementara bagi investor dapat menanamkan
Kerjasama perhimpunan bangsa-bangsa modalnya pada sekuritas atau investasi portofolio.
Asia Tenggara (ASEAN) sudah dimulai sejak Uraian di atas menunjukkan bahwa
tahun 1967. Pada awalnya, ASEAN lebih masalah integrasi pasar saham-pasar saham
merupakan kerjasama bidang politik, kemudian ASEAN adalah sangat penting. Permasalahannya
berkembang lebih luas, termasuk ke bidang adalah bahwa waktu yang semakin dekat bagi
ekonomi. Perkembangan kerjasama bidang ASEAN menerapkan pasar tunggal dalam
ekonomi berawal dari bentuk Preferential Trade perekonomiannya, sehingga akan sangat menarik
Arrangement (PTA) kemudian berkembang dan perlu untuk mengetahui dan membuktikan
menjadi Free Trade Area (FTA). Perkembangan apakah pasar modal di kawasan ASEAN,
terakhir kerjasama ASEAN berupa pembentukan khususnya negara-negara Indonesia, Malaysia,
ASEAN Economic Community (AEC). Visi ini Philipina, Singapura dan Thailand sudah layak
lebih dipertegas dalam KTT ASEAN Oktober diintegrasikan, ataukah masih tersegmentasi.
2003 di Bali dalam Deklarasi ASEAN Concord II Selanjutnya perlu juga diketahui dan dibuktikan
(Bali Concord II). AEC merupakan realisasi dari bentuk integrasi seperti apa yang terjadi: apakah
aspirasi ASEAN sebagai kawasan yang stabil, suatu pasar modal hanya mempengaruhi pasar
makmur, mempunyai daya kompetitif yang tinggi. modal yang lain, atau suatu pasar modal hanya
AEC akan berfungsi sebagai pasar tunggal dan dipengaruhi oleh pasar modal yang lain, atau suatu
wilayah basis produksi pada tahun 2020. Program pasar modal selain mempengaruhi juga
yang ditujukan di AEC tidak saja meliputi dipengaruhi oleh pasar modal yang lain dalam satu
kebebasan aliran barang, tenaga kerja, aliran kawasan ASEAN.
modal, namun juga untuk mengurangi kemiskinan
serta kesenjangan sosial ekonomi. (Soesastro, LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
2004). HIPOTESIS
Untuk memfasilitasi pencapaian AEC Integrasi Ekonomi
sesuai dengan target maka dilakukan pertemuan Kajian tentang integrasi ekonomi secara
tingkat menteri keuangan ASEAN, Agustus 2003 khusus dipelopori oleh Viner (1950). (Brooks and
di Makati City Filipina. Pertemuan tersebut Marco, 2002). Dampak dari suatu integrasi
menyepakati Roadmap Integrasi ASEAN (RIA) ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan dijelaskan
bidang finansial (RIA-Fin) yang meliputi 4 sektor, melalui konsep trade creation dan trade diversion.
yaitu, 1) pengembangan pasar modal, 2) Trade creation terjadi apabila suatu negara dapat
liberalisasi neraca modal, 3) liberalisasi jasa mengimpor barang dengan harga yang lebih murah
keuangan, dan 4) kerja sama nilai tukar. Roadmap dari negara lain dalam suatu kawasan integrasi
kerjasama pasar modal bertujuan untuk ekonomi, sehingga secara keseluruhan
mewujudkan kerjasama pasar modal yang lebih kesejahteraan akan meningkat. Sedangkan trade
erat untuk meningkatkan perdagangan intra diversion terjadi apabila impor dari suatu negara
kawasan dan memperdalam integrasi ekonomi yang berada di luar kawasan digantikan oleh
regional. Integrasi ekonomi akan menjadi semakin negara lain yang berada dalam kawasan integrasi,
kuat apabila dilakukan integrasi pasar modal. karena produk dari negara lain dalam kawasan
Terintegrasinya pasar modal ASEAN akan tersebut menjadi lebih murah akibat adanya
meningkatkan peran pasar modal dalam perlakuan khusus dalam penetapan tarif.
pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN. Integrasi ekonomi menurut Achsani (2008)
Pentingnya peran pasar modal ini menurut Liaw diartikan sebagai satu kawasan ekonomi tanpa
(2005) karena pasar modal merupakan sumber frontier (batas antar negara) dimana setiap
pendanaan jangka panjang bagi korporasi dan penduduk maupun sumber daya dari setiap negara
untuk memperoleh keuntungan bagi investor. anggota bisa bergerak bebas sebagaimana dalam
Terintegrasinya bursa-bursa saham akan negara sendiri. Tujuannya adalah untuk mencapai
memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan tingkat kegunaan yang paling optimal yang pada
untuk memperoleh modal secara efisien. akhirnya akan mendorong tercapainya tingkat
2
kesejahteraan yang sama (merata) di antara
negara-negara anggota. Pasar Tunggal ASEAN
Dennis dan Alfred (1998) dalam Arifin, et. ASEAN Economic Community atau Pasar
al. (2007) menjelaskan bahwa negara-negara yang Tunggal ASEAN 2015 kira-kira bisa digambarkan
bergerak dalam perdagangan internasional telah sebagai satu kawasan ekonomi tanpa frontier
membentuk suatu persekutuan dagang (Integrasi (batas antar negara) dimana setiap penduduk
Ekonomi) yang sebelumnya telah terjadi hubungan maupun sumber daya dari setiap negara anggota
antar negara yang istimewa. Integrasi ekonomi bisa bergerak bebas (sebagaimana dalam negeri
dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu Free sendiri). Tujuannya adalah untuk mencapai
Trade Area, Customs Union, Common Market, tingkat kegunaan yang paling optimal yang pada
dan Economic Union. Setiap negara dapat masuk akhirnya akan mendorong tercapainya tingkat
ke dalam salah satu kategori tersebut. kemakmuran (kesejahteraan) yang sama (merata)
Bentuk kerjasama regional bervariasi diantara negara-negara anggota ASEAN.
menurut perbedaan tingkat integrasi ekonomi yang Konsep ini dilandasi oleh empat pilar
dilakukan. Free Trade Agreement (FTA) utama sebagai berikut:
merupakan tahapan paling awal dari proses a. Free movement of goods and services. Konsep
integrasi ekonomi. Dalam FTA, negara peserta ini memungkinkan terjadinya pergerakan
bersepakat untuk menurunkan atau menghilangkan barang-barang dan jasa tanpa ada hambatan
hambatan dalam perdagangan, baik tarif maupun (pajak bea masuk, tarif, quota dll), yang
non-tarif, namun tetap dibebaskan menetapkan merupakan bentuk lanjut dari kawasan
tarif perdagangannya sendiri terhadap negara perdagangan bebas (sebagaimana AFTA)
bukan peserta FTA. Tahapan berikutnya dalam dengan menghilangkan segala bentuk
proses integrasi ekonomi adalah Customs Union hambatan perdagangan (obstacles) yang
(CU). Dalam CU, selain penetapan tarif tersisa. Dengan demikian, barang-barang
preferential bagi sesama peserta, semua peserta produksi negara anggota ASEAN akan bebas
juga menetapkan tarif impor yang sama terhadap diperjual belikan di seluruh kawasan
negara non anggota. Tahapan berikutnya adalah sebagaimana di negeri sendiri. Pada akhirnya
Common Markets (CM) atau pasar bersama. konsumen akan bisa mendapatkan barang
Dalam CM, negara peserta bersepakat mencabut terbaik dengan harga termurah.
semua penghalang dalam mobilitas kapital dan b. Freedom of movement for skilled and talented
tenaga kerja serta melakukan harmonisasi dalam labours. Konsep ini untuk mendorong
peraturan dan hukum. Kerjasama regional yang terjadinya mobilitas tenaga kerja sesuai dengan
paling komprehensif adalah Economic Union tuntutan pasar dan memberi kesempatan
(EU), dimana negara peserta tidak saja bersepakat kepada setiap pekerja untuk menemukan
dalam menghilangkan semua hambatan pekerjaan terbaik sesuai dengan kualifikasi
perdagangan dan menjamin kebebasan mobilitas yang dimiliki. Mobilitas tenaga kerja akan
semua faktor produksi, namun juga sampai pada mendorong terjadinya kontak dan
penyatuan kebijakan moneter dan fiskal. Manfaat meningkatkan saling pengertian antar sesama
yang ingin dicapai dari integrasi suatu kawasan penduduk negara-negara ASEAN.
tentu tidak hanya terbatas di sektor perdagangan c. Freedom of establishment and provision of
saja. Harapan yang muncul adalah bahwa dengan services and mutual recognition of diplomas.
menggalakkan perdagangan intra regional dapat Konsep ini menjamin setiap expert warga
membantu meningkatkan kinerja pertumbuhan negara ASEAN akan bebas membuka praktek
dari negara-negara anggota. Ekspansi perdagangan layanan di setiap wilayah ASEAN tanpa ada
yang mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi diskriminasi kewarganegaraan.
dapat membantu negara-negara yang kurang maju d. Free movement of capital. Konsep ini akan
di kawasan untuk mengejar ekonomi-ekonomi menjamin bahwa modal atau kapital akan bisa
yang lebih maju di kawasan. berpindah secara leluasa diantara negara-
negara ASEAN, yang secara teoritis

3
memungkinkan terjadinya penanaman modal kebijakan antar negara yang makin tinggi
secara efisien. Dengan demikian, setiap intensitasnya.
pemilik modal baik WNI maupun waga negara Onay (2007) menyatakan bahwa korelasi
lainnya akan bebas dan leluasa memindahkan antar bursa bervariasi dari waktu ke waktu atau
investasinya dari Indonesia ke negara ASEAN correlations are time-varying. Bervariasinya
--atau sebaliknya-- demi mencapai efisiensi korelasi ini juga dikemukakan Bodie. et al (2005),
tertinggi tanpa bisa dicegah. (Widyahartono, Meskipun korelasi return antar bursa penting
2010). dalam keputusan diversifikasi portofolio,
perhitungan korelasi return yang menggunakan
Integrasi Pasar modal nilai tengah (mean) dan ragam (variance), hanya
Secara teoritis pasar modal internasional memberikan indikasi jangka pendek dan tidak
yang terintegrasikan sepenuhnya (artinya tidak ada memberikan petunjuk kepada pergerakan pasar
hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di finansial dalam jangka panjang. Berkaitan dengan
setiap pasar modal, dan juga tidak ada hambatan sifat jangka pendek korelasi, sehingga untuk
dalam capital inflow/outflow) akan menciptakan peramalan jangka panjang diperlukan ukuran yang
biaya modal yang Iebih rendah daripada lebih akurat dari saling ketergantungan
seandainya pasar modal tidak terintegrasikan (interdependence) dan arah gerak-umum
(Husnan, 2004). Hal ini disebabkan karena para (comovement) dari harga saham-saham pada
pemodal bisa melakukan diversifikasi investasi berbagai bursa. (Onay, 2007).
dengan lebih luas (bukan hanya antar industri, Persoalan kesalingtergantungan dan
tetapi juga antar negara). Karena risiko yang pergerakan umum di atas menunjuk kepada
relevan bagi para pemodal hanyalah risiko yang konsep kointegrasi (cointegration) yang menurut
tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi, maka Bierens (2006), pertama kali diperkenalkan oleh J.
semakin besar bagian risiko total yang bisa Granger dan kemudian dielaborasi oleh Engle dan
dihilangkan dengan diversifikasi semakin menarik Granger, Engle and Yoo, Phillips dan Outliaris,
diversifikasi internasional bagi para pemodal. Stock dan Watson, Phillips, serta Johansen.
Dengan semakin kecilnya risiko yang ditanggung Bierens selanjutnya menyatakan bahwa konsep
pemodal, maka tingkat keuntungan yang kointegrasi Granger merupakan tolok ukur dalam
disyaratkanpun akan lebih kecil. Dengan kata lain, melakukan diversifikasi yang didasarkan data
biaya modal akan menjadi lebih kecil. harga pasar.
Menurunnya biaya modal tentu akan
membuat investasi makin menguntungkan, kalau Penelitian Sebelumnya
hal-hal lain sama. Ini akan berarti bahwa investasi Penelitian Koh dan Mayasami (1996)
akan makin banyak dilakukan, penyerapan tenaga tentang pengaruh pasar global terhadap kointegrasi
kerja makin besar, dan seterusnya. Dengan saham-saham di Bursa Saham Singapura diperoleh
demikian nampaknya pasar modal internasional hasil bahwa pada level pasar, Amerika, Jepang dan
yang terintegrasikan akan memberikan manfaat Singapura berkointegrasi positif secara signifikan.
yang besar dibandingkan dengan seandainya Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
tersegmentasikan. adalah trivariate vector error-correlation model
Brook dan Negro (2002) menyatakan (VECM).
makin terintegrasinya pasar-pasar modal dunia Penelitian empiris Husnan dan Pudjiastuti
yang ditandai oleh makin tingginya korelasi antara (1998) menguji integrasi pasar modal internasional
return saham antar bursa saham. Penyebab makin untuk sebelas bursa di Asia Pasifik, yaitu bursa
tingginya korelasi adalah (1) bias yang makin Tokyo, Hongkong, Singapura, Kuala Lumpur,
menurun dalam pilihan portofolio, (2) makin Seoul, Taipei, Bangkok, Jakarta, Manila, Sydney
beranekaragamnya penjualan dan pendanaan dan New Zeland. Untuk mengamati hubungan
perusahaan-perusahaan, (3) fenomena sementara, antara risiko (beta) dengan tingkat keuntungan
atau dan konvergensi industri dan koordinasi yang diharapkan, beta dihitung dengan
meregresikan tingkat keuntungan indeks negara

4
dengan tingkat keuntungan world market protfolio. Amerika dan Eropa meningkat dari 0,4 pada tahun
Dalam penelitian tersebut digunakan dua world 1990-an menjadi 0,8 pada akhir tahun 2000.
market portfolio, yaitu Morgan World Portfolio Gilmore. et. al. (2005) melakukan
dan World portfolio yang terdiri dari rata-rata tiga penelitian mengenai integrasi pasar saham di
belas indeks pasar, termasuk New York (disebut negara-negara Eropa Timur, yaitu di negara
Average World Index). Apabila dengan Republik Chehnya, Hungaria, dan Polandia
menggunakan kedua world market portfolio dibandingkan dengan negara Jerman dan Inggris.
tersebut menunjukkan koefisien beta signifikan Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa di
pada level 5 atau 10%, diklasifikasikan bursa negara-negara Eropa Timur (Republik Chzehnya,
tersebut sebagai bursa yang integrated. Sebaliknya Hungaria, dan Polandia) bursa masih segmented,
apabila tidak signifikan keduanya, diklasifikasikan sedangkan Inggris dan Jerman sudah terintegrasi
sebagai segmented. Apabila salah satu signifikan, (integrated). Hal ini dimungkinkan karena negara-
maka diklasifikasikan sebagai bentuk antara. Hasil negara tersebut relatif tertutup, terbelakang
yang diperoleh, bursa di Tokyo, Hongkong, dan dibanding negara Eropa Barat yang sangat maju
Singapura terintegrasi dengan bursa-bursa lain di perekonomiannnya. Alat analisis yang digunakan
seluruh dunia. Kuala Lumpur dan Selandia Baru dalam penelitian ini adalah analisis korelasi.
terklasifikasi sebagai bentuk antara. Sedangkan
bursa yang lainnya masih tersegmentasi. Kerangka Pemikiran
Brook dan Negro (2002) dalam studinya Integrasi pasar modal dapat diartikan
mengenai saham-saham dan imbal hasil di bursa sebagai hubungan yang terjadi antar pasar modal
saham Amerika Serikat dan Internasional dua atau lebih negaranegara dimana jika salah
menyatakan bahwa makin terintegrasinya pasar- satu pasar mengalami shocks baik berupa
pasar modal dunia yang ditandai oleh makin perubahan indeks harga saham gabungan, atau
tingginya korelasi antara return saham antar bursa yang lain akan memberikan pengaruh baik dalam
saham di Amerika dengan negara maju lainnya. jangka panjang maupun jangka pendek pasar
Click dan Plummer (2003) menganalisis modal negara yang terintegrasi. Pengaruh yang
integrasi pasar modal ASEAN setelah krisis ditimbulkannya bisa positif atau negatif. Jika
moneter, dengan analisis time series menggunakan integrasi pasar modal terjadi maka hasil
data harian dan mingguan indeks harga saham analisisnya akan menampilkan trend yang sama
komposit Juli 1998 Desember 2002 di lima untuk tiap negara, dengan kata lain kenaikan atau
Negara ASEAN. Penelitian ini mengungkapkan penurunannya akan terjadi secara bersama-sama
bahwa bursa saham lima Negara ASEAN dari periode ke periode selanjutnya atau
terintegrasi dalam pengertian ekonomi, namun sebelumya. Korelasi indeks harga saham gabungan
integrasinya belum lengkap. dalam jangka panjang antar pasar modal antar
Kiang-Ping et.al. (2003) melakukan studi Negara digunakan untuk mengetahui tingkat dan
mengenai integrasi bursa saham di Jakarta, Kuala perkembangan integrasi pasar modal (gambar 1.a).
Lumpur, Manila, Singapura dan Bangkok dengan Didalam integrasi pasar modal akan
menggunakan data bulanan mulai 1998 sampai terdapat kekuatan dari salah satu atau beberapa
dengan tahun 2002. Hasil penelitian dapat pasar yang mempengaruhi salah satu atau
disimpulkan bahwa ada common force yang beberapa pasar yang lain. Pasar yang kuat akan
menggerakkan bursa saham kelima Negara mempengaruhi pasar yang lemah dan sebaliknya
ASEAN tersebut dalam jangka panjang bergerak (gambar 1.b).
bersama, saling bergantung (interdependent) dan
sangat terintegrasi dan akan bergerak sebagaimana Hipotesis
bagian dari sebuah pasar yang terintegrasi. Berdasarkan rumusan masalah penelitian
Bodie et. al. (2005), menguji integrasi dan teori yang mendasari dapat dirumuskan
pasar modal Amerika dan Eropa, di mana hipotesis penelitian sebagai berikut:
disebutkan bahwa korelasi perubahan harga saham H1 : Terdapat integrasi pasar modal di kawasan
ASEAN.

5
H2 : Terdapat pasar modal di kawasan ASEAN hasil regresi menunjukkan koefisien regresi yang
yang hanya mempengaruhi pasar modal signifikan secara statistik dan nilai koefisien
yang lain secara signifikan; determinasi yang tinggi namun hubungan antar
H3 : Terdapat pasar modal di kawasan ASEAN variabel di dalam model tidak saling berhubungan.
yang hanya dipengaruhi oleh pasar modal Data yang tidak stasioner seringkali menunjukkan
yang lain secara signifikan; hubungan ketidakseimbangan dalam jangka
H4 : Terdapat pasar modal di kawasan ASEAN pendek, tetapi ada kecenderungan terjadinya
yang saling mempengaruhi dan saling hubungan keseimbangan dalam jangka panjang.
dipengaruhi oleh pasar modal yang lain Agar regresi yang dihasilkan tidak rancu
secara signifikan; (meragukan) kita perlu merubah data tidak
H5 : Terdapat pasar modal di kawasan ASEAN stasioner menjadi data stasioner.
yang masing-masing pasar modal saling Setiap data time series merupakan suatu
mempengaruhi dan saling dipengaruhi oleh data dari hasil proses stokastik atau bersifat
pasar modal yang lain secara signifikan. random. Suatu data hasil proses random dikatakan
stasioner jika memenuhi tiga kriteria, yaitu jika
METODE PENELITIAN rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu
Desain Penelitian dan kovarian antara dua data runtut waktu hanya
Penelitian ini merupakan penelitian tergantung dari kelambanan (lag) antara dua
deskriptif korelasional dan kausal. Data yang periode waktu tersebut. Data time series dikatakan
dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. tidak stasioner jika rata-ratanya maupun variannya
Data sekunder yang dipergunakan dalam tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu
penelitian ini adalah Indeks Harga Saham (time-varying mean and variance).
Gabungan (IHSG) di lima negara ASEAN, yaitu Metode uji stasionaritas dilakukan dengan
Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan uji akar-akar unit (unit root test). Uji akar unit
Philipina. Data tersebut merupakan data time yang sekarang terkenal adalah uji dari Dickey
series bulanan Indeks Harga Saham Gabungan Fuller (DF) dan Phillips Perron (PP), namun yang
masing-masing Bursa Efek di kelima negara dari biasa digunakan adalah uji DF karena uji ini
bulan Juli 1997 sampai dengan Maret 2010. Data sangat sederhana. Uji yang dilakukan dengan
dikumpulkan dari internet melalui situs yang menggunakan Uji Augmented Dickey-Fuller
beralamat di www.finance.yahoo.com. Dalam (ADF).
bentuk data IHSG Bursa Efek Indonesia, Prosedur untuk menentukan apakah data
Singapura, Malaysia dan Philipina, sedangkan stasioner atau tidak dengan cara membandingkan
IHSG Bursa Efek Thailand data dikumpulkan antara nilai statistik ADF (Augmented Dickey-
melalui website http://www.set.or.th. Fuller) dengan nilai kritis distribusi statistik
Mackinnon. Jika nilai absolut statistik ADF Iebih
Metode Analisis Data besar dan nilai kritisnya, maka data yang diamati
Integrasi pasar modal negara-negara menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai
ASEAN akan dilihat dari sejauh mana indeks absolut statistik ADF lebih kecil dan nilai kritisnya
harga saham komposit masing-masing negara maka data tidak stasioner.
ASEAN saling terkait. Untuk menganalisis hal Data tidak stasioner dapat dijadikan
tersebut perlu dilakukan beberapa uji statistik yang menjadi data stasioner melalui proses diferensi
akan dijelaskan berikut ini. data. Uji stasioner data melalui proses diferensi ini
disebut uji derajat integrasi. Seperti uji akar-akar
a. Deteksi Stasionaritas: Uji Akar Unit unit sebelumnya, keputusan sampai pada derajat
Dalam Widarjono (2007) dikatakan bahwa keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat
data time series seringkali tidak stasioner sehingga dengan membandingkan antara nilai statistik ADF
menyebabkan hasil regresi yang meragukan atau yang diperoleh dengan nilai kritis distribusi
sering disebut regresi lancung (superious statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dan statistik
regression). Regresi lancung adalah situasi dimana ADF lebih besar dari nilai kritisnya pada diferensi

6
tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner tingkat kepercayaannya (1%, 5% dan 10%), maka
pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih berarti terjadi kointegrasi, tetapi apabila kejadian
kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan sebaliknya, yaitu nilai F statistiknya lebih kecil
pada diferensi yang lebih tinggi sehingga daripada tingkat signifikansi berbagai tingkat
diperoleh data yang stasioner. kepercayaannya (1%, 5% dan 10%), maka tidak
terjadi kointegrasi.
b. Uji Kointegrasi Terdapat kelebihan uji kointegrasi berbasis
Regresi menggunakan data time series ARDL dibandingkan dengan uji kointegrasi
yang tidak stasioner kemungkinan besar akan Johansen. Uji kointegrasi Johansen tidak dapat
menghasilkan regresi lancung. Hal terjadi jika digunakan untuk mengetahui mana dependent
koefisien determinasi cukup tinggi tapi hubungan variable dan mana independent variable, tetapi
antara variabel independen dan variabel dependen hanya dapat digunakan untuk mengetahui ada
tidak mempunyai makna. Ini terjadi karena berapa persamaan kointegrasi. Selain itu dengan
hubungan keduanya yang merupakan data time uji kointegrasi ini masingmasing data time series
series hanya menunjukkan trend saja, bukan tidak perlu melalui uji stasioneritas data dan boleh
karena hubungan keduanya. berbeda derajat integrasinya. Sehingga dengan
Secara umum bisa dikatakan bahwa jika melakukan uji ini dapat diketahui arah kointegrasi
data time series tidak stasioner pada tingkat level pasar modal negaranegara ASEAN, dengan
(aras) tetapi menjadi stasioner pada tingkat mengetahui mana dependent variable dan mana
diferensi pertama atau diferensi (difference) yang yang independent variable.
sama, maka data tersebut terkointegrasi
(mempunyai hubungan dalam jangka panjang). HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jadi, uji kointegrasi hanya bisa dilakukan ketika
data yang digunakan dalam penentuan berintegrasi Deteksi Stasionaritas: Uji Akar Unit pada
pada derajat yang sama. Tingkat Level
Data yang tidak stasioner bisa
Uji kointegrasi Johansen menyebabkan regresi yang lancung sehingga perlu
Alternatif uji kointegrasi yang sekarang dilakukan uji stasioneritas data. Hasil uji
banyak digunakan adalah uji kointegrasi yang stasioneritas variabelvariabel dalam penelitian
dikembangkan oleh Johansen. Untuk menjelaskan ditampilkan pada tabel 1.
ada tidaknya kointegrasi dengan melihat estimator Dari hasil uji stasioneritas data pada
maximum likelihood, didasarkan pada uji tingkat level dengan intercept menghasilkan nilai
likelihood ratio (LR). Jika nilai hitung LR lebih absolut statistic Augmented Dickey-Fuller test
besar dari nilai kritis LR maka kita menerima (ADF) lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon pada
adanya kointegrasi sejumlah variabel dan setiap -nya (1%, 5% dan 10%) sehingga data
sebaliknya jika nilai hitung LR lebih kecil dari data tersebut termasuk data tidak stasioner. Ini
nilai kritisnya maka tidak ada kointegrasi. berarti bahwa pasar modal di negara-negara
ASEAN memiliki kemungkinan terintegrasi
Uji kointegrasi berbasis ARDL (mempunyai hubungan jangka panjang). Untuk
(Autoregressive Distributed Lag) mengetahui berapa derajat integrasi datadata
Uji kointegrasi yang kedua dengan tersebut perlu dilakukan uji pada tingkat diferensi
pendekatan ARDL dengan alat bantu program sampai menemukan data yang stasioner.
pengolahan data statistic Microfit for windows seri
4. (Bierens, 2006). Dari uji ini akan diketahui Deteksi Stasionaritas: Uji derajat integrasi (Uji
adanya kointegrasi atau tidak, sekaligus arah Akar Unit pada Tingkat 1st Differens
kointegrasinya. Pembuktian dilakukan dengan Hasil uji stasioneritas pada tingkat
membandingkan F statistic dengan diferensi pertama data indeks harga saham
signifikansinya. Jika nilai F statistiknya lebih gabungan di lima bursa efek negara ASEAN
besar daripada tingkat signifikansi berbagai diperlihatkan pada tabel 2.

7
Hasil uji memperlihatkan bahwa uji 5% dan 10%), maka tidak terjadi kointegrasi.
stasioneritas tingkat diferensi pertama Kelebihan dari uji ini sebagaimana diterangkan
menghasilkan data stasioner karena nilai absolut adalah selain membuktikan adanya kointegrasi
ADF lebih besar dari nilai absolut statistic dapat juga diketahui arah dari integrai pasar modal
Mackinnon pada berbagai tingkat kepercayaan (membedakan mana independent variable dan
(1%, 5% dan 10%) dengan intercept. Ini berarti mana dependent variable). Hasil uji kointegrasi
bahwa indeks harga saham gabungan di lima bursa pendekatan ARDL ditampilkan pada tabel 4.
efek negara ASEAN terintegrasi pada derajat Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari
pertama. Hal ini juga bisa berarti bahwa pasar diagnostic tests pada functional form terlihat
modal di bursa efek lima negara ASEAN bahwa hanya pada saat indeks harga saham
mempunyai hubungan jangka panjang. gabungan bursa efek Indonesia sebagai dependend
variable-lah tingkat signifikansi F statistik berada
di bawah 1%, yaitu pada 0,4%. Sedangkan tingkat
Uji Kointegrasi: Uji Johansen signifikansi untuk variabel yang lain berada lebih
Untuk mengetahui ada tidaknya dari 10%. Ini berarti bahwa, pertama, hanya
kointegrasi, dilakukan pengujian dengan uji terdapat satu persamaan kointegrasi, yaitu ketika
Johansen. Hasil pengujiannya dapat ditunjukkan indeks harga saham gabungan bursa efek
pada tabel 3. Indonesia menjadi variabel dependen, sedangkan
Pada hasil tersebut, bandingkan nilai Trace indeks harga saham di keempat bursa efek negara
Statistic dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan yang lain menjadi variabel independennya. Kedua,
5% dan atau 1%. Ternyata hanya pada baris bahwa arah pengaruh integrasi pasar modal tidak
pertama saja yang nilai Trace Statistic-nya lebih bergerak dua arah secara penuh, maksudnya hanya
besar dibanding nilai kritis pada tingkat keyakinan satu variabel yaitu indeks harga saham gabungan
5% maupun 1%, sehingga dapat disimpulkan bursa efek Indonesia saja yang sebagai variabel
bahwa hanya terdapat satu persamaan kointegrasi yang dipengaruhi, sedangkan indeks harga saham
yang terbentuk. gabungan bursa efek negara-negara lain hanya
Terdapat cara yang lain untuk mengetahui mempengaruhi.
ada tidaknya kointegrasi, yaitu dengan membaca
baris terakhir pada table 3. yaitu tulisan : Trace Estimasi persamaan integrasi
test indicates 1 cointegrating equation(s) at both Dari hasil uji sebelumnya diketahui bahwa
5% and 1% levels, yang menyatakan bahwa uji kointegrasi dengan pendekatan ARDL
terdapat satu persamaan kointegrasi pada kedua (Autoregressive Distributed Lag) akan diketahui
tingkat keyakinan, baik 5% maupun 1%. estimasi persamaan integrasinya. Panjang
kelambanan optimal adalah 1 berdasarkan kriteria
Uji Kointegrasi: Pendekatan ARDL AIC (Akaike Information Criterion). Persamaan
(Autoregressive Distributed Lag) kointegrasi tersebut dilakukan melalui uji ARDL
Uji kointegrasi yang kedua adalah dengan dengan alat bantu program pengolahan data
pendekatan ARDL dengan alat bantu program Microfit for windows seri 4.
pengolahan data statistic Microfit for windows seri Persamaan yang dibentuk adalah satu
4. Dari uji ini akan diketahui adanya kointegrasi persamaan integrasi pasar modal untuk bursa efek
atau tidak, sekaligus arah kointegrasinya. Indonesia berdasarkan AIC (Akaike Information
Pembuktian dilakukan dengan membandingkan F Criterion) dengan maximum lag 1 sebagaimana
statistic dengan signifikansinya. Jika nilai F yang dipilihkan oleh model Vector Autoregressive
statistiknya lebih besar daripada tingkat (VAR). Dari persamaan-persamaan yang
signifikansi berbagai tingkat kepercayaannya (1%, dihasilkan tersebut, hanya indeks harga saham
5% dan 10%), maka berarti terjadi kointegrasi, gabungan bursa efek Indonesia yang akan menjadi
tetapi apabila kejadian sebaliknya, yaitu nilai F variabel dependen sedangkan indeks harga saham
statistiknya lebih kecil daripada tingkat gabungan bursa efek negara-negara yang lain akan
signifikansi berbagai tingkat kepercayaannya (1%, menjadi variabel independen. Pengujian T-ratio

8
memperlihatkan signifikan atau tidaknya suatu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel independen mempengaruhi variabel pasar modal negara-negara yang lain.
dependen. Nilai signifikansi dari T-ratio yang Hipotesis keempat dan kelima tidak
kurang dari 10%, atau 5% atau 1% memberi terbukti, karena hanya ada satu persamaan
pengertian bahwa variabel independen signifikan kointegrasi yang terbentuk. Jadi tidak terdapat
mempengaruhi variabel dependen. pasar modal di kawasan ASEAN yang saling
Persamaan kointegrasi pasar modal negara mempengaruhi dan saling dipengaruhi oleh pasar
Indonesia yang terbentuk adalah : modal yang lain secara signifikan dan bahwa tidak
terdapat pasar modal di kawasan ASEAN yang
Ind = 0,12609 MLY + 0.62058 Phil + 0,11214 Sing + 0,27105 Tha masing-masing pasar modal saling mempengaruhi
T-Ratio (2,7818) (2,2932) (3,5845) (2,7771)
Sig 0,006 0,023 0,000 0,006 dan saling dipengaruhi oleh pasar modal yang lain
secara signifikan.
Dari hasil pengolahan data pada table 5, Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa,
terlihat bahwa uji T-Ratio dari variabel IHSG pasar modal Indonesia ada pada posisi yang
masing-masing negara tingkat signifikansinya rentan, mudah terpengaruh oleh gejolak pasar
memenuhi syarat untuk dikatakan signifikan. modal yang terjadi di negara-negara lain
IHSGMalaysia signifikan pada 1%, IHSGPhilipina khususnya dalam satu kawasan ASEAN.
signifikan pada 5%, IHSGSingapura signifikan Kondisi pasar modal Indonesia yang rentan
pada 1%, dan IHSGThailand signifikan pada 1%. ini dimungkinkan karena transaksi yang terjadi
pada pasar modal Indonesia didominasi oleh
Pembahasan investor asing. Tercatat investor asing saat ini
Hasil pembuktian dari penelitian ini adalah memegang sekitar 60% dari total market
hipotesis satu terbukti bahwa telah terjadi integrasi capitalization, maka hal ini harus menjadi
pasar modal di kawasan ASEAN, walaupun tidak perhatian lebih. Karena, jika pihak asing secara
sepenuhnya karena hanya ada satu persamaan serentak melakukan rush dan dananya dilarikan ke
kointegrasi yang terbentuk. luar negeri maka yang akan terjadi adalah selain
Hipotesis dua terbukti bahwa terdapat terjadi crash di pasar modal Indonesia dengan
pasar modal di kawasan ASEAN yang hanya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan yang
mempengaruhi pasar modal yang lain secara signifikan, maka juga akan terjadi capital outflow
signifikan. Hasil penelitian membuktikan bahwa yang besar dan juga akan mempengaruhi neraca
masing-masing pasar modal baik Malaysia, pembayaran Indonesia.
Philipina, Singapura dan Thailand berpengaruh Selain itu, karakteristik pasar modal
secara signifikan terhadap pasar modal di Indonesia yang didominasi oleh beberapa
Indonesia. Pengaruh pasar modal Malaysia, penyandang dana yang sangat besar, sementara
Philipina, Singapura dan Thailand terhadap pasar volume pasarnya masih kecil membuat pasar
modal Indonesia adalah positif. Pengaruh positif modal Indonesia rentan terhadap pengendalian
berarti ketika pasar modal Malaysia, Filipina, dari pelaku pasar. (infogue.com, 2011). Menurut
Singapura dan Thailand mengalami kenaikan pengamat hukum pasar modal Indra Safitri,
maka akan berpengaruh positif terhadap pasar (infogue.com, 2011), karakteristik tersebut
modal di Indonesia atau sebaliknya ketika pasar mengakibatkan sangat mungkin merosotnya atau
modal Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melonjaknya indeks harga saham gabungan
mengalami penurunan maka pasar modal (IHSG) dalam waktu yang sangat cepat juga akibat
Indonesia juga akan mengalami penurunan yang dimanipulasi oleh pelaku pasar. Ini bisa dicermati
signifikan juga. dari saat indeks bursa regional hanya turun lima
Hipotesis ketiga dimana terdapat pasar persen, IHSG bisa terjun bebas hingga 10 persen.
modal di kawasan ASEAN yang hanya Demikian juga saat semuanya naik, IHSG bisa
dipengaruhi oleh pasar modal yang lain secara naik berkali-kali lipat.
signifikan terbukti. Hal ini dibuktikan bahwa pasar Karakteristik yang lain, investor lokal yang
modal Indonesia hanya dipengaruhi oleh pasar berperan di pasar modal Indonesia didominasi oleh
modal yang lain secara signifikan, dan tidak
9
kalangan institusi sedangkan investor lokal tidak terjadi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
perorangan masih sangat kecil. Hal ini karena uji stasioneritas unit root pada tingkat level
kurangnya pemahaman tentang pasar modal, dan yang tidak stasioner, sehingga harus dilakukan
masih kurangnya kegiatan sosialisasi dan edukasi uji stasioneritas tingkat diferensial pertama
pasar modal. Tandelilin menyebutkan bahwa yang akhirnya stasioner.
jumlah investor di pasar modal Indonesia hanya b. Dalam jangka panjang terjadi integrasi pasar
berkisar di angka 200.000. (Suara Merdeka 2012). modal, walaupun tidak sepenuhnya. Ini
Jumlah itu jauh tertinggal dibandingkan Singapura ditunjukkan dengan menggunakan uji
yang sudah mencapai 2 juta Sehingga apabila kointegrasi Johansen, dimana terdapat satu
terjadi gejolak yang dilakukan oleh sebagian kecil persamaan kointegrasi yang dapat dihasilkan.
dari pelaku pasar saja akan dapat menyebabkan Berarti bahwa terdapat satu pasar modal yang
pasar bergejolak lebih besar. terintegrasi dengan pasar modal dari negara-
Di dalam ASEAN Economy Community negara ASEAN yang lain.
blueprint tahun 2015, dirumuskan bahwa c. Selanjutnya, dengan menggunakan uji
membangun visi untuk pasar integrasi di tingkat kointegrasi pendekatan ARDL, terbukti bahwa
regional, yaitu arus modal dapat bergerak bebas di pasar modal Indonesia terintegrasi dengan
kawasan ASEAN. Pemodal dapat bergerak bebas pasar modal negara-negara ASEAN yang lain
di regional dan investor dapat berinvestasi secara signifikan. Di sini dibuktikan bahwa
dimanapun di regional. Tidak dapat ditunda lagi, kenaikan maupun penurunan indeks harga
Indonesia mestinya sudah mempersiapkan diri saham gabungan di bursa efek Indonesia
untuk menghadapi integrasi pasar modal ASEAN dipengaruhi secara signifikan oleh indeks
2015 yang sudah disepakati bersama, karena apa harga saham gabungan di bursa efek negara-
yang sudah disepakati ini berat dalam negara Malaysia, Philipina, Singapura dan
pelaksanaannya nanti apabila tidak siap Thailand. Perubahan atau naik turunnya indeks
menghadapi persaingan yang terjadi. harga saham gabungan di bursa efek Malaysia,
Jadi, adanya integrasi pasar modal, untuk Philipina, Singapura dan Thailand berpengaruh
negaranegara yang memiliki pasar modal yang positif yang signifikan terhadap indeks harga
rentan seperti Indonesia bisa menyebabkan pasar saham gabungan di bursa efek Indonesia.
modalnya tenggelam sehingga akan jarang d. Hasil pembuktian di atas adalah bahwa
investor yang mau menanamkan investasinya. masing-masing pasar modal baik bursa efek
Untuk menghindari masalah ini adalah dengan Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand
lebih banyak menarik investor domestik (nasional) berpengaruh secara signifikan terhadap pasar
untuk masuk menjadi investor di pasar modal modal di bursa efek Indonesia. Di sisi yang
Indonesia karena sampai sekarang investor lain, pasar modal Indonesia tidak mempunyai
domestik Indonesia masih dinilai kecil baru sekitar pengaruh yang signifikan terhadap pasar
40% dibandingkan dengan peran investor asing. modal negara-negara yang lain. Ini dapat
Selain itu Bapepam dan BEI pada saat IPO sebuah diartikan bahwa, pasar modal Indonesia ada
emiten berlangsung bebar-benar mengawasi pada posisi yang rentan, mudah terpengaruh
bahwa saham dimiliki oleh publik, dan bukannya oleh gejolak pasar modal yang terjadi di
oleh segelintir orang ataupun pemegang saham negara-negara lain khususnya dalam satu
mayoritas. Sehingga penyebaran saham bisa kawasan ASEAN.
merata.
KETERBATASAN PENELITIAN
SIMPULAN
Khusus terhadap penelitian ini, terdapat
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
beberapa hal yang menjadi kelemahan dari
diambil kesimpulan sebagai berikut :
penelitian ini, yaitu:
a. Berdasarkan uji stasionaritas dan uji
a. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
kointegrasi dapat diambil kesimpulan bahwa
ini hanya menggunakan dua uji kointegrasi
dalam jangka pendek integrasi pasar modal
yaitu uji kointegrasi Johansen dan uji
10
kointegrasi pendekatan ARDL, padahal ada Demikian juga dengan ASEAN yang menuju
beberapa pendekatan lain yang dapat ke pasar tunggal pada tahun 2015 tentunya.
digunakan untuk melakukan pengujian
integrasi. Penelitian selanjutnya diharapkan DAFTAR PUSTAKA
dapat melakukan pengujian integrasi dengan Achsani, Noer Azam. 2008. Integrasi Ekonomi
menggunakan metode yang lain. ASEAN+3: Antara Peluang dan Ancaman,
b. Dengan adanya perjanjian ACFTA (ASEAN- Diunduh 16 Maret 2010, dari
China Free Trade Agreemant) dan semakin http://www.brighten.or.id.
menguatnya negara Cina dan India, akan Arifin, Syamsul, at. al. 2007. Integrasi Keuangan
menarik apabila penelitian tentang integrasi dan Moneter di Asia Timur: Peluang dan
pasar modal selanjutnya memasukkan pasar Tantangan bagi Indonesia. Elex media
modal Cina dan India. Komputindo. Jakarta.
Bierens, Herman J. 2006. Cointegration Analysis.
SARAN Pennsylvania State University.
Dengan melihat hasil analisis dari Bodie, Z., Alex Kane and A. J. Marcus. 2005.
penelitian ini, maka ada beberapa saran yang Investment. 6th Edition. Diterjemahkan
penulis ajukan, yaitu: oleh Zuliani Dalimonte. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
a. Bagi Pemerintah, sampai sekarang, antar
Bozinis, A. I. 2006. Global Economy and lobal
negara ASEAN masih terdapat perbedaan-
Financial Markets In The Information
perbedaan regulatory (peraturan). Kurangnya
Society Era. Research Journal of
kerangka kerja peraturan bersama antar negara
International Studies Issue 5.
merupakan faktor yang dapat menghambat
Brooks, R. and Marco Del Negro. 2002. The Rise
realisasi rencana ini. Maka sebelum
in Comovement Across National Stock
merealisasikan keinginan memiliki pasar
Market: Market Integration or IT Bubble?
modal tunggal di kawasan ASEAN sampai
Federal Roserve Bank of Atlanta Working
batas akhir 2015, maka masih banyak yang
Paper 2002-17a, September 2002.
harus dilakukan diantaranya perlunya dibuat
Click. R.W. and Michael G. Plummer. 2003. Stock
kebijakan yang mengatur perpajakan,
Market Integration in ASEAN after The
perlindungan investor dan penyelesaian
Asian Financial Crisis. The International
sengketa. Setiap negara harus memprioritaskan
Cantre for the Study of East Asian
dan mensikronisasi agenda individualnya
Development, Kitakyushu, Japan.
masing-masing, integrasi harus dilakukan para
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan
pemangku kepentingan, setiap negara harus
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
berusaha meningkatkan likuditas di pasar
Keuangan. 2008. Laporan Studi Pengaruh
ASEAN.
Transaksi Asing Terhadap Neraca
b. Sebagai pelaku pasar, investor juga mesti
Pembayaran Indonesia Th Anggaran 2008.
memperhatikan implikasi dari terintegrasinya
Evans, M.D.D and Viktoria Hnatkovska. 2005.
pasar yang tentunya akan berpengaruh
International Capital Flows Returns l and
terhadap prospek-prospek investasi baik di
World Financial Integration. National
dalam negeri Indonesia maupun di negara-
Bureau Of Economic Research,
negara yang terintegrasi.
Cambridge, Massachusetts.
c. Sebagai akademisi, masih akan terdapat
Gilmore.,Claire G. at. Al. 2005. The Dynamics of
banyak permasalahan-permasalahan yang
Central European Equity Market
terkait dengan terintegrasinya pasar modal
Integration.
khususnya, maupun proses menuju
Husnan, Suad. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio
terintegrasinya sektor moneter, bahkan
dan Analisis Sekuritas, Edisi Revisi, UPP
terintegrasinya perekonomian suatu kawasan
AMP YKPN Yogyakarta.
untuk dijadikan sebagai topik penelitian.

11
Kian-Ping Lim, Hock-Ann Lee and L. Khim-Sen April 2010 dari
Liew. 2003. International Diversification http://www.csis.or.id/papers/wpe082
Benefits in ASEAN Stock Markets: A Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan
Revisit, Labuan School of International Aplikasi Edisi kedua. Penerbit Ekonisia
Business and Finance, University Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.
Malaysia, University Putra Malaysia. Widyahartono, Bob. 2010. Dari AFTA Menuju
Koh, Tiong Sim and Ramin Cooper Maysami. Komunitas Ekonomi ASEAN. Diunduh 19
1996. A Cointegration Analysis of the Mei 2010 dari
Impac of Economic Forces and Global http://www2.kompas.com/kompascetak/071
Market Integration on the Singapore Stock 1/23opini/4017526
Market. Nanyang Business School. Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis
Nanyang Technological University, Ekonometri dan Statistik dengan Eviews.
Singapore. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Liaw, K. Thomas. 2005. Capital market. www.finance.yahoo.com.
Thomson-Southwestern. http://www.set.or.th/th/index.html
Onay, C. 2007. Cointegration Analysis of Bovespo http://ekonomi-indonesia-
and Istambul Stock Exchanges. Oxford bisnis.infogue.com/transaksi_bei_rentan_p
Business and Economics Conference. elanggaran, Diunduh 18 Mei 2012.
Oxford University. United Kingdom. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/
Soesastro, Hadi. 2004. Kebijakan Persaingan, cetak/2012/04/17/183508/Investor-Asing-
Daya Saing, Liberalisasi, Globalisasi, Dominasi-Pasar-Modal-Indonesia.
Regionalisasi dan Semua Itu, Economics Diunduh 18 Mei 2012.
Working Paper Series CSIS, diunduh 2

12
LAMPIRAN

IHSG PASAR MODAL:


INDONESIA INDONESIA, ATAU
MALAYSIA, ATAU
SINGAPURA, ATAU
IHSG PILIPINA, ATAU
MALAYSIA THAILAND

IHSG
PHILIPINA

IHSG PASAR MODAL:


INDONESIA, ATAU
SINGAPURA
MALAYSIA, ATAU
SINGAPURA, ATAU
IHSG PILIPINA, ATAU
THAILAND THAILAND

Gambar 1.a Gambar 1.b


Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Tabel 1. Hasil pengujian Unit Roots Indeks Harga Saham Gabungan


Lima Negara ASEAN periode waktu 7/1997 3/2010
Augmented Dickey-Fuller test Statistic t-Statistic Prob.*
1. Indeks harga saham gabungan Indonesia -0.118387 0.9444
2. Indeks harga saham gabungan Malaysia -1.198815 0.6743
3. Indeks harga saham gabungan Philipina -2.034291 0.2720
4. Indeks harga saham gabungan Singapore -1.221524 0.6644
5. Indeks harga saham gabungan Thailand -1.367647 0.5968
Test critical values: 1% level -3.473967
5% level -2.880591
10% level -2.577008
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Hasil pengolahan data

Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas Pada Data 1st Differens Indeks


Harga Saham Gabungan Lima Negara ASEAN periode waktu
1/1994 1/2010
Augmented Dickey-Fuller test statistic t-Statistic Prob.*
1. Indeks harga saham gabungan Indonesia -9.300562 0.0000
2. Indeks harga saham gabungan Malaysia -10.64232 0.0000
3. Indeks harga saham gabungan Philipina -11.90418 0.0000
4. Indeks harga saham gabungan Singapore -10.93978 0.0000
5. Indeks harga saham gabungan Thailand -11.95309 0.0000
Test critical values: 1% level -3.473967
5% level -2.880591
10% level -2.577008
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Hasil pengolahan data

13
Tabel 3. Uji Kointegrasi Johansen
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None ** 0.250523 76.19034 68.52 76.07
At most 1 0.086805 34.95210 47.21 54.46
At most 2 0.079685 21.96684 29.68 35.65
At most 3 0.059485 10.09217 15.41 20.04
At most 4 0.009205 1.322389 3.76 6.65
*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
Sumber: Hasil pengolahan data

Tabel 4. Uji Kointegrasi: Pendekatan ARDL


(Autoregressive Distributed Lag)
Diagnostic Tests - Functional Form
************************************************************
Dependend Variable F Version
************************************************************
1. Indeks harga saham gabungan Indonesia F( 1, 143) = 8.5507[.004]
2. Indeks harga saham gabungan Malaysia F( 1, 143) = 1.2619[.263]
3. Indeks harga saham gabungan Philipina F( 1, 145) = .0016305[.968]
4. Indeks harga saham gabungan Singapore F( 1, 142) = .020850[.885]
5. Indeks harga saham gabungan Thailand F( 1, 143) = 2.1912[.141]
************************************************************
Sumber: hasil pengolahan data

Tabel 5. Indek Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia


sebagai Dependend Variable
Autoregressive Distributed Lag Estimates
ARDL(1,0,1,1,1) selected based on Akaike Information Criterion
********************************************************************
Regressor Coefficient Standard Error T-Ratio[Prob]
MALAYSIA .12609 .045326 2.7818[.006]
PHILIPINA .062058 .027061 2.2932[.023]
SINGAPURA .11214 .031285 3.5845[.000]
THAILAND .27105 .097601 2.7771[.006]
********************************************************************
R-Squared .97484 R-Bar-Squared .97361
S.E. of Regression 40.0942 F-stat. F(7, 144) 796.9286[.000]
Mean of Dependent Variable 867.2435 S.D. of Dependent Variable 246.8234
Residual Sum of Squares 231486.8 Equation Log-likelihood -772.6369
Akaike Info. Criterion -780.6369 Schwarz Bayesian Criterion -792.7324
DW-statistic 1.8456 Durbin's h-statistic 1.1028[.270]
********************************************************************
Sumber: Hasil pengolahan data

14
15

Anda mungkin juga menyukai