STEP 7
bila nyeri timbul di sebelah kanan bawah, penyebab yang paling sering adalah radang
dari usus buntu / Appendicitis, kemudian penyebab lain yang cukup sering adalah
infeksi saluran kencing, atau pada wanita patut dicurigai adanya radang saluran
indung telur.
Untuk membedakan antara usus buntu dengan infeksi saluran kencing yaitu :
Pada usus buntu gejala yang menyertai adalah demam, bisa juga disertai rasa mual
sampai muntah dan kadang bisa juga disertai diare, biasanya nyeri yang timbul kuat
sekali sampai si penderita selalu membungkukkan badannya karena menahan nyeri di
bagian perut kanan bawah.
Sedangkan pada infeksi saluran kencing biasanya adalah sering kencing, rasa nyeri bila
kencing, juga rasa perih pada waktu kencing, juga bisa disertai demam tinggi dan rasa
mual muntah juga. Gambaran diatas untuk membantu mengenali apabila ada
gangguan disekitar daerah tersebut, untuk memastikannya masih memerlukan
pemeriksaan lain yang lebih teliti dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anda.
http://kolomkesehatan.blogspot.com/2008/10/nyeri-perut-sebelah-kanan.html
Nyeri seluruh perut merupakan proses proteksi dari omentum terhadap
apendiks, sekum, maupun bagian ileum terminal mengalami perforasi
dan inflamasi. Proteksi ini dilakukan dengan cara memperluas
permukaan omentum dan penegangan m. recrtus abdominis, m. obliquus
abdominis externus et internus, dan m. transversus abdominis.
Pemeriksaan laboratorium
Darah terjadi leukositosis ringan (10.000 20.000/ml) dengan
peningkatan jumlah netrofil
Urin untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan saluran
kemih
USG dilakukan bila terjadi infiltrate appendikularis
Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3 FKUI
Rectal toucher
Nyeri tekan sekitar jam 11, cari kemungkinan cairan dicavum dauglasi,
suhu rektal yang bedanya lebih 1 C dengan suhu aksila
Laboratorium
Darah: leukositosis dengan pergeseran kekiri
Urin : mungkin terdapat sedimen lekosit
Radiologis
Tidak khas, mungkin ada perkapuran atau udara bebas bila sudah
terjadi perforasi
Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan Praktis, Agus
Purwadianto&Budi Sampurna
5. Mengapa suhu 39,5C?
Suhu tinggi yang dialami oleh pasien disebabkan karena adanya perubahan set point termostat
hipotalamus akibat diinduksi oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri (seperti endotoksin
ataupun eksotoksin) maupun oleh zat-zat hasil dari peristiwa peradangan, seperti IL-1.
Perubahan set point ini akan direspon tubuh dengan cara meningkatkan metabolisme sel basal
melalui mekanisme rangsang simpatis untuk memperoleh panas (selama proses pembentukan
ATP sekitar 35% energi berubah menjadi dalam bentuk panas) agar sesuai dengan set point di
hipotalamus, peristiwa ini akan diikuti dengan peningkatan denyut nadi dan pernapasan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat.
Itulah alasan mengapa RR dan nadi juga ikut meningkat pada kasus ini. Alasan mengapa tensi
pasien turun cukup tajam, mungkin hal ini akibat sepsis yang juga diderita pasien. Tanda sepsis
pada pasien ini antara lain: Suhu >38C, Denyut jantung/nadi >90 kali/menit, RR >20/menit,
hitung leukosit >12.000/dl dan sumber infeksinya telah diketahui. Pada peristiwa sepsis
umumnya diikuti oleh bakteriemia, bakteriemia yang luas dan berat tentu akan diikuti
peningkatan jumlah leukosit sehingga akan terjadi peristiwa fagositosis besar-besaran di dalam
tubuh. Peristiwa fagositosis ini akan menghasilkan mediator inflamasi berupa vaso aminoaktif
yang mempunyai efek vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskular. Peningkatan
permeabilitas vaskular tentu akan mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena/venous return
akibat transudasi cairan plasma intravaskular ke ekstravaskular, hal ini akan mengakibatkan
cardiac output berkurang, sedangkan vasodilatasi akan mengakibatkan berkurangnya resistensi
pembuluh darah. Kita tahu bahwa, BP = CO x PVR (BP=blood pressure, CO=cardiac output ,
PVR=peripheral vascular resistence), sehingga apabila resistensi pembuluh darah turun dan
atau cardiac output turun, tentu tekanan darah juga akan turun.
DD nya ??
Apendicitis: daerah Mc. Burney (+)
Peritonitis : peradangan pd peritoneum. Yg mendasari itu apa?
Gastroenteritis: gejalanya sama ada mual muntah, terjadi peradangannyeri,
kalau diperiksa ada peningkatan leukosit.
Infeksi saluran Kemih : dasarnya nyeri, panas.
- Gastroenteritis
- KET
- Limfadenitis
- Divertikulum Meckel
- Radang panggul
- Enteritis regional
- Rupture folikel ovarium saat ovulasi.
Pankreasitis
i. Gambaran kliniknya nyeri timbul setelah makan kenyang atau setelah minum
alkohol, nyeri timbul tiba2 atau mulai secara perlahan.
ii. Nyeri timbul pertama kali di daerah pertengahan epigastrium dan biasanya
menjalar menembus ke belakang, nyeri akan berkurang apabila membungkuk dan
bertambah apabila terlentang.
iii. Di temukan distensi duedunum dan yeyunum pada rontgen dan spasme kolon
tranversum.
Sjamsuhidajat,R & Wim de Jong.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: Penerbit EGC
1997
Gastroenteritis
Pada gastroenteritis, mual, muntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan
dan tidak berbatas tegas. Hiperperistalsis sering ditemukan. Panas dan leukositosis
(bertambahnya jumlah leukosit dalam darah) kurang menonjol dibandingkan appendiksitis akut.
Demam dengue
Demam dengue dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Disini didapatkan hasil
tes positif untuk Rumpel Leede, trombositopenia, dan hematokrit (volume sel darah) yang
meningkat.
Limfadenitis mesenterika
Limfadenitis mesenterika yang biasa didahului oleh enteritis atau gastrienteritis ditandai
dengan nyeri perut, terutama kanan disertai dengan perasaan mual, nyeri tekan perut samar,
terutama kanan.
Folikel ovarium yang pecah (ovulasi) mungkin memberikan nyeri perut kanan bawah pada
pertengahan siklus menstruasi. Pada anamnesis, nyeri yang sama pernah timbul lebih dahulu.
Tidak ada tanda radang, nyeri biasa hilang dalam waktu 24 jam, tetapi mungkin dapat
mengganggu selama 2 hari
Infeksi Panggul
Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan appendiksitis akut. Suhu biasanya lebih
tinggi daripada appendisitis dan nyeri perut bagian bawah perut lebih difus. Infeksi panggul
pada wanita biasanya disertai keputihan dan infeksi urine. Rasa nyeri sekali di panggul pada
colok vaginal jika uterus diayunkan. Pada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk
diagnosis banding.
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada
ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim dengan perdarahan akan timbul nyeri yang
mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin terjadi syok hipovolemik. Pada pemeriksaan
vaginal didapatkan nyeri dan penonjolan rongga Dauglas dan pada kuldosintesis didapatkan
darah.
Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba massa dalam rongga pelvis
pada pemeriksaan perut, colok vaginal atau colok rektal. tidak terdapat demam. Pemeriksaan
ultrasonografi menentukan diagnosis.
Endometriosis eksterna
Endometrium diluar rahim akan memberikan keluhan nyeri di tempat endometriosis berada
dan darah terkumpul sewaktu menstruasi, karena tidak ada jalan keluar.
Batu ureter atau batu ginjal kanan. Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke
inguinal kanan merupakan gambaran yang khas. Eritrosituria sering ditemukan. Foto polos perut
atau urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut. Pielonefritis sering disertai dengan
demam tinggi, menggigil, nyeri kostovetebral disebelah kanan, dan piuria.
Penyakit lain
Penyakit lain yang perlu dipikirkan adalah peradangan di perut seperti divertikulitis Meckel,
perforasi tukakduodenum atau lambung, kolesistitis akut, pankreatitis, divertikulitis kolon,
obstruksi usus awal, perforasi kolon, demam tifoid abdominalis, karsinoid dan mukokel
appendiks.
Apendicitis
a). Definisi
: peradangan pada appendix oleh beberapa sebab yg mengenai pd seluruh lapisan
dindingnya.
b). Etiologi
Etiologi Appendicitis
Penyebab appendicitis yang terutama adalah infeksi bakteri yang didahului dengan obstruksi pada
lumen appendix. Obstruksi ini menyebabkan stasis cairan dan distensi dari appendix sehingga
menyebabkan pendarahan terganggu akibat vena dan arteri tertekan oleh distensi dan edema yang terjadi.
Akibatnya terjadi stasis mucus dan penurunan suplai darah appendix yang memudahkan terjadinya
infeksi sekunder oleh bakteri yang kemudian menyebabkan terjadinya peradangan appendix. Penyebab
obstruksi lumen appendix antara lain adalah :
Fecalith
Parasit
Benda benda asing
Hiperplasia jaringan limfoid
Insidensi terjadinya appendicitis yang berhubungan dengan hyperplasia jaringan limfoid
biasanya disebabkan oleh reaksi limfatik baik lokal atau general, misalnya akibat infeksi Yersinia,
Salmonella, dan Shigella; atau akibat invasi parasit seperti Entamoeba, Strongyloides, Enterobius
vermicularis, Schistosoma, atau Ascaris. Appendicitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus
enteric atau sistemik, seperti measles, chicken pox, dan cytomegalovirus.
Obstruksi dari hal hal ini menyebabkan terjadinya stasis dan penimbunan mukus pada lumen
appendix yang kemudian menyebabkan gejala gejala, di mana biasanya akan terjadi infeksi sekunder
oleh bakteri, bakteri yang sering dapat ditemukan antara lain adalah :
Sumber : Mansjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran . Ed.3 . Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Appendixitis akut merupakan infeksi akibat bakteri, berbagai hal dapat menjadi factor
pencetusnya dan sumbatan usus/lumen appendix juga merupakan factor pencetusnya.
Penyebab lain yang diduga adalah erosi mucosa appendix akibat parasit Entamoeba histolytica.
Penelitian menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya appendixitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intracaecal,
yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendix dan meningkatnya pertumbuhan
kuman flora kolon biasa. Semua ini dapat menyebabkan timbulnya Appendixitis Akut.
3. tertelan benda asing yg tidak tercerna pd saluran cerna (biji cabai, jambu)
d). Klasifikasi
Akut
Kronis : riwayat nyeri perutnya > 2minggu. Gambaran mikroskopik fibrosis
menyeluruh pd dinding appendix, sumbatan partial atau total pd lumen,
adanya jaringan parut da ulcus di mukosa.
Rekuren : jika ada riwayat nyeri berulang di perut kanan bawah, hasil
patologi gambaran radang, biasanya terjadi appendixcitis pertama kali
sembuh spontan, namun appendix tdk bentuk seperti asal. Akibatnya terjadi
fibrosis dan jaringan parut
Appendicitis akut adalah appendicitis dengan onset gejala
akut yang memerlukan intervensi bedah dan biasanya
ditandai dengan nyeri di kuadran abdomen kanan bawah
dan dengan nyeri tekan lokal dan alih, spasme otot yang
ada diatasnya, dan hiperestesia kulit.
(http://agusjati.blogspot.com/2007/06/appendicitis.html)
Appendixitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendix oleh hiperplasi folikel
limfoid, Fekalit, benda asing, Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.
Bila sekresi berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan
obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan meluas
hingga peritoneum setempat sehingga menyebabkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini
disebut Appendixitis Supuratif Akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendix yang diikuti
dengan gangren. Stadium ini disebut Appendixitis Gangrenosa. Bila dinding rapuh akan terjadi
Appendixitis Perforasi.
Jika semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke arah appendix hingga timbul massa lokal yang disebut Infiltrat Appendixularis.
Peradangan apendix dapat terjadi abses/menhilang.
Perforasi terjadi pada anak-2 karena dinding appendix masih tipis dan didukung dengan
daya tahan tubuh kurang, sedangkan pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh
darah.
d). Patogenesis
karena penyumbatan atau suatu bahan yg tidak dicerna di lubang appendix
nyaotomatis pd daerah tsb, bakteri mudah tumbuhperadangan. Di dinding appendix
ada jaringan limfatik, peradangan lebih cepat, lama-kelamaan appendix akan oedem,
bakteri masuk k peritoneum peritonitis komplikasi lanjut appendix kronis.
Fase perforasi
Fase Infiltrat
The main symptom of appendicitis is abdominal pain. The pain is at first diffuse and poorly
localized, that is, not confined to one spot. (Poorly localized pain is typical whenever a problem
is confined to the small intestine or colon, including the appendix.) The pain is so difficult to
pinpoint that when asked to point to the area of the pain, most people indicate the location of the
pain with a circular motion of their hand around the central part of their abdomen. A second,
common, early symptom of appendicitis is loss of appetite which may progress to nausea and
even vomiting. Nausea and vomiting also may occur later due to intestinal obstruction.
As appendiceal inflammation increases, it extends through the appendix to its outer covering and
then to the lining of the abdomen, a thin membrane called the peritoneum. Once the peritoneum
becomes inflamed, the pain changes and then can be localized clearly to one small area.
Generally, this area is between the front of the right hip bone and the belly button. The exact
point is named after Dr. Charles McBurney--McBurney's point. If the appendix ruptures and
infection spreads throughout the abdomen, the pain becomes diffuse again as the entire lining of
the abdomen becomes inflamed.
http://www.medicinenet.com/appendicitis/article.htm
2. Penegakan diagnosis
Keadaan umum penderita, tanda vital, sikap jalan agak
membungkuk, fleksi sendi panggul kanan. Nyeri tekan,
nyeri lepas, nyeri ketok dan defance musculer pada
daerah Mc Burney, yang bertambah dengan peninggian
tekanan intraabdominal (batuk, dsb). Bising usus sedikit
meninggi didaerah Mc Burney.
Pada anak-anak :
c. Rectal Toucher :
(Soybel D. Appendix. In: Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, et al.
Surgery Basic Science and Clinical Evidence. 2nd Ed. New York:
Springer. 2008.)
Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara umum tidak cost effective.
Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fekalith
yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen.
Sebelum operasi :
a. Observasi :
Dalam 8-12jam setelah timbul keluhan, tanda dan gejala apendisitis
seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan in observasi ketat harus
dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan.
Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis
ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan
rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang
secara periodik. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk
mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus,
diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah
dalam 12jam setelah timbulnya keluhan.
b. Intubasi bila perlu
c. Antibiotik
Operasi apendiktomi
Pasca operasi :
Perlu dilakukan observasi tanda2 vital untuk mengetahui terjadinya
perdarahan didalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernafasan.
Angkat sonde lambung bila pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan
baik bila dalam 12jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien
dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi
atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali
normal.
Kemudian diberikan minum mulai 15ml/jam selama 4-5jam lalu naikkan
menjadi 30ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring, dan hari
berikutnya diberikan makanan lunak. 1hr pascaoperasi pasien dianjurkan
untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2x30 menit. Pada hari kedua
pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat
diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi :
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam
peritonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan
mereda, dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3 FKUI
j). Prognosis
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering adalah perforasi baik perforasi bebas maupun
perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan sehingga berupa
massa yang terdiri dari kumpulan apendiks, caecum, keluk usus
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: penerbit
EGC, 1997