Anda di halaman 1dari 21

OSOCA BLOK II

Identifikasi masalah
1. Ny Romlah, 54 thn, bersalin di RSUD tidak dapat berbicara karena sakit.
Kemudian pihak RSUD merujuk ke RS pusat, setelah di rumah sakit pasien disuntik
dan di infus.
2. Ny. Romlah selalu mencoba melepas infus sehingga dokter merawat memutuskan
untuk mengikat tangan kirinya.
3. Ny. Romlah jarang dikunjungi keluarganya. Ketika menjenguk,keluarga ny. romlah
merasa tidak senang melihat kondisi ny. Romlah dengan tangan kiri yang
diikat,sehingga keluarga ny. Romlah melampiaskan kemarahan nya dengan mencaci
maki dokter yang merawat ny. Romlah.
4. Keluarga Ny. Romlah akan mengadukan masalah ini ke pihak yang berwajib, begitu
juga dengan pihak RS yang merasa sudah benar melakukan tindakan medis.

PRIORITAS MASALAH

ANALISIS MASALAH
1.
a. Apakah tindakan RSUD merujuk ke RS pusat sudah dibenarkan?
b. Apakah penyuntikan dan pemberian infus itu dibenarkan ? alasan !
Jawab:
Dapat dibenarkan, karena

2.
a. Apa kemungkinan yang akan terjadi jika ny. Romlah menarik infus tersebut?
Jawab :
Pengobatan Ny. Romlah akan terganggu dan mengakibatkan Ny.romlah tidak
mendapat resutitasi (penggantian) cairan yang hilang. Dan dapat menyebabkan
dehidrasi.

Created by: Desy Puspitasari


b. Apakah tindakan dokter dengan mengikat tangan kiri Ny. Romlah sudah sesuai
dengan Standar Operasional Pelayanan?
Jawab:
Belum, sebab SOP memiliki beberapa indeks prosedur yaitu salah satunya adalah
persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, dan tanggung jawab
pelayanan yang berhubungan dengan skenario
c. Apakah ada cara yang lebih efektif selain mengikat tangan ny. Romlah ?
Jawab :
Meminta bantuan perawat untuk mengawasi Ny.Romlah untuk sementara, di lain
pihak, dokter harus mengkomunikasikan hal ini dengan keluarga Ny. Romlah
agar mendapat izin untuk mengikat tangan ny. Romlah sehingga Ny. Romlah
tidak dapat menarik infus lagi.
d. Apa dalam hal ini pasien telah mendapatkan haknya?
Jawab :
Pasien belum mendapatkan haknya untuk mendapat perlakuan (itikad) baik dari
dokter
e. Apakah hubungan tindakan medik ini dengan keselamatan dan perlindungan
pasien?
Jawab:
Penggunaan infus untuk mengganti cairan yang hilang : termasuk dalam
tindakan yang mempengaruhi keselamatan pasien karena jika tindakan ini
tidak dilakukan maka akan mempengaruhi kelangsungan hidup pasien, dalam
hal ini untuk asupan cairan.
Mengikat tangan : termasuk dalam penunjang pengobatan pasien dan untuk
kebaikan pasien itu sendiri, karena pengikatan tangan pasien untuk
membantu pasien agar tidak melakukan hal yang dapat menggangu
perawatan yang sedang ia jalani
f. Bagaimana sebaiknya informed consent yang digunakan dalam masalah ini?
Jawab:

Created by: Desy Puspitasari


Informed consent yang digunakan dalam kasus ini dapat secara lisan, karena
keluarga pasien tidak ada di Rumah Sakit dan tindakan medik yang akan
dilakukan tidak terlalu beresiko tinggi.

3.
a. Apakah tindakan mencaci maki dokter itu sudah benar? Jelaskan!
Jawab :
Belum benar, karena keluarga belum mengetahui pokok permasalahannya (belum
tahu tentang alasan dokter mengikat tangan kiri Ny. Romlah), namun langsung
mencaci maki.
b. Bagaimana seharusnya sikap dokter menghadapi keluarga ny. Romlah?
Jawab:
Seharusnya, dokter harus bersabar dalam menghadapi sikap dari keluarga pasien
yang mencaci maki dirinya dan berusaha menjelaskan dengan baik kepada
keluarga pasien agar mereka mengerti tengtang mengapa tangan Ny Romlah
harus diikat sehingga tidak terjadi pengaduan.
c. Bagaimana komunikasi antara dokter dengan keluarga pasien yang baik dan
benar?
Jawab :
Dalam hal ini harus menggunakan prinsip-prinsip komunikasi, diantaranya :
Menyiapkan Informasi penting yang berkaitan dengan apa yang akan
disampaikan

Sebaiknya dikomunikasikan secara langsung

Bersikap empati

Tidak menakut-nakuti

Memberi penjelasan yang jelas dan rinci tentang informasi

Berkata jujur apa adanya dalam memberikan informasi

Menerapkan prinsip SAJI

d. Bagaimana tanggung jawab RS terhadap pasien yang terlantar?


Jawab :

Created by: Desy Puspitasari


Disini pihak RS wajib bertanggung jawab untuk melakukan tindakan medis
terhadap pasien yang terlantar atas persetujuan pihak yang berwenang di Rumah
sakit itu, contohnya direktur atau kepala bidang lain yang berwenang di RS itu.
kemudian, pemerintah juga turut bertanggung jawab terhadap pasien yang
terlantar sebagaimana telah disebutkan dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yaitu
fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Dan diatur juga dalam
UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bab 4 pasal 6 ayat 2 yaitu
menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan RS bagi fakir miskin atau orang tidak
mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.
a. Apakah sikap kedua belah pihak yang saling menjatuhkan dapat dibenarkan?
jelaskan!
Jawab :
Tidak dapat dibenarkan, karena kedua belah pihak akan mendapatkan dampak
yang merugikan mereka sendiri. Hendaknya hal ini dapat diselesaikan dengan
baik-baik.
b. Apakah komunikasi medik antara dokter dan keluarga pasien sudah efektif?
Jawab :

Belum, karena dokter tidak melakukan cara / alternatif lain untuk


berkomunikasi, misalnya berkomunikasi dengan keluarga, atau pun
perawat sebelum mengikat tangan Ny. Romlah (bukan tindakan yang
darurat) karena dalam hal ini pasien tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi. Sebaiknya dikomunikasikan secara langsung dan memberi
penjelasan yang jelas dan rinci tentang pokok permasalahan kepada
keluarga pasien.

Selain itu juga, karena pada kasus ini terjadi sengketa medik, ini
menandakan bahwa komunikasi yang berlangsung itu tidak efektif atau
bahkan tidak berlangsung

c. Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini?


Jawa :

Created by: Desy Puspitasari


Seharusnya Saudara ny. Romlah tidak boleh berprasangka buruk kepada pihak
RS karena Allah Swt melarang umatnya untuk berprangsangka buruk kepada
orang lain sesuai dengan firmannya :

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuksangka,


karena sebagian dari berburuksangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang.lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Hujurat : 12)

Dan seharusnya Saudara ny. Romlah itu jangan langsung menuntut pihak
RS tetapi harus dimusyawarakan secara kekeluargaan agar masalah ini
tidak berlanjut ke KERS(Komite Etik Rumah Sakit) karena Allah SWT
pernah berfirman di dalam Al-Quran bahwa untuk menyelesaikan suatu
masalah itu sebaiknya dengan cara musyawarah:

Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan


Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.(QS Asy Syuura : 38)

d. Undang-undang apa saja yang mengatur tentang sengketa medik?


Jawab :

Created by: Desy Puspitasari


Pasal 58 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 66 UU No.29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, yang isinya pasien yang merasa dirugikan oleh
dr. berhak mengadu dengan tertulis kepada MKDKI dengan identitas, alamat, dan
alasan yang jelas.

e. Apakah tindakan dokter atau RS sudah menyalahi UU yang ada? Jelaskan!


Jawab :
Sudah menyalahi pasal 45 ayat 1 dan 4 UU no 29 tahun 2004 tentang praktek
kedokteran. Karena tindakan medik yang dilakukan oleh dokter belum
mendapat persetujuan namun sudah dilakukan,
Menyalahi KODERSI pasal 9 dan 10 : karena Rumah Sakit tidak
memberikan penjelasan, dan tidak meminta persetujuan kepada pihak
keluarga atau pun pasien itu sendiri

KESIMPULAN
Kurang terjalinnya komunikasi secara efektif menyebabkan kesalahpahaman antara
pihak rumah sakit dengan keluarga Ny. Romlah yang akan berakhir pada pengaduan
kepihak yang berwajib.

SKEMA SINTESIS
Ny. Romlah di rawat di
rumah sakit

Tidak bisa makan sendiri

Dipasang Infus

Tidak sesuai Selalu mencoba menarik


SOP selang infus

Keselamatan pasien Dokter mengikat tangan


kiri Ny. Romlah

Tidak adanya informed Kurang terjalinnya komunikasi


consent dokter-keluarga pasien

Keluarga tidak terima Created by: Desy Puspitasari


Komunikasi Medik

a. Pengertian
Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya
selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik
perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

b. Pentingnya Komunikasi dokter pasien


Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai oleh dokter. Kompetensi komunikasi
menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan
pasien. Sebagian dokter biasanya merasa tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk berkomunikasi dengan pasiennya. Akibatnya, dokter tidak bisa
mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis, menentukan
perencanaan, dan tindakan lebih lanjut.
Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak
superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau untuk menceritakan
sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu
mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana
tindakan selanjutnya, dan tidak akan mengundang permasalahan dan
ketidakpahaman antara dokter dan pasien.

Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu


alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang
apapun. Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima
pikiran-pikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada
titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima
pesan.

c. Komunikasi efektif dokter-pasien

Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung


secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian

Created by: Desy Puspitasari


penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter
dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal
menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan
kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk
mengatasi permasalahannya.

d. Pentingnya komunikasi efektif

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan


oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Dokter dapat mengetahui dengan baik
kondisi pasien dan keluarga pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.
Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh
menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang
dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.

e. Peran dokter dan pasien dalan hubungan dokter-pasien

1. Pasien sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan dan


menjawab pertanyaan dokter sesuai dengan pengetahuannya.

2. Dokter sebagai pengirim pesan, berperan pada saat penyampaian penjelasan


tentang penyakit, rencana pengobatan, dan tindakan selanjutnya yang harus di
hadapi oleh pasien. Dalam hal ini dokter bertanggung jawab untuk memastikan
apakah pasien paham atas penyampaian dokter terhadap pasien.
3. Dokter sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap pertanyaan pasien. Disini dokter lebih berperan aktif
ketimbang pasien.
4. Pasien sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan
apakah pasien benar-benar memahami apa yang dikatakan oleh dokter.

f. Hasil / indikator terjadinya Komunikasi Efektif

Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat.

Created by: Desy Puspitasari


Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun
mengerti anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum atau
menggunakan obat secara teratur, melakukan pemeriksaan (laboratorium,
foto/rontgen, scan) dan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan
kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan sebagainya).
Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang
dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai penjelasan dokter.
Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami
keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi
dan situasinya, dengan segala konsekuensinya.
Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya
pengobatan/perawatan kesehatannya.

g. 6 (enam) hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi


dengan pasien, yaitu:

1. Materi Informasi apa yang disampaikan

Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak


nyaman/sakit saat pemeriksaan).
diagnosis
Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan
diagnosis, termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek
samping/komplikasi.
Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
masing-masing cara).
Prognosis.
Dukungan (support) yang tersedia.

2. Siapa yang diberi informasi

Created by: Desy Puspitasari


Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.
Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan
bertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk berkomunikasi sendiri secara langsung

3. Berapa banyak atau sejauh mana

Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu
untuk disampaikan, dengan memerhatikan kesiapan mental pasien.
Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak
yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.

4. Kapan menyampaikan informasi


Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.

5. Di mana menyampaikannya

Di ruang praktik dokter.


Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.
Di ruang diskusi.
Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan
dokter.

6. Bagaimana menyampaikannya

Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak


melalui telpon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim
melalui pos, faksimile, sms, internet.
Persiapan, meliputi:
a. materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis,
prognosis sudah disepakati oleh tim);

Created by: Desy Puspitasari


b. ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang
lalu lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon;
c. waktu yang cukup;
h. mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh
keluarga/orang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir
sebaiknya lebih dari satu orang).
Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan
dibicarakan.
Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang
diinginkan dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang
akan diberikan.

h. Kaitan dengan skenario / kasus

Pada kasus di skenario ini, ada hambatan dalam komunikasi antara


dokter pasien, dimana pasien tidak dapat / sulit diajak berkomunikasi sehingga
komunikasi tidak berlangsung efektif. Selain itu juga, tidak adanya inisiatif dari
daokter itu sendiri untuk mencari alternatif untuk komunikasi dalam
menyampaikan tindakan medik yang dilakukan, dalam hal ini dokter dapat
membicarakan dengan pihak keluarga.

1. Tindakan Medis

a. Pengertian

Tindakan medic merupakan suatu tindakan dalam penanganan dan


pelayanan yang berupa diagnostic dalam proses penyembuhan terhadap
pasien.

b. Aspek yang perlu diperhatikan oleh dokter dalam melakukan tindakan


medis

Created by: Desy Puspitasari


1. Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan.
2. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi yang cukup.
3. Setiap tindakan medis yang mengandung resiko tinggi harus dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani pihak yang berhak memberikan
persetujuan.
4. Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik
diminta maupun tidak.
5. Dalam keadaan tertentu informasi dapat diberikan kepada keluarga
pasien dengan persetujuan pasien.
6. Dalam hal tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif lainnya,
informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi itu
sendiri, dalam arti tidak dapat diwakilkan.
7. Dalam keadaan tertentu dimana dokter yang akan melakukan tindakan
medis tidak ada, informasi harus diberikan kepada dokter lain dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggungjawab.
8. Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa (berumur lebih dari 21 tahun
atau telah menikah) yang dalam keadaan sadar dan sehat mental.
9. Bagi pasien di bawah 21 tahun persetujuan diberikan kepada orang tua
atau wali atau keluarga terdekat.
10. Dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan dari pasien
atau keluarganya dapat dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan
surat ijin prakteknya.
c. Dalam melakukan suatu tindakan medik berhubungan dengan :

1. Keputusan klinik

a. Kompetensi Dokter
Berbuat secara teliti / seksama menurut ukuran medik
Mempunyai kemampuan yang sama dengan kemampuan rata-rata
dokter dengan kategori keahlian yang sama, dalam situasi dan
kondisi yang sama, dengan sarana yang sebanding dengan tujuan
tindakan medik tersebut .

Created by: Desy Puspitasari


b. Hak dan Kewajiban Pasien
c. Etika Kedokteran
d. UU Praktik Kedokteran
2. Inform consent

informed consent yang merupakan pernyataan sepihak dari


orang yang berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya
berupa ijin atau persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan
medis sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi
secukupnya, sehingga Informed consent yang merupakan sarana
legitimasi bagi dokter untuk melakukan intervensi medis yang
mengandung risiko serta akibat yang tidak menyenangkan dan oleh
karenanya hanya dapat membebaskan dokter dari tanggung jawab
hukum atas terjadinya risiko serta akibat yang tidak menyenangkan
saja.

d. Macam-macam tindakan medik:

a. Pengobatan simptomatik

Pengobatan untuk mengatasi symptom atau keluhan dari seeorang


penderit, yaitu misalnya jika seorang penderita merasa sakit kepala atau
mengeluh sakit kepala maka diberi minum obat anti sakit agar
keluhannya hilang, pengobatan seperti ini disebut sebagai pengobatan
simptomatik.

Keuntungan pengobatan simptomatik ini adalah lebih murah karena


keluhan langsung hilang tidak perlu keluar ongkos tambahan untuk
memeriksa darah dan pemeriksaan laboratorium lain yang memerlukan
waktu yang kadang-kadang cukup lama. Kerugian dari pengobatan
simptomatik ini ialah; keluhan hilang tapi penyebab penyakit tidak
hilang sepenuhnya, penyebab penyakit masih ada dalam tubuh kita,
sehingga penyakit bisa tetap berlanjut dan suatu waktu dapat menjadi
berat, walaupun ada juga yang sembuh.

Created by: Desy Puspitasari


Umumnya pengobatan simptomatik menggunakan obat-obatan anti
sakit maupun obat-obatan lain yang efeknya bekerja luas atau sistemik.

b. Pengobatan kausal

Pengobatan kausal adalah pengobatan yang didasarkan atas penyebab


timbulnya penyakit misalnya seseorang yang mengeluh sakit kepala
sebagai akibat dari tekanan darah yang tinggi maka diberi obat-obatan
penurun tekanan darah tinggi. Atau seseorang yang mengeluh perih
pada waktu buang air kecil maka dokter berusaha mencari apa
penyebabnya, jika disebabkan oleh kuman maka diberilah obat
pembunuh kuman.

Keuntungan dari pengobatan kausal adalah penyakit bisa tuntas diobati


dan kemungkinan besar bisa dihindari oleh bekas penderita, Cuma
yang perlu diingat untuk pengobatan kausal perlu menunggu hasil
pemeriksaan laboratorium, terutama jika ingin lebih teliti lagi yaitu
dengan pemeriksaan culture dimana kuman di biakkan dulu kemudian
di test untuk mencari anti biotic yang cocok, tapi dengan makin
canggihnya pemeriksaan laboratorium sekarang ini hampir semua
penyebab infeksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

c. Pengobatan radikal

Pengobatan radikal adalah pengobatan dengan melakukan gerakan


basmi habis penyebab penyakit dengan melakukan tindakan bedah,
misalnya jika ada ganggren di kaki maka bagian yang ganggren atau
membusuk segera dipotong habis agar infeksi tidak menyebar ke organ
tubuh yang lain contoh lain paru-paru yang sudah rusak biasanya
diangkat saja (dikeluarkan) karena dapat membahayakan hidup
penderita jika dibiarkan berada dalam tubuh. Contoh lain adalah
operasi tumor.

d. Pengobatan supportip atau penunjang

Created by: Desy Puspitasari


Jenis pengobatan ini hampir sama dengan kausal, misalnya orang yang
kekurangan gizi diberi makanan dan minuman yang lebih bergizi,
kekurangan vitamin diberi vitamin, kekurangan darah diberi zat
penambah darah.

Dalam praktek sehari-hari mungkin kita temui seorang penderita


mendapatkan pengobatan yang merupakan kombinasi dari beberapa
jenis pengobatan diatas, demikian pula dengan makin bertambah
majunya teknologi maka istilah-istilah dalam pengobatan juga semakin
bertambah dan semakin bervariasi.

Sebagai catatan penutup perlu diingat bahwa dibutuhkan kesabaran dari


pasien dan keluarga dalam menghadapi suatu musibah penyakit.

2. Standar Operasional Prosedur

a. Pengertian

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk


melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai
apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk
mewujudkan good governance.

Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga


eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik
yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk
menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa responsivitas,
responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil kajian
menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah memiliki SOP,
karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan publik instansi
pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai acuan dalam
bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat dievaluasi dan
terukur.

Created by: Desy Puspitasari


b. 14 indikator kriteria pengukuran kinerja organisasi

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan


kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya).
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Created by: Desy Puspitasari


13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi,dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Berdasarkan pada uraian di atas, pengukuran kinerja organisasi publik dapat


dilakukan secara internal maupun eksternal. Penilaian secara internal adalah
mengetahui apakah proses pencapaian tujuan sudah sesuai dengan rencana bila
dilihat dari proses dan waktu, sedangkan penilaian ke luar (eksternal) dilakukan
dengan mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan organisasi.

c. Kaitan dengan skenario atau kasus


Dalam hal ini, tindakan dokter belum termasuk dalam Standar Operasional
Prosedur karena dalam memberikan pelayanan dokter belum menjelaskan tentang
maksud dan tujuannya kepada keluarga Ny. Romlah dan juga dalam harus berani
bertanggung jawab. Berkaitan dengan 2 prosedur yaitu Kejelasan Petugas Pelayanan
dan Tanggung Jawab Petugas Pelayanan.

3. Hak dan Kewajiban Dokter Pasien

a. Hak Dokter

Menurut psl 50 UU No.29 Th 2004

memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai


dengan standar profesi medis dan standar prosedur operasional;
memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional;
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya ;
menerima imbalan jasa
Diluar Undang undang

Created by: Desy Puspitasari


Hak melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)
Hak menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika
hukum,agama dan hati nuraninya .
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan seorang pasien,jika menurut
penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali
dalam keadaan gawat darurat.
Hak menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya,kecuali dalam keadaan
darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.
Hak atas privasi dokter
Hak atas ketentraman bekerja
Hak menjadi anggota himpunan profesi
Hak mengeluarkan surat surat keterangan dokter
Hak menjadi anggota himpunan profesi
Hak membela diri Hak untuk menolak memberi kesaksian mengenai
pasiennya dipengadilan

b. Kewajiban Dokter

Menurut Leenen:
1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus
bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek
kedokterannya secara legeartis
2. Kewajiban untuk menghormati hak hak pasien yang bersumber dari hak -
hak asasi dalam bidang kesehatan
3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi social pemeliharaan kesehatan
Menurut KODEKI
Kewajiban Umum ( Pasal 1 9)
Kewajiban Dokter terhadap teman pasien ( pasal 10 13 )
Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat (Pasal 14 15 )
Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri( Pasal 16 17 )
Menurut UU No.29 Th 2004
Pasal 51

Created by: Desy Puspitasari


1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan dengan standar profesi
profesi standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.
2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau Kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan ;
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien meninggal dunia;
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila
ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan ;
5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran;
6. Kewajiban dokter untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan
profesinya.
7. Harus mempergunakan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dengan
hati - hati, proporsional dan teliti .
8. Dokter harus mempunyai pertimbangan yang terbaik, walapun sebagai
manusia biasa tak pernah lepas dari kesalahan , asalkan tidak tergolong
kesalahan yang kasar.

Menurut UU Kesehatan No.23 Th 2003


Pasal 50 dan 51
1. Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan
sesuai dengan keahlian dan kewenangannya
2. Mematuhi standar profesi medis dan menghormati hak pasien .
3. Tidak menggunakan suatu standar praktek medic untuk melakukan uji-uji
diagnostic tertentu
4. Bahwa dokter itu tidak menggunakan uji-uji tersebut sehingga diagnosis
yang ditegakkan dan pengobatannya tidak tepat.
5. Bahwa sebagai akibatnya pasien menjadi luka atau kehilangan
kesempatan untuk disembuhkan dari penyakitnya.

c. Hak pasien
Menurut (UU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan psl 53)
1. Hak atas informasi

Created by: Desy Puspitasari


2. Hak memberikan persetujuan
3. Hak atas rahasia kedokteran
4. Hak atas pendapat ke 2 ( second opinion)
Menurut (UU Pradoks pasal 52)
1. Mendapat penjelasan secara lengkap ttg tindakan medis
2. Meminta pendapat dr/drg lain
3. Mendapat pelayanan sesuai dng kebutuhan medis
4. Mendapat isi rekam medis

Menurut (Fred Ameln)


1. Menerima pengobatan dan perawatan
2. Menghentikan pengobatan & perawatan
3. Menolak pengobatan &perawatan
4. Memilih dr & sarana pelayanan kes
5. Mendapat informasi ttg penyakitnya
6. Atas rahasia kedokteran
7. Hak bantuan medis
8. Mendapat perawatan terbaik & berlanjut
9. Menerima pelayanan/perhatian atas suatu pengobatan

d. Kewajiban Pasien
Menurut Fred Amelyn
1. Memberi informasi selengkapnya perihal penyakitnya
2. Mematuhi nasihat dokter
3. Menghormati privasi dokter yg merawat (menyimpan rahasia dokter)
4. Memberi imbalan jasa
Menurut UU No.29 Th 2004 (PRADOKS)
Pasal 53
1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur ttg masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter gigi
3. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yg diterima

Created by: Desy Puspitasari


Created by: Desy Puspitasari

Anda mungkin juga menyukai