Anda di halaman 1dari 12

MM Sendi Ekstermitas Superior dan Inferior

1. Anatomis Makro dan Mikro


Makro
Ekstermitas Superior
1. Articulatio acromioclavicularis
Tulang : Merupakan suatu sendi antara pars acromialis scapula dengan clavicula.
Jenis sendi : Articulatio plana, karna kedua permukaan sendi rata.
Penguat Sendi : Ligamentum acromioclaviculare, ligamentum coracoclaviculare yang
Terdiri dari : Ligamentum trapezoideum dan ligamentum conoideum
Ciri khusus : Discus kecil tidak lengkap fibrokartilago biasanya terdapat diantara tulang,
ligamentum coracoclavicularis memperkuat sendi dengan menyatukan clavicula pada
processus coracoideus scapula tepat dibawahnya
Gerakan : gerak meluncur pendek.
2. Articulatio sternoclavicularis
Tulang : incisura claviculosterni dan facies articularis sterni
Jenis sendi : plana synovial
Penguat sendi : Ligamentum sternoclaviculare anterius, Ligamentum sternoclaviculare
posterius, Ligamentum costoclaviculare, Ligamentum interclaviculare.
Ciri khusus : Discus fibrokartilago terdapat diantara tulang
3. Articulatio Humeri
Tulang : Caput humeri dengan cavitas glenoidalis.
Jenis sendi : Articulatio spheroidea (a ball and socket), kepala sendi seperti bentuk bola.
Penguat sendi : Ligamentum glenohumerale superior, Ligamentum glenohumerale medial.
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi.
4. Articulatio cubiti
Merupakan Articulatio composita yang terdiri dari atas 3 sendi, yaitu:
Articulatiohumero-ulnaris, Articlatio humero-radialis, dan Articulatio radioulnaris.
a. Articulatio humero-ulnaris dan Articulatio humero-radialis
Tulang : Antara incisura trochlearis ulna dan trochlearishumeri; dan fovea articularis caput
radii dan capitulum humeri.
Jenis sendi : Ginglymus dengan bersumbu satu.
Penguat sendi :Ligamentum colaterale ulnare, Ligamentum colateralle radiale.
Gerak sendi : Fleksi dan ekstensi.
b. Articulatio radio-ulnaris proximalis
Tulang : Incisura radialis ulna dan caput radii
Jenis sendi : Pivot/ trachloidea bersumbu satu, yaitu sumbuvertical yang berjalan dari
caput radii sampai processus styloideus ulnae.
Penguat sendi : Ligamentum anulare radii yang melekat pada ujungincisura radialais dan
ligamentum quadratum diantara collum radii dan incisuraradialais ulna.
Gerak sendi : Supinasi & pronasi.
5. Articulatio radiocarpalis
Tulang : Bagian distal os.radius dan ossa carpales proximalis kecuali os.pisiforme.
Jenis sendi :elipsoidea bersumbu dua
Penguat sendi : Discus articularis,ligamentum collateral carpi ulnare dan ligamentum
collateral carpi laterale.
6. Articulatio carpometacarpales
Tulang :diantara metacarpale I dan trapezium
Jenis sendi : saddle atau sellaris
Penguat sendi : Ligamenta carpometacarpalia dorsalia dan ligament
capometacarpalia palmaria.
Gerak sendi : fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi,opposisi dan reposisi.
7. Articulatio metacarpophalangeales
a. Articulatio metacarpophalangealis I
Tulang : Antara os metacarpal dan phalanx I
Jenis sendi : ginglimus
Gerak sendi : fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi.
b. Articuaatio metacarpophalangealis II-V
Tulang : Antara os metacarpal II-V dengan os phalanx II dan V
Jenis sendi : condyloideus
Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan sirkumdiksi.
8. Articulatio interphangealis
Tulang : antar phalanges
Jenis sendi : ginglimus
Penguat sendi : Ligamenta collateralis dan ligament palmaris
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi

Ekstermitas inferior
1. Articulatio Sacro Iliaca (sendi Panggul) : merupakan persendian antara os sacrum
dengan os iliaca. Sendi ini merupakan sendi amphiartrosis, geraknya sedikit sekali
2. Articulatio Coxae (sendi Paha) : persendian antara acetabulum os coxae dengan caput
femoris
3. Articulatio genu
Jenis sendi : engsel
Tulang : condylus femoris, ujung atas tibia, patella.
a. Articulatio Femore Patellaris:
Persendian antara facies articularis os femur dengan facies
patellaris femoris os patella.
b. Articulatio Tibio Fibularis
Persendian antara facies articularis fibularis tibiae dengan
facies articularis capuli fibulae.
c. Articulatio tibia femoralis
4. Articulatio Talo Cruralis:
Persendian antara articulation malleoli lateralis dengan facies malleolaris lateralis tali.
5. Articulatio Talo Calcanea:
Pesendian antara os talus dengan os calcaneus.
6. Articulation talocalcaneonavicularis
Tulang : os talus, os calcaneus, dan os cuboideum
Jenis sendi : gliding
Gerak sendi : geser dan rotasi
7. Articulation calcaneo cuboidea
Tulang : os calcaneus, os cuboideum
Jenis sendi : plana
Gerak sendi : geser dan sedikit rotasi
Memperkuat sendi : Ligamentum calcaneocuboideum dorsale et plantare
ligamentum plantare longum dan Articulationes tarso metatarsals
8. Articulatio tarsometatarsales
Tulang : ossa tarsi dan oss metatarsi
Jenis sendi : plana
Penguat sendi : Ligamentumtarsometatarsaliadorsalia, ligamentum tarsometatarsalis
plantaris, dan ligament cunemetatarsalis interossea
9. Articulationes metatarsophalangeales
Tulang : ossa metatarsi dan ossa phalangeales
Jenis sendi : condyloidea/ellipsoidea
Gerak sendi : fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi
Penguat sendi : ligament collateralis, ligament plantaria dan lagamentum
metatarsale transversum profundum.

10. Articulationes interphalangeales pedis


Tulang : Antara phalangeales
Jenis sendi : gynglimus
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi
Penguat sendi : Ligamenta collaterale dan Ligamenta plantaria.
Mikro
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi bersifat permanen, dan dapat
digolongkan berdasarkan ciri susunannya menjadi 3 golongan utama:
a. Sendi fibrosa, Sendi ini dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa
Sutura : hanya terdapat pada tengkorak, dan tidak bersifat permanen, karna jaringan pengikat
fibrosa dapat diganti tulang dikemudian hari, penyatuan tulang dikemudian hari itu disebut
sinostosis
Sindesmosis : sendi pada tulang yang dipersatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih
banyak dari pada yang terdapat disutura, sendi macam ini seperti sendi radio-ulnaris yang
memungkinkan gerak dalam batas tertentu
Gomfosis : sendi khusus terbatas pada gigi, maksila dan mandibula

b. Sendi tulang rawan (kartilaginosa)


Sering disebut sebagai sendi kartilaginosa sekunder.
Untuk membedakan dengan sendi kartilaginosa primer yaitu pada sendidiantara
badan-badan vertebra yang berdektan.
Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan hialin secara erat
disatukan lempeng fibrokartilago.contoh sendi kartilago sekunder : simfisis (sendi di pubis)

c. Sendi Sinovial
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin
a. Pada sendi ini, tulang-tulang ditahan menjadi satu simpai sendi.
b. Simpai sendi menyatukan tulang
o lapisan luar simpai, jaringan ikat padat kolagen yang menyatudengan
periosteum
o lapisan dalam simpai membran sinovial (membatasi
ronggasendi)
a. Membran sinovial : membran vaskular tipis mengandung kapiler kapiler
lebar
b. Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan, dipisahkanoleh
celah sempit : cairan sinovial (dihasilkan membran sinovial)
c. Terbentuk sebagai dialisat plasma darah. Unsur cairan sinovial terdiri dari :
asam hialuronat yang terikat dengan protein
d. Berfungsi untuk pelumas dan nutritif sel tulang rawan sendi
e. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang
disebut kapsul.
f. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovialuntuk
meminyaki sendi.
g. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat padatulang,
menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan
h. Rawan sendi melapisi ujung-ujung tulang dengan fungsi:
Melindungi ujung tulang agar tidak aus.
Memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban
dan peredam benturan.

Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu:


a. Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung70-80% air, hal
inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
b. Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangattahan terhadap
tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal,sehingga rawan sendi yang tebal
kolagennya akan tahan terhadap tarikan.Disamping itu matriks juga mengandung mineral,
air, dan zat organik lain seperti enzime
(Leeson, C. Roland. Anthony A. Paparo. 1996)

Jenis sendi sinovial :

Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;


Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ;
Trochoid : rotasi, mono aksis ;
Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.

Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang
mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan
bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi,
2004).
2. Penggerak Sendi
a. Fleksi, gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi
b. Ekstensi, gerak berlawanan dari fleksi
c. Abduksi, gerak arah sisi menjauhi bidang sagital
d. Adduksi, gerak yang berlawanan arah dengan abduksi
e. Endorotasi, gerak berputar lateral-anterior-medial
f. Eksorotasi, gerak berputar medial-anterior-lateral
g. Laterofleksi, gerak fleksi ke arah samping
h. Sirkumdiksi, gabungan gerak rotasi (fleksi, laterofleksi, ekstensi)

MM Gout arthritis
1. Definisi
Penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia, merupakan penyakit heterogen
sebagai akibat deposisi(proses peengkristalan) krista monosodium urat pada jaringan atau
akibat supersaturasi(melebihi batas) asam urat di dalam cairan ekstraselular.
2. Etiology
a. Gout primer: akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat
dari penurunan ekskresi asam urat
b. Gout sekunder: pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan
ekskresi asam urat akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu
3. Faktor resiko
-(
4. Patofisiologi
Adanya kristal mononatrium urat akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:

1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen
ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran
sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan
leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim
lisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan
melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator
proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan
memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel
tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera
jaringan.

Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan
seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat
tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa
urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing.
Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan
dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon,
bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan
penyumbatan dan nefropati gout.

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut,interkritial gout dan gout menahun
dengan tofi :
1. Stadium artritis gout akut
pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
Pasien tidur tannpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat
dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama
berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dan merupakan gejala sistemik berupa
demam,menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang palingv sering pada MTP-1 yang
disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu
pergelangan tangan dan kaki, lutut serta siku.
Penurunan asam urat darah secara mendadak dengan alupurinol atau obat urikosurik
dapat menimbulkan kekambuhan.
2. Stadium interkritikal
merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik.
Walaupun secara klinik tidak didapat tanda2 radang akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Keadaan ini dapat berlangsung satu atau beberapa kali
pertahun, atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Bila tidak diobati dengan
benar makan akan berlanjut menjadi stadium menahun dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout
Stadium ini umumnya pasien dapat mengobati diri sendiri sehingga dalam berobat
pada dokter. Artrititis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit disembuhkan dengan obat., dan kadang-
kadang timbul infeksi sekunder. Pada stadium ini kadang2 disertai batu saluran kemih
sampai penyakit ginjal menahun.

(Tehupeiory, Edward Stefanus (2014). Buku ajar Ilmu penyakit dalam jilid III
Jakarta : interna publishing)

6. Diagnosis dan Diagnosis banding

Mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh The American Reumatism Association (ARA)
tahun 1977. Kriteria tersebut sebagai berikut:
A. Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan Kristal monosodium urat (MSU) pada
cairan sendi
B. Terdapat tofus berisi Kristal monosodium urat yang dibuktikan melalui pemeriksaan
kimiawi atau mikroskop cahaya terpolarisasi
C. Ditemukan 6 dari 12 kriteria berikut
1. Inflamasi maksimal pada hari pertama
2. Serangan antritis akut lebih dari satu kali
3. Artritis monoartikular (arthritis pada satu persendian)
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Pembengkakan dan sakit pada sendi mtp i
6. Serangan pada sendi mtp unilateral
7. Serangan pada sendi tarsal unilateral
8. Tofus
9. Hiperurisemia
10. Terdapat pembengkakan sendi asimetris pada gambaran radiologik
11. Terdapat kista subkortikal tanpa erosi pada gambaran radiologik
12. Pada pemeriksaan kultur bakteri cairan sendi hasilnya negative.
(Rosani, selti et al (2014). kapita selekta jilid II)

Diagnosis Banding
- Artropati Kristal lainnya : calcium pyrophosphate dehydrate disease (CPPD), kalsium
apatite
- Monoartropati akut akibat infeksi trauma
Rosani, selti et al (2014). kapita selekta jilid II

1. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah jenis arthritis kronis. Gejala awal RA meliputi kelelahan,
nyeri sendi, dan kekakuan. Gejala lain rheumatoid arthritis mungkin merasa seperti flu,
dengan perasaan sakit, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan. Penyebab rheumatoid arthritis
tidak diketahui, walaupun mungkin ada komponen genetik. Pengobatan awal arthritis, dapat
efektif meningkatkan prognosis dan dapat membantu mencegah kerusakan tulang sendi yang
terkait dengan RA.

Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang
dapat dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis
rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan penyakit ini.
American College of Rheumatology menggunakan daftar kriteria:
1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.
2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.
3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari.
4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).
5. Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya
di titik-titik tekanan dari tubuh, paling sering siku.
6. Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
7. X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari rheumatoid arthritis,
dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.

2. Pseudogout
Pseudogout adalah suatu bentuk radang sendi yang ditandai dengan pembengkakan mendadak
pada satu atau beberapa sendi yang diakibatkan oleh penggumpalan Kristal calcium
pyrophosphate dehydrogenase crystal (CPPD). Kejadian ini dapat berlangsung selama
berhari-hari atau berminggu-minggu. Pseudogout biasanya terjadi pada orang dewasa yang
lebih tua, lebih sering mengenai perempuan dan paling sering mempengaruhi lutut.

Gejala-gejalanya mirip dengan gout, penyebab pseudogout tiba-tiba, sakit parah dalam
bersama, dipicu oleh kristal di lapisan sendi. Tapi tidak seperti gout, yang biasanya
mempengaruhi sendi jempol kaki, biasanya pseudogout mempengaruhi sendi besar
ekstremitas (lutut, pergelangan kaki dan tangan, siki dan bahu). Gejala pseudogout juga mirip
dengan arthritis rheumatoid seperti melibatkan beberapa sendi simetris, kekakuan pagi hari,
penebalan sinovium dan peningkatan laju endap darah.
3. Septic arthritis

Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur dapat
menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya
menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain.

Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah
disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering
menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki,
siku, pergelangan tangan, dan bahu.

Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati dalam
seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar pulih.

Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan sendi


yang terkena. Tanda dan gejalanya antara lain:
1. Demam
2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi
3. Pembengkakan sendi yang terkena
4. Hangat di daerah sendi yang terkena

Pada anak-anak, gejala tambahannya dapat berupa;


1. Hilang nafsu makan
2. Detak jantung cepat (takikardia)
3. Lekas marah

Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan kaki,
terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena. Anak-
anak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya dalam posisi yang sama
dan mencoba menghindari perputaran sendi.

Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar melalui
aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan di dekat
sendi juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi.

Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah mencapai
sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang rawan.
Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan
reaksi tubuh terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi

4. Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago
artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas,
deformitas. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi karena gesekan ujung-ujung tulang
penyusun sendi. beberapa faktor resiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
a. Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur
b. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena
OA paha, pergelangan tangan dan leher
c. Suku bangsa dan genetic
d. Berat badan yang berlebihan juga mempengaruhi resiko timbulnya OA Karena tulanganya
lebih padat dank eras sehingga tak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh
tulang rawan sendi.

7. Penataklaksanaan
Secara umum penanganan gout adalah dengan memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi
kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada ginjal. Pengobatan bertujuan
untuk menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain
kolkisin, obat anti inflamasi non steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH.
Obat penurun asam urat seperti alopurinal atau obat urikosurik tidak boleh diberikan
pada stadium akut. Namun kepada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam
urat, sebaiknya tetap diberikan.

Kolkisin dosis standar: arthritis gout akut secara oral 3-4 kali, 0,5-0,6 mg perhari max
6mg. OAINS juga bisa, dosis tergantung jenis apa yang diberikan. Disamping obat ini
juga mempunyai efek analgetik. Jenis yang paling sering dipakai indometasin.
Dosisnya 1150-200 mg/hari selama 2-3 hari dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu
berikutnyaa atau sampai nyeri atau radang berkurang.

Kortikosterois dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau
merupakan kontra indikasi. Pemberian kortikosteroid dapat berupa oral atau parenteral,
indikasinya untuk arthritis gout akut yang mengenai banyak sendi (poliartikular).

Pada stadiuminterkritik dan menahun, tujuan pengobatan untuk menurunkan kadar


asam urat, sampai kadar normal guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam
urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allopurinol
bersama obat urikosurik yang lain. (Ilmu Penyakit Dalam)

8. Komplikasi
Pembentukan tofus , pembentukan batu ginjal, atropati destruktif.

Sebab pada gout menahun tanpa adanya pengendalian kadar asam urat maka akan
terjadi komplikasi setelah 10 tahun dan timbul risiko cacat sendi seumur hidup. Sendi
akan hancur total karena pembengkakan parah. Selain itu risiko kematian dini akan
timbul disebabkan oleh keadaan terkait seperti:
-tekanan darah tinggi
-pengapuran pembuluh darah (atherosklerosis)
-payah ginjalkencing batu
-gagal ginjal
-kematian dini

9. Prognosis
Rata-rata, setelah serangan awal, diramalkan 62% yang tidak diobati akan mendapat serangan
kedua dalam 1 tahun, 78% dalam 2 tahun, 89% dalam 5 tahun, dan 93% dalam 10
tahun.Dalam perjalanan waktu, pasien yang tidak diobati dengan serangan berulang akan
mempunyai periode interkritikal yang lebih pendek, meningkatnya jumlah sendi yang
terserang, dan meningkatnya disability.
Diperkirakan 10-22% pasien dengan pengendalian yang buruk atau tidak diobati akan
mengalami perkembangan tofi dan 20% nefrolitiasis pada kurang lebih 11 tahun setelah
serangan awal.

Informasikan kepada pasien dengan hiperurisemia asimtomatik, bahwa resiko untuk GA di


masa depan proporsional dengan kadar urat dalam darah dan masalah kesehatan lain, terutama
hipertensi, obesitas, kadar kolesterol dalam darah, dan asupan alcohol.

Mortalitas meningkat pada obesitas. Terdapat angka yang nyata yang menunjukkan bahwa
penurunan berat badan menjadi normal menurunkan peningkatan mortalitas menjadi tingkat
normal pula.

Pasien yang telah menderita arthritis gout tidak akan sembuh sepenuhnya. Pasien tersebut
harus terus menjaga diet sepanjang hidup dan mengurangi makanan yang mengandungi purin
seumur hidupnya. Ini untuk memastikan penyakitnya tidak kambuh lagi.

10. Pencegahan
Pengaturan diet
Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama diketahui dapat
menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout. Untuk menurunkan kadar asam urat dalam
darah dapat dilakukan sebagai berikut :

Kalori sesuai kebutuhan


Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan
dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga
bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.

Tinggi Karbohidrat

Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat dalam urine. Makanan yang digoreng, bersantan,
serta margarine, dan mentega sebaiknya dihindari .

Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urine.

Tanpa alkohol
.hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

MM NSAID dan Uricosuric


1. Farmako Kinetik

2. Farmako Dinamik
3. Indikasi
NSAID
-meredakan nyeri
-mengurangi peradangan (kemerahan dan bengkak)
-menurunkan suhu tinggi (demam)
-sakit kepala
-sakit haid (dismenore)
-sakit gigi
-cedera jaringan lunak seperti keseleo dan strain
-infeksi, seperti flu biasa atau flu
-Kronis umum (jangka panjang) kondisi yang dapat diobati dengan NSAID termasuk:
sebagian besar jenis arthritis
-sakit punggung kronis
-sakit leher kronis

Uricosuric
-Probenesid: Berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada
penyakit pirai, tidak efektif pada serangan akut. Berguna untuk pengobatan hiperuresemia
sekunder. Probenesid tidak berguna bila laju GFR kurang dari 30mL/menit.
-Sulfinpirazon: Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi penyakit piraikronik.

4. Kontra Indikasi
Uricosuric
-Memiliki batu pada saluran kemih atau obstruksi saluran kemih.
-Memiliki hyperuricemia dan menerima kemoterapi atau radiasi pengobatan untuk kanker.
-Mengambil dosis moderat aspirin.
-Memiliki gagal ginjal atau penyakit ginjal.
-Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga.

NSAID
-sedang hamil atau menyusui
-memiliki riwayat penyakit ginjal yang signifikan
-memiliki riwayat penyakit hati yang signifikan
-memiliki sakit maag aktif (luka pada lapisan perut), atau berisiko tinggi mengembangkan
sakit maag
-orang-orang dengan riwayat serangan jantung sebelumnya, stroke atau gagal jantung
-orang berusia 75 atau lebih
-penderita diabetes
-orang dengan tekanan darah tinggi

5. Efek Samping
NSAID
-Masalah perut seperti perdarahan, ulkus dan sakit perut
-Tekanan darah tinggi
-Retensi cairan (menyebabkan pembengkakan, seperti di sekitar bawah kaki, kaki,
pergelangan kaki dan tangan)
-masalah ginjal
-masalah jantung
-muncul ruam

Uricosuric
-Probenesid : gangguan saluran cerna, nyeri kepala, dan reaksi alergi
-Sulfinpirazon : gangguan saluran cerna, anemia, leukopenia, dan agranulositosis.
Meningkatkan efek insulin dan obat oral hipoglikemik sehingga harus diberikan dengan
pengawasan khusus bila diberikan bersama obat-obat tersebut

Anda mungkin juga menyukai