KONSEP TEORI
a) ANATOMI & FISIOLOGI
b) DEFINISI
Pengertian IVH secara singkat dapat diartikan sebagai perdarahan intraserebral
non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang timbul di dalam atau pada
sisi dari ventrikel. (Donna, dkk, 2011). Dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa kejadian IVH yang menimbulkan serangan stroke merupakan salah satu dari
jenis stroke (CVA) hemoragik yang berasal dari intra cranial atau sumber
permasalahannya adalah peredaran vaskuler otak.
Sanders telah menunjukkan bahwa perdarahan intraventrikuler dapat terjadi
dalam setiap rentang usia, namun dengan puncak antara usia 40-60 tahun, dengan
rasio angka kejadian pada pria:wanita 1,4:1. Gambaran klinik pada kasus PIVH yang
ringan bervariasi dan mungkin berkaitan dengan banyaknya perdarahan. (Donna, dkk,
2011).
c) ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya pecah pembuluh darah (perdarahan) pada ruangan
ventrikel pada otak belum diketahui, namun keadaan Hipertensi sering kali disebut
sebagai penyebab yang paling mungkin, walaupun abnormalitas arteri-vena otak dapat
juga menyumbang kejadian perdarahan ini. (Donna, dkk, 2011).
Tekanan darah yang melebihi kapasitas elastisitas vaskuler otak merupakan
pemicu terjadinya perdarahan pada otak, terutama bila memang pasien adalah
penderita hipertensi parah. (Adria, luis dkk 2012).
Dari penjelasan diatas, kita dapat menarik kesimpulan kecil bahwa penyebab
yang paling memungkinkan dari terjadinya IVH yang dapat menimbulkan serangan
stroke adalah hipertensi yang bersifat kronik, selain itu abnormalitas formasi vaskuler
juga turut menyumbang kejadian IVH ini.
d) TANDA DAN GEJALA
Mayoritas pasien mengalami nyeri kepala akut dan penurunan kesadaran yang
berkembang cepat sampai keadaan koma. Pada pemeriksaaan biasanya di dapati
hipertensi kronik. Gejala dan tanda tergantung lokasi perdarahan. Herniasi uncal
dengan hiiangnya fungsi batang otakdapat terjadi. Pasien yang selamat secara bertahap
mengalami pemulihan kesadaran dlam beberapa hari. Pasien dengan perdarahan pada
lobus temporal atau lobus frontal dapat mengalami seizure tiba-tiba yang dapat diikuti
kelumpuhan kontralateral (Ropper, 2005 Dalam khoirul 2009).
Pasien usia tua dengan tekanan darah normal yang mengalami PIS atau
perdarahan intraserebellar karena amyloid angiopathybiasanya telah menderita
penyakit Alzheimer atau demensia progresif tipe Alzheimer dan dalam perjalanannnya
perdarahan dapat memasukirongga subarakhnoid.(Gilroy, 2000, Dalam khoirul 2009).
Secara mendetail gejala yang muncul diantaranya (Isyan, 2012)
1. Kehilangan Motorik
Disfungsi motor paling umum adalah :
a. Hemiplegia yaitu paralisis pada salah satu sisi yang sama seperti pada wajah,
lengan dan kaki (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
b. Hemiparesis yaitu kelemahan pada salah satu sisi tubuh yang sama seperti
wajah, lengan, dan kaki (Karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
2. Kehilangan atau Defisit Sensori
a. Parestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi)
Kejadian seperti kebas dan kesemutan pada bagian tubuh dan kesulitan dalam
propriosepsi (kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh).
b. Kesulitan dalam menginterpretasikan stmuli visual, taktil dan auditorius.
3. Kehilangan Komunikasi (Defisit Verbal)
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut :
a. Disartria adalah kesulitan berbicara atau kesulitan dalam membentuk kata.
Ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh
paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia adalah bicara detektif atau kehilangan bicara, yang
terutama ekspresif atau reseptif (mampu bicara tapi tidak masuk akal) .
c. Apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya, seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk
menyisir rambutnya.
d. Disfagia adalah kesulitan dalam menelan.
4. Gangguan Persepsi
Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterprestasikan sensasi. Stroke dapat
mengakibatkan:
a. Disfungsi persepsi visual, karena gangguan jaras sensori primer diantara mata
dan korteks visual
b. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang)
c. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih
objek dalam area spasial).
5. Defisit Kognitif
a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Alasan abstrak buruk
e. Perubahan Penilaian
6. Defisit Emosional
a. Kehilangan kontrol-diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan, dan marah
g. Perasaan Isolasi.
e) EPIDEMIOLOGI
Kejadian IVH memang sangat jarang. Hal ini menjadi alasan atas pemahaman
yang buruk terhadap gejala klinis, etiologi, dan prognosis jangka pendek maupun
panjang pada pasien IVH. Sepertiga pasien IVH tidak bertahan pada perawatan di
rumah sakit (39%). Angka kejadian IVH di antara seluruh pasien dengan perdarahan
intrakranial adalah 3,1% dengan prognosis yang dilaporkan lebih baik dari prognosis
pasien perdarahan intraventrikel sekunder. IVH menginduksi morbiditas, termasuk
perkembangan hidrosefalus dan menurunnya kesadaran. Dilaporkan terdapat banyak
faktor yang berhubungan dengan PIVH, namun hipertensi merupakan faktor yang
paling sering ditemukan. (Donna, dkk, 2011).
f) PATOFISIOLOGI
Gangguan
kesadaran
(penurunan)
h) PENATALAKSANAAN
1. Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya pertahanan atau
sumbatan arteri
2. Computed Tomography-Scanning (CT-Scan)
CT Scan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk PIS dalam beberapa jam
pertama setelah perdarahan. CT-scan dapat diulang dalam 24 jam untuk menilai
stabilitas. Bedah emergensi dengan mengeluarkan massa darah diindikasikan pada
pasien sadar yang mengalami peningkatan volume perdarahan.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan perdarahan intraserebral dalam beberapa jam pertama
setelah perdarahan. Perubahan gambaran MRI tergantung stadium disolusi
hemoglobinoksihemoglobin-deoksihemogtobin-methemoglobin-ferritin dan juga
hemosiderin
4. USG Doppler (Ultrasonografi dopple)
Mengindentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis(aliran darah
atau timbulnya plak) dan arteiosklerosis
5. EEG (elekroensefalogram)
Mengidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
6. Sinar tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan dari
massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral;
kalsifikasi persial dinding aneurisma pada perdarahan subarachnoid.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
a. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang (kapan timbulnya, lamanya serangan, gejala yang
timbul)
2. Riwayat penyakit dahulu (hipertensi, jantung, DM, disritmia, ginjal, pernah
mengalami trauma kepala)
3. Riwayat penyakit keluarga(hipertensi, jantung, DM)
4. Aktivitas (sulit beraktivitas, kehilangan sensasi penglihatan, gangguan tonus
otot, gangguan tingkat kesadaran)
5. Sirkulasi (hipertensi, jantung, disritmia, gagal ginjal kronis).
6. Makanan/ cairan (nafsu makan berkurang, mual, muntah pada fase akut, hilang
sensasi pengecapan pada lidah, obesitas sebagai faktor resiko)
7. Neurosensorik (sinkop atau pingsan, vertigo, sakit kepala, penglihatan
berkurang atau ganda, hilang rasa sensorik kotralateral, afasia motorik, reaksi
pupil tidak sama)
8. Kenyamanan (sakit kepala dengan intensitas yang berbeda, tingkah laku yang
tidak stabil, gelisah, ketergantungan otot)
9. Pernafasan (merokok sebagai faktor resiko, tidak mampu menelankarena
batuk)
10. Interaksi social (masalah bicara, tidak mampu berkomunikasi)
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian
atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,
serta sekresi banyak dan kental.
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan
batang suara).
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh
sel-sel tumor.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
saluran pencernaan (disfagia).
2) INTERVENSI DAN RASIONAL
No Diagnosa Kep. Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan Setelah diberikan 1.Kaji frekuensi 1. Pada kanker laring
napas tidak asuhan pernapasan catat biasanya
efektif keperawatan rasio inspirasi menyebabkan
berhubungan selamax 24 jam atau ekspirasi dipsnue
dengan diharapkan pasien 2.Catat adanya 2. Disfungsi
pengangkatan dapat derajat dipsnue pernapasan
sebagian atau mempertahankan misalnya keluhan merupakan proses
seluruh glotis, jalan nafas lapar udara, kronis atau
gangguan dengan kriteria gelisah, ansietas, stadium akhir
kemampuan hasil: disteres,
untuk Tidak sesak dan pernapasan dan
bernapas, klien penggunaan otot
batuk dan menunjukkan bantu.
menelan, serta perilaku untuk 3.Auskuitasi bunyi 3. Pada beberapa
sekresi banyak memperbaiki napas, catat derajat kanker
dan kental. jalan napas, batuk adanya bunyi laring terjadi
efektif dan bunyi napas. obstruksi jalan
napas napas dan dapat
atau tidak
dimanifestasikan
adanya bunyi
4.Atur posisi yang napas.
nyaman 4. Mempermudah
5.Dorong atau fungsi pernapasan.
bantu klien 5. Memberikan
latihan napas pasien beberapa
abdomen atau cara untuk
bibir mengatasi dan
mengontrol
6.Observasi dipsnea dan
karakteristik menurunkan
batuk misalnya jebakan udara.
menetap batuk 6. Memperbaiki
pendek, batuk keefektifan upaya
basah batuk
3) EVALUASI
1. Bersihan jalan napas efektif
2. Dapat berkomunikasi secara verbal
3. Nyeri tidak dirasakan
4. Tidak terjadi perubahan nutrisi
C. DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi 2012-
2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike Budhi
Subekti; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester, Dan Wuri
Praptiani. Jakarta; EGC.
Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri:
Mosby Elsevier
Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th Edition.
Missouri: Mosby Elsevie