Persediaan Ias 2
Persediaan Ias 2
PENDAHULUAN
I. Latar Balakang
bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi. Persediaan harus dimiliki
memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus dikelola dngan baik dan
dicatat dengan baik dan dicatat dengan baik agar perusahaan dapat menjual
bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi. Persediaan harus dimiliki
memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus dikelola dngan baik dan
dicatat dengan baik dan dicatat dengan baik agar perusahaan dapat menjual
PEMBAHASAN
Persediaan adalah pos-pos ativa yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam
operasi bisnis normal, atau barang yang digunakan atau dikonsumsi dalam membuat
barang yang akan dijual. Perusahaan manufaktur biasanya memiliki tiga akun
persediaan yaitu bahan baku, barang dalam proses dan Barang Jadi. Biaya yang
dibebankan ke barang dan bahan baku yang ada di tangan tetapi belum dialihkan ke
produksi dilaporkan sebagai persediaan bahan baku (raw materials inventory). Pada
setiap titik dalam proses produksi yang berkelanjutan, ada sejumlah unit yang belum
diselesaikan diproses sepenuhnya. Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat
tetapi belum diselesaikan, ditambah biaya tenaga kerja langsung yang diaplikasikan
secara khusus ke bahan baku ini dan biaya overhead yang dialokasikan merupakan
persediaan barang dalam proses. Biaya yang berkaitan dengan prosuk yang telah selesai
tetapi belum belum terjual pada akhir periode fiskal dilaporkan sebagai persediaan
barang jadi.
2. Metode Pencatatan
Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang up-to-date merupakan hal yang sangat
penting. Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika produk-produk yang dipesan oleh
pelanggan tidak tersedia dengan model, kualitas, dan kuantitas yang diinginkan. Begitu
juga perusahaan harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama untuk
1. Sistem Perpetual
a. Pembelian barang dagang untk dijual atau pembelian bahan baku untuk produksi
b. Biaya transportasi masuk, retur pembelian, dan pengurangan harga serta diskon
c. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjulan dan mendebet akun Harga
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada ditangan.
baik dalam akun persediaan maupun akun Harga Pokok Penjualan. Jika yang digunakan
adalah sistem persediaan perpetual dan terdapat perbedaan antara saldo persediaan
perpetual dengan hasil perhitungan fisik, maka diperlukan suatu ayat jurnal terpisah
pada akhir periode pelaporan, akun persediaan perpetual melaporkan saldo persediaan
Rp. 4000.000, tetapi hasil perhitungan fisik menunjukan jumlah persediaan aktual
sebesar Rp. 3.800.000. ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penyesuaian adalah
sebagai berikut :
(D) Kelebihan dan Kekurangan Persediaan Rp 200.000
2. Sistem Periodik
seperti yang tersirat dengan namanya, secara periodik, semua pembelian persediaan
selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun
oada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual
Kemudian total biaya barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan
dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan adalah jumlah residu
berjalan:
dengan :
Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual
dan setiap barang dalam pos persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual
dimasukkan dalam harga pokok penjualan, sementara biaya barang-barang khusus yang
masih berada di tangan dimasukkan pada persediaan. Metode ini hanya bisa digunakan
situasi yang melibatkan sejumlah kecil item berharga, tinggi dan dapat dibedakan.
persediaan PT ABC terdiri daro 1.000 unit yang berasal dari pembelian tanggal 2
Maret, 3.000 unit dari pembelian tanggal 15 Maret, dan 2.000 unit dari pembelian
tanggal 30 Maret. Persediaan Awal Perhitungan Persediaan akhir dan harga pokok
Secara konseptual, metode ini tampak idel karena biaya aktual ditandingkan dengan
pendapatan aktual, dan persediaan akhir dilaporkan pada biaya aktual. Dengan kata
lain, metode identifikasi khusus membandingkan arus biaya dengan arus fisik barang.
Namun, jika diamanati lebih lanjut, metode ini memiliki sejumlah kelemahan.
Metode biaya rata-rata tertimbang menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam
persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama suatu
periodik, dimana persediaan akhir dan hrag poko penjualan akan dihitung sebagai
berikut :
Tanggal Faktur Jumlah Unit Biaya Unit Total Biaya
2 Maret 2.000 Rp 4.000 Rp 8.000.000
15 Maret 6.000 Rp 4.400 Rp 26.400.000
30 Maret 2.000 Rp 4.750 Rp 9.500.000
Total barang tersedia 10.000 Rp 43.900.000
Biaya rata-rata tertimbang per unit Rp 43.900.000 / 10.000 unit = Rp 4.390
Persediaan dalam unit 6.000 unit
Persediaan Akhir 6.000 X Rp 4.390 = Rp 26.340.000
Biaya barang yang tersedia untuk dijual Rp 43.900.000
Dikurangi: Persediaan Akhir Rp 26.340.000
Harga Pokok Penjualan Rp 17.560.000
Jika PT. ABC memiliki persediaan awal, maka persediaan awal ini dimasukkan dalam
total unit yang tersedia dan total biaya barang yang tersedia untuk dijual ketika
menghitung biaya rata-rata per unit. Metode biaya rata-rata yang lain adalah metode
rata-rata bergerak, yang digunakan dalam sistem persediaan perpetual. Aplikasi metode
biaya rata-rata untuk catatan persediaan perpetual ditunjukkan dalam ilustrasi dibawah
ini :
Tanggal Pembelian (Ribuan) Dijual atau digunakan (Ribuan) Saldo
2 Maret (2.000 @ Rp 4) = Rp 8.000 (2000 @ Rp 4) = Rp 8.000
Dalam metode ini, biaya rata-rata per unit yang baru akan dihitung setiap kali
pembelian dilakukan. Sebagai contoh, pada tanggal 15 Maret, setelah 6.000 unit dibeli
dengan harga Rp 26.400 PT. ABC memiliki 8.000 unit persediaan berharga pokok Rp
34.400 (Rp. 8000 + Rp 26.400). Dengan demikian, biaya rata-rata per unit adalah Rp
34.400 dibagi 8.000, atau Rp 4,3. Biaya per unit ini digunakan dalam kalkulasi biaya
penarikan sampai pembelian berikutnya dilakukan, ketika biaya rata-rata per unit yang
baru dihitung. Oleh karena itu, biaya dari 4.000 unit yang dikeluarkan pada tanggal 19
Maret adalah Rp 4.3 atau total harga pokok penjualan sebesar Rp 17.200. pada tanggal
30 Maret, menyusul pembelian 2.000 unit seharga Rp 9.500, biaya per unit yang baru
Pemakaian metode rata-rata biasanya dapat dibenarkan dari sisi praktis , bukan karena
alasan konseptual. Metode ini mudah diterapkan, objektif, dan tidak dapat
5. Metode FIFO
urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang
pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan
manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Karena itu, persediaan yang tersisa
periodik. Biaya persediaan akhir dihitung dengan mengambil biaya dari pembelian
paling terakhir dan dikerjakan kembali sampai semua unit dalam perseidan
Tanggal Jumlah unit Biaya per unit (Ribun) Total Biaya (Ribuan)
30 Maret 2.000 Rp 4,75 Rp 9.500
15 Maret 4.000 Rp 4,4 Rp 17.600
Persediaan akhir 6.000 Rp 27.100
Biaya barang yang tersedia untuk dijual Rp 43.900
Dikurangi : Persediaan akhir Rp 27.100
Harga pokok penjualan Rp 16.800
Jika yang digunakan adalah sistem persediaan perpetual baik dalam kuantitas ataupun
nialai dolar, maka angka biaya dikaitkan dengan setiap penarikan barang. Kemudian
biaya dari 4.000 unit yang dikeluarkan pada tanggal 19 Maret akan terdiri dari item-
Rp 4,4) = Rp 34.400
= Rp 16.800
Rp4,75) = Rp 27.100
Nilai persediaan dalam kasus ini adalah Rp 27.100 dan ahrag pokok penjualan adalah
Dalam semua kasus FIFO, persediaan dan harga pokok penjualan akan sama pada akhir
bulan terlepas dari apakah yang dipakai adalah sistem persediaan perpetual dan
periodik. Mengapa? Hal ini disebabkan karena yang akan menjadi bagian dari harga
pokok penjualan adalah barang barang yang dibeli terlebih dahulu, dan karenanya
dikeluarkan lebih dulu, terlepas dari apakah harga pokok penjualan dihitung seiring
dengan barang dijual sepanjang periode akuntansi (sistem perpetual) atau sebagai
Salah satu tujuan dari FIFO adalam menyamai arus fisik barang, Jika arus fisik barang
secara aktual adalah yang pertama masuk, yang pertama keluar, maka metode FIFO
menyerupai metode identifikasi khusus. Pada saat yang sama, etode FIFO tidak
Persediaan dicatat pada biaya diawalnya, akan tetapi penyimpangan yang besar
terhadap prinsip biaya historis bisa dilakukan jika nilai persediaan menurun dibawah
baiaya awalnya. Apapun alasan penurunan ini, keusangan, perubahan, tingkat harga,
kerugian ini. Aturan umumnya adalah prinsip biaya histrori tidak dapat diterapkan
apabila manfaat (kemampuan menghasilkan pendapatan) masa depan dari aktiva itu
tidak lagi sebesar biaya awalnya. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan persediaan
pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada setiap periode pelaporan.
7. Nilai Terendah Antara Biaya dan Harga Pasar Batas Atas dan Batas Bawah
Mengapa biaya pengganti digunkaan untuk menyatakan nialai pasar? Alasannya adalah
konsisten atas penjualan (margin laba yang normal). Akan tetapi, kadang kadang
(utilitas). Jadi, dua pembatasan penilaian tambahan akan digunakan untuk menilai
persediaan akhir nilai realisasi bersih dan nilai realisasi bersih dikurangi margin laba
normal.
Nilai Realisasi bersih (NRV) didefinisikan sebagai estimasi harga jual dalam keadaan
bisnis normal dikurangi dengan margin laba normal untuk mendapatkan nilai realisasi
Sebagai ilustrasi, dengan mengasumsikan bahwa PT. ABC memiliki persediaan barang
yang belumnjadi dengan nilai jual Rp. 1.000.000, estimasi biaya penyelesaian Rp
Aturan umum dari nilai terendah antara biaya dan harga pasar adalah persediaan
dinilai pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar dibatasi
hingga jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan. Batas bawah (Floor) adalah
nilai realisasi bersih dikurangi margin laba normal. Apakah dasar pemikiran untuk
kedua pembatas ini? Kedua batas nilai persediaan itu dimaksudkan untuk mencegah
Pembatasan maksimum, tidak melebihi nilai realisasi bersih (batas atas), mencegah
lebih saji nilai persediaan yang usang atau rusak. Yaitu jika biaya pengganti suatu
barang lebih besar dari nilai realisasi bersihnya. Maka persediaan tidak boleh
dilaporkan menurut baiya pengganti. Perusahaan hanya bisa menerima harga jual
dikurangi biaya penjualan. Pelaporan persediaan menurut biaya pengganti akan
menyebabkan persediaan lebih saji dan kerugian saji dalam periode berjalan.
Salah satu dari dua metode untuk mencatat persediaan pada harga pasar. Dalam metode
pertama, yang disebut sebagai metode langsung, biaya digantikan dengan harga pasar
(yang lebih rendah) ketika menialai persediaan. Akibatnya tidak ada kerugian yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi karena kerugian ini sudah dimasukkan dalam harga
pokok penjualan. Metode kedua, yang disebut sebagai metode tidak langsung atau
penyisihan aktiva yang terpisah dan akun kerugian untuk mencatat penghapusan.
Ilustrasi :
Ayat jurnal metode langsung dan tidak langsung untuk mengurangi nilai persediaan
Metode Langsung :
harga pasar adalah bahwa diperlihatkan secara terpisah dari harga pokok penjualan
dalam laporan laba rugi, jadi harga pokok penjualan untuk tahun berjalan tidak tidak
terdistorasi.
Metode langsung
Rp 80.000.000
9. Dasar Penilaian
Persediaan dicatat pada biayanya atau menurut LCM. Akan tetapi, banyak pihak yang
percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih
(harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan), bukan biaya
dukungan dari banyak pihak sekalipun jumlah ini malampaui biaya. Pengecualian atas
a. Terdapat pasar terkendali dengan harga kuota yang berlaku bagi semua kuantitas
Tujuan dari perhitungan fisik persediaan adalah untuk memeriksa keakuratan catatan
persediaan perpetual atau, jika tidak ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan.
Kadang kadang perhitungan fisik tidak praktis untuk dilakukan. Jadi ukuran yang lain
Salah satu metode yang dimaksud adalah metode laba kotor. Metode ini digunakan
secara luas oleh para auditor dalam situasi dimana hanya diperlukan suatu estimasi atas
persediaan perusahaan (misalnya, laporan interim). Metode ini juga digunakan ketika
catatan perusahaan atau persediaan itu sendiri telah musnah akibat kebakaran atau
bencana lain.
diperhitungkan
c. Jika penjualan dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal ditambah
Dalam sebagian besar situasi , persentase laba kotor disediakan sebagai persentase
harga jual. Sebagai contoh, ilustrasi sebelumnya menggunkan laba kotor 30% atas
penjualan. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang umum untuk
b. Laba yang dihitung atas harga jual lebih rendah daripada laba yang didasarkan
atas biaya, dan persentase yang lebih rendah ini disukai pelanggan
c. Laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi 100%.
Ilustrasi :
Suatu barang berbiaya $ 15 dijual seharga $ 20 atau dengan laba $ 5 . markup ini
berjumlah atau 25% dari harga eceran dan 1/3 atau 33 1/3% dari biaya.
Walaupun perusahaan biasa menghitung laba kotor atas dasar harga jual, namun
harus dipahami hubungan antara dasar markup atas biaya dan markup atas jual.
Asumsikan anda diberitahu bahwa markup atas biaya untuk suatu barang tertentu
adalah 25%. Lalu berapa laba kotor atas harga jual? Untuk mendapatkan
jawabannya asumsikan bahwa harga jual barang tersebit adalah $1. Dalam kasus
Alternatf yang bisa dilakukan adalam menyusun persediaan menurut harga eceran.
Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati antara
biaya dengan harga. Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya
dengan suatu rumus. Metode ini yang dinamakan metode persediaan eceran.
b. Total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual
berikut :
ataupun dalam skedul terpisah dari catatan ini. Bauran relatif dari bahan baku, barang
dalan proses, dan barang jadi akan diperlukan untuk menilai likuiditas serta menghitung
Pengaturan pembiayaan yang penting atau tidak biasa yang berhubungan dengan
dan metode yang dipakai dalam menghitung biaya juga harus dilaporkan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan :
Hanya satu akun persediaan, yaitu persediaan barang dagangan, yang muncul dalam
memiliki tiga akun persediaan : Bahan baku, barang dalam proses, dan Barang Jadi.
Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan yang ada ditangan tetapi belum dilibatkan
dalam produksi dilaporkan sebagai persediaan bahan baku. Biaya bahan baku untuk
produk yang telah dibuat tetapi belum diselesaikan, ditambah biaya tenaga kerja
langsung yang diaplikasikan secara khusus ke bahan baku ini dan biaya overhead yang
dialokasikan merupakan persediaan barang dalam proses. Biaya yang berkaitan dengan
prosuk yang telah selesai tetapi belum belum terjual pada akhir periode fiskal
periodik adalah dalam sistem persediaan perpetual akun persedian mengandung catatan