Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI

Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena mempunyai beberapa keuntungan antara
lain pembuatan pasta capnya sederhana, tidak perlu pengerjaan iring setelah pencapan, zat warna dapat
dicapkan bersama-sama dengan zat warna lain, perbaikan rapot mudah dikerjakan. Disamping
keuntungan tersebut terdapat pula beberapa kekurangan, misalnya hasil pencapan tidak tahan gosok dan
kaku. Pasta cap terdiri dari zat warna pigmen, zat pengikat (binder) pengental dan katalis. Zat pengikat
pada umumnya merupakan zat yang larut/terdispersi dalam air dan pada umumnya merupakan zat yang
larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan berpolimer. Pengental yang digunakan dalam
pencapan ini merupakan pengental emulsi, sedangkan katalis adalah senyawa yang pada pemanasan
tinggi dapat memberikan reaksi asam.

Pada percobaan kali ini, dilakukan pencapan dengan variasi suhu curing dan waktu curing. Untuk resep 1
dan 2, suhu curing adalah 140oC dengan waktu masing-masing 2 menit dan 4 menit. Sedangkan untuk
resep 3 dan 4, suhu curing adalah 150oC dengan waktu masing-masing 2 menit dan 4 menit. Jika dilihat
dari hasil pencapan dengan kain T/C secara keseluruhan, terlihat bahwa kerataannya cenderung cukup
baik. Hal ini dikarenakan proses pengadukan zat warna pigmen dengan pengental dan zat-zat lain yang
cenderung homogen. Selain itu, faktor teknis pencapan pun juga berpengaruh yaitu penekanan rakel.
Pasta cap yang homogen tadi dapat terdistribusi secara merata dengan penekanan rakel yang tepat. Selain
itu juga semakin lama waktu curing dan semakin tinggi suhunya, maka kerataannya pun semakin bagus.
Hal ini dikarenakan zat warna pigmen yang sejak awal terdistribusi merata jadi lebih stabil karena proses
fiksasi binder pada bahan maupun zat warna pigmen. Semakin tinggi suhu dan lamanya waktu, maka
fiksasi binder pun juga semakin banyak sehingga kondisi kerataan pencapan pun juga semakin baik.

Untuk ketuaan warna yang diamati secara visual hasilnya cukup tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah
konsentrasi zat warna pigmen yang digunakan cukup banyak sehingga menghasilkan ketuaan warna
tinggi. Semakin banyak zat warna pigmen yang berada pada kain T/C maka semakin tinggi pula ketuaan
warnanya. Selain itu, ketuaan warna ini juga dipengaruhi oleh jumlah binder yang terfiksasi. Dalam
percobaan kali ini, lapisan binder cenderung lebih sedikit sehingga tidak menutupi zat warna pigmen yang
terdistribusi di permukaan kain. Selain itu, semakin tinggi suhu dan lamanya waktu, maka fiksasi binder
pun juga semakin sempurna sehingga kondisi ketuaan warna pencapan pun juga semakin baik.

Ketajaman motif pun juga hasilnya juga tinggi. Hal ini dikarenakan lapisan binder yang cenderung tipis
sehingga tidak akan menutupi zat warna pigmen. Selain itu, faktor penekanan dan pengulangan pencapan
dengan rakel juga sangat mempengaruhi. Semakin besar tekanan rakel maka semakin tajam motif yang
menempel pada kain T/C. Begitu pula dengan pengulangan motif. Semakin banyak pengulangan pelapisan
motif, maka semakin tajam pula hasil pencapan karena lapisan pasta cap di permukaan juga semakin
banyak. Selain itu, semakin tinggi suhu dan lamanya waktu, maka fiksasi binder pun semakin sempurna
sehingga ketajaman motif pencapan pun juga semakin baik.

Pada evaluasi handling kain T/C cenderung lebih kaku pada daerah yang ada motifnya. Hal ini dikarenakan
lapisan binder yang berpolimerisasi pada suhu curing sehingga terbentuk senyawa baru yang membentuk
lapisan di permukaan yang berikatan dengan zat warna dan serat T/C. Karena penambahan lapisan tipis
tersebut, daerah bermotif pun cenderung lebih kaku dan stabil karena terjadi ikatan silang. Untuk daerah
yang bukan motif juga menjadi lebih kaku walaupun sedikit karena perlakuan curing. Selain itu, semakin
tinggi suhu dan lamanya waktu, maka fiksasi binder pun semakin sempurna sehingga handling kain pun
cenderung lebih kaku.
Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan dan hasil diskusi di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapan zat warna
pigmen pada kain T/C menghasilkan kerataan warna yang tinggi, ketuaan warna yang tinggi, motif yang
tajam, dan handling kain yang cenderung kaku di daerah motif.

Anda mungkin juga menyukai