Audit Kasus Ves
Audit Kasus Ves
di Puskesmas
Tugas kelompok 4 :
Fakultas Kedokteran
2016
I. IDENTITAS
Nama : Bp. MS
Tanggal lahir : 13 Maret 1972
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jetakan Dk. Titang Rt 005, Sumber Agung, Jetis, Bantul
Tanggal MPKM : 07 November 2016
Jenis Kepesertaan : KIS Kelas III
No Jaminan : 0001034356601
II. ANAMNESIS
Tanggal anamnesis : 07 November 2016
Keluhan utama : Demam
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai wiraswasta di daerah Bantul, dengan berjualan makanan di
kantin.
Lain-Lain
- Riwayat merokok (+).
- Riwayat bekerja di sawah (-).
- Riwayat luka pada anggota tubuh (-).
Tanda vital :
Nadi : 100 kali/menit
Tekanan darah : 128/86 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,8oC
Thorax :
Cor : Suara jantung S1/S2 tunggal, regular, bising (-).
Pulmo : Vesikuler +/+, ronki (-).
Abdomen : Bising usus (+) normal, supel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tak
teraba pembesaran
V. DIAGNOSA
a. Diagnosa Banding :
Obs. Febris ec viral : Dengue fever, Dengue Hemorrhagic Fever
Obs. Febris ec non Viral
b. Diagnosis Kerja :
Obs. Febris H- I-II
VI. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL makro 20 tpm
- Amoxicillin 500mg tab 3x1
- Paracetamol 500mg tab 3x1 jam 11.30. Bila jam 16.00 febris, Paracetamol 500 mg.
- Domperidone 3x10 mg ac
- Vitamin B6 tab 3x1
- Diet TKTP
- Edukasi banyak minum.
VII. FOLLOW UP
16.30 WIB KU : cukup, gelisah Susp. Syok Inj. Dexamethasone 1 amp Dokter,
TD : 80/40 mmHg Anafilaktik Inj. Diphenhidramine 1 amp Bidan dan
HR : 140x/menit, reguler dd Perawat
Px : Cardiogenic
Extremitas : Akral dingin,
nadi kuat cepat.
Loading NaCl (+) masuk
500 ml
O2 4lpm (+)
16.56 WIB KU : cukup, mulai tenang EKG Ulang : Dokter,
TD : 90/50 mmHg - VES Bidan dan
HR : 140x/menit, ireguler - HR 139x/menit Perawat
Px :
Extremitas : Akral hangat,
nadi kuat cepat.
Loading NaCl (+) masuk
500 ml kedua
O2 4lpm (+)
17.00 WIB RUJUK RSUD BANTUL Dokter,
(Dx : VES dengan syok susp Anafilaktik Syok dd Cardiogenik Syok) Bidan dan
Perawat
VIII. PROBLEM
a. Telah terjadi kejadian tidak diinginkan (KTD)
b. Kemungkinan adanya lack of/inadequate supervision dari petugas yang berjaga.
IX. PEMBAHASAN
Kasus ini termasuk KTD. KTD adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission) dan bukan karena under lying disease atau
kondisi pasien.
Pada kasus ini sudah teridentifikasi adanya penurunan kesadaran pada pasien. Sehingga
seharusnya memerlukan pengawasan yang lebih intensif pada pasien.
Sebelum kejadian pasien sudah diketeahui bingung dan ingin pulang, petugas datang dan
sempat menunggu selama 20 menit tapi kembali ke ruang jaga untuk melaksanakan tugas di
ruang lain.
Monitoring pasien pada kasus ini perlu dilakukan lebih sering, dengan membuat SOP pasien
delirium atau pasien dengan resiko serupa. Dalam 1 shift petugas yang berjaga adalah 2
paramedis, dan 1 petugas non kesehatan. Mereka bertugas administrasi dan pelayanan sekaligus
sehingga diperluka perbaikan sistem agar kedua fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Setting ruangan rawat inap perlu dievaluasi agar petugas dapat lebih mudah memantau pasien
dengan keterbatasan jumlah SDM. Misalnya : penggunaan monitoring CCTV dipasang di dekat
petugas, memindah posisi ruang jaga ke tempat yang cukup dekat dengan akses pintu keluar
namun juga tetap nyaman bagi petugas, dapat juga ditambahkan sistem sensor gerak di pintu
akses keluar masuk sehingga jika ada pergerakan petugas dapat mengetahui.
Idealnya sebuah puskesmas yang melayani rawat inap, memiliki petugas keamanan secara
khusus (satpam), tidak hanya untuk menjaga keamanan aset puskesmas, namun juga untuk
mencegah kejadian tidak diinginkan seperti tersebut diatas. Puskesmas rawat inap hendaknya
juga memiliki petugas jaga paramedis yang terpisah antara IGD dan rawat inap, dan juga perlu
adanya dokter jaga bangsal.
X. SOLUSI
1. INTERNAL
a. Sosialisasi dan evaluasi patient safety bagi seluruh civitas Puskesmas Jetis I
(medis dan non medis).
b. Pengadaan bel pemanggil di ruang ranap yang terkoneksi dengan ruang jaga
paramedis.
c. Perekrutan staf keamaan/security di puskesmas.
d. Pemeriksaan penunjang EKG bagi pasien ranap yang memiliki faktor resiko
kardiovaskular atau >40 tahun.
2. EKSTERNAL
a. Edukasi keluarga/penunggu pasien perihal kondisi emergency yang mungkin
terjadi selama pasien menjalani proses rawat inap agar segera menghubungi
para medis yang berjaga.
XI. KESIMPULAN
Pasien laki-laki, usia 44 tahun, masuk melalui IGD Puskesmas Jetis 1 dalam keadaan
sadar penuh, pada tanggal 07 November 2016, pukul 13.00 WIB dengan diagnosis awal Febris
H I-II dd ec viral (DF/DH) dd non-viral. Selama menjalani perawatan di Puskesmas Jetis I,
pasien sempat mengalami gaduh gelisah sehingga menyebabkan pasien hampir melepas
infusnya sendiri. Insiden demikian menyebabkan terjadinya kejadian tidak diharapkan yang
tidak dapat dicegah (unpreventable adverse event/unforeseeable). Belum diketahui dengan
pasti alasan pasien keluar puskemas dan mencoba melepas infus yang terpasang, namun
kemungkinan di sebabkan oleh gangguan organik yang mempengaruhi status keadaan umum
pasien.
Telah diupayakan pengawasan maksimal oleh petugas puskesmas Jetis 1 yang berjaga
pada shift tersebut dengan melakukan pemantauan dan respon cepat terhadap keluhan keluarga
pasien sebelum kejadian terjadi dan penangan maksimal pasca terjadinya insiden pada pasien
tersebut. Diperlukan adanya evaluasi atas kejadian tidak diharapkan tersebut demi
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Jetis 1 dan patient safety.