Dasar Teori Labkes
Dasar Teori Labkes
COLI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk
hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik (http://makalah biologiku.com).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan
tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang
penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi.
Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh
bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus). Ada
beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum
kelihatan atau subklinis dan inang merupakan pembawa bakteri (Brooks, dkk 2005).
Escherichia coli adalah salah satu yang paling sering menyebabkan banyak infeksi bakteri
umum, termasuk kolesistitis , bakteremia , kolangitis , infeksi saluran kemih (ISK), dan traveler's
diare, dan infeksi klinis lain seperti neonatal meningitis dan pneumonia.
Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyakit saluran kemih yang dilalui urin. Infeksi
saluran kemih merupakan penyakit nomor dua paling banyak yang menyerang manusia tiap
tahunnya.Saat urin akan melewati saluran kemih maka "jalur" yang dilaluinya berurutan
sebagaimana posisi dari atas ke bawah, yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung kemih), dan
uretra. Ginjal merupakan organ yang menyaring sisa metabolisme dari saluran darah, mengatur
keseimbangan cairan, dan pembentukan hormon. Ureter berfungsi mengalirkan cairan hasil
penyaringan ginjal ke kandung kemih untuk disimpan sementara dan bila kandung kemih sudah
penuh maka akan dikeluarkan melalui saluran uretra.
Biasanya sakit yang timbul pada penderita infeksi saluran kencing ada di daerah atas
tulang kemaluan, bagian bawah perut yang pada dunia kedokteran disebut dengan regio
hypogastrica. Apabila Anda merasa anyang-anyangan (rasa ingin kencing terus-menerus) dan
keluarnya kencing tidak lancar atau sedikit-sedikit disertai rasa nyeri pada bagian bawah perut,
Anda perlu mencurigai terserang ISK. Apalagi jika berdasarkan pemeriksaan dokter dan hasil
laboratorium pada urin Anda ditemukan kadar leukosit j-ang tinggi di dalam urin melebihi batas
normal 4.1-10.9 dengan satuan 109/L. Hal itu menandakan adanya infeksi. Infeksi saluran kemih
terbagi menjadi dua jenis, yaitu dengan penyulit dan tidak dengan penyulit.
Infeksi saluran kencing dengan penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing
diakibatkan adanya sumbatan pada saluran kencing, yaitu sumbatan pada prostat atau adanya
batu pada saluran kemih. Biasanya pada penderita batu ureter atau batu saluran kemih akan
terjadi gesekan batu dengan dinding epitel (kulit) saluran ureter atau dinding epitel (kulit) vesika
urinaria, sehingga menyebabkan adanya kandungan eritrosit di dalam hasil pemeriksaan urin.
Infeksi saluran kemih tidak dengan penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing
diakibatkan oleh bakteri atau kuman yang masuk ke dalam saluran kencing yang dapat masuk
dari luar, misalnya dari air ketika membersihkan sehabis buang air.
Infeksi saluran kemih dapat menyerang segala usia, baik pria maupun wanita. Namun
yang paling sering terkena biasanya adalah wanita. Mungkin hal ini disebabkan saluran ureter
pada wanita lebih pendek dibandingkan dengan pria, bedanya sekitar 3-5 sentimeter.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri
gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat
ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa,
seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi
vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Eschericia coli
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor
Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada tahun 1885,
beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun segala
perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama Bacterium coli sering
digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus
Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli (http)
2.2 Klasifikasi Escherichia coli
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.3 Morfologi
E. coli merupakan kuman berbentuk batang pendek (koko basil) Gram negatif, ukuran
0,4-0,7m X 1,4m, sebagian gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia
coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi
pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik. Sebagian besar strain E. coli
tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa. E. coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila
ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta (Karsinah, 1994). Koloni yang
berwarna merah pada agar Mac Conkey menunjukkan bahwa basil memfermentasi laktosa dan
bersifat non patogen di dalam intestin (Gibson, 1996).
Tempat yang paling sering terkena infeksi Escherichia coli adalah salurankemih,
saluran empedu, dan tempat-tempat lain di rongga perut. Bakteri ini juga menghasilkan
enterotoksin penyebab diare. Escherichia coli memproduksi enterotoksin yang tahan panas dapat
menyebabkan diare yang ringan, sedangkan enterotoksin yang tidak tahan panas dapat
menyebabkan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus, menghambat reabsorbsi natrium
(Jawetz et al., 2005).
2.4 Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid
dengan fraksi protein yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai
antigen permukaan yang tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau
amplop. Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan antibodi O.
tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada fimbria (pili), yang merupakan
penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari protein. Antigen H merupakan antigen flagela,
protein dan tidak tahan panas (Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:
Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter,
2004). Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan
terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi
terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan
kelompok khusus O sehingga tiap organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang
sama dengan E. coli. E. coli dapat bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia,
klebsiella, dan salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada
manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran kemih
(Brooks, 1995).
Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antogen K yang berbeda-beda.
Dituliskan menggunakan numeral Arabik; contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan
bagian luar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa
antigen K adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen
K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan
dengan virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada
meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli menyebabkan perlekatan bakteri pada sel
epithelial yang memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih) (Brooks,
1995).
Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila
tidak ada flagella , dituliskan dengan NM (nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada
flagella dan denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan
dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi
dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian
asam amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks, 1995).
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Reagen
- Darah
- NaCl 0,9 %
- KOH 10%
- Safranin
- CGV (Carbol Gentian Violet)
- Alcohol 96%
- Lugol
- Indicator methyl red
- - naftol
b) Media
- Media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)
- Media MCA (Mac Conkay Agar)
- Media ENDO Media
- Media EMBA (Eosin Methylen Blue)
- Media SIM (Sulfur Indol Motility)
- Media Urea
- Media MR/VP
ESCHERICIA COLI
Metode APM (Angka Paling Mungkin)
Prinsip :
Pertumbuhan E.Coli yang di tandai oleh terbentuknya gas didalam tabung
Durham setelah di inkubasikan dalam perbenihan yang cocok pada suhu 44oC
selama 24-48 jam, yang di ikuti oleh uji biokimia dan selanjutnya di rujuk pada
tabel APM.
Landasan Teori :
E-Coli
E.Coliadalahbaktricoliformyangseringditemukanpadafacesmanusiadan
hewanberdarahpanas.Organismeinitersebarluasdialambiasanyalazimterdapatdalamsel
pencernaanmanusiadanhewan.DalamMerchantdanParker(1961)disebutkanspesiesE.coli
tidakdapatmengurangiasamsitratdangaramasamsitratsebagaisumberkarbontunggaldan
tidakmenghasilkanpigmen,tetapikadangkadangmenghasilkanpigmenberwarnakuning.
KlasifikasiEscherichiacoli:
Divisio:Schizomycota
Kelas:Schizomycetec
Ordo:Eubacteriaceae
Genus:Escherichia
Species:Escherichiacoli(Salle,1961)
E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang
merupakanfloranormaldiusus.Meskipundemikian,beberapajenisE.colidapatbersifatpatogen,
yaituserotipeserotipeyangmasukdalamgolonganE.coliEnteropatogenik,E.coliEnteroinvasif,
E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik . Jadi adanya E. coli dalam air minum
menunjukkan bahwa airminum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusiadan mungkin
dapatmengandungpatogenusus.OlehkarenanyastandarairminummensyaratkanE.coliharus
absendalam100ml.
BerbagaicarapengujianE.colitelahdikembangkan,tetapianalisiskonvensionalyangmasih
banyakdipraktekkan adalahdengan4tahapanalisisyangmemerlukanwaktu57hari.Empat
tahapanalisistersebutadalahUjiPendugaandenganmetodeMPN(mostprobablenumber),Uji
penguatpadamediumselektif,Ujilengkapdenganmediumlactosebroth,sertaUjiIdentifikasi
denganmelakukanreaksiIMViC(indol,methylred,VoguesPraskauer,dancitrate).Jadiuntuk
dapatmenyimpulkanE.coliberadapadaairataumakanandiperlukanseluruhtahapanpengujian
di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E. coli yang diperoleh untuk
memastikan apakah E.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat dilakukan uji serologi.
Meskipundemikian,beberapaserotipepatogentertentusepertiO157:H7yangganastidakdapat
diujilangsungdenganpengujian4tahapinidanmemerlukanpendekatananalisiskhusussejak
awal.
E.colitersebardiseluruhduniadanditularkanbersamaairataumakananyangterkontaminasi
olehfeses.Escherichiacoliberbentukbatang, tebal 0,5m; panjang antara 1,0 3,0 m;
bervariasi daribentukkoloid sampaiberbentuksepertifilamenyangpanjang;tidakberbentuk
spora;motildanfilamenperithinbeberapagalurtidakmemilikiflagella;bersifatGramnegatif
(MerchantdanParker,1961).
E. coli bersifat aerob atau kualitatif anaerob, dapat tumbuh pada media buatan.
BeberapasifatE.coliantaralainpertumbuhanoptimumpadasuhu37C,dapattumbuhpada
suhu 15C 45C,tumbuhbaikpadapH7,0tapitumbuhjugapadapHyanglebihtinggi
(MerchantdanParker,1961)
Peralatan:
a.Penangasair
b.WaterbathInkubator4445oC
c.PipetVolume1mL,10mL
d.Ose
e.LabuErlenmeyer
f.TabungReaksi
Perbenihandanpereaksi
a.EschericiaColiBroth(ECBroth)
b.BGLBBroth
c.EMBAgar
d.MRVPMedium
e.NutrientAgar(NA)
f.LarutanMethylRed
g.PereaksiVogesProskauer
h.PereaksiuntukPewarnaanGram
i.PereaksiIndol
j.LarutanalfaNaphtol
k.LarutanKOH40%
CaraKerja:
a)Masukkan1sengkelitbiakanyangpositifgaspadaLBdanpengujianAPM
bakteriColiformkedalamtabung berisi E.C Broth yang di dalamnya terdapat
tabung durhamterbalik.
b) Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 44-45oC selama 24-48 jam.
c) Catat tabung yang didalamnya terbentuk gas (E.Coli dianggap positif, jika di
dalam tabung terbentukgas).
d) Lanjutkan penetapan E.Coli dengan menginokulasikan biakan yang membentuk
gas ke perbenihan EMB atau VRBA dalam cawan petri.
e) Inkubasikan pada suhu 37oC selama 18-24 jam.
f) Pilih koloni berwarna merah gelap (VRBA) yang berdiameter 0,5 mm atau lebih
atau koloni berwarna kilat logam hijau metalik (EMB Agar) dan di inokulasikan
pada
g) Nutrien Agar miring dalam tabung, Inkubasikan pada suhu 35oC selama 18-24
jam.
Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu: Coliform fekal,
aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
a). E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai
flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan
tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas
c). Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya
d). Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-
minum. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara
rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis Coliform.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin tinggi pula risiko
kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia
dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam
air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella,
yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah.
Kekeruhan Air
Posted on March 19, 2011 by lelykesehatan
Air bawah tanah (ground water) atauakifer (aquifer) adalah air yang terdapat pada
pori-pori tanah-pasir-kerikil-batuan yang telah jenuh terisi air. ( Choesin, dkk,
2004)
Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air. Kekeruhan
mengukur hasil penyebaran sinar dari butir-butir zat tergenang:
Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar, makin tinggi kekeruhannya.
Bahan yang menyebabkan air menjadi keruh termasuk:
Tanah liat
Endapan (lumpur)
Zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus
Campuran warna organik yang bisa dilarutkan
Plankton
Jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil). (Nuijten, 2007)
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan
anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organism lain.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas, yang setara dengan 1mg/liter
SiO2. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau
kekeruhan adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan
menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai
alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu Unit turbiditas Jackson
Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan
dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu
membandingkan air sampel dengan standar.
Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering
diukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumbercahaya dilewatkan
pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab
kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai
larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan menggunakan metode
Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit). Satuan JTU dan NTU
sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty
(1978) mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU.
Menurut Lloyd (1985) peningkatan nilai turbiditas pada perairan dangkal dan
jernih sebesar 25 NTU dapat mengurangi 13%-50% produktivitas primer.
Peningkatan turbiditas
sebesar 5 NTU di danau dan sungai dapat mengurangi produktivitas primer
berturut-turut sebesar 75% dan 3%-13%.
Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai
padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi, tetapi tidak berarti
memiliki kekeruhan yang tinggi.
Kekeruhan pada air yang tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak
disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus.
Sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan
oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan
permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang
tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya,
pernafasan dan daya lihat organism akuatik, serta dapat menghambat penetrasi
cahaya kedalaman air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha
penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
(Effendi,2003)
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur,
bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang
tersuspensi lainnya. Nilai yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada bahan-
bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel.
Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi
ia menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut.
Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi
tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan untuk
penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir sempurna bahan-
bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting.
Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public health Service mengenai kekeruhan ini
adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam angka praktik
angka standar ini umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan
air yang modern menghasilkan air dengan kekeruhan 1 ppm atau kurang. Menurut
Clair N Sawyer dkk. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat
bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam
usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi. (Sutrisno,
2006).
Sebagian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan
seperti sungai, danau dan sebagainya. Salah satu langkah penting pengolahan
untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku
tersebut. Kekeruhan ini sendiri diakibatkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan
koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 m. Partikel-partikel kecil dan koloid
tersebut tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang dan
sebagainya.
Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-
sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah tawas,
namun dapat pula garam Fe (III), atau salah satu polielektrolit organis. Selain
pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flog-
flog ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut (bertumbukan)
dan akhirnya bersama-sama mengendap. (Alaerts, 1987).
Kekeruhan dipengaruhi oleh:
1. Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan sebagainya.
2. Adanya jasad-jasad renik (plankton) dan
3. Warna Air
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai
dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan
mana yang tidak keruh, agak keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau
keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan dan udang
budidaya. (Ghufron, 2007).
Kekeruhan adalah Ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai
dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelo metrix
turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity
unit), kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi
kualitas air itu sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
1
Namun air banyak mendapat pencemaran baik dari sumber domestik maupun
non domestik. Semua bahan pencemar tersebut secara langsung ataupun tidak langsung
akan mempengaruhi kualitas air. Adanya pencemar ini dapat menyebabkan kekeruhan
pada air.2[2]
Kekeruhan pada air dalam istilah teknik biasanya disebut dengan turbiditas. Kekeruhan
adalah keadaan buram atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu
(padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan
asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air. Kekeruhan dalam
air permukaan dapat disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang
mengganggu tanah, seperti konstruksi dapat menyebabkan tingkat sedimen yang tinggi
ketika memasuki perairan selama musim hujan karena limpasan air hujan sehingga
menciptakan kondisi keruh.3[3]
Kekeruhan dapat diukur dalam banyak cara. Secara tradisional, metode Jackson
Candle dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan dimana hasilnya dinyatakan sebagai
Jackson Turbidity Unit (JTU). Namun, metode ini tidak dapat mengukur kekeruhan dalam
pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah
perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intesitas sinar mula mula.
ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil diameter mesh akan lolos dan bahan
yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada perkumukaan kawat ayakan.
Bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan
4
yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang. Proses pengayakan juga
sebagai alat pembersih, memisahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dari bahan
baku. Berbagai jenis pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan pangan
klasifikasinya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ayakan dengan celah yang berubah-
ubah (screen aperture).5[5] Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukanlah percobaan
turbiditas untuk mengukur tingkat kekeruhan dari air serta penggunaan grain size untuk
mengayak tepung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
5
3. Dapat mengetahui cara analisis grain size pada sampel tepung beras.
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.6[6]
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).7[7]
Air tersusun atas molekul-molekul triatomik sederhana, tetapi tingkah laku air sangat
kompleks dan beberapa hal agak unik. Sifat unik air muncul terutama dari struktur
molekular dan resultan gaya-gaya intermolekularnya. Atom oksigen dalam molekul air
dilukiskan membentuk orbital hibrida terluar sp 3, dengan dua pasang elektron non-
ikatan. Sifat elektronegatif yang sangat tinggi bagi atom oksigen lebih lanjut
7
mengakibatkan terbentuknya ikatan hidrogen antar molekul air yang sangat kuat pula. 8
[8]
Pada saat ini, pencemaran berlangsung dimana-mana dengan laju begitu cepat
yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Sekarang ini beban pencemaran dalam
lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai
bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun dalam
konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat : Hg, Pb, Cd,
Warna dan tingkat kekeruhan pada air dan larutan lainnya sangat bervariasi.
Beberapa larutan, seperti air kemasan terlihat jernih, sementara yang lain kelihatan
sangat tercemar oleh limbah industri sehingga terlihat keruh dan buram. Kekeruhan yang
terjadi ini disebut turbidity. Kekeruhan disebabkan oleh partikel halus tersuspensi dalam
air yang menyebabkan cahaya tidak dapat merambat lurus dalam air. Clay, lanau,
kekeruhan. Banyak penyebab kekeruhan tidak selalu berbahaya bagi kesehatan manusia,
tetapi kekeruhan dapat menjadi tanda lain bagi masalah yang lebih serius. Misalnya, air
kolam keruh mungkin tidak berbahaya untuk perenang, tetapi bisa menunjukkan adanya
pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah
perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula
10
mula. Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin
cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang
tersuspensi. Sinar yang jatuh pada partikel partikel yang tersuspensi tersebut akan
ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90 O ) dari sumber cahaya.
Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk garis lurus
11
dari sumber cahaya disebut turbidimeter. [11]
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-
kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga
intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana
cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukur
perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument ini intensitas
diukur secara langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga
pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga
11
12
dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombangnya.13[13]
2. pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas
(Gambar 2. Turbidimeter)14[14]
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga
pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga
dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombangnya.15[15]
Suspensi adalah suatu sistem heterogen dimana partikel atau molekul zat terlarut
13
14
15
(solute) terbagi diantara partikel atau molekul pelarut (solvent) yang mana masih bisa
dilihat antara solute dengan solvent, misalnya suspensi pasir di dalam air. Sehingga
menyebabkan cahaya yang dilewati pada cairan tersebut terhamburkan oleh partikel
partikel tersebut dan cairan secara fisik akan terlihat keruh. Partikel-partikel yang
menyebabkan kekeruhan dalam cairan diantaranya zat padat yang tidak larut, plankton
namun turbiditas merupakan suatu indikator awal dari pencemaran air oleh beberapa
material. Semakin tinggi turbiditas, maka tingkat pencemaran dalam air semakin tinggi
pula. Ada dua metoda yang digunakan untuk mengukur turbiditas, yaitu:
Satuan Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan turbiditas yang
Sebuah turbidimeter selalu memantau cahaya pantulan dari partikel dan tidak
atenuasi karena keadaan keruh. Di Amerika Serikat pemantauan lingkungan unit standar
internasional disebut Formazin Nephelometric Unit (FNU). Unit berlaku paling umum
adalah Formazin Turbidity Unit (FTU), meskipun metode pengukuran yang berbeda
dapat memberikan nilai sangat berbeda seperti yang dilaporkan dalam FTU. 17[17]
16
17
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang
juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu
metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel
yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
standar yang disusun secara seri dalam satu tumbukan, pada bagian bawah dari
Penyusunan ayakan dimulai dari ayakan yang mempunyai ukuran mesh kawat lebih besar
sampai ke ukuran mesh yang lebih kecil. Penyusunan ayakan dimulai dari ayakan yang
mempunyai ukuran mesh kawat lebih besar sampai keukuran mesh yang lebih kecil,
ukuran mesh yang digunakan dalam percobaan ini disusun dari mulai ukuran 100 mesh,
80 mesh, 60 mesh dan terakhir pan. Pengayak yang digunakan jenis ini bentuknya
sederhana, banyak ditemukan di areal pertanian. Pengayak tipe ini merupakan pengayak
berbadan datar dan digunakan secara luas dalam proses sortasi, berdasarkan ukuran dari
bahan baku seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Juga digunakan dalam proses sortasi
selama proses pengolahan dan produk akhir dari seperti tepung, gula, garam, bumbu-
bumbu masak dan rempah-rempah. Pengayak ini mempunyai rancangan celah atau
18
19
Proses pengayakan ini digunakan untuk memisahkan bahan pangan, yang
mekanisasinya dapat memberikan nilai tambah yang tidak dapat disangkal lagi dalam
proses pengolahan pangan. Pengukuran ukuran (size reduction) adalah unit operasi
dimana ukuran rata-rata bahan pangan padat dikecilkan dengan alat penggiling
(grinding). Keuntungan pengecilan ukuran bahan pangan adalah adanya kenaikan ratio
luas permukaan dengan volume bahan pangan sehingga mempercepat laju pengeringan,
pemanasan, dan pendinginan serta meningkatnya laju ekstraksi, adanya ukuran yang
seragam, meningkatkan efisiensi pencampuran misalnya tepung sup dan kue, dan baik
20
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Alat
Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set alat grand size
Retsch AS 200, satu set alat turbidimeter Lovibond, neraca analitik, gelas kimia 250 mL ;
500 mL, erlenmeyer 250 mL, corong, pipet skala 3 mL, batang pengaduk dan sikat gigi.
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air sungai, aquades
(H2O), kertas saring biasa, kertas saring nomor 1 (kertas saring Whatman), kertas saring
C. Prosedur Kerja
1. Turbiditas
a) Memasukkan larutan standar 0,1 NTU ; 20 NTU ; 200 NTU dan 800 NTU ke dalam
b) Mengambil sampel lapangan berupa air sungai pada tiga tempat berbeda dengan sungai
sampel laboratorium.
d) Membagi sampel menjadi dua bagian untuk pengamatan duplo dan menyaringnya
dengan kertas saring biasa. Memasukkan ke dalam tabung turbidimeter dan kemudian
membaca turbiditasnya.
e) Menyaring sampel dengan kertas saring nomor 1 dan memasukkannya ke dalam tabung
f) Menyaring sampel dengan kertas saring nomor 42 dan memasukkannya ke dalam tabung
f) Menimbang setiap pan sieve dan menentukan bobot tepung beras pada setiap pan sieve
ya ng berhasil diayak.
methyl yellow
A. Dasar Teori
Metyl yellow merupakan zat pewarna sintesis berbentuk serbuk padat berwarna
kuning kecoklatan , larut dalam air , agak larut dalam aseton . metanil yellow biasa
digunakan untuk merwarnai wool,nilon,kertas,cat,aluminium,kayu dan lain-lain . metyl
yellow tidak boleh digunakan untuk minuman,makanan, obat-obatan , kosmetik karena
dalam paparan waktu lama dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandung
kemih . (MENKES RI, 1985)
D. Prosedur Pemeriksaan
1. Timbang sampel sebanyak 25 gr dalam volume 50 gr air.
2. Haluskan dengan menggunakan lumpang.
3. Untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu dilakukan perlakuan awal.
4. Siapkan tabung reaksi, dan masukkan 0,5 1 ml sampel.
5. Tambahkan reagent Metanhyl Yellow-1 sebanyak 2 tetes.
6. Diamkan beberapa saat akan terbentuk warna merah muda seulas sampai pekat (merah
tajam) menunjukkan methyil yellow positif.
7. Bandingkan dengan deret standard warna methyil yellow.
8. Untuk lebih meyakinkan bandingkan dengan standard methanyl tellow yang diperlukan
sebagai sampel.
9. Bandingkan dengan larutan standar methanyl yellow.
E. Hasil
F. Analisa hasil
Berdasarkan hasil yang telah kami dapatkan pada pemeriksaan methyl yellow
pada nutrijrl pudding tidak mengandung pewarna methyl yellow , karena pada saat
penambahan larutan reagen methylan yellow tidak terjadi perubahan warna .
Selain itu sampel diambil di took yang sudah terkenal dan pembuatnya telah
mengetahui bahwa menggunakan bahan pewarna pada makanan dilarang oleh
permenkes 722/menkes/per/VI/88 .karena dapat menganggu kesehatan manusia
apabila di konsumsi .
G. Kesimpulan
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi methyl
yellow pada makanan
2. Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang mengandung
methyl yellow.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Lumpang
b. Petrish
c. Beaker glass
d. Pipet ukur
e. Pipet tetes
f. Cawan porselin
g. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Sampel
b. Reagent Methanyl Yellow
c. Larutan standard warna Methanyl Yellow
d. Aquadest
D. PROSEDUR KERJA
1. Timbang sampel sebanyak 25 gr dalam volume gr aquades
2. Haluskan dengan menggunakan lumpang
3. Untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu dilakukan
perlakuan awal.
4. Siapkan tabung reaksi, dan masukkan 0,5-1 ml sampel
5. Tambahkan reagent Methanil Yellow-1 sebanyak 2 tetes
6. Diamkan beberapa saat akan terbentuk warna merah muda
seluas sampai pekat (merah tajam) menunjukkan Methil Yellow
7. Untuk lebih meyakinkan bandingkan dengan standard Methanil
Yellow yang diperlukan sampel awal.
8. Bandingkan dengan larutan standard methanil yellow.
E. HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil
pemeriksaan sebagai berikut :
Sampel Karakteristi Label sampel Hasil
k fisik
Fruit Mark (Agar & Jelly Berwarna Lokasi : Alfamidi Negatif (-)
Jeruk) kuning, bantabantaeng
Waktu : 11.59 wita
kenyal,
Tanggal : 09
November 2015
Pengambil : kelompok
2
F. ANALISA HASIL
Berdasarkan pemeriksaan methil yellow pada sampel yang
dilakukan diperoleh hasil yaitu negatif atau tidak mengandung pewarna
methil yellow. Meskipun warna sampel kuning namun pewarna yang
digunakan bukanlah methil yellow bisa saja pewarnanya berasal dari
pewarna alami ataupun sintesis tapi telah diatur batas
penggunanaanya baik dalam makanana maupun dalam tubuh. Methil
yellow yang berhasil masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu dan
merusakan sistem, jaringan dan organ dalam tubuh. Dalam jangka
panjang, dapat menyebakan kanker pada saluran dan kandung kemih.
Identifikasi dilakukan dengan cara menambahkan reagent methanil
yellow apabila terjadi peruahan warna merah muda sampai pekat
makan positif mengandung methil yellow. Untuk lebih meyakinkan kita
menggunakan standard warna.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisa hasil yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sampel fruit mark yang kami gunakan tidak
mengandung pewrarna methil yellow.
A. Dasar Teori :
1. Sumur beton merupakan sumur kerekan dengan konstruksi dari batu bata
dan diplester memiliki bawah air tidak mudah masuk secara langsung
kedalam sumur, pencemaran yang terjadi berasal dari septik tank yaitu
bila jarak antara sumur dan septic tank atau bangunannya tidak memenuhi
syarat.
2. Sumur non beton yaitu hanya menggunakan konstruksi cadas, selain
mudah terkontaminasi oleh bahan bangunan dari segi keselamatan juga
kurang baik. Air yang membawa kotoran dengan leluasa dapat masuk
ke dalam sumur, karena cadas mempunyai kerapatan partikel tanah yang
longgar.
3. Sumur suntik hanya menggunakan pipa dengan kedalaman tertentu
(Boekoesoe, 2010).
1. Syarat lokasi atau jarak. Agar sumur terhindar dari pencemaran maka
harus diperhatikan antara jarak sumur dengan jamban, lubang galian
untuk air limbah dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut
tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah, lokasi sumur pada
daerah yang bebas banjir, jarak sumur minimal 15 meter dan lebih
tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat
sampah dan sebagainya.