Anda di halaman 1dari 14

JENIS-JENIS WACANA

A. Pengantar

Istilah analisis wacana ternyata telah dipakai dengan berbagai macam arti

yang mencakup berbagai macam kegiatan. Istilah tersebut dipakai untuk

mendeskripsikan kegiatan-kegiatan pada persilangan berbagai disiplin linguistik

yang berbeda, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, linguistik filosofis, dan

linguistik komputasi. Para ahli sosiolinguistik terutama memerhatikan struktur

interaksi sosial yang dinyatakan dalam percakapan, dan deskripsi-deskripsi mereka

dititikberatkan pada ciri-ciri konteks sosial yang terutama dapat dimasukkan ke

dalam klasifikasi sosiologis.

Analisis wacana, tentunya, adalah analisis atas bahasa yang digunakan.

Analisis wacana berperan penting dalam proses belajar bahasa, terutama

keterampilan bahasa yang bersifat produktif, misalnya bertutur kata dan menulis.

Kita mengenal istilah keutuhan (unity) dan keruntutan (coherence) baik dalam satu

paragraf, maupun dalam satu karangan utuh dalam menulis.

Besarnya peranan analisis wacana dalam proses belajar keterampilan

berbahasa (baik yang bersifat rekognitif maupun yang bersifat produktif) juga

diperkuat oleh salah satu aspek pragmatik yang disebut the theory implicature,

yang telah diperkenalkan oleh H.P.Grice, (1975) tentang teori yang berkaitan

dengan cara bagaaimana menggunakan bahasa.

1. Fungsi Bahasa

Bahasa adalah alat vital bagi manusia karena dipakai untuk berkomunikasi,

tanpa bahasa manusia tak dapat berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama manusia dengan makhluk lainnya.
Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali

fungsi komunikatif. Sejumlah ahli bahasa telah menaruh perhatian terhadap fungsi

bahasa ini.

Halliday (1973) dalam bukunya yang berjudul Explorations in the Functions

of Languge, mengemukakan tujuh fungsi bahasa yaitu:

a. Fungsi instrumental (the instrumental function).

b. Fungsi regulasi (the regulasi function),

c. Fungsi pemerian (the representational function)

d. Fungsi interaksi ( the interactional function)

e. Fungsi perorangan (the personal fungction)

f. Fungsi heuristic ( the heuristic)

g. Fungsi imajinatif (the imaginative function)

2. Pengertian Wacana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1991), pengertian wacana yaitu: 1

ucapan;perkataan; tutur; 2 keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; 3

satuan bahasa terlengkap,realisasinya tampak pada bentuk karangan yang

utuh,seperti novel, buku atau artikel, atau pada pidato, khotbah, dsb. Menurut

Poerwadarminta, wacana sebagai ucapan, percakapan, dan kuliah

Dalam salah satu kamus bahasa Inggris yang terkemuka wacana atau

discourse dapat digambarkan sebagai berikut:

Kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari

(yang diturunkan dari dis daridalam arah yang berbeda, dan currere lari), yaitu:
a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan;

konvensi atau percakapan.

b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah.

c. Risalah tulis; disertasi formal; kuliah atau ceramah;khotbah, (Webster, 1983:522)

d. Selanjutnya dikatakan dalam kamus Webster, wacana atau discouse diartikan

sebagai connected speeh or writing consisting of more than one sentence.

Istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau

obrolan, tetapi juga pembicaran di depan umum,tulisan serta upaya-upaya formal

seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon. Wacana mencakup keempat

penggunaan bahasa, yaitu:

a. Ekspresi diri sendiri

b. Eksposisi

c. Sastra

d. Persepsi (Landsteen,1976:111; Tarigan, 1985:16-17).

3. Pengertian Analisis Wacana

Kartomiharjo (1991) mengemukakan bahwa analisis wacana merupakan

cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang

lebih besar daripada kalimat.

Prinsip-prinsip dasar lain mengenai pengertian analisis wacana yang masih

dapat diramuh dari beberapa ahli lain seperti Merit, Acheggloff dan Sacks,

Frasswer, Richard, Halliday and Hasan, Givon, antara lain sebagai berikut:

Analisis wacana bersifat interpretasi pragmatis,baik untuk

bahasanya maupun untuk maksudnya (form and notion).


a. Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap konteks dan

pengetahuan yang luas. Semua unsur yang terkandung dalam wacana sebagai suatu

rangkaian.

b. Pada dasarnya bahan-bahan yang diperlukan merupakan sesuatu yang benar-benar

terjadi yang diwujudkan dalam situasi yang sebenarnya.

c. Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis terutama berkaitan dengan

pertanyaan, jawaban, kesempatan berbicara, penggalan percakapan,dll

B. Jenis-jenis Wacana

1. Jenis Wacana dari Segi Penyusunannya

Sugirah Wahid, Juanda (2006), dalam bukunya yang berjudul Analisis

Wacana, mengemukakan bahwa ada lima jenis wacana ditinjau dari segi

penyusunannya, yaitu:

a. Wacana Deskripsi

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata terhadap

suatu tempat, benda, keadaan atau suasana. Penulis deskripsi mengharapkan

pembacanya melalui tulisannya dapat melihat apa yang dilihatnya, dapat

mendengar apa yang didengarnya, mencium bau apa yang diciumnya, mencicipi

apa yang dimakannya, merasakan apa yang dirasakannya, serta sampai pada

kesipulan yang sama dengannya. Maka itu dapat disimpulkan bahwa deskripsi

merupakan hasil dari observasi melalui panca indra,yang disampaikan dengan kata-

kata.

Secara garis besarnya deskripsi terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1) Wacana ekspositori
Wacana yang sangat logis, yang isi biasanya merupakan daftar rincian,

semuanya atau yang menurut penulisnya hal yang penting-penting saja.

Contoh:

Ruang tempat kami belajar tidaklah luas,hanya 7 m x 10 m. Bangku kami


berjajar teratur empat baris ke belakang. Pada dinding depan kelas tergantung
papan tulis hitam 1 m x 2 m. Dua lukisan mengapitnya. Di sebelah kiri gambar
Garuda Indonesia dan di sebelah kanan gambar presiden. Meja guru terdapat di
pojok kiri. Alasannya berwarna cerah dan sekali seminggu diganti. Kami selalu
meletakkan bunga yang segar dalam jambangan di atas meja itu, karena senang
melihantnya. Di sebelah kiri kami, delapan jendelah besar memasukkan cahaya
matahari dan hawa segar ke dalam kelas. Dindingnya polos, tiada hiasan, kecuali
kalender dekat meja guru.

2) Wacana Impresionistis

Wacana yang isinya lebih menenkankan impresi atau kesan penulisnya ketika

melukukan observasi, atau ketika m enuliskan impresi tersebut.

Contoh:

Musim kemarau yang panjang dan kering tahun in merupakan bencana bagi
daerah kami. Sungai yang mengalir di tengah-tengah kota kering kerontang.
Bahkan sumur pun banyak yang tidak berair lagi. Tampak berdesak orang
menunggu giliran menimba air di sumur kami, satu-satunya yang tidak kering.
Sawah ladang seperti hangus oleh terik matahari. Tanah pecah berbungkah-
bungkah.tanaman hamper tiada yang tinggal hijau. Rumput kering kecoklat-
coklatan hampir mati. Sapi, kerbau, kuda dan kambing sudah sebulan ini
diungsikan ke daerah yang sungainya masih mengalir.

b. Wacana Narasi

Wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan

suatu hal atau kejadian melalui suatu penonjolan tokoh pelaku (orang I atau orang

III) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca. Kekuatan

wacana terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita

yang diatur melalui alur (plot).

Contoh:
Andi Ruslan benar-benar mahasiswa yang patut diteladani oleh teman
sekampusnya. Otaknya yang cemerlang, dan penempilannya yang sederhana
menjadikannya sahabat baik bagi mahasiswa maupun mahasiswi. Dilahirkan dari
keluarga yang sederhana tidak membuatnya berkecil hati. Sejak ia kuliah pada
semeter dua, perkenalannya dengan dosen dan temannya dianggapnya sebagai
peluang.
Dengan kepercayaan diri yang cukup. Ruslan menawarkan jasa
mengantarkan Koran dan majalah pilihan dosen dan orang tua
sekampungnya.dengan jasa loper ini Ruslang membiayai kuliah dan hidupnya
sehari-hari.
Sementara kuliah yang diprogramkannya diselesaikan dengan baik dari
semester kesemester. Kini ia menduduki semester kedelapan. Kuliah kerja nyata
diprogramkannya bersama penyusunan skripsi. Atau penyelesaian skripsi ini pun
bagi Ruslang merupakan peluang. Ia sudah siap dengan bisnis baru. Bersama
teman-temannya ia akan mengelolah surat kabar mingguan.

Sebuah wacana narasi mempunyai unsur-unsur pembangun. Adapun unsur-

unsur pembanguan sebuah narasi,yaitu:

1. Alur : Kejadian, Tokoh, dan Konflik

Narasi merupakan cerita yang didasarkan pada urutan-urutan sesuatu

(serangkaian kejadian atau peristiwa). Di dalam kejadian itu ada tokoh atau

beberapa tokoh, dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau serangkain

konflik atau tikaian. Kejadian ,tokoh,dan konflik ini merupakan unsur pokok

sebuah narasi, dan ketiganya secara kesatuan biasa disebut plot atau alur. Dengan

demikian adalah narasi yang berdasarkan alur.

2. Latar

Alu ini tentulah tidak dapat terjadi suatu waktu, kekosongan. Mestilah ada

waktu dan adapula tempat kejadiaan itu berlangsung. Dengan demikian kita

mengatakan bahwa alur itu memunyai latar waktu dan latar tempat.

3. Posisi Narator

Istilah point of view dala kaitannya dengan narsi bukan saja berarti sudut

pandang tetapi juga lebih dalam dari itu karena menyangkut struktur gramatikal

sebuah narasi. Ini menyangkut siapa yang bercerita di dalam narasi itu,dan ini
sangat mempengaruhi struktur cerita itu. Oleh Karena itu, di sini poin of view itu

kita terjemahkan saja dengan posisi narrator.

Dalam sebuah narasi tentulah ada yang bercerita, yang menceritakan

kepada kita apa saja yang terjadi. Pada satu ujung kita melihat ada cerita yang

memakai aku atau saya sebagai tokoh utama dalam cerita itu. Dengan sendirinya

apa yang kita dapatkan dari cerita itu adalah apa-apayang dilihat,didengar serta

dialami oleh aku itu. Jalan pikiran, pergolakan perasaan,dugaan dan kesimpulan

yang dihidangkan pun berasaldari aku itu juga. Yang tidak dilihat, tidak didengar

atau diketahuinya tentulah tidak bias diceritakannya kepada kita.

Jadi, narator dalam cerita ini adalah pelaku utama. Narasi seperti ini sering

disebut sebagai narasi dengan posisi sebagai orang pertama atau akuan.

4. Pola Narasi

Menurut Aristoteles (abad IV sebelum Masehi), sebuah narasi terdiri atas tiga

bagaian yaitu awal, tengah dan akhir. Awal itu menurut dia haruslah seperti mata

pancing dengan umpan yang lezat, sehingga begitu orang membacanya, hatinya

langsung terpaut. Awal itu harus memperkenalakan tokoh-tokoh yang memainkan

peranan di dalam cerita itu, serta memberikan latarbelakang yang diperlukan

untuk kelancaran cerita. Di samping itu semua,awal itu harus pula menyiratkan

atau memberikan lancaran bagaimana kira-kira cerita itu akan berakhir.

Bagian tengah dimulai ketika di dalam cerita itu mulai muncul konflik,

tikaian atau keruwetan, yang menjurus kekonflik. Konflik itu bisa bersifat

nonfisik. Konflik ini biasanya memang diakhiri dengan sebuah ledakan yang biasa

disebut klimaks. Bahkan ada pula narasi yang akhirnya tidak dituliskan,hanya

tersirat, dan pembaca dipersilakan menduga sendiri.


Itula pola narasi cara Aristoteles. Sekarang ini pun, cara itu masih bayak

dipakai orang. Tetapi ada pula penulis yang mencari dan menciptakan gaya sendiri.

c. Wacana Ekspositori

Rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran disebut

wacana ekspositori. Tujuan yang ingin dicapai wacana ini adalah tercapainya

tingkat pemahaman terhadap sesuatu agar lebih jelas, mendalam, dan luas dari

sekedar pernyataan yang bersifat global atau umum. Wacana eksipositori kadang-

kadang berbentuk ilustrasi dengan contoh; berbentuk perbadingan, berbentuk

uraian kronologis, dan juga berbentuk ciri (identifikasi) dengan orientasi pada

materi, bukan kepada tokohnya.Wacana eksposisi lebih menekankan pada bentuk

daripada isi. Isinya memang menyingkapkan sesuatu, tetapi bentuknya harus jelas.

Wacana eksposisi sebagai alat untuk menyingkapkan pikiran dan perasaan

agaknya sudah banyak ditinggalkan orang. Tidak lagi kita jumpai di dalam media

massa tulisan-tulisan eksposisi murni. Namun, di sekolah-sekolah masih diajarkan,

Karena eksposisi erat sekali hubungannya dengan berpikir logis dan sistematis. Di

samping itu, juga karena eksposisi merupakan pola dasar penulisan ilmiah.

Makalah-makalah sekolah, sampai makalah seminar serta penataran, masih

dituliskan dalam bentuk eksposisi. Demikianlah pula skripsi atau bahkan disertasi.

Hal ini perlu semua dikuasai oleh siswa dan mahasiswa. Mereka perlu diajar

mengambil sikap, dan dilatih untuk mendukung sikap itu dan mengutarakannya

secara logis. Namun, berpikir logis dan sistematis ini hanya bias dicapai siswa jika

mereka diminta menuliskan wacan eksposisi. Bukan diajarkan apa eksposisi itu,

tipe ciri-cirinya, apa gunanya, dan segala hal-hal teoretis seperti itu. Mereka perlu

diberikan latihan bukan teori.


Contoh:

Telah kita saksikan bersama,masalah transportasi makin lama makin


berkembang, baik transportasi darat,laut maupun udara. Ketiga bentuk
transportasi itu mengalami kemajuan yang pesat, sesuai dengan perkembangan
zaman. Misalnya pada masa silam transportasi darat, laut, dan udara itu sangat
sederhana, tetapi sekarang bukan main main majunya,hamper semua transportasi
itu serba mewah dan canggih sesuai dengan perkembangan teknologi dewasa ini.
Kiranya sangat perlu kita telusuri perkembangan transportasi masa silam
sampai dewasaini. Zaman nenek moyang kita kalau akan bepergian, mereka tidak
pernah menaiki kendaraan seperti sekarang ini, mereka cukup berjalan kaki saja
walaupun jalan yang akan ditempuh cukup jauh, memakan waktu berbulan-bulan
berminggu-minggu, berhari-hari. Mereka tak gentar, tak putus asa, semua mereka
jalani dengan hati yang senang, gembira, tak pernah mereka mengeluh, tak
pernah mereka menggerutu karena lelah, tetapi mereka tetap berjuang pokoknya
bias sampai di tempat tujuan.

d. Wacana Prosedural

Wacana prosedural merupakan rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu

secara berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya, karena urgensi unsur

yang lebih dahulu menjadi landasan unsur berikutnya. Wacana itu biasanya disusun

untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengerjakan sesuatu, misalnya membuat

kue, mempersiapkan makanan, perawatan tanaman, merawat alat-alat rumah

tangga yang memerlukan prosedur atau mengaktifkan komputer.

Contoh:

Cara membuat Martabak Manis

Bahan-bahan

250 gram tepung terigu; 375 cc santan, hangatkan sebentar; 150 gram gula
pasir; 2 butir telur 1 sendok the gist/ragi instant; sendok the soda kue;50 gram
kacang tanah (sangrai, kupas, cincang); 50 gram biji wijen, sangrai; 50 gram
coklat/meisjes;50 cc susu kental manis.

Cara mengolah

1. Masukkan ragi ke dalam santang hangat, aduk sampai larut dan berbusa, sisihkan.
2. Campur tepung terigu dengan gula, buat lubang ditengahnya, lalu isi dengan
telur.
3. Aduk sambil dituangi larutan santan sampai rata dan gula larut.
4. Masukkan soda kue, aduk kembali, biarkan sekitar 15 menit di tempat hangat.
5. Panaskan penggorengan,olesi dengan margarine.
6. Tang adonan, tunggu sampai naik.
7. Sebelum permukaanya mongering, taburi dengan sebagian kacang tanah, wijen,
gula pasir , coklat/meisjes, dan susu kental manis.
8. Lipat menjadi dua, angkat.
9. Sajikan hangat.

e. Wacana Hortotorik

Wacana hortotorik adalah tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasehat,

kadang-kadang tuturan itu bersifat memperkuat keputusan atau agar lebih

meyakinkan. Sedangkan tokoh penting di dalamnya adalah orang II. Wacana tidak

disusun bersarkan urutan waktu tetapi merupakan hasil atau produksi suatu waktu.

Contoh:

Nasehat orang tua kepada anaknyayang akan memulai wirausaha

Kaudengar pesan bapakmu dalam meniti wirausaha, harta terbesar untuk


mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif. Disamping itu,
tekad, pengalaman, ketekunan dan bekerja keras adalah prasyarat pokok untuk
menjadi seorang wirusahawan yang berhasil. Satu lagi anakku, sikap mentalyang
tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting. Para wirausaha yang berhasil
menikmati pekerjaan mereka dan berdedikasi total terhadap apa yang mereka
lakukan. Sikap mental positif mereka mengubah pekerjaan mereka menjadi
pekerjaan yang menggairahkan, menarik dan member kepuasan.

Sebuah wacana dalam bahasa Bugis sebagai berikut:

Resopa temmangingi malomo naletei pammase dewata.


Artinya: Orang yang bekerja keras atau tidak putus asa akan mendapat rejeki
dari Allah SWT.

Wacana hortotorik juga tampak dalam iklan baik secara lisan maupun secara

tertulis.

C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas, maka kami menyimpulkan beberapa

hal, yaitu:

1. Wacana dapat berupa rangkaian ujar lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur.

2. Wacana mengungkapkan suatu hal atau subjek.

3. Sebuah wacana memiliki satu kesatuan misi dalam rangkain itu.

4. Sebuah wacana penyajiannya harus teratur,sistematis, koheren, lengkap dengan

semua situasi pendukungnya.

5. Jenis wacana yaitu:

a. Narasi

b. Deskripsi

c. Eksipositori

d. Prosedural

e. Hortotorik

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan,dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Inonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Brown, Gillian,dkk. 1996. Discourse Analysis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta..

J. K. Natia. 1994. Pelajaran Mengarang dan Menyusun Karya Tulis. Penerbit Arkola.
Surabaya..

Wahid, Sugira,dkk. 2006. Analisis Wacana. Badan Penerbit UNM. Makassar.


Diposkan oleh Sakaria zekly di 09.16
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

1. Narasi

Narasi adalah karanng yang isinya tentatang cerita baik fiksi (khayalan) maupun non fiksi
(nyata).

Unsur-unsur narasi :
- tokoh
- jalan cerita atau alur
- latar waktu atau tempat atau suasana
- tema
- amanat
- gaya bahasa

Contoh.
Terlahir siswa siswi berprestasi di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo. Yudita salah
satunya. Dia telah menjuarai berbagai kegiatan olimpiade. Seperti, olimpiade fisika, biologi,
maupun matematika. Yudita sangat pandai dia sangat tekun belajar. Banyak juga terlahir
siswa siswi berprestasi di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo ini. Baik prestasi akademik
maupun nonakademik.

2. Deskripsi

Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa
melihat, mendengarm atau merasa objek yang digambarkan itu.

Ciri-cirinya :
terdapat objek yang digambarkan atau menggunakan panca indera

Contoh.
Sebuah sekolah berada di jalan Jenggolo no.2 Sidoarjo. Sekolah ini sama seperti
sekolah sekolah pada umumnya. Bangunan yang bertingkat dua, serta warna hijau membuat
indah sekolah ini. Sekolah ini negeri, namun diwajibkan setiap siswi menutup kepala dengan
jilbabnya. Tak terkecuali, guru dan ibu kantin pun juga. Nuansa islam terlihat jelas disini. Iya
sekolah yang sering disebut MAN Sidoarjo.

3. Eksposisi

Eksposisi adalah paragraf yang berisi ide, pendapat, buah pikiran, informasi atau pengetahuan
yang ditulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca.

Ciri-cirinya :
terdapat kata "adalah"

Contoh.
Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo adalah salah satu sekolah negeri islam diwilayah
Sidoarjo. Sekolah ini mempunyai visi untuk mewujudkan lulusan madrasah yang beriman,
berilmu, dan berakhlaq karimah. Ternyata merupakan resolasi dari MAN Jombang. Yang
betempat di jalan Gajah Mada no.76 Sidoarjo. Barulah pada tanggal 27 Juli 1987 MAN
Sidoarjo pindah lokasi di jalan Jenggolo no.2 Sidoarjo.

4. Argumentasi

Argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan
dan alasan, Hal ini dimaksutkan untuk meyakinkan pembaca.

Ciri-cirinya :
ada pendapat dan ada alasannya

Contoh.

5. Persuasi

Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu.

Ciri-cirinya :
ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu

Contoh.
MAN menjadi satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri di Sidoarjo. Sebeb hanya satu
MAN saja sedang yang lainnya swasta. Masyarakat Sidoarjo banyak memilih MAN sebagai
sekolahnya. Terlihat dari jumlah pendaftar siswa setiap tahunnya. Sekolah ini sama dengan
sekolah SMA Negeri lainnya. Yang mengajarkan tentang ilmu pengetahuan umum, memiliki
2 penjurusan IPA dan IPS. Hanya saja ilmu agama juga diajarksn, ini menjadi pembeda
antaraMAN dengan SMAN diwilayah Sidoarjo. Oleh karena itu, sekolah ini menjadi pilihan
tepat untuk melanjutkan sekolah jenjang atas setelah lulus SMP.

ha.ki.kat
[n] (1) intisari atau dasar: dia yg menanamkan -- ajaran Islam di hatiku; (2) kenyataan yg
sebenarnya (sesungguhnya): pd -- nya mereka orang baik-baik

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/hakikat#ixzz3L9KyXGxn

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan
merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai