Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 2

Jenis-Jenis Wacana
Bahasa Indonesia
Mauliza Larasati 22001071079
Maslihatul Fu’adah 22001071089
Intan Putri Setyo 22001071012
Materi Pembelajaran
Jenis wacana
berdasarkan saluran
komunikasi
Jenis wacana
berdasarkan tujuan
komunikasi
Jenis wacana
B berdasarkan peserta
komunikasi
A. Jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi
2) Wacana Tulis

Menurut Henry Guntur Tarigan Wacana tulis atau written


discourse adalah wacana yang disampaikan secara tertulis,
melalui media tulis.
 Contoh wacana tulis dapat dilihat di media cetak,
seperti berita di koran, majalah, buku, surat,
pengumuman tertulis, tajuk rencana, iklan cetak, cerita
pendek, novel, naskah drama, wacana prosedural, dan
undang-undang.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.


Ciri-ciri Wacana Lisan dan Wacana Tulis
Wacana Tulis
1. Memerlukan daya simak yang tinggi agar
interaksi tidak terputus.
2. Sulit diulang, dalam arti mengulang hal 1. Wacana tulis biasanya panjang dan
yang sama dengan ujaran pertama. menggunakan bentuk bahasa yang
baku.
3. Dapat dilengkapi dengan gerakan anggota
tubuh untuk memperjelas makna yang 2. Wacana tulis dapat dilihat kembali
dimaksud. tanpa ada perbedaan unit–unit
kebahasaannya.
4. Wacana lisan biasanya lebih pendek
daripada wacana tulis. 3. Wacana tulis biasanya mempunyai
unsur kebahasan yang lengkap.
5. Juga melibatkan unsur kebiasaan atau
pengetahuan yang telah diketahui
bersama
https://www.gurupendidikan.co.id/wacana-adalah/
B. Jenis
wacana
berdasarkan
peserta
komunikasi
1) Wacana Monolog (monologue discourse)

Mulyana (2005:53) menjelaskan bahwa “wacana bentuk monolog adalah


wacana yang disampaikan oleh satu orang.”
 Penuturannya bersifat satu arah, yaitu dari pihak penutur atau pembicara.
 Wacana monolog dapat dibedakan menjadi wacana monolog lisan seperti
pidato, ceramah, khotbah, kampanye, penyampaian visi misi, orasi,
pembacaan puisi, petuah.
 Wacana monolog tertulis seperti wacana berita, pengumuman tertulis,
wacana prosedural, dan wacana narasi tertulis.

Mulyana, M. Hum. 2005. Pengajaran Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.


2) Wacana Dialog (dialogue discourse)

Mulyana (2005:53) menjelaskan bahwa bentuk wacana dialog adalah “wacana yang
dituturkan oleh dua orang atau lebih”.
 Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut
berperan di dalam komunikasi.
 Jenis wacana ini bisa berbentuk lisan tulis maupun lisan.
 Contoh wacana dialog lisan dibentuk oleh percakapan atau pembicaraan seperti
tegur sapa, pembicaraan dalam telepon, wawancara, tanya jawab guru dengan
murid, dialog dokter dan pasien, tawar-menawar dalam peristiwa jual-beli.
 Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana teks drama (dialog
skenario, dialog ketoprak, lawakan, dan sebagainya).
Perhatikan contoh wacana dialog berikut ini.
SUNSLIK GINGSENG
C : Betulkan ?
W : Iya
C : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir cewek yang lain.
W : Cowokku dulu juga gitu. Dia itu suka melirik cewek yang rambutnya panjang Padahal dulu aku
takut manjangin rambut. Takut patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat rambut
semakin kuat tumbuh sepanjang yang kamu suka.
C : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?
W : Ya
C : Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi dong ?
W : Cowokku si ndak, cowok-cowok yang lain pada lirik aku
3) Wacana Polilog (polylogue discourse)
Contoh polilog, konteks masalah gender.
Penyiar : “Sejak dulu wanita itu selalu dijadikan orang belakang. Orang
kelas dua. Kita harus memperjuangkannya”.
Wartawan : “Itu kan sesuai dengan kodradnya”.

Wanita karier : “Bukan kodrat itu, tapi dibuat oleh manusia. Seandainya
orang laki-laki, maaf ya, tidak egois dan memandang wanita
itu rendah, maka para wanita akan lebih percara diri.
Cobalah lihat sekarang. Wanita diberi kepercayaan ternyata
mampu memimpin negara”.
Wartawan : “Bagaimanapun wanita itu tetap terbatas, baik dari segi fisik
maupun mental. Secara emosi, wanita lebih meledak-ledak”.
Wanita karier : “Emosi bukan merupakan ukuran rendahnya status Wanita”.
C. Jenis wacana berdasarkan
tujuan komunikasi
1) Wacana Deskripsi
Contoh:
 Istilah Deskripsi (dalam bahasa Dilihat dari tampilannya, bunga rosela
Inggris: description) artinya termasuk kategori tanaham hias. Warnanya
penggambaran. merah segar bak warna buah mahkota
 Dalam wacana deskripsi, Penulis dewa yang sudah matang. Bentuknya saja
atau pembicara berkeinginan yang berbeda. Jika bunga mahkota dewa
terbetuk bulat dan keras, bunga rosela
untuk menggambarkan atau dapat mekar seperti bunga cempaka.
menceritakan bagaimana bentuk Ranting bunga rosela panjang-panjang
suatu wujud atau objek, atau seperti ranting pohon kopi. Hampir di
mendeskripsikan cita rasa suatu sepanjang rantingnya berisi bunga berjajar.
benda, hal, atau bunyi (keraf, Sungguh taman kita akan menjadi lebih
1995:7). indah bila dihiasi dengan bunga rosela.
Contoh:

2) Wacana Eksposisi

Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang


berusaha menguraikan suatu objek
sehingga memperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca.
 Misalnya menjelaskan pengertian
kebudayaan, komunikasi,
perkembangan tekhnologi,
pertumbuhan ekonomi kepada
pembaca dsbg.
3) Wacana
Argumentasi
Contoh :
“Mengutip pendapat H Abdi Fithria, pakar ilmu
Kehutanaan Universitas Lambung Mangkurat, BPost
edisi senin (10/20), posisi Pulau Kambang itu sangat
strategis sebagai penyeimbang ekosistem Sungai Barito.
Ancaman musibah seperti banjir akibat luapan sungai
bisa saja ‘menyerbu’ Banjarmasin atau Batola, jika
ekosistem Sungai Barito tidak lestari.”
4) Wacana Persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang berisi
paparan berdaya bujuk, ataupun berdaya
himbauan yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan
menuruti himbauan, tuturan dalam persuasive
berisi ajakan agar pendengar melakukan
sesuatu yang diujarkannya (Marwoto, dkk,
1987:176).
Contoh wacana iklan

"Pakai Daia, lupakan yang lain. Harga murah


dengan 7 kehebatan. Anti bau apek dan
membersihkan pakaian kotor bersih cemerlang."
5) Wacana Narasi
Unsur-unsur penting dalam
Istilah narasi (dalam bahasa Inggris: narration) sebuah narasi adalah
berarti kisahan. Wacana narasi merupakan
suatu jenis wacana erat kaitannya dengan 1. Kejadian
rangkaian peristiwa. Penyusunan wacana narasi 2. Tokoh
ini berusaha menyampaikan serangkaian 3. Konflik
4. Alur/plot
kejadian menurut urutan terjadinya. 5. Latar yang terdiri atas latar
waktu, tempat, dan suasana.
Contoh wacana narasi :

Kegiatan di sekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar tidak
terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh. Kemudian, aku
segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang harus aku bawa. Yah,
sekedar mengecek apakah buku-buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu.
Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Jarak rumah
dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi-
pagi. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.
Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45. Hari
Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at,
aku bisa pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00.
>
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai