Anda di halaman 1dari 7

KOHESI,KOHERENSI DAN JENIS-JENIS

WACANA BAHASA INDONESIA


KEGIATAN BELAJAR 2
A. Kohesi dan koherense
 Kohesi adalah istilah yang digunakan dalam wacana yang
membahas hubungan antar unsur dalam kalimat wacana ,
wacana yang memenuhi syarat kohesi disebut dengan istilah
kohesif yang berarti utuh.
Contoh wacana kohesif: “ anak terpeleset jatuh kesungai.
Beberapa orang lewat ditempat itu mencoba menolongnya
Wacana yang berbentuk paragraf memenuhi syarat keutuhan
kohesif.kekohesifan pada wacana tersebut ditandai dengan
adanya alatkohesi yang berup pengulangan( contoh lihat
halaman 4.18)
Wacana yang tidak padu tidak dapat dikatakan sebagai wacana
karena tidak bisa ditangkap makna nya atau maksud dan
tujuannya..
Apabila wacana mempunyai ide pokok dan ide penjelas tidak hanya dituntut
keutuhannya tetapi juga dituntut kepaduan antar bagian ( ide ,pikiran atau
gagasan) yang terkandung didalamnya , wacana yang utuh belum tentu padu
oleh karena itu , selain kohesif sebuah wacana wacana juga harus koheren.
 Selain kohensi ada koherense atau utuh dan padu , kekohensifan ditandai
dengan alat wacana berupa repitisi atau pengulangan
Koherensi adalah kepaduan hubungan maknawi antar bagian dalam wacana,
Bedakan kedua wacana tersebut
Contoh : listrik mempunyai banyak kegunaaan , keluarga ku berlangganan listrik dari
PLN. Awal bulan juli 2010 ini tarif dasar listrik naik 10% sehingga banyak
masyarakat mengeluh , akibat nya banyak pelanggan listrik yang melakukan
penghematan, semua peralatan yang menggunakan listrik sikurangi
pemakaiannnya . Alat yang banyak menyedot listrik adalah Ac atau alat
penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang alat penyejuk udara itu dikurangi
dua jam sehari. wacana yang berbentuk paragraf diatas memenuhi syarat
keutuhan atau kohesif kekohesipan tersebut dapat dilihat dari adanya alat kohesi
yang berupa pengulangan. Terdapat kata listrik, dan penyejuk udara. Bedakan
wacana dibawah
Contoh: puun adalah pimpinan tertinggi didalam struktur pemerintahan, ada
masyarakat baduy, puun ada dikampung cibeo., cikartawana, dan
cikeusek. Ketiga pun tersebut memiliki kekuasaan yang sama yakni
seluruh kamping di baduy, baik baduy dalam maupun baduy luar.
Dengan kata lain wilayag baduy dipimppin tiga orang pun
Selain kohesif juga koheren kekohesifan ditandai dengan alat wacana berupa
repetisi atau pengulanagan diatas terdapat pengulangan kata “ puun
dan kata baduy “ sehingga kekohesifan mendukung terbentuknya
kekoherenan

B. Jenis-jenis wacana bahasa indonesia


Wacana dibedakan atau jenis-jenisnya berdasarkan sudut pandang dari mana
wacana itu dilihat , Yuwono menjelaskan wacana dapat diklasifikasi
berdasarkan beberapa segi yakni berdasarkan saluran komunikasi, fungsi
bahasa , mitra tutur, peserta tutur, dan berdasarkan pemaparan.
1. Berdasarkan saluran komunikasi, wacana dibedakan menjadi
wacana lisan dan wacana tertulis, wacana lisan dapat dibedakan
dari bahasa tulisan karena keduanya memiliki ciri masing-masing
ciri wacana lisan adalah penutur dan petutur( mitra tutur ) , bahasa
tutur , alih tutur( giliran bicara), serta konteks , dari segi struktur
kalimat , wacana lisan kurang memperhatikan gramatika / tata
bahasa
Contoh:pelayan” selamat sore mas.”
pelanggan” sore”
pelayan” pesan apamas”
pelannggan” kopi tubruk ya”
Dipandang dari susut gramatika/ tulis contoh wacana dibedakan atas
tidak menggunakan strukturyang benar, apabila anda ditanya
apakah memahami wacana tentu anda paham . Walaupun didalm
wacana tersebut tidak tampak adanya penanda kohesi
2. Berdasarkan fungsi bahasa , wacana diklasifikasi menjadi wacana ekspresif,
fatis, informasioanal, estetis , dan direktif. Wacana yang bersifat ekspresif kita
temukan pada kegiatan komunikasi yang menggambarkan hasil pemikiran ,
pengalaman, atau perasaan secara akspresif. Bentuk wacana ini misanya:
pidato, orasi, dan cerita atau dongeng . Wacana fatis bertujuan untuk
memperlancar komunikasi seperti memperkenalkan diri ( perkenalan)

3. Dari sudat pandang mitra tutur, wacana dibedakan menjadi wacana interaksional dan
transaksional. Intraksi artinya berhubungan atau saling melakukan aksi . Didalam
berbahasa orang berintraksi secara sosial
Contoh; yudit” pagi rama”
rama” pagi. Berangkat ya?”
yudi” iya, kamu gak kuliah”
rama”aku kuliah siang”
yudiit” hmmm, aku berangkat ya, da
Bedakan dengan contoh (19) berikut ini.
Bu ani” pak kejalan limau kebayoran ya, iya pak”
Sopir taksi” baik buk”
4. Berdasarkan jumlah peserta tutur,wacana
dibedakan atas wacana monolog, dialog, dan polilog.
Jenis wacana monolog adalah wacana yang pelaku
nya hanya satu orang. Wacana dialog dilakoni oleh 2
orang. Wacana polilog adalah wacana yang di
implementasikan oleh pelaku atau serta dengan
jumlah lebih dari dua orang dialog dapat berupa
percakapan sehari –hari wawancara dan drama .
Wacana polilog. Adalah wacana yang
diimplementasikan oleh pelaku pesertadengan jumlah
lebih dari dua orang , jenis wacana ini dapat
berbentuk diskusi , ceramah , intraktif dan sejenisnya
5. Beradasarkan cara memaparkan( pemaparan) wacana dibedakan atas
wacan anrasi, diskripsi, ekposisi, argumentasi, dan persuasi.
 Wacana narasi adalah wacana yang disusundengan cara berbicara
 Wacana deskrips adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
merincibagian-bagian suatu profil yang disampaikan, wacana deskripsi
berusaha memngangkat imajinasi pembaca untuk mampu melihat,
mendengar, atau merasakan apa yang dilihat , didengar atu dirasakan
penulis
 Wacana ekposisi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
menerangkan.
 Wacana argumentasi dapat dikaitkan dengan makna argumen yakni
wacana yang berisi alasan yang dapat digunakan untuk menerima atau
menolak suatu pendapat
 Wacana persuai adalah wacana yang bersifat mengajak membujuk
menganjurkan atau memengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai