3. Dari sudat pandang mitra tutur, wacana dibedakan menjadi wacana interaksional dan
transaksional. Intraksi artinya berhubungan atau saling melakukan aksi . Didalam
berbahasa orang berintraksi secara sosial
Contoh; yudit” pagi rama”
rama” pagi. Berangkat ya?”
yudi” iya, kamu gak kuliah”
rama”aku kuliah siang”
yudiit” hmmm, aku berangkat ya, da
Bedakan dengan contoh (19) berikut ini.
Bu ani” pak kejalan limau kebayoran ya, iya pak”
Sopir taksi” baik buk”
4. Berdasarkan jumlah peserta tutur,wacana
dibedakan atas wacana monolog, dialog, dan polilog.
Jenis wacana monolog adalah wacana yang pelaku
nya hanya satu orang. Wacana dialog dilakoni oleh 2
orang. Wacana polilog adalah wacana yang di
implementasikan oleh pelaku atau serta dengan
jumlah lebih dari dua orang dialog dapat berupa
percakapan sehari –hari wawancara dan drama .
Wacana polilog. Adalah wacana yang
diimplementasikan oleh pelaku pesertadengan jumlah
lebih dari dua orang , jenis wacana ini dapat
berbentuk diskusi , ceramah , intraktif dan sejenisnya
5. Beradasarkan cara memaparkan( pemaparan) wacana dibedakan atas
wacan anrasi, diskripsi, ekposisi, argumentasi, dan persuasi.
Wacana narasi adalah wacana yang disusundengan cara berbicara
Wacana deskrips adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
merincibagian-bagian suatu profil yang disampaikan, wacana deskripsi
berusaha memngangkat imajinasi pembaca untuk mampu melihat,
mendengar, atau merasakan apa yang dilihat , didengar atu dirasakan
penulis
Wacana ekposisi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
menerangkan.
Wacana argumentasi dapat dikaitkan dengan makna argumen yakni
wacana yang berisi alasan yang dapat digunakan untuk menerima atau
menolak suatu pendapat
Wacana persuai adalah wacana yang bersifat mengajak membujuk
menganjurkan atau memengaruhi.