Bagaimana mungkin aku takut miskin sedangkan aku adalah hamba Allah Yang MAHA KAYA.
1. Percaya Allah yang memberi rizki. Tertulis dalam Al Quran, Surah Huud, ayat 6:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.
.
2. Yakin segala yang terjadi adalah bagian dari takdir Allah yang pasti ada hikmah nya. Tinggal
bagaimana kita menggali hikmahnya.
3. Introspeksi usaha/pekerjaan sebelumnya. Bisa jadi pekerjaan sebelumnya banyak haramnya. All
ah menyelamatkan kita dari adzab neraka & adzab kubur.
4. Introspeksi diri. Mungkin karena pekerjaan sebelumnya kita menjadi sombong. Mungkin karena
usaha sebelumnya menjadi lupa jasa orang lain, lupa sholat tepat waktu, lupa pentingnya menu
ntut ilmu, lupa zakat.
Ini bagian dari teguran Allah agar kita kembali ingat. Untuk menyelamatkan kita.
1. Mencari peluang usaha. Membuka usaha baru. Dengan berwirausaha banyak waktu untuk ibad
ah, tidak terikat. Misal usaha kripik, hidroponik, ternak, kebun, dll
2. Kalau ga punya modal, jual aset. Kalau punya hutang, jual aset, bayar hutang dulu, sisanya u
ntuk modal.
3. Kalau tidak ada modal, cari orang atau lembaga seperti BMT yang mau mudhorobah / muro
bahah
Mudharobah: BMT yang modalin, kita jadi pengelola, nanti bagi hasil antara pemodal & penge
lola (harus dengan persentase).
Murobahah: BMT belikan barang untuk modal, nanti barang tersebut dijual ke kita dengan car
a kredit.
4. Alternatif lain: Berhutang untuk modal, kepada saudara / teman, namun tidak boleh ada kese
pakatan dilebihkan pengembaliannya (karena itu adalah RIBA).
barangsiapa berhutang kepada manusia & berniat untuk mengembalikan, maka Allah akan me
mbantunya mengembalikan
6. Hadir di majelis ilmu. Majelis ilmu penuh rahmat dari Allah. Bisa bertemu ikhwan yang lain bi
sa menjadi perantara rezeki.
8. Iringi semua ikhtiar tadi dengan IBADAH. Agar berkah ketika sukses nanti.
iringi dengan amalan-amalan yang ada dalil nya. Misal doa, sholat tahajud, dhuha, dll
Dicatat oleh @Singgih Abu Naufa, dari kajian Ustadz Muflih Safitra, Balikpapan:
_________________________
Barakallah fikum.