Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

LATAR BELAKANG ......................................................................................... 2

RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 3

TUJUAN ............................................................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

Pengertian Kontrasepsi ........................................................................................ 4

Cara Kerja Kontrasepsi ....................................................................................... 6

Tujuan kontrasepsi .............................................................................................. 6

Syarat ................................................................................................................... 6

Sasaran ................................................................................................................. 7

Macam Macam Metode Kontrasepsi ................................................................ 8

Kontrasepsi di Masyarakat ................................................................................ 13

Pro Kontra Pemakaian Kondom ........................................................................ 17

Pro dan Kontra Pemakaian Kontrasepsi KB ..................................................... 24

BAB III ................................................................................................................. 30

PENUTUP ............................................................................................................. 30

KESIMPULAN ................................................................................................. 30

SARAN ............................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kemajuan pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan berdampak besar


terhadapat alat alat kesehatan, salah satunya adalah alat kontrasepsi. Alat
kontrasepsi sekarang banyak beredar di kalangan masyarakat. Alat kontrasepsi
merupakan salah satu dari program pemerintah untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk dengan membatasi angka kelahiran.

Program kontrasepsi tersebut ada yang bersifat sementara dan ada juga yag
bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan
pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada.

Pada saat ini terdapat beragam alat kontrasepsi. Terkadang seseorang


merasa apa harus memakai alat kontrasepsi atau tidak dan kontrasepsi apa yang
baik untuk digunakan. Hal ini menjadi pertimbangan terutama bagi kaum wanita.
Tak jarang banyak keluhan yang terjadi setelah pemakaian alat kontrasepsi
tersebut.

Perlu adanya informasi yang tepat untuk memahami bagaimana


menentukan penggunaan alat kontrasepsi yang diinginkan dan penyuluhan dari
petugas kesehatan akan pentingnya penggunaan kontrasepsi sebagai bagian dari
program pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Tetapi
yang menjadi permasalahan saat ini adalah penyalahgunaan alat kontrasepsi oleh
remaja dan pasangan diluar nikah.

Pada makalah ini kami akan membahas secara khusus mengenai dilema
masyarakat terutama kaum wanita dalam penggunaan kontrasepsi. Termasuk
pengertian, macam macam alat kontrasepsi beserta penjelasannya.

2
RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi?


2. Apa saja macam macam kontrasepsi?
3. Apa keuntungan dan kerugian yang didapat setelah menggunakan alat
kontrasepsi, terutama kondom dan KB?
4. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap alat kontrasepsi yang ada saat ini,
terutama kondom dan KB?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kontasepsi.


2. Untuk mengetahui apa saja macam macam kontrasepsi.
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapat setelah
menggunakan alat kontrasepsi.
4. Untuk memahami bagaimana tanggapan masyarakat terhadap alat kontrasepsi
yang beredar saat ini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau


melawan dan Konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah
pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.
Menurut BKKBN (1995) dikutip dari Sukma Kemala (2002), kontrasepsi
berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan.

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu


dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
(Prawirohardjo, 2006)

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan


menggunakan alat atau obat - obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi. (Mochtar, 1998)

Menurut Winkjosastro (2002) kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah


terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilitas. Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau
fisiologik (theoretical effectiveness), daya guna pemakaian (use effectiveness), dan
daya guna demografik (demographic effectiveness). Daya guna teoritis merupakan
kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai secara tepat, sesuai dengan
instruksi dan tanpa kelalaian.

4
Daya guna pemakaian adalah perlindungan terhadap konsepsi yang
ternyata pada kenyataan sehari - hari dipengaruhi oleh faktor ketidakhati-hatian,
tidak taat azas, motivasi, keadaan sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-
lain. Daya guna demografik menunjukkan berapa banyak kontrasepsi diperlukan
untuk mencegah suatu kelahiran. (Winkjosastro, 2002)

Dari 61,4 persen pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak


31,6 persen menggunakan suntik. Sedangkan yang memakai pil hanya 13,2
persen, memakai IUD (Intra Uterine Device) atau spiral 4,8 persen, implant 2,8
persen, dan kondom 1,3 persen, sisanya vasektomi dan tubektomi. Demikian
disampaikan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Dr. Sugiri Sjarief, MPA saat media edukasi Kontrasepsi Sebagai Suatu
Kebutuhan, di Grand Hyat, Jakarta, Jumat (30/5). Sugiri menyampaikan, terjadi
kenaikan pemakaian metode kontrasepsi suntik dari tahun 1991 sampai 2007 lalu.
Menurut survei yang dilakukan oleh BKKBN tentang pengguna metode
kontrasepsi suntik pada tahun 1991 hanya 11,7 persen, pada tahun 1994 menjadi
15,2 persen, 1997 menjadi 21,1 persen, 2003 menjadi 27,8 persen, dan pada tahun
2007 mencapai 31,6 persen. Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia
adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron
Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan cyclofem.
(Sarwono, 1998). Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelemahan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya
adalah amenorhoe, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, pertambahan berat badan 2 kg
dari berat badan pada kunjungan pertama. (Saifuddin, 2003)

5
Cara Kerja Kontrasepsi

Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi menuru Sudarmo, dkk (2001)


adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma)
dengan cara :

a. Menekan keluarnya sel telur (ovulasi).


b. Menghalangi masuknya sperma ke dalam saluran kelamin wanita sampai
mencapai ovum.
c. Menghalangi nidasi.

Tujuan Kontrasepsi

Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu :

a. Tujuan umum : Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan


gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
b. Tujuan khusus : Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
Tujuan Lain Kontrasepsi
a. Untuk menunda kehamilan.
b. Untuk menjarangkan kehamilan.
c. Untuk menghentikan kehamilan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.
( Hartanto, 2004 )

Syarat

Syarat syarat yang harus dipenuhi :


a. Efek samping yang merugikan tidak ada
Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
b. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
c. Sederhana, sedapat dapatnya tidak perlu dikerjakan oleh seorang dokter.
d. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
e. Dapat diterima pasangan suami istri.
f. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang terlambat selama
g. penatalaksanaan.

6
Sasaran

a. Pasangan usia subur


b. Semua Pasangan Usia Subur yang ingin menunda, menjarangkan
kehamilan dan
c. mengatur jumlah anak.
d. Ibu yang mempunyai banyak anak.
e. Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka kematian ibu
dan
f. angka kematian bayi yang disebabkan karena faktor multiparitas (banyak
melahirkan anak).
g. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan.

7
Macam Macam Metode
Kontrasepsi

Ada beberapa macam


metode KB yang dikenal oleh
masyarakat. Namun, semua
metode tersebut tetap ada
kelemahan dan kelebihannya.
Berikut ini adalah beberapa
metode KB yang bisa
digunakan: Gambar 1 Berbagai Alat Kontrasepsi

1. Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral atau biasa dikenal dengan pil KB adalah salah satu
pilihan kontrasepsi. Yang perlu diketahui pil KB mengandung hormon, baik
dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja.

Pil KB mencegah kehamilan dengan cara


menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium)
dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak
dapat dilalui oleh sperma.
Gambar 2 Pil KB
Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:
Resiko kanker jenis tertentu; Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi;
Ketegangan premenstruasi; Perdarahan tidak teratur; Anemia; Kista payudara;
Kista ovarium; Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan); Infeksi tuba
falopii.

Adapun efek sampingnya ada beberapa macam, misalnya potting: yaitu


sering terjadi pada tahun pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah
menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.

8
Selain itu beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin
tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya
kesuburan secara permanen.

Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika


pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB
harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain
pihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker
rahim yang lebih rendah.

Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil
KB dosis tinggi. Mual dan sakit kepala juga akan terjadi pada pemakai pil KB. 1-
2% perempuan pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.

2. Kontrasepsi Penghalang

Yang termasuk kontrasepsi penghalang adalah:


Kondom, Diafragma, Penutup serviks.

Kondom bisa melindungi pemakainya dari penyakit menular


seksual (misalnya AIDS) dan dapat mencegah perubahan
Gambar 3 Kondom prekanker tertentu pada sel-sel leher rahim. Ada kondom

yang ujungnya memiliki penampung semen. Jika tidak ada penampung semen,
sebaiknya kondom disisakan sekitar 1 cm didepan penis.

Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi penghalang baru yang dipasang di


vagina dengan bantuan sebuah cincin. Kondom
perempuan menyerupai kondom pria, tetapi lebih lebar
dan memiliki angka kegagalan yang tinggi.

Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan


sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga
Gambar 4
agar sperma tidak masuk ke dalam rahim.

9
Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat.
Pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Diafragma dipasang
sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam
tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.

Penutup serviks (cervical cap) hampir menyerupai diafragma tetapi


ukurannya lebih kecil dan lebih kaku, dipasang pada serviks. Ukurannya
bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. Pemakaian penutup
serviks harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli.

Penutup serviks dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap


terpasang sampai minimal 8 jam dan maksimal 48 jam sesudah melakukan
hubungan seksual.

3. Penarikan Penis Sebelum Terjadinya Ejakulasi

Disebut juga coitus interruptus atau senggama terputus. Pada metode ini,
pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi
(pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat
diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan
pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.

4. Metoda Ritmik/Kalender

Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan


seksual selama masa subur wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium)
terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan
hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah
melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan
seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

10
5. Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang


mengandung progestin, yang bekerja dengan cara
mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma
melalui lendir serviks yang kental. 6 kapsul dimasukkan
ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius,
dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan
Gambar 5 implant
kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan.

6. Kontrasepsi Suntikan

Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan


setelah suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak
teratur dan spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya.
Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak
mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan
tidak teratur.

Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali
tidak mengalami perdarahan. Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun
setelah suntikan dihentikan, tetapi Medroksiprogesteron tidak menyebabkan
kemandulan permanen.

7. IUD (Intra Uterine Device, Spiral)

Terdapat 2 macam IUD, melepaskan progesteron (harus diganti setiap


tahun) dan melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun). Biasanya IUD
dipasang pada saat mentruasi. Jika kemungkinan terjadi inveksi serviks, masa
pemasangan IUD ditunda sampai infeksi mereda. Keuntungan IUD adalah
efeksampingnya terbatas di dalam rahim.

11
8. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan cara KB yang sifatnya permanen. Sterilisasi pada


pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada perempuan dilakukan prosedur
ligasi tuba.

Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari
testis).

Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii
(saluran telur dari ovarium ke rahim).

Dari sekian banyak metode kontrasepsi yang ada, kondom adalah


kontrasepsi yang aman bagi tubuh perempuan, karena efeksamping yang
ditimbulkan tidak ada. Dengan menggunakan kondom resiko terlular Penyakit
Menular Seksual semakin sedikit.

Penting diingat sebelum memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat harus
diketahui dulu bentuk dan efek sampingnya bagi tubuh karena tidak semua alat
kontrasepsi cocok bagi tubuh, maka lebih baik konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter atau bidan.

12
Kontrasepsi di Masyarakat

Saat ini di masyarakat banyak beredar kontrasepsi. Di mana kontrsepsi


tersebut dapat dipakai oleh siapapun baik kaum remaja maupun pasangan di luar
nikah. Di bawah ini kami akan menguraikan beberapa kontrasepsi yang umum di
masyarakat saat ini, yaitu kondom dan KB. Yang sudah kita ketahui kondom
adalah alat pengaman bagi pria dalam melakukan aktivitas seksual. Namun perlu
diketahui juga bahwa terdapat kondom bagi wanita. Dalam makalah ini, pertama
kami akan menjelaskan tentang awal mula kondom.

Sejarah Kondom

Penggunaan kondom untuk pencegahan penyakit diketahui dikembangkan


oleh ahli kedokteran Italia di abad 16, Gabrielle Fallopio. Kala itu Fallopio
membuat kondom yang dideskripsikan sebagai kain kulit yang dibasahi cairan
kimia sebelum penggunaan. Kondom ala Fallopio itu dibuat untuk membungkus
kemaluan dan diikat dengan karet untuk mencegah penyakit sipilis.

Sedangkan penggunaan kondom yag terbuat dari karet mulai berkembang


saat Charles Goodyear menciptakan vulkanisasi karet di tahun 1884. Bersama
invertor Thomas Hancock, Goodyear kemudian memproduksi kondom secara
massal.

Kondom kemudian memiliki bentuk seperti yang dikenal saat ini berkat
pengembangan yang dilakukan penemu Polandia, Julius Fromm tahun 1912.
Dengan mencelupkan bahan terbuat dari kaca ke larutan karet mentah, Fromm
menciptakan kondom menjadi lebih tipis dan tanpa jahitan. Kondom kemudian
berkembang dengan pembuatan kondom dari bahan lateks.

13
Penggunaan Kondom

Tujuan utama penggunaan kondom di Indonesia :

Mencegah kehamilan dalam rangka program Keluarga Berencana.


Di antara berbagai alat kontrasepsi yang agak relevan di antara polemik
Haram Halalnya program KB, kondom dan spiral dipilih karena tidak
mematikan sel sperma dan sel telur sebagaimana obat KB bekerja namun
mencegah bertemunya kedua sel tersebut.
Mencegah terserang penyakit kelamin.
Penggunaan kondom tetap memberikan perlindungan terhadap resiko lain
yakni penularan penyakit kelamin. Beberapa jenis infeksi yang menular lewat
hubungan seks seperti HIV, raja singa, kencing nanah bisa dicegah dengan
kondom.

Kondom termasuk dalam Metoda Perintang yang bekerja dengan cara


menghalangi sperma supaya jangan sampai bertemu dengan sel telur. Metoda ini
tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun pasangannya. Efek
sampingnya pun sangat sedikit, sehingga aman buat ibu yang sedang menyusui.
Sebagian besar juga melindungi dari berbagai penularan penyakit melalui
hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS.

1. Kondom untuk Laki laki


Kondom berwujud kantong kecil yang lonjong, terbuat dari karet. Cara
pemakaiannya dengan membungkus penis lelaki ketika berhubungan seks.
Bila air mani keluar, sperma tetap berada di dalam kantong ini. Akan lebih
baik lagi khasiat kondom ini bila dibarengi dengan pemakaian spermisida
(berbentuk busa, tablet, krim, atau jeli, yang berguna membunuh sel - sel
sperma sebelum memasuki rahim).
Kondom yang terbuat dari lateks (bahan pembuatnya tertulis di kemasan
kondom itu) sangat baik untuk melindungi dari penularan penyakit melalui
hubungan seks, termasuk HIV/ AIDS. Aman dipakai begitu saja atau
dipadukan dengan metoda metoda lain.

14
a. Mekanisme kerja
Menjadi barier fisik antara glans penis dengan vagina.
Menghambat semen dan inveksi menular lainnya.
Tersedia dalam bahan latex dan non latex, memiliki banyak warna,
rasa, ukuran, dan ketebalan.
b. Kandidat
Setiap orang yang beresiko terserang IMS atau hamil.
c. Keuntungan
Tidak mengandung hormone.
Memberi perlindungan terhadap IMS.
Murah.
Mudah didapat.
Dapat membantu pria mempertahankan ereksi lebih lama.
Menambah kepuasan seksual dengan proses pemasangan kondom.
Keterlibatan pria dalam control fertilitas.
Aktivitas seksual tidak terlalu berantakan.
Mudah dibawah kemana saja.
d. Kerugian
Mengganggu aktivitas seksual.
Perlu kedisiplinan untuk penggunaan absolute.
Dapat menyebabkan pria kehilangan ereksi.
Penumpulan sensasi.
Mengurangi lubrikasi alamiah.
Harus segera dilepaskan setelah ejakulasi.
Alergi lateks.
Perlu komunikasi dan kerja sama.

15
2. Kondom untuk Perempuan

Kondom untuk perempuan juga berguna untuk menghalangi pertemuan


antara sperma dan sel telur. Caranya, menutupi vagina sampai bibir luarnya.
Kondom ini bisa dikenakan kapan saja sebelum berhubungan seks.

Seperti juga kondom lelaki, sebaiknya 1 kondom perempuan hanya


dipakai sekali. Tapi kalau terpaksa karena tidak ada persediaan lain bisa dipakai
lagi, karena masih lebih aman memakai kondom daripada tidak sama sekali.
Mungkin metoda ini kurang popular di Indonesia dan masih sulit diperoleh.
Namun bila terdapat banyak permintaan, tentu akan lebih banyak KB yang
mencakup metoda ini.

3. Diafragma

Diafragma berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet lunak. Alat
ini bekerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski mungkin
tetap masuk ke dalam vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Jeli
spermisida yang dioleskan akan membunuh sperma, sekaligus melindungi dari
kuman penyebab gonorrhea dan chlamydia.

Diafragma bisa dicuci dan dipakai berkali kali. Tapi kalau sudah lebih
dari setahun sebaiknya jangan dpakai lagi karena mungkin sudah rusak. Bila
dipakai dengan spermisida bisa dikenakan sebelum berhubungan seks atau sejak 6
jam sebelumnya.

16
a. Mekanisme kerja
Barier fisik antara ovum dan sperma.
Spermisida membunuh setiap sperma yang melewati barier.
b. Keuntungan
Tidak mengandung hormone.
Spontanitas lebih baik dibandingkan kondom.
Dapat digunakan kembali.
Beberapa tersedia ditoko dan dijual bebas.
c. Kerugian
Sindrom syok toksik.
Tekanan pada panggul.
Iritasi atau infeksi vagina.
Alergi.
Tidak memberi perlindungan terhadap IMS.
Kesulitan untuk memasukkan dan mengeluarkan kontrasepsi.
Harus menyentuh genital.

Pro Kontra Pemakaian Kondom

Ada fenomena, dilema, dan pro kontra tentang beredarnya kondom yang
bisa dibeli dengan bebas, bahkan beberapa waktu lalu diiklankan dengan
membagi bagi kondom secara gratis.

Melihat tujuan utamanya yang berfungsi sebagai pelindung terhadap


penyakit menular seksual , namun banyak fakta yang telah menunjukkan berbagai
penyimpangan penggunaan kondom. Maka tak heran jika saat ini muncul stigma
negatif bahwa kondom hanya dipakai untuk berzinah dan melegalkan seks bebas.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan juga di negara negara maju
seperti Amerika Serikat. Kondom hanya dipakai saat berhubungan dengan para
pekerja seks dan perselingkuhan. Terutama indikasi freesex di kalangan remaja
akan semakin meningkat karena mereka tidak takut pada resiko kehamilan lagi.

17
Mengapa kondom dipilih?

Banyak pertimbangan yang menyebabkan kondom banyak dipilih sebagai


solusi dalam mengatasi masalah masalah kesehatan yang banyak berkembang
sekarang, seperti penyakit kelamin dan yang terkenal yaitu HIV/ AIDS serta
dalam mengatasi meningkatnya jumlah penduduk.

Mendukung .program KB. Seperti telah dibahas sebelumnya, kondom dipilih


karena lebih relevan dan tidak memberikan perubahan pada kinerja tubuh
yang memakainya.
Tidak mengandung hormon, sehingga efek sampingnya pun sangat kecil.
Menekan angka tertularnya penyakit kelamin terutama HIV/AIDS. Kondom
memberikan solusi bagi mereka yang tertular HIV/AIDS sehingga tetap aman
dalam perilaku seksnya dan tidak menularkannya pada orang lain.
Penggunaan kondom lebih praktis, dapat langsung digunakan, dan lebih
terjangkau harganya

Mengapa kondom menimbulkan pertentangan?

Dari sisi kesehatan, kondom sangat bermanfaat dalam melindungi


manusia dari resiko penyakit kelamin, mengurangi angka kematian akibat
terjangkitnya virus HIV serta tentu akhirnya akan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Namun apakah manfaat ini benar benar
digunakan secara baik dan benar?

Penyalahgunaan kondom. Kondom dianggap melegalkan seks


bebas terutama di kalangan remaja yang marak terjadi saat ini. Ini
disebabkan ketidakpedulian penggunaan kondom yang sebenarnya,
penjualan kondom pun dapat ditemukan dengan mudah, bahkan di
minimarket. Maraknya kampanye penggunaan kondom, meningkat pula
perilaku seks bebas, yang akhirnya berdampak pada pengrusakkan moral
dan nilai agama
Tidak hanya itu, mulai maraknya pembagian kondom secara bebas
sebagai salah satu bentuk sosialisasi para medis di masyarakat selalu
berujung pada pertentangan.

18
Melihat makin meningkatnya penularan HIV/ AIDS belakangan ini
membuat banyak kelompok masyarakat bukan saja para medis ikut
mensosialisasikan penggunaan kondom. Berbagai bentuk sosialisasi
dilaksanakan, seperti : pembagian brosur, seminar seminar, dan yang
paling menghebohkan yaitu pembagian kondom secara gratis. Niat baik ini
nampaknya tidak selalu menuai tanggapan positif, karena dinilai akan
menambah angka perilaku seks bebas.
Kontroversi ini pun disambut dengan berbagai pendapat dari semua
kalangan masyarakat pula. Masyarakat umum, tokoh tokoh kesehatan,
tokoh agama, bahkan pemerintah punya pendapat masing masing dari
cara mereka melihat masalah ini. Namun semua tidak berujung pada solusi
yang dapat memecahkan masalah ini. Kondom pun bukan menjadi solusi
permasalahan kesehatan namun hanya menuai pertentangan dan kritik.
Sebagian masyarakat, terutama masyarakat Indonesia telah paham
betul akan kegunaan kondom yang sebenarnya, namun tidak dibarengi
dengan tindakan pelaksanaan yang tepat sehingga bentuk bentuk
sosialisasi yang telah banyak dijalankan tidak tepat guna pula.
Dari sinilah semua berujung pada kesadaran manusia sendiri dalam
menyikapinya. Apabila telah tercapainya moral masyarakat yang baik,
kepedulian, dan pengetahuan yang cukup mengenai kondom, kondom
tentu akan berguna sebagai solusi permasalahan kesehatan dan malah
bukan menjadi masalah baru.

19
Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Manusia umumnya selalu merencanakan setiap apa yang ingin diperbuat,


demikian halnya dengan suatu keluarga yang ingin dibentuknya. Karena besarnya
satu keluarga membutuhkan biaya yang besar untuk kehidupan sehari - hari,
pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang harus ditanggung oleh setiap kepala
keluarga.

Pengertian keluarga berencana ada dua, yaitu pengertian secara umum dan
pengertian secara khusus. Pengertian Keluarga Berencana (KB) secara umum
adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut.

Sedangkan pengertian khususnya, keluarga berencana dalam kehidupan


sehari hari berkisar pada pencegahan kontrasepsi atau pencegahan terjadinya
membuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari laki laki dan sel
telur dari wanita sekitar persetubuhan (Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung).

Sejarah Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana mula mula timbul atas prakarsa individu individu


yang menaruh perhatian dan kepedulian pada masalah kesehatan ibu dan anak,
yaitu pada awal abad XIX di Inggris dan Amerika dengan tokohnya Marie Stopes
dan Margareth Sanger.

Di Indonesia sendiri sebenarnya telah banyak dilakukan usaha untuk


membatasi kelahiran secara tradisional dan bersifat individual. Dengan
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Kedokteran, terjadi peralihan cara
membatasi kelahiran yang bersifat tradisional menjadi modern dengan memenuhi
persyaratan medis (BKKBN, 1992). Di Indonesia, karena angka kematian bayi
dan ibu yang melahirkan cukup tinggi maka upaya memperkenalkan cara
mengatur atau membatasi kelahiran makin meluas.

20
Penggunaan KB
Kontrasepsi KB ada bermacam macam, mulai dari pil KB, suntik KB
dan susuk/implan KB. Di atas sudah di jelaskan bagaimana bentuk dari masing
masing kontrasepsi. Sebelum melihat bagaimana respon masyarakat terhadap
kontrasepsi KB maka akan dijelaskan bagaimana penggunaan, keuntungan dan
kerugian kontrasepsi KB.
1. Pil KB

Macam-macam bentuk pil KB adalah sebagai berikut:

1. Pil kombinasi: sejak semula telah terdapat kombinasi, komponen


progesteron atau estrogen.
2. Pil sekuensial: mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem
hormonal tubuh, dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen, pil
ketiga belas dan seterusnya merupakan kombinasi.
3. Progesteron: hanya mengandung progesteron dipergunakan ibu post
partum.
4. KB darurat hormonal: digunakan segera setelah hubungan seks. Sistem
kemasan pil diatur dengan sistem 28 dan sistem 22/21, pada sistem 28
peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhenti, sedangkan pada
sistem 22/21 peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari
dengan mendapat kesempatan menstruasi. (Manuaba, 2004)

Cara mengkonsumsi pil KB:

1. Minumlah pil KB dengan teratur


2. Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi dua
3. Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum
4. beradaptasi
5. Gangguan ringan dalam bentuk mual, muntah, sebaiknya diatasi.

Bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual

muntah berlebihan penderita harus melakukan konsultasi atau

dirujuk. (Manuaba, 2004)

21
2. Suntik KB

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini


dilakukan setiap 3 bulan sekali (depo provera), 10 minggu (norigest), dan setiap 1
bulan (cyclofem). (Praputranto, 2005) Menurut Varney dkk (2001), efek samping
yang mempengaruhi ibu adalah sebagai berikut:

1. Perubahan menstruasi, untuk beberapa bulan terjadi perdarahan dan bercak


yang ireguler dan tidak dapat diduga sampai terjadi amenorea pada
sebagian besar wanita.
2. Pemulihan fertilitas yang lambat setelah penghentian pemakaian 50%
sampai 70% wanita menjadi hamil pada akhir tahun pertama pemakaian,
namun dapat terjadi penundaan 18-24 bulan.

Menurut Manuaba (2004) keuntungan suntik KB :

1. Pemberiannya sederhana
2. Tingkat efektifasnya tinggi
3. Hubungan seks dengan suntikan bebas
4. Pengawas medis yang ringan
5. Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca
menstruasi
6. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi
7. Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan
mendapatkan menstruasi

22
3. Susuk KB/ Implan

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon atau levonorgestrel, susuk tersebut akan megeluarkan hormon
tersebut sedikit demi sedikit. (Praputranto, 2005)

Menurut Manuaba (2004), setiap kapsul susuk mengandung 36 mgr


levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep
mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran
LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan menghalangi
migrasi spermatozoa, dan dapat menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjdi tempat nidasi.

Keuntungan metode susuk KB adalah:

1. Dipasang selama lima tahun.


2. Kontrol medis ringan.
3. Dapat dilayani di daerah pedesaan.
4. Penyulit medis tidak terlalu tinggi.
5. Biaya ringan.

Kerugian metode susuk KB adalah :

1. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan


terjadi perdarahan yang tidak teratur.
2. Berat badan bertambah.
3. Menimbulkan akne, ketegangan payudara.
4. Liang senggama terasa kering.

23
Pro dan Kontra Pemakaian Kontrasepsi KB

Dalam penggunaan kontrasepsi KB, banyak pemasalahan yang dialami


para kaum ibu. Hal ini menjadi permaslahan tersendiri dalam rumah tangga.
Bagaimana cara melakukan hubungan suami istri dengan nyaman tanpa takut
akan terjadi kehamilan. Apalagi bagi keluarga yang sudah mempunyai anak cukup
dan tidak mau mempunyai anak lagi. Hal ini terkadang menimbulkan dilema bagi
kaum ibu. Diperlukan pengetahuan dan informasi yang baik agar bisa memilih
dan menggunakan kontrasepsi KB dengan aman dan nyaman. Memang tak bisa
dipungkiri setiap kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian masing masing.
Oleh karena itu, sebelum menentukan kontrsepsi apa yang akan digunakan. Lebih
baik mencari informasi terlebih dahulu tentang keuntungan dan kerugian dalam
penggunaannya nanti, termasuk apakah tubuh kita bisa menerima alat kontrasepsi
tersebut sehingga nantinya tidak terjadi infeksi ataupun alergi.

Faktor Faktor dalam Memilih Metode Kontrasepsi


1) Faktor pasangan motivasi
a. Umur
Wanita usia subur yang dapat menggunakan kontrasepsi progestin,
sedangkan wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi progestin, sehingga dapat mempengaruhi
seseorang untuk memilih metode kontrasepsi.
b. Gaya hidup
Wanita yang gaya hidupnya suka merokok (perokok), menderita
anemia (kekurangan zat besi) boleh menggunakan kontrasepsi
progestin karena tidak ada efek samping bagi wanita perokok dan
penderita anemia.
c. Frekuensi sanggama
Kontrasepsi progesteron dapat digunakan pada wanit yang sering
ataupun yang jarang melakukan hubungan seksual dengan suaminya,
karena tidak mengganggu pada hubungan seksual.

24
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan
kehamilan, jadi wanita yang ingin mengatur jumlah anak ataupun
yang ingin menjarangkan kehamilan sehingga jumlah anak dalam
keluarga sesuai keinginan dapat menggunakan kontrasepsi.
e. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Wanita yang dahulunya pernah menggunakan salah satu jenis
kontrasepsi, dia merasa nyaman dan merasa mendapat keuntungan
dari kontrasepsi itu. Maka dia pasti akan menggunakan kontrasepsi
itu lagi.

2) Faktor kesehatan-kontra indikasi absolut dan relatif


a. Status kesehatan
Wanita yang mempunyai penyakit jantung dapat menggunakan
kontrasepsi progesteron, karena mengandung esterogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung.
b. Riwayat haid
Semua wanita yang siklus haidnya panjang atau pendek dapat
menggunakan kontrasepsi progesterone, sedangkan wanita yang
pernah mengalami perdarahan pervagina kontrasepsi progesteron.
c. Riwayat keluarga
Wanita yang dalam keluarganya mempunyai riwayat kanker
payudara dan diabetes mellitus disertai komplikasi tidak dapat
menggunakan kontrasepasi progestin.
d. Pemeriksaan fisik
Wanita yang pada pemeriksaan fisik terdapat varises tidak dapat
menggunakan kontrasepsi progestin.

25
3) Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian
berkesinambungan.
a. Efektifitas
Efektifitas kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikkannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Efek samping minor
Efek samping hanya sedikit (gangguan siklus haid, perubahan
berat badan, keterlambatan kembalinya kesuburan dan
osteoporosis pada pemakaian jangka panjang.
c. Kerugian
Kerugian hanya sedikit dan jarang terjadi pada wanita yang
mengunakan kontrasepsi progesteron ini, perubahan berat
badan merupakan kerugian tersering.
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial
Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesterone tidak
ditemukan adanya komplikasi komplikasi yang potensial.
e. Biaya.
Biaya kontrasepsi progesteron sangat terjangkau, siapa saja
bisa menjangkaunya. (Hartanto, 2004)

26
Ada faktor faktor yang berpengaruh terhadap mau tidaknya seseorang
menggunakan kontrasepsi KB. Faktor faktor ini juga menjadi jembatan untuk
menjawab beberapa masalah akan dilema terhadap kontrasepsi.

1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan,
takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. (Ahmadi, 2001)
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap pengetahuan
dan pengalaman seseorang, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang
semakin tinggi tingkat intelektualnya (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa sumber ilmu pengetahuan tertentu
yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang diperoleh melalui pengalaman,
baik secara individual maupun dalam masyarakat. Pengetahuan masyarakat
terhadap program KB sudah semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan
peningkatan peserta KB baru sebanyak 374.043 peserta KB. Ini menandakan
bahwa keingintahuan masyarakat terhadap pentingnya program KB sudah
semakin tinggi, dimana masyarakat tidak lagi pasif menunggu untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan KB, tetapi aktif mendatangi tempat
pelayanan KB seperti Klinik KB Pemerintah, Klinik KB Swasta, Dokter
Praktek Swasta, dan Bidan Praktek Swasta. (BKKBN, 2004).
Menurut BKKBN (2006) pengetahuan mengenai cara memilih alat
kontrasepsi yang tepat merupakan hal penting dalam upaya perlindungan
terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Minimnya pengetahuan tersebut
akan berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil dan
bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian
penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat
efek samping kontrasepsi.

27
Hasil penelitian Soedharto, (2000), yang meneliti keikutsertaan pasangan
usia subur di Kelurahan Asanon dalam menggunakan alat kontrasepsi
menunjukkan bahwa rendahnya penggunaan alat kontrasepsi berkaitan
dengan rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi.
Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Semakin baik tingkat
pengetahuan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima ide dan
teknologi baru (Notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling
pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan terkait dengan
nilai - nilai, mendidik berarti memberikan, menanamkan, menumbuhkan,
nilai - nilai pada peserta didik. (Sukmadinata, 2005)
Menurut Bastable (2002) proses pendidikan adalah rangkaian tindakan
yang sistematis, berurutan, dan terencana, terdiri dari dua operasi utama yang
interpenden. Menurut Depdiknas (2003), jalur pendidikan terdiri dari:
a. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lainnya sembilan tahun,
diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Pendidikan dasar bertujuan
untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
b. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi
lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk
melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social budaya dan
alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia.

28
c. Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
daripada pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan
untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang menerapkan,
mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian. Dari hasil penelitian Bappenas (2002), menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dengan pemakaian alat
kontrasepsi. Persentase pasangan usia subur yang menggunakan alat
kontrasepsi berpendidikan tinggi (82,43%), lebih tinggi dibandingkan
dengan responden yang berpendidikan menengah (62,71%) dan dasar
(42,41%).
Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide
baru. Wulansari dan Hartanto (2002), juga menyatakan bahwa tingkat
pendidikan ibu tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga
berencana, tetapi juga pemilihan suatu metode kontrasepsi. Tingkat
pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan faktor sosial,
ekonomi, perilaku demografi seperti pendapat, gaya hidup dan status
kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi
tingginya tingkat intelegensinya.
Dari penjelasan di atas, dapat dipelajari bagaimana dilema masyarakat
akan kontrsepsi. Mayoritas dilema kontrasepsi banyak dialami oleh masyarakat
yang hidup di daerah pedesaan. Dimana teknologi informasi akan kontrasepsi itu
sendiri masih sulit untuk di akses dan minimnya petugas kesehatan yang
melakukan penyuluhan menjadi kendala tersendiri.

29
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Kontrasepsi merupakan alat untuk menghambat laju kelahiran bayi.
Dimana kontrasepsi digunakan untuk menghalangi pertemuan antara sel sperma
dan sel ovum. Saat ini banyak beredar alat kontrasepsi, baik untuk wanita maupun
pria. Kontrasepsi untuk pria di antaranya kondom dan vasektomi. Sedangkan alat
kontrasepsi untuk wanita lebih beragam, yaitu pil KB, suntik, implan/susuk,
kondom wanita/diafragma dan IUD.

Walaupun kontrasepsi mudah didapat tetap kita harus konsultasi ke


dokter/petugas kesehatan. Karena dibutuhkan informasi yang tepat agar nantinya
tidak terjadi keluhan setelah pemakaian kontrasepsi tersebut.Biasanya pada
masing masing alat kontrasepsi terdapat beberapa efek samping/kerugian.
Seperti, sakit panggul, pusing, berat badan bertambah dan infeksi vagina. Untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya efek samping maka diperlukan bantuan
petugas kesehatan untuk memberikan penjelasan tentang tata cara penggunaan
alat kontrasepsi yang diinginkan.

SARAN
Kontrasepsi merupakan alat yang penting dalam menjaga laju
pertumbuhan. Dalam suatu keluarga juga diperlukan keharmonisan untuk
mengatur jumlah anak yang dikehendaki. Melalui kontrasepsi setiap wanita dapat
mengatur kelahirannya. Tak jarang kontrasepsi juga menjadi momok yang
menakutkan, namun dengan pengetahuan yang baik dan penyuluhan yang tepat
maka diharapkan masyarakat terutama kaum ibu dapat menggunakan kontrasepsi
dengan lebih baik dan cerdas.

Kontrasepsi yang baik adalah kontrasepsi yang tidak mengurangi kepuasan


dalam menjalani hubungan suami istri. Di samping itu juga memiliki sedikit
dampak negatif bagi tubuh. Biasanya perlu adaptasi dalam pemakaian alat
kontrasepsi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bruns, A. Agustus. 2005. Bila Perempuan Tidak Ada Dokter. Yogyakarta :


Insistpress.

Knight, Dr. John F. 1996. Mempersiapkan Generasi Baru. Jawa Barat : Indonesia
Publishing House.

Dotton, Lauren A, dan Densmore, Jessica E. Meredith B. Turner.2012. Rujukan


Cepat Kebidanan. Jakarta : EGC.

Faizahlaili, Gadi Rusnanti. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Perilaku


Seseorang.[http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126055-S-5596
Faktor%20faktor%20yang-Literatur.pdf]. Universitas Indonesia. [16 Desemeber
2012].

[Anonim]. 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27212/4/


Chapter %20II.pdf. Universitas Sumatera Utara. [16 Desember 2012].

Kartini, Laksmi Indra. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin. [http://eprints.
Undip.ac.id/18903/1/ Laksmi_ Indira_Kartini_Tedjo.pdf]. [ 16 Desember 2012].

[Anonim]. 2009. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus - gdl -


lutfiatulq-5082-3-bab2.pdf. [16 Desember 2012].

[Anonim]. 2009.http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga
berencana - kb. pdf. [16 Desember 2012].

31

Anda mungkin juga menyukai