Dilema Kontrasepsi
Dilema Kontrasepsi
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
TUJUAN ............................................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
Syarat ................................................................................................................... 6
Sasaran ................................................................................................................. 7
PENUTUP ............................................................................................................. 30
KESIMPULAN ................................................................................................. 30
SARAN ............................................................................................................. 30
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Program kontrasepsi tersebut ada yang bersifat sementara dan ada juga yag
bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan
pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada.
Pada makalah ini kami akan membahas secara khusus mengenai dilema
masyarakat terutama kaum wanita dalam penggunaan kontrasepsi. Termasuk
pengertian, macam macam alat kontrasepsi beserta penjelasannya.
2
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kontrasepsi
4
Daya guna pemakaian adalah perlindungan terhadap konsepsi yang
ternyata pada kenyataan sehari - hari dipengaruhi oleh faktor ketidakhati-hatian,
tidak taat azas, motivasi, keadaan sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-
lain. Daya guna demografik menunjukkan berapa banyak kontrasepsi diperlukan
untuk mencegah suatu kelahiran. (Winkjosastro, 2002)
5
Cara Kerja Kontrasepsi
Tujuan Kontrasepsi
Syarat
6
Sasaran
7
Macam Macam Metode
Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral atau biasa dikenal dengan pil KB adalah salah satu
pilihan kontrasepsi. Yang perlu diketahui pil KB mengandung hormon, baik
dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja.
8
Selain itu beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin
tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya
kesuburan secara permanen.
Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil
KB dosis tinggi. Mual dan sakit kepala juga akan terjadi pada pemakai pil KB. 1-
2% perempuan pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
2. Kontrasepsi Penghalang
yang ujungnya memiliki penampung semen. Jika tidak ada penampung semen,
sebaiknya kondom disisakan sekitar 1 cm didepan penis.
9
Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat.
Pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli. Diafragma dipasang
sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam
tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.
Disebut juga coitus interruptus atau senggama terputus. Pada metode ini,
pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi
(pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat
diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan
pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.
4. Metoda Ritmik/Kalender
10
5. Kontrasepsi Implant
6. Kontrasepsi Suntikan
Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali
tidak mengalami perdarahan. Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun
setelah suntikan dihentikan, tetapi Medroksiprogesteron tidak menyebabkan
kemandulan permanen.
11
8. Sterilisasi
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari
testis).
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii
(saluran telur dari ovarium ke rahim).
Penting diingat sebelum memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat harus
diketahui dulu bentuk dan efek sampingnya bagi tubuh karena tidak semua alat
kontrasepsi cocok bagi tubuh, maka lebih baik konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter atau bidan.
12
Kontrasepsi di Masyarakat
Sejarah Kondom
Kondom kemudian memiliki bentuk seperti yang dikenal saat ini berkat
pengembangan yang dilakukan penemu Polandia, Julius Fromm tahun 1912.
Dengan mencelupkan bahan terbuat dari kaca ke larutan karet mentah, Fromm
menciptakan kondom menjadi lebih tipis dan tanpa jahitan. Kondom kemudian
berkembang dengan pembuatan kondom dari bahan lateks.
13
Penggunaan Kondom
14
a. Mekanisme kerja
Menjadi barier fisik antara glans penis dengan vagina.
Menghambat semen dan inveksi menular lainnya.
Tersedia dalam bahan latex dan non latex, memiliki banyak warna,
rasa, ukuran, dan ketebalan.
b. Kandidat
Setiap orang yang beresiko terserang IMS atau hamil.
c. Keuntungan
Tidak mengandung hormone.
Memberi perlindungan terhadap IMS.
Murah.
Mudah didapat.
Dapat membantu pria mempertahankan ereksi lebih lama.
Menambah kepuasan seksual dengan proses pemasangan kondom.
Keterlibatan pria dalam control fertilitas.
Aktivitas seksual tidak terlalu berantakan.
Mudah dibawah kemana saja.
d. Kerugian
Mengganggu aktivitas seksual.
Perlu kedisiplinan untuk penggunaan absolute.
Dapat menyebabkan pria kehilangan ereksi.
Penumpulan sensasi.
Mengurangi lubrikasi alamiah.
Harus segera dilepaskan setelah ejakulasi.
Alergi lateks.
Perlu komunikasi dan kerja sama.
15
2. Kondom untuk Perempuan
3. Diafragma
Diafragma berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet lunak. Alat
ini bekerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski mungkin
tetap masuk ke dalam vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Jeli
spermisida yang dioleskan akan membunuh sperma, sekaligus melindungi dari
kuman penyebab gonorrhea dan chlamydia.
Diafragma bisa dicuci dan dipakai berkali kali. Tapi kalau sudah lebih
dari setahun sebaiknya jangan dpakai lagi karena mungkin sudah rusak. Bila
dipakai dengan spermisida bisa dikenakan sebelum berhubungan seks atau sejak 6
jam sebelumnya.
16
a. Mekanisme kerja
Barier fisik antara ovum dan sperma.
Spermisida membunuh setiap sperma yang melewati barier.
b. Keuntungan
Tidak mengandung hormone.
Spontanitas lebih baik dibandingkan kondom.
Dapat digunakan kembali.
Beberapa tersedia ditoko dan dijual bebas.
c. Kerugian
Sindrom syok toksik.
Tekanan pada panggul.
Iritasi atau infeksi vagina.
Alergi.
Tidak memberi perlindungan terhadap IMS.
Kesulitan untuk memasukkan dan mengeluarkan kontrasepsi.
Harus menyentuh genital.
Ada fenomena, dilema, dan pro kontra tentang beredarnya kondom yang
bisa dibeli dengan bebas, bahkan beberapa waktu lalu diiklankan dengan
membagi bagi kondom secara gratis.
17
Mengapa kondom dipilih?
18
Melihat makin meningkatnya penularan HIV/ AIDS belakangan ini
membuat banyak kelompok masyarakat bukan saja para medis ikut
mensosialisasikan penggunaan kondom. Berbagai bentuk sosialisasi
dilaksanakan, seperti : pembagian brosur, seminar seminar, dan yang
paling menghebohkan yaitu pembagian kondom secara gratis. Niat baik ini
nampaknya tidak selalu menuai tanggapan positif, karena dinilai akan
menambah angka perilaku seks bebas.
Kontroversi ini pun disambut dengan berbagai pendapat dari semua
kalangan masyarakat pula. Masyarakat umum, tokoh tokoh kesehatan,
tokoh agama, bahkan pemerintah punya pendapat masing masing dari
cara mereka melihat masalah ini. Namun semua tidak berujung pada solusi
yang dapat memecahkan masalah ini. Kondom pun bukan menjadi solusi
permasalahan kesehatan namun hanya menuai pertentangan dan kritik.
Sebagian masyarakat, terutama masyarakat Indonesia telah paham
betul akan kegunaan kondom yang sebenarnya, namun tidak dibarengi
dengan tindakan pelaksanaan yang tepat sehingga bentuk bentuk
sosialisasi yang telah banyak dijalankan tidak tepat guna pula.
Dari sinilah semua berujung pada kesadaran manusia sendiri dalam
menyikapinya. Apabila telah tercapainya moral masyarakat yang baik,
kepedulian, dan pengetahuan yang cukup mengenai kondom, kondom
tentu akan berguna sebagai solusi permasalahan kesehatan dan malah
bukan menjadi masalah baru.
19
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Pengertian keluarga berencana ada dua, yaitu pengertian secara umum dan
pengertian secara khusus. Pengertian Keluarga Berencana (KB) secara umum
adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut.
20
Penggunaan KB
Kontrasepsi KB ada bermacam macam, mulai dari pil KB, suntik KB
dan susuk/implan KB. Di atas sudah di jelaskan bagaimana bentuk dari masing
masing kontrasepsi. Sebelum melihat bagaimana respon masyarakat terhadap
kontrasepsi KB maka akan dijelaskan bagaimana penggunaan, keuntungan dan
kerugian kontrasepsi KB.
1. Pil KB
21
2. Suntik KB
1. Pemberiannya sederhana
2. Tingkat efektifasnya tinggi
3. Hubungan seks dengan suntikan bebas
4. Pengawas medis yang ringan
5. Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca
menstruasi
6. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi
7. Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan
mendapatkan menstruasi
22
3. Susuk KB/ Implan
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon atau levonorgestrel, susuk tersebut akan megeluarkan hormon
tersebut sedikit demi sedikit. (Praputranto, 2005)
23
Pro dan Kontra Pemakaian Kontrasepsi KB
24
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan
kehamilan, jadi wanita yang ingin mengatur jumlah anak ataupun
yang ingin menjarangkan kehamilan sehingga jumlah anak dalam
keluarga sesuai keinginan dapat menggunakan kontrasepsi.
e. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Wanita yang dahulunya pernah menggunakan salah satu jenis
kontrasepsi, dia merasa nyaman dan merasa mendapat keuntungan
dari kontrasepsi itu. Maka dia pasti akan menggunakan kontrasepsi
itu lagi.
25
3) Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian
berkesinambungan.
a. Efektifitas
Efektifitas kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikkannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Efek samping minor
Efek samping hanya sedikit (gangguan siklus haid, perubahan
berat badan, keterlambatan kembalinya kesuburan dan
osteoporosis pada pemakaian jangka panjang.
c. Kerugian
Kerugian hanya sedikit dan jarang terjadi pada wanita yang
mengunakan kontrasepsi progesteron ini, perubahan berat
badan merupakan kerugian tersering.
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial
Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesterone tidak
ditemukan adanya komplikasi komplikasi yang potensial.
e. Biaya.
Biaya kontrasepsi progesteron sangat terjangkau, siapa saja
bisa menjangkaunya. (Hartanto, 2004)
26
Ada faktor faktor yang berpengaruh terhadap mau tidaknya seseorang
menggunakan kontrasepsi KB. Faktor faktor ini juga menjadi jembatan untuk
menjawab beberapa masalah akan dilema terhadap kontrasepsi.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan,
takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. (Ahmadi, 2001)
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap pengetahuan
dan pengalaman seseorang, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang
semakin tinggi tingkat intelektualnya (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa sumber ilmu pengetahuan tertentu
yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang diperoleh melalui pengalaman,
baik secara individual maupun dalam masyarakat. Pengetahuan masyarakat
terhadap program KB sudah semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan
peningkatan peserta KB baru sebanyak 374.043 peserta KB. Ini menandakan
bahwa keingintahuan masyarakat terhadap pentingnya program KB sudah
semakin tinggi, dimana masyarakat tidak lagi pasif menunggu untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan KB, tetapi aktif mendatangi tempat
pelayanan KB seperti Klinik KB Pemerintah, Klinik KB Swasta, Dokter
Praktek Swasta, dan Bidan Praktek Swasta. (BKKBN, 2004).
Menurut BKKBN (2006) pengetahuan mengenai cara memilih alat
kontrasepsi yang tepat merupakan hal penting dalam upaya perlindungan
terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Minimnya pengetahuan tersebut
akan berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil dan
bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian
penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat
efek samping kontrasepsi.
27
Hasil penelitian Soedharto, (2000), yang meneliti keikutsertaan pasangan
usia subur di Kelurahan Asanon dalam menggunakan alat kontrasepsi
menunjukkan bahwa rendahnya penggunaan alat kontrasepsi berkaitan
dengan rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi.
Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Semakin baik tingkat
pengetahuan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima ide dan
teknologi baru (Notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling
pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan terkait dengan
nilai - nilai, mendidik berarti memberikan, menanamkan, menumbuhkan,
nilai - nilai pada peserta didik. (Sukmadinata, 2005)
Menurut Bastable (2002) proses pendidikan adalah rangkaian tindakan
yang sistematis, berurutan, dan terencana, terdiri dari dua operasi utama yang
interpenden. Menurut Depdiknas (2003), jalur pendidikan terdiri dari:
a. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lainnya sembilan tahun,
diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Pendidikan dasar bertujuan
untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
b. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi
lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk
melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social budaya dan
alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia.
28
c. Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
daripada pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan
untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang menerapkan,
mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian. Dari hasil penelitian Bappenas (2002), menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dengan pemakaian alat
kontrasepsi. Persentase pasangan usia subur yang menggunakan alat
kontrasepsi berpendidikan tinggi (82,43%), lebih tinggi dibandingkan
dengan responden yang berpendidikan menengah (62,71%) dan dasar
(42,41%).
Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide
baru. Wulansari dan Hartanto (2002), juga menyatakan bahwa tingkat
pendidikan ibu tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga
berencana, tetapi juga pemilihan suatu metode kontrasepsi. Tingkat
pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan faktor sosial,
ekonomi, perilaku demografi seperti pendapat, gaya hidup dan status
kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi
tingginya tingkat intelegensinya.
Dari penjelasan di atas, dapat dipelajari bagaimana dilema masyarakat
akan kontrsepsi. Mayoritas dilema kontrasepsi banyak dialami oleh masyarakat
yang hidup di daerah pedesaan. Dimana teknologi informasi akan kontrasepsi itu
sendiri masih sulit untuk di akses dan minimnya petugas kesehatan yang
melakukan penyuluhan menjadi kendala tersendiri.
29
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kontrasepsi merupakan alat untuk menghambat laju kelahiran bayi.
Dimana kontrasepsi digunakan untuk menghalangi pertemuan antara sel sperma
dan sel ovum. Saat ini banyak beredar alat kontrasepsi, baik untuk wanita maupun
pria. Kontrasepsi untuk pria di antaranya kondom dan vasektomi. Sedangkan alat
kontrasepsi untuk wanita lebih beragam, yaitu pil KB, suntik, implan/susuk,
kondom wanita/diafragma dan IUD.
SARAN
Kontrasepsi merupakan alat yang penting dalam menjaga laju
pertumbuhan. Dalam suatu keluarga juga diperlukan keharmonisan untuk
mengatur jumlah anak yang dikehendaki. Melalui kontrasepsi setiap wanita dapat
mengatur kelahirannya. Tak jarang kontrasepsi juga menjadi momok yang
menakutkan, namun dengan pengetahuan yang baik dan penyuluhan yang tepat
maka diharapkan masyarakat terutama kaum ibu dapat menggunakan kontrasepsi
dengan lebih baik dan cerdas.
30
DAFTAR PUSTAKA
Knight, Dr. John F. 1996. Mempersiapkan Generasi Baru. Jawa Barat : Indonesia
Publishing House.
[Anonim]. 2009.http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga
berencana - kb. pdf. [16 Desember 2012].
31