Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 Pendahuluan

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak
agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut
serta memeriahkan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi
pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan
peme rintah, pola pengembangan perencanaan serta pola mengem bangan manajerialnya,
pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajaran (Murphy, 1992:10)
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik
struktur maupun prosedur pe- rumusannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila
diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Indikator
pembaruan kurikulum ditunjuk kan dengan adanya perubahan pola kegiatan pembelajaran,
pemilihan media pendidikan, penentuan pola penilaian yang menentukan hasil pendidikan.
Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi dan dalam tersebut tugas-tugas yang
harus kemampuan guru Kondisi ba- memaha kurikulum pada gaimana di sekolah, khususnya
di kelas dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan kunci keberhasilan rsebut. diberikan
kebebasan untuu Dalam kurikulum 2004, guru yang ngubah, memodifikasi bahkan membuat
sendiri silabus tam esuai dengan kondisi sekolah dan daerah. Hal demikian paknya terlalu ideal
dan terlalu teori karena dalam ke nyataannya pemerintah telah menyiapkan secara lengkap si
labus untuk seluruh mata pelajaran pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Meskipun
demikian, guru diberikan ke wenangan secara leluasa untuk menganalisis silabus tersebut
sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah/madrasah dan menjabarkannya menjadi
persiapan mengajar yang siap dijadi. kan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik A.
Standar Kompetensi Guru Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi persiapan
pengajaran yang implementatif memerlukan kemampuan yang Kemampuan komprehansif
itulah yang dapat menghantarkan guru menjadi tenaga profesional. walaupun selama ini
banyak pihak mengklaim guru sebagai jabatan profesional, tetapi secara realita, masih perlu
klarifikasi secara rasional dilihat dari penguasaan knowledge-base of teaching-nya. Kriteria
apakah yang dapat dijadikan parameter tinggi rendahnya kualitas kinerja dan produktivitas
pekerjaan guru? Apakah jabatan guru itu merupakan jabatan profesional. Jawaban pertanyaan
tersebut akan beragam, bergantung dari visi masing-masing terhadap posisi guru. Sesuai
dengan kepenngan maka jawaban yang paling ideal adalah masa depan guru adalah salah satu
Kita akan sepakat bahwa guru bentuk jasa profesional yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia. Oleh karena itu, standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan mendasar
yang sudah tidak bisa ditawar. tawar lagi. Hal ini tercermin dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa: "Standar nasional terdiri atas
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pem-
biayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala."
B. Pengembangan Kompetensi Guru Proses pengembangan standar kompetensi guru dapat
dilakukan melalui: 1. Penelitian Sekurang-kurangnya ada 3 jenis upaya penelitian yang dilaku-
kan dalam kaitan dengan pengembangan mutu guru a. Mengidentifikasi masalah pendidikan
yang dihadapi ter- utama tentang mutu kinerja guru. b. Mengkaji prakondisi yang perlu
dipenuhi untuk dapat menerap- kan suatu standar kompetensi guru dalam sistem yang ada. c.
Penelitian yang melekat di dalam pengembangan standar itu sendiri untuk mengetahui
efektifitas atau kelaikan dari standar yang sedang dikembangkan dalam menghasilkan standar
baku kompetensi guru. 2. Pengembangan Upaya pengembangan dalam rangka menghasilkan
inovasi yang tepat untuk diterapkan dalam sistem yang ada, merupakan tahapan yang sangat
penting dan kritikal. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang se- rius dalam
upaya pengembangan standar kompetensi guru. a. Kejelasan permasalahan dan tujuan yang
ingin dicapai dari profesi guru, antisipasi kendala yang bakal dihadapinya, identifikasi
alternatif alternatif pemecahan, serta pen bangan alternatif yang dipilih dalam skala terbatas. b.
Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik, jika perlu dilengkapi dengan kriteria
keberhasilan yang dijadikan
C. Pemberdayaan Guru Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya adalah
upaya untuk membelajarkan siswa. pengajaran (Degeng, 1989). Aktivitas belajar pada siswa
dapat tenjad dengan direncanakan (by designed) dan dapat pula terjadi tanpa direncanakan.
Belajar agama Islam yang direncanakan adalah aktivitas pendidikan yang secara sadar
dirancang untuk membantu murid dalam mengembangkan pandangan hidup islami yang
selanjutnya diwujudkan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual
maupun mental spiritual. Sedangkan belajar yang tidak direncanakan adalah fenomena
pendidikan yang berupa peristiwa yang tanpa di sengaja atau direncanakan, namun dampaknya
dapat mem pengaruhi, mengubah, atau bahkan mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup,
dan keterampilan hidup. Fenomena ke- hidupan berupa peristiwa kehidupan sehari-hari akan
se- nantiasa dihadapi oleh setiap orang, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
pekerjaan, maupun global, (Muhaimin, 2004,184) Proses perubahan tingkah laku manusia
untuk menjadi muslim, mukmin, muttaqin dan sebagainya dalam konteks pem- belajaran
agama Islam, bukanlah kekuasaan manusia termasuk guru, akan tetapi dengan sedirinya murid
akan memilih dan menentukan jalan hidupnya dengan izin Allah. Pembelajaran merupakan
salah satu wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi murid
menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh Allah SWT, dan murid sendiri yang memilih,
memutuskan, dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan
dipilihnya.
BAB 2 Konsep Perencanaan Pengajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. A.
Pengertian Berkenaan dengan perencanaan, william H. Newman dalam bukunya
Administrative Action Techniques of organization and Management: mengemukakan bahwa
"Perencanaan adalah me- nentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung
rangkaian rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-pen jelasan dari tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program. penentuan metode metode dan promedur tertentu dan
penentuan met kegiatan berdasarkan jadwal Rohari hari tent menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelampal bisa untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan
meneakup ting kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemam peng puan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan gullu tingi merumuskan Ruatu pola tindakan
untuk masa mendatang.
B. Dimensi-dimensi Perencanaan yakni b Berbicar tentang dimensi perencanaan pengajaran
kaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa P kara teristik yang ditemukan dalam
perencanaan pengajaran. timbangan terhadap dimensi menurut arianto (1997:6)
memungkinkan diadakannya perencanaan kompre hensif yang menalar dan efisien.
C. Manfaat Perencanaan Pengajaran Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar
siswanya. Perencanaan peng. ajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses
pembelajarn berlangsung. dalam Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran proses
belajar mengajar yaitu: Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan. 2. Sebagai pola
dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan. 3.
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid. 4. Sebagai alat
ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan
kerja. 5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja 6. Untuk menghemat
waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
BAB 3 Pengembangan Silabus
Desentralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum menggu- nakan prinsip "Kesatuan dalam
kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan." Kesatuan dalam kebijakan terwujud alam ke-
tentuan umum, standar kompetensi bahan kajian, beserta pe doman pelaksanaannya yang
disusun secara nasional Keragaman dalam pelaksanaan terwujud dalam silabus yang disusun
oleh daerah. Kurikulum 2004 dalam kerangka dasarnya menyatakan bahwa pemerintah pusat
bertanggungjawab dalam penyem- purnaan dan pengembangan: Standar kompetensi siswa dan
warga belajar. Standar materi pokok. nasional Pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara
Pengendalian mutu Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penjabaran dan pelaksanaan
kurikulum yang mencakup engembangan kurikulum dalam bentuk silabus. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum muatan lokal. Penyusunan petunjuk teknis operasional pelaksanaan
kurikulum. Pelaksanaan pemantauan dan penilaian. Sekolah bertanggungjawab dalam
pelaksanaan kurikulum yang mencakup: Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus.
Perencanaan pembelajaran dan penilaian. Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran, serta
pelaksa- naan dan pengelompokan penilaian hasil belajar. Perencanaan pembelajaran dan
pembelajaran, serta pelaksa Pelaksanaan dan pengelolaan hasil belajar penilaian naan
Musyawarah Silabus dikembangkan oleh guru melalui forum memperhati uru Mata (MGMP)
atau dengan diuraikan dilakukan KKG). pengembangan yang akan kan langkah-langkah
berikut ini A. Silabus 1. Pengertian Silabus pembelajaran, terlebih dahulu Sebelum membahas
rencana dipahami silabus berdasarkan karena pengajaran dikembangkan an silabus yang telah
ditetapkan. sebagai "Garis besar Istilah silabus dapat didefinisikan pelajaran" ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi suatu (Salim, 1987:98). Silabus digunakan untuk
menyebut produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi
yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar. adalah
ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, penyajian materi
kurikulum, yang dipertimbangkan ber- dasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus
merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123). Dalam kurikulum 2004 yang
dimaksud dengan silabus adalah: Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pem
belajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Komponen silabus menjawab: 1)
kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa?; 2) bagaimana cara mengembang-
bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai/dikuasi oleh siswa? Tujuan
pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar. Sasaran pengembangan
silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekol kelompok guru, warah guru mata
pelajaran dan dinas pendidikan (Nurhadi, 2004:141)
A. Strategi Mengembangkan Kecakapan
Sesuai dengan fitrahnya, manusia terdiri dari tiga dimensi, yaitu jasad, akal dan ruh. Ketiga
dimensi dalam diri manusia harus dipelihara agar seimbang (tawazun). Jika diri manusia hanya
dipelihara fisiknya saja, sementara akal dan ruh tidak diperhatikan, maka manusia yang
demikian hanya akan kuat fisik atau jasad, tapi memiliki hati yang kering dan gersang, sehingga
hidupnya hampa dan tidak tenteram. Begitu juga halnya jika manusia yang diasah hanya
otaknya saja, sedangkan fisik dan ruhaninya tidak dijaga, maka manusia itu ibarat orang yang
memiliki pengetahuan, tapi jasadnya sakit-sakitan, hati pun tidak tenteram dan ruhaninya
tumpul. Demikian pula jika manusia hanya diberi santapan rohani sedangkan fisiknya lemah,
makanannya tidak dijaga, dan akalnya tidak diisi dengan ilmu yang bermanfaat, maka
kehidupannya akan menjadi timpang Gagne dalam Winkel, (1996:369) menyatakan bahwa fase
dalam kegiatan membelajarkan adalah sebagai berikut. Fase Motivasi Siswa sadar akan tujuan
yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan, karena siswa harus
berusaha memeras otaknya sendiri. Karena kalau kadar motivasinya lemah, siswa akan
cenderung membiarkan per- masalahan yang diajukan. Peran guru dalam hal ini adalah
menimbulkan motivasi belajar siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai Fase Menaruh Perhatian (attention, alartness): Siswa memperhatikan unsur-unsur
yang relevan sehingga terbentuk pola-pola perseptual tertentu. Siswa secara khusus
memperhatikan hal yang akan dipelajari, sehingga kon sentrasi terjamin.
BAB 4 Pengembangan Kecakapan
A. Pengantar Keterkaitan antara iman, ilmu, dan amal, antara iman Islam dan ihsan, antara
figh, tauhid dan tasawuf, merupakan tali tiga sepilin. Iman dapat merundukkan jiwa raga
manusia kehadirat Allah swT dengan rasa tangis, khusyuk dan tawadlu'. dapat
mengantarkan jati diri manusia pada tingkat martabat mulia. Sedangkan amal saleh yang
dilandasi iman dan ilmu dapat menjamin dua keuntungan besar bagi manusia: mendapat
keuntungan sejahtera di dunia (hayatun thayibatun) dan pahala di akhirat (QS. 16:96).
BAB 5 Pengembangan Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan.
Dengan demikian, persiapan meng- ajar adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk
mengkoordinasikan berbasis kompetensi, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator
hasil belajar, skenario pengajaran, dan penilaian berbasis kelas (PBK). Kompetensi dasar
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi memberi makna
terhadap kom- petensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan
pembentukan kompetensi pada peserta didik; skenario pengajaran merupakan tahapan-tahapan
yang akan dilakukan dalam proses pengajaran; sedangkan PBK berfungsi mengukur
pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila standar
kompetensi belum tercapai.
A. Perencanaan dan Implementasi Persiapan Pengajaran Pekerjaan mengajar merupakan
pekerjaan yang kompleks dan dimensional. Berkenaan dengan hal tersebut, guru paling
sedikit harus menguasai berbagai teknik yang erat hu bungannya dengan kegiatan-kegiatan
penting dalam pengajaran Urutan pembelajaran yang baik selalu melibatkan keputusan
guru berdasarkan berbagai tugas Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran me.
libatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru dalam
mempersiapkan pelaksanaan rencana pengajaran. Kerangka tersebut membatasi
banyaknya aktivitas khusus yang akan diselesaikan oleh guru, yaitu hanya enam aktivitas
terutama bagi para guru baru. Enam jenis aktivitas dirasakan sudah cukup berat untuk
mulai karirnya sebagai tenaga yang profesional. Dalam kerangka tersebut terlihat adanya
hubungan yang erat antara keenam aktivitas tersebut. Aktivitas pertama "mendiagnosa
kebutuhan peserta didik", berarti para guru harus menaruh perhatian khusus terhadap
peserta didik dalam kelas Antara lain bertalian dengan minat para individu, kebutuhan dan
mereka. Selanjutnya dicarj jalan keluar bagaimana memenuhi hal tersebut. Di samping itu
guru juga harus menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta
didik. atau usaha tersebut akan dapat membantu guru untuk melangkah kepada aktivitas
berikutnya.
B. Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat
yang guru harus pembelajaran yang mengetahui kebutuhan tujuan mengidentifikasi dan
skenario yang relevan dicapai, berbagai strategi igunakan untuk mencapai tujuan, dan
mengem Bersamaan dengan itu peran guru dalam bangkan strategi amat penting, karena
aktivitas belajar siswa sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru di dalam kela Jika
mereka antusias memperhatikan aktivitas dan kebutuhan maka siswa-siswa tersebut pun
akan kebutuhan siswa dengan bail mengembangkan aktivitas aktivitas belajarnya antusias,
giat, dan serius (Dede Rosyada, 2004:123) Lebih lanjut, pengembangan persiapan
mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang
dijadikan bahan kajian. Dalam hal peran bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus
berperan ebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belaja rta mendorong siswa
untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai
serta menunjang pembentukan kompetensi. Berkenaan dengan hal tersebut, (E. Mulyasa,
2004:80) mengemukakan beberapa prinsip ang harus diperhatikan dalam mengembangkan
persiapan mengajar, yaitu: a. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan emakin tepat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut Komponen-komponen
Persiapan Mengajar pembelajaran akan bermuara pada per Penyusunan program siapan
mengajar, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek yang mencakup
komponen kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. cynthia dalam Mulyasa
(2004:82) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase persiapan
meng ajar ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru
dalam mengorganisasikan materi standar serta menganitisipasi peserta didik dan masalah-
masalah yang mung- kin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa persiapan
mengajar, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang
dilakukannya. Hal senada juga dikemukakan oleh Joseph dan Leonard (1982:20) bahwa:
Teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective,
because the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it Agar guru
dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar,
baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan
mengajar, serta mengukur mengajar. Rencana Pengajaran dalam Kurikulum 1994. vs
Kurikulum 2004 Rencana pengajaran adalah rencana guru mengajar mata pe- lajaran
tertentu, pada jenjang dan kelas tertentu, untuk topik ertentu, dan untuk satu pertemuan
atau lebih. Dalam kuri kulum 1994 kita menggunakan prosedur kerja yang sama, dengan
kewajiban guru membuat Program Satuan Pelajaran (PSP) untuk setiap pokok bahasan
yang tidak mutlak disam- paikan dalam satu kali pertemuan, tapi munkgin 2, 3, 4, bahkan
5 kali pertemuan. Sedangkan untuk rencana pembelajaran harian menggunakan Rencana
Pembelajaran (RP) yang dibuat setiap akan mengajar. Sedangkan dalam kurikulum 2004
kita mengenal istilah Silabus, yaitu garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok
materi pelajaran. Pengembangan silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian
bagian-bagian dari silabus dan sistem penilaian suatu mata pelajaran. Rencana
pembelajaran yang merupakan program harian bersifat di kelas, disusun oleh guru untuk
satu atau beberapa per temuan, untuk mencapai target satu kompetensi dasar. Rencana
pengajaran berisi gambaran kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok,
skenario pembelajaran tahap demi tahap, dan penilaiannya. Untuk lebih jelasnya mengenai
perbedaan rencana pengajaran dalam kurikulum 1994 dengan kurikulum 2004, berikut
penjelasan Nurhadi (2004: 151)
BAB 6 Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar
Mereka mungkin bisa lupa apa yang Anda katakan tapi mereka takkan pernah melupakan
perasaan yang Anda timbulkan dalam hati mereka Proses pembelajaran selain diawali dengan
perencanaan yang bijak, serta didukung dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung
dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. Pengelolaan pembelajaran
merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dunkin dan Biddle (1974:38) proses
pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu: 1) variabel per tanda (presage
variables) berupa pendidik; 2) variabel konteks (contex variables) berupa peserta didik; 3)
variabel proses (process variables), dan 4) variabel produk (product variables) berupa
perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek angk maka keempat variable
pembelajaran terse maupun harus optima uraian pengelolaan vari dikelola dengan baik.
Berikut pembelajaran A. Pengelolaan Siswa Kedudukan siswa dalam kurikulum berbasis
kompetensi me. rupakan "produsen" artinya siswa sendirilah yang mencari tahu pengetahuan
yang dipelajarinya. Siswa dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam:
pandai, sedang, dan kurang. Karenanya, guru perlu mengatur kapan siswa bekerja, perorangan,
berpasangan, berkelompok atau klasikal. Jika berkelompok, kapan siswa dikelompokkan
berdasarkan kemampuan sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu yang kurang, dan kapan
siswa dikelompokkan secara campuran sebagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi dimensional. Dikatakan
universal karena belajar dilakukan siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Karena itu siswa
merasa tidak butuh dengan proses pembelajaran saja yang terjadi dalam ruangan terkontrol
atau lingkungan te kendali. Waktu belajar bisa saja waktu yang bukan dikehendaki siswa Guru
dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya Guru dapat mengatur siswa berdasarkan
situasi yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Andree, 1982 ada
beberapa macam pengelompokan siswa, di antaranya Task planning groups, bentuk
pengelompokan berdasarkan rencana tugas yang akan diberikan oleh guru. group groups,
kelompok ini digunakan untuk siswa yang dimana biasa suatu ada guru pada tahap yang sama
tuga yang sama pada saat yang sama. seating groups, yang bersifat umum mengelilingi satu
meja
B. Pengelolaan Guru pengetahuan adalah abstraksi dari apa yang dapat diketahui orang yang
mengetahuinya. Pada dasarnya peng uan tidak bersifat spontan, melainkan pengetahuan haru
diajarkan dan dipelajari. Dengan kata lain pengetahuan itu diusahakan. Awal pengetahuan
terjadi karena panca indera berinteraksi dengan alam nyata. Firman Allah SwT, Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya (Qs. 2:31). Menurut Ikhwan al-
Shafa, sebelum terjadi interkasi antara pancaindera dengan alam nyata, di dalam akal tidak
terdapat pengetahuan apa pun. Guru adalah orang yang ber tugas membantu murid untuk
mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya Hal
pertama kali yang menimbulkan kekaguman kita ter hadap para ahli pendidikan muslim
terdahulu adalah peng hargaan mereka terhadap persoalan pendidikan yang sangat tinggi,
bahkan mereka menilainya sebagai wujud tanggungjawab moral yang sangat luhur. Mereka
menganggap tugas mengajar bukan hanya sekadar sebagai profesi kerja, melainkan lebih
sebagai tuntutan kewajiban agama. c. Pengelolaan Pembelajaran kiran-pikiran utama yang
terdapat dalam strategi Piki tahapan KBM PAI mencerminkan pembelajaran dan sesederhana
dalam proses penyampaiannya. Tetapi jauh dari itu, fungsi dan peran PAI pada pembentukan
dan kepribadian seutuhnya sekuensi dari pikiran tadi, maka pengembangan pembelajaran
memerlukan model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi dan hasil yang
diharapkan. Dan perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang menyokong pembelajaran PAI
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Seperti apakah ucapan Rasulullah ketika menyampaikan
pesan san keagamaan kepada umatnya? Bahasa adalah alat komu nikasi antarmanusia. Dan
kita telah menemukan bahwa ter dapat perbedaan dalam cara-cara orang berbicara. Ada yang
ber bicara panjang lebar, padahal informasi yang didapatkan sedikit saja, sementara ada yang
memiliki pengetahuan yang banyak tetapi ia membutuhkan kekuatan ungkapan untuk
menyampai kan pengetahuan itu. Bahkan ada yang memperpanjang pem- bicaraan, sementara
dia mengetahui bahwa hal itu bisa diring kas tanpa menghilangkan sedikit pun inti
pembicaraannya Pengelolaan Lingkungan Kelas belajar yang kondusif merupakan tulang
punggung dan niim pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri sebaliknya iklim
belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan bosan. belajar yang
kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti: sarana,
labora- tarium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru hubungan yang harmonis
antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, serta penataan
organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemam n dan perkembangan
peserta didik. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menum
buhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik (E. Mulyasa, 00:15 Berkenaan dengan hal
tersebut, sedikitnya terdapat tujuh al yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan
sarana belajar, susunan tempat
duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari
pembentukan dan pengembangan kompetensi), dan bina suasana dalam pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2004 memerlukan ruangan yang fleksibel serta mudah disesuaikan
dengan kebutuhan peserta idik dan guru. Luas ruangan dengan jumlah peserta didik perlu
rhatikan, bila pembelajaran dilakukan di ruang tertutup; dangkan di ruang terbuka perlu
diperhatikan gangguan gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana dan media
pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemkian Lingkungan kondusif menurut E.Mulyasa
(2004:16) dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut
Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan
tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka
yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat
mereka betah belajar di sekolah.
BAB 7 Sistem Penilaian dan Program Tindak Lanjut
Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pen didikan, perencanaan suatu
program substansi pendidikan ter- masuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan
pening- katan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, komponen penilaian nya dikenal dengan
Penilaian Berbasis Kelas. Di dalamnya terdapat proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan in formasi tentang belajar siswa yang diperoleh melalui pengu- kuran untuk
menganalisis atau menjelaskan untuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
terkait. Proses penilaian mencakup pengumpulan sejumlah bukti-bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian berbasis kelas menggunakan pengertian penilaian
sebagai "assessment" yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mem- peroleh dan mengefektifkan
informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar
mengajar. Data atau informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang
digunakan untuk meng ukur keberhasilan suatu program pendidikan A. Prinsip-prinsip dan
Strategi Penilaian Kelas 1. Pengertian Penilaian otentik thentic Assessment) Perubahan
kurikulum ini hendaknya dipahami tidak hanya sekadar substansi materi dan dengan tuntutan
perkembangan, tetapi pergeseran paradigma dari yang masukan (input-oriented education) ke
pendekatan pendidikan berorientasi hasil atau standar (countcome-based education) Secara
lebih sederhana, apa yang harus diterapkan sebagai kebijakan kurikuler secara nasional
bergeser dari pertanyaan tentang apa yang harus diajarkan (kurikulum) ke pertanyaan tentang
apa yang harus dikuasai anak (standar kompetensi) pada tingkatan dan jenjang pendidikan
tertentu. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan madrasah dalam mengelola
proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas
Hasil kegiatan belajar peserta didik yang berupa kemampuan kognitif dan psikomotor
ditentukan oleh kondisi afektif peserta didik Implikasi dari diterapkannya standar kompetensi
dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif
harus menggunakan acuan kriteria Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru
harus Mengembangkan matriks kompetensi belajar (learning competency matrix) yang
menjamin pengalaman belajar yang terarah Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan
(continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi
Penilaian guru tentang perkembangan dan pengumpulan informasi oleh dilakukan anak
B. Ragam Penilaian Kelas 1. Tes Tertulis soal maupun jawabannya). Dalam menjawab soal
siswa tidak lalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga
dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya. a.
Tujuan Penggunaan Tes Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan Menilai kemampuan
siswa keterampilan dan penge tahuan atau pemahaman) Memberikan bukti atas kemampuan
yang telah dicapai Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok.
Monitoring standar pendidikan. b. Fungsi Formatif di kelas/classroom formatif assessment
Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dilaksanakan secara periodik.
Mencakup semua mata pelajaran yang telah diajarkan. Bertujuan mengetahui keberhasilan dan
kegagalan proses belajar mengajar. Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan
proses belajar mengajar Sumatif di kelas classroom summative assessment Materi yang
diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program tahunan
atau semesteran Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester
c. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang meng individu perubahan tingkah laku
(behavioral change) pada karena yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi h usaha
individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi berbagai faktor seperti: bahan yang
dipelajari, lingkungan, dan individu si pelajar. ter- diatur sedemikian rupa agar mempunyai
pengaruh yang membantu tercapainya kompetensi secara optimal. Sedangkan mengajar pada
hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara
berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dirinya, dan ara-cara belajar bagaimana
belajar (Joyce, Weil dan Shirs, 1992). Hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses meng-
ar adalah kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar dengan mudah dan efektif di masa
mendatang. Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar-mengajar di dalam
kelas adalah agar murid dapat me- nguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk itu guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan
rencana pelajaran, penggunaan belajar mengajar yang relevan, sampai dengan pelaksanaan
penilaian dan umpan balik. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa setelah kegiatan
belajar mengajar berakhir masih saja ada murid yang tidak menguasai materi pelajaran dengan
baik sebagaimana tercermin dalam nilai Mereka memerlukan pendekatan pendekatan khusus
untuk dapat mencapai hasil hasil belajar yang diharapkan. Salah satu eara yang dapat
dilakukan untuk membantu meningkatkan hasil belajar murid murid seperti itu adalah dengan
melaksanakan layanan bimbingan belajar. Uraian berikut menyajiknn pengertian layanan
bimbingan belajar, jenis-jenis masalah belajar, cara-cara pengenalan murid yang mengalami
masalah belajar, cara-cara pengungkapan sebab-sebab terjadinya masalah belajar, dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan dalam membantu murid mengatasi masalah- masalah belajar yang
dialaminya
D. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya untuk mengetahui per pada dasarnya dan
hasil mengajar guru. Hasil kembangan hasil belajar siswa memotivasi siswa, dari untuk siswa
untuk perbaikan serta peningkatan kualitas oleh pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki
dan meningkat- kan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah,
dan orangtua siswa. Dukungan ini akan di peroleh apabila mereka memperoleh informasi hasil
belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkem bangan hasil belajar
siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa, dan untuk orangtua siswa. Laporan hasil belajar
siswa mencakup ranah kognitif, psiko- motor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan
psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuisioner,
inventori dan pengamatan yang sistematik. 1. Pelaporan Hasil Penilaian Hasil penilaian ranah
kognitif dan psikomator dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap
kompetensi dasar tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75
sebagai batas penguasaan (mastery) Artinya, jika seorang siswa sudah mencapai nilai 75 atau
lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan siswa tersebut berhasil. Akan tetapi,
jika seorang siswa belum mencapai nilai 75, dikatakan siswa tersebut belum berhasil.
Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi
dasar tertentu dari pembelajaran. Pelaporan hasil inverftori afektif ini akan sangat bermanfaat
khususnya untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran PAI dan hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk mem perbaiki sikap serta minat siswa terhadap pembelajaran PAI
Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif
BAB 8 Penutup
Pengajaran di ruang kelas merupakan salah satu usaha proses pendidikan kepada siswa.
Pengetahuan, konsep, dan keterampil- an membaca, menulis, berhitung, dan sikap yang tepat
sebagai alat untuk belajar lebih lanjut yang harus dibangun pada awal pendidikan siswa yang
secara luas disebut "keterampilan pendidikan dasar". Menyampaikan informasi-informasi
yang terkandung pada pengetahuan kedalam kegiatan pendidikan sehari-hari bukanlah hal
yang mudah. Guru harus menyiapkan pengalaman yang siap pakai, mengerjakan tugas-tugas
administrasi, mengadakan pendekatan kepada siswa dan sebagainya. Dalam proses peng-
ajaran, guru harus memahami "how to" bukan "what to." Sebagai tenaga professional, guru
harus menyiapkan peren- canaan pengajaran yang aplikatif. Akan tetapi sebelum meren
canakan pengajaran, guru harus memahami terlebih dahulu kurikulum. Dalam hal ini adalah
kurikulum 2004 atau kuri kulum berbasis kompetensi. Tidak sedikit guru yang tampak
mengalami kebingungan dalam memahami perkembangan kurikulum pada akhirnya, mereka
terjebak dalam pemi kiran-pemikiran lama dalam menyusun perencanaan peng silabu Dalam
kurikulum pencapaian kompetensinya. Silabus perlu dipahami oleh guru sebagai bentuk dari
oleh kurikulum nasional di daerah dan ini karenanya pemahaman guru tentang seluk beluk
kurikulum ikut menentukan mutu mengajarnya yang selanjutnya menentu. kan mutu
pendidikan harus betul.betul Agar tercapai tujuan tersebut, maka guru memahami konsep,
petunjuk, serta serta nilai-nilai yang perlu diperhatikan pada penyusunan silabus dan persiapan
pen ajaran. Sehingga guru dapat menjadikan bentuk pengalaman belajar yang diberikan
menjadi bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, kurikulum nasional yang diwujudkan dalam
kelas merupakan pengejawantahan dari kemampuan dan keahlian guru. Pelaksanaan
kurikulum selalu diwarnai oleh pribadi guru, sehingga selalu mengandung perbedaan secara
individual walaupun standar kompetensi dalam silabus itu "uniform" (sama) Merencanakan
pengajaran dalam bentuk persiapan mengajar yang diturunkan dari sila bus, membutuhkan
keterampilan profesional guru dalam mencari dan menafsirkan kompetensi kompetensi untuk
mengimplementasikan kurikulum tersebut Perencanaan pengajaran tersebut harus dilakukan
secara siste matis dan logis untuk mempelajari problem-problem pengajaran agar
mendapatkan pemecahan yang teruji validfitasnya, dan praktis bisa dilaksanakan. Semua
materi pelajaran dan metode yang telah diuji dalam praktek, dipersiapkan untuk mencapai
tujuan dalam keadaan senyatanya Proses pengidentifikasian aspek-aspek kemampuan atau
kecakapan yang terkandung di dalam standar kompetensi perlu dilakukan oleh guru agar
mencapai hasil belajar yang diharap kan. Aspek-aspek kemampuan atau kecakapan yang perlu
di analisis oleh guru meliputi pengetahuan (kognitif), keteram pilan, sikap dan nilai (afektif
dari segi kondisi siswa. Hal ini penting untuk mengukur kemampuan guru dalam mensintesis
kecakapan siswa tersebut ke dalam kegiatan pengajarannya

Anda mungkin juga menyukai