Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Hipertensi didefinisikan oleh Join Nasional Commite On Detection Evaluation and


Treatmen Of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dapat diklasifikasikn sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah normal, tinggi sampai maligna. (Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
System Kardiovaskuler).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg dan pada populasi manula
tekanan sistoliknya 160 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Brunner, 2004)
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering ditemukan
pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7 ).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju. Di


Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah presentasinya.Walaupun
demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat
golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20
%.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara
Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah
15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia 1,8-28,6 %
penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada umumnya berkisar
antara 6 10 % . Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998
1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung
dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999 yang berkunjung ke Puskesmas
Mojo adalah 19,13 % .dan tahun 2000 : 47,1%. Mengamati data tersebut dapat memberikan
gambaran bahwa masalah penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat
pengamatan, pengawasan serta perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tanda
tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus Group of
Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan menyebabkan
kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta kelumpuhan anggota
gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal
ginjal (Susi Purwati : 2000).

Dalam pelaksanaan tugastugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan keluarga yaitu : mengenal gejala
hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk
menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan meningkatkan produktivitas
keluarga dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga, yang menderita
penyakit hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah penting peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal asuhan keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat masalah dan kebutuhan keluarga, sebagai
koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator, sebagai pendidik kesehatan, sebagai
penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi..

Anda mungkin juga menyukai

  • Null 3
    Null 3
    Dokumen40 halaman
    Null 3
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 29
    Null 29
    Dokumen35 halaman
    Null 29
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 30
    Null 30
    Dokumen22 halaman
    Null 30
    umi
    Belum ada peringkat
  • SEPSIS SELULITIS
    SEPSIS SELULITIS
    Dokumen13 halaman
    SEPSIS SELULITIS
    umi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PNEUMONIA
    LAPORAN PNEUMONIA
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN PNEUMONIA
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 34
    Null 34
    Dokumen28 halaman
    Null 34
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 31
    Null 31
    Dokumen39 halaman
    Null 31
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 32
    Null 32
    Dokumen18 halaman
    Null 32
    umi
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen42 halaman
    JUDUL
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 34
    Null 34
    Dokumen28 halaman
    Null 34
    umi
    Belum ada peringkat
  • HEPATOMA LAPORAN
    HEPATOMA LAPORAN
    Dokumen39 halaman
    HEPATOMA LAPORAN
    umi
    Belum ada peringkat
  • Interpretasi DDST II
    Interpretasi DDST II
    Dokumen1 halaman
    Interpretasi DDST II
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 29
    Null 29
    Dokumen35 halaman
    Null 29
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 31
    Null 31
    Dokumen39 halaman
    Null 31
    umi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    Dokumen16 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 25
    Null 25
    Dokumen16 halaman
    Null 25
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 33
    Null 33
    Dokumen18 halaman
    Null 33
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 16
    Null 16
    Dokumen22 halaman
    Null 16
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 20
    Null 20
    Dokumen25 halaman
    Null 20
    umi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN DISPEPSIA
    LAPORAN DISPEPSIA
    Dokumen12 halaman
    LAPORAN DISPEPSIA
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 22
    Null 22
    Dokumen16 halaman
    Null 22
    umi
    Belum ada peringkat
  • IMA
    IMA
    Dokumen39 halaman
    IMA
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 27
    Null 27
    Dokumen25 halaman
    Null 27
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 25
    Null 25
    Dokumen16 halaman
    Null 25
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 22
    Null 22
    Dokumen16 halaman
    Null 22
    umi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    Dokumen16 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 19
    Null 19
    Dokumen23 halaman
    Null 19
    umi
    Belum ada peringkat
  • TIPE INFEKSI
    TIPE INFEKSI
    Dokumen36 halaman
    TIPE INFEKSI
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 13
    Null 13
    Dokumen18 halaman
    Null 13
    umi
    Belum ada peringkat
  • Null 25
    Null 25
    Dokumen16 halaman
    Null 25
    umi
    Belum ada peringkat