PENDAHULUAN
kesejahteraan bangsa. Salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan suatu
bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya akhir kehamilannya tanpa memandang lama
Persalinan adalah proses fisiologis yang harus dialami oleh setiap wanita yang
hamil dan ini adalah saat yang dinanti- nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan
kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya (Adriana, 2007). Setiap tahun lebih dari 200
juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada
ibu yang sehat, walaupun demikian pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa
membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut,
Pada ibu- ibu yang sangat muda dibawah umur 20 tahun atau tua diatas 35 tahun,
dalam menghadapi persalinan mengalami nyeri yang sangat hebat. Paritas juga
berpengaruh terhadap persepsi nyeri. Pada primipara, nyeri akan lebih terasa pada awal
persalinan sedangkan pada multipara nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut
yaitu saat penurunan janin yang berlangsung cepat pada kala II (Mander, 2004).
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
denyut jantung, pernapasan, dan apabila tidak ditangani maka akan meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut dan stress. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi
1
uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat dan akibatnya
mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang
tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan
yang berat dan lama dapat mempengaruhi sirkulasi maupun metabolisme yang harus
Berbagai upaya dilakukan utnuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara
dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sdangkan metode nonfarmakologi
lebih murah, sederhana, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Hidayat, 2008).
pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/ dingin, musik,
meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping
selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam
kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses
persalinan (Prasetyo, 2010). Teknik relaksasi bernapas dapat mengurangi sensasi nyeri
dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri tersebut (Henderson, 2006).
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada laporan ini adalah adakah pengaruh relaksasi
napas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD
nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD Sumedang tahun 2017
tingkat nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD Sumedang
tahun 2017
nyeri
3. Sebagai bahan masukan untuk bagi bidan untuk memberikan intervensi berupa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi Intranatal
Intranatal adalah suatu terjadinya pengeluaran bayi yang cukupbulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta melalui jalan lahir
2. Power
Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan
utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim.
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos Rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot-otot Rahim menguncup sehingga tebal
4
dan lebih pendek. Kavum uteri mejadi lebih kecil serta mendorong janin dan
3. Passenger
a. Janin
Bagian yang paling besar dank keras dari janin adalah kepalajanin. Posisi dan
b. Sikap (habitus)
terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, dimana kepala,
tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.
c. Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya lletak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu panjang ibu,
d. Presentasi
bawah Rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam.
e. Posisi
Posisi merpakan indikaotr untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah
5
mislnya pada letak kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, kanan
kepala (UUK)
f. Placenta
Plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang
atau passenger yang menyertai janin, namun placenta jarang menghambat pada
persalinan normal.
segmen bawah lahir meluas untuk menerima kepala janin, terutama pada primipara.
Supaya janin dapat dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses
penurunan. Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran disebut
1. Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan telah
menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada wanita multipara hal ini terjadi
sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang, sehingga
2. Penurunan (decent)
c. Kontraksi diagfragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan,
6
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau dasar
panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kea rah dada janin.
Dengan fleksii, suboksipitobregmatika yang berdiameter lebih kecil (9,5 cm) dapat
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina isikiadika, tetapi putaran ini
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kea rah anterior oleh
kepala muncul keluar akibat ekstensi, pertama-tama oksiput, kemudian wajah dan
akhirnya dagu.
Setelah kepala lahir, bayi berputar sehingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia
memasuki pintu atas, gerakan ini dikenal sebagai restitusi.putaran 450 membuat
kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya. Putaran paksiluar terjadi
saat bahu terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi
dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kea rah simfisis pubis. Ketika seluruh bayi
keluar, persalinan bayi selesai. Ini merupkan akhir tahap kedua persalinan.
7
2.4 Adaptasi Fisiologis Persalinan
1. Perubahan kardiovaskuler
setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan uterus dan masuk ke system
vaskuler ibu, hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15%
ada beberapa factor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang
darah perifer, timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat dan frekuensi
2. Perubahan pernafasan
peningkatan frekuensi pernafasan, pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak
diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hamper dua kali lipat.
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen, apabila terisi,
kandung kemih akan teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita
edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, perasaan tidak nyaman dan
rasa malu.
8
4. Perubahan integument
vagina, meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekan-
robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan
5. Perubahan musculoskeletal
System ini mengalami stress selama persalinan, nyeri punggung dan nyeri sendi
persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan
kram tungkai.
6. Perubahan neurologi
7. Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi system saluran cerna, bibir dan mulut menjadi kering
akibat bernafas lewat mulut, dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap
persalinan, selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan
pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat, seringkali ada rasa mual dan
memuntahkan makanan yang belum dicerna, mual dan sendawa juga terjadi
8. Perubahan endokrin
9
oksitosin, metabolism meningkat dan kadar glukosa darah menurun akibat proses
persalinan.
a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih
b. Fase aktif:
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar.His terjadi tip 2-3
menit, lamanya 60-90ndetik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi
2- 4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida
kala II berlangsung kira-kira satu setengah jam dan pad multigravida setengah
10
jam.Tanda obyektif yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai
berikut:
b. Adanya muntah
d. Ekstremitas bergetar
e. Semakin gelisah
berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan penanganan kala III
Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya
kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir.
11
kecemasan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan
(Prasetyo, 2010)
Tehnik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan
meminimalkan aktifitas simpatik dalam system saraf otonom. Ibu belajar untuk
secara simultan. Tehnik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Adaptasi NYeri Pada
Pasien Inpartu Kala I Fase Laten di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2013
14
setelah
teknik
relaksasi
nafas
dalam
- 6 klien
(8,4%)
dengan
nyeri berat
setelah
dilakukan
teknik
relaksasi
nafas
dalam.
3.2 Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Ibu Bersalin
Tahun 2012
15
setelah 30 menit n one Variabel 60,00%, nyeri berat 3,33%.
dilakukan group pra Depende
teknik relaksasi test post n : Setelah dilakukan uji
tarik nafas test Adaptasi statistiik Wilcoxon harga Z
dalam. design. nyeri hitung -5,203 dan lebih
persalina besar dari -1,96dengan
n. demikian Ho ditolak. Jadi
teknik relaksasi
berpengaruh
terhadapadaptasi nyeri
persalinan kala I pada ibu
melahirkan di BPS
Wilayah Kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember.
3.3. Penerapan Teknik Nafas Pada Ibu Bersalin Berpengaruh Terhadap ambang
Nyeri Dan Lama Persalinan Kala I
16
tehnik kelompok konvensional. Pembantu tehnik napas
pernapasan kontrol. Dauh Puri yoga dengan
konvensional. kelompok ibu
yang
menggunakan
tehnik nafas
kompensional.
17
3.5. Hasil Intervensi
Pada hari kamis, tanggal 26 Oktober 2017 kelompok 2 telah memberikan intervensi
berupa terapi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien
Pada tanggal 27 oktober 2017, telah memberikan terapi relaksasi nafas dalam kepada:
18
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan intervensi ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan skala
4.2. Saran
mengurangi tingkat nyeri pada pasien, terutama pada pasien fase laten, seperti dapat
19
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
2. Manuaba, I.B (2009), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
20