Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk sehingga tercapai

kesejahteraan bangsa. Salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan suatu

bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya akhir kehamilannya tanpa memandang lama

dan lokasi kehamilan (Saifudin dalam Fitriani, 2014).

Persalinan adalah proses fisiologis yang harus dialami oleh setiap wanita yang

hamil dan ini adalah saat yang dinanti- nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan

kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya (Adriana, 2007). Setiap tahun lebih dari 200

juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada

ibu yang sehat, walaupun demikian pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa

membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut,

penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2010).

Pada ibu- ibu yang sangat muda dibawah umur 20 tahun atau tua diatas 35 tahun,

dalam menghadapi persalinan mengalami nyeri yang sangat hebat. Paritas juga

berpengaruh terhadap persepsi nyeri. Pada primipara, nyeri akan lebih terasa pada awal

persalinan sedangkan pada multipara nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut

yaitu saat penurunan janin yang berlangsung cepat pada kala II (Mander, 2004).

Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat

mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,

denyut jantung, pernapasan, dan apabila tidak ditangani maka akan meningkatkan rasa

khawatir, tegang, takut dan stress. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi

1
uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat dan akibatnya

mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang

tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan

yang berat dan lama dapat mempengaruhi sirkulasi maupun metabolisme yang harus

segera diatasi karena dapat menyebabkan kematian janin (Henderson, 2006).

Berbagai upaya dilakukan utnuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara

farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen secara farmakologi memang lebih

efektif dibandingkan dengan nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal,

dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sdangkan metode nonfarmakologi

lebih murah, sederhana, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Hidayat, 2008).

Teknik nonfarmakologi yang dapat digunakan yaitu metode pernapasan,

pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/ dingin, musik,

guide imagery, akupresur, aromaterapi. Beberapa tekniknorfarmakologi diatas dapat

meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping

yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Hidayat, 2008).

Teknik relaksasi bernapas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak

memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat

mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernapas

selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam

keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi

kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses

persalinan (Prasetyo, 2010). Teknik relaksasi bernapas dapat mengurangi sensasi nyeri

dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri tersebut (Henderson, 2006).

2
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan ini adalah adakah pengaruh relaksasi

napas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD

Sumedang tahun 2017 ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adakah pengaruh relaksasi napas dalam terhadap tingkat

nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD Sumedang tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat nyeri sebelum dilakukan relaksasi napas dalam

b. Untuk mengetahui tingkat nyeri setelah dilakukan relaksasi napas dalam

c. Untuk mengidentifikasi adakah pengaruh relaksasi napas dalam terhadap

tingkat nyeri pada pasien inpartu kala I di ruang ponek RSUD Sumedang

tahun 2017

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberikan informasi mengenai tarik nafas dalam untuk mengurangi rasa

nyeri

2. Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu dan bahan pembelajaran mengenai

intervensi yang dapat dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri.

3. Sebagai bahan masukan untuk bagi bidan untuk memberikan intervensi berupa

tarik nafas dalam

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi Intranatal

Intranatal adalah suatu terjadinya pengeluaran bayi yang cukupbulan atau hampir

cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke

dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2009).

2. 2 Faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Mochtar (2003) factor yang mempengaruhi persalinan diantaranya:

1. Passage (jalan lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,

dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta melalui jalan lahir

tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.

2. Power

Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi

uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan

utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim.

Kekuatan yang mendorong janin keluar terdiri dari:

a. His ( kontraksi otot uterus)

His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos Rahim bekerja dengan baik

dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot-otot Rahim menguncup sehingga tebal

4
dan lebih pendek. Kavum uteri mejadi lebih kecil serta mendorong janin dan

kantung amneon kea rah segmen bawah Rahim dan serviks

b. Kontraksi otot-otot dinding perut

c. Kontraksi diagfragma pelvis atau kekuatan mengejan

d. Ketegangan dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum

3. Passenger

a. Janin

Bagian yang paling besar dank keras dari janin adalah kepalajanin. Posisi dan

kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

b. Sikap (habitus)

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya

terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, dimana kepala,

tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.

c. Letak janin

Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu,

misalnya lletak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu panjang ibu,

ini bisaletak kepala, atau letak sungsang.

d. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian

bawah Rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam.

Mislnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.

e. Posisi

Posisi merpakan indikaotr untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah

sebelah kanan,kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu(maternal pelvis).

5
mislnya pada letak kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, kanan

kepala (UUK)

f. Placenta

Plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang

atau passenger yang menyertai janin, namun placenta jarang menghambat pada

persalinan normal.

2.3 Mekanisme Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2008), pada minggu- minggu terakhir kehamilan,

segmen bawah lahir meluas untuk menerima kepala janin, terutama pada primipara.

Supaya janin dapat dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses

penurunan. Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran disebut

mekanisme persalinan, yang terdiri dari:

1. Engagement

Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan telah

menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada wanita multipara hal ini terjadi

sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang, sehingga

bagian presentasi terdorong ke dalam panggul.

2. Penurunan (decent)

Penurunan adalah gerakan bagian presentasimelewati panggul, penurunan terjadi akibat

tiga kekuatan yaitu:

a. Tekanan dari cairan amnion

b. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin

c. Kontraksi diagfragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan,

pada kehamilan pertama, penurunan berlangsung lambat, tetapi kecepatan sama.

6
3. Fleksi

Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau dasar

panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kea rah dada janin.

Dengan fleksii, suboksipitobregmatika yang berdiameter lebih kecil (9,5 cm) dapat

masuk ke dalam pintu atas panggul.

4. Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina isikiadika, tetapi putaran ini

belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah.

5. Ekstensi

Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kea rah anterior oleh

perineum. Mula-mula oksiputmelewati permukaan bawahsimfisis pubis, kemudian

kepala muncul keluar akibat ekstensi, pertama-tama oksiput, kemudian wajah dan

akhirnya dagu.

6. Restitusi dan putaran paksi keluar

Setelah kepala lahir, bayi berputar sehingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia

memasuki pintu atas, gerakan ini dikenal sebagai restitusi.putaran 450 membuat

kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya. Putaran paksiluar terjadi

saat bahu terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan kepala.

7. Ekspulsi

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi

dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kea rah simfisis pubis. Ketika seluruh bayi

keluar, persalinan bayi selesai. Ini merupkan akhir tahap kedua persalinan.

7
2.4 Adaptasi Fisiologis Persalinan

1. Perubahan kardiovaskuler

Perubahan pada system kardiovaskuler wanita selama proses persalinan,pada

setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan uterus dan masuk ke system

vaskuler ibu, hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15%

pada tahap pertama persalinan, untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah,

ada beberapa factor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang

menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh

darah perifer, timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat dan frekuensi

denyut nadi menurun. Pada persalinan tahap pertama, kontraksi uterus

meningkattekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30

mmHg dan tekanan diastolic sampai 25 mmHg.

2. Perubahan pernafasan

Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari

peningkatan frekuensi pernafasan, pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak

diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hamper dua kali lipat.

3. Perubahan pada ginjal

Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen, apabila terisi,

kandung kemih akan teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita

dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai alasan:

edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, perasaan tidak nyaman dan

rasa malu.

8
4. Perubahan integument

Adaptasi system integument jelas terlihat khususnya pada daerah introitus

vagina, meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekan-

robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan

episiotomy atau tidak terjadi laserasi.

5. Perubahan musculoskeletal

System ini mengalami stress selama persalinan, nyeri punggung dan nyeri sendi

terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa aterm,proses

persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan

kram tungkai.

6. Perubahan neurologi

System neurologi menunjukkanbahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman

selama persalinan, perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan

pertama dan masuk tahap berikutnya.

7. Perubahan pencernaan

Persalinan mempengaruhi system saluran cerna, bibir dan mulut menjadi kering

akibat bernafas lewat mulut, dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap

persalinan, selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan

pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat, seringkali ada rasa mual dan

memuntahkan makanan yang belum dicerna, mual dan sendawa juga terjadi

sebagai respons reflex terhadap diatasi serviks lengkap.

8. Perubahan endokrin

System endokrin aktif selama persalinan, awal persalinan dapat diakibatkan

penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan

9
oksitosin, metabolism meningkat dan kadar glukosa darah menurun akibat proses

persalinan.

2.5 Proses Persalinan Tiap Kala

Pada persalinan normal, persalinan dibagi mejadi 4 kala:

1. Kala I: kala pembukaan serviks

Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampaipada pembukaan serviks

Lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu:

a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih

lemah, dengan frekuensi his jarang.

b. Fase aktif:

Fase akselerasi, lamanya 2 jam denganpembukaan 2-3 cm

Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih dari 9

cm sampai pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45

detik.pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.

Fase delerasi, dalam waktu 2 jam pembukaam 9 cm menjadilengkap.

Fase- fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida fase

laten, fase aktif dan fase delerasi lebih pendek.

2. Kala II: kala pengeluaran

Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar.His terjadi tip 2-3

menit, lamanya 60-90ndetik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi

gelombang kontraksi sehinga kontraksi simetris dengan dominasi difundus uteri,

mempunyai ampitudo 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik denganjangka waktu

2- 4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida

kala II berlangsung kira-kira satu setengah jam dan pad multigravida setengah

10
jam.Tanda obyektif yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai

berikut:

a. Munculnya keringat tiba-tiba diatasbibir

b. Adanya muntah

c. Aliran darah (show) meningkat

d. Ekstremitas bergetar

e. Semakin gelisah

f. Usaha ingin mengedan

Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap.

Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,repons

fisiologis dan reons emosi ibu serta janin terhadap setres.

3. Kala III: kala uri (kala pengeluaran plasenta)

Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan

berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan penanganan kala III

adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman.

4. Kala IV: pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir

Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya

kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir.

Tanda kala IV adalah banyaknya darah yang keluar.

2.6 Konsep Relaksasi Bernafas

Tehnik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak

memberikan masukan terbesar karena tehnik relaksasi dalam persalinan dapat

mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas

selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen system simpatis dalam

keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi

11
kecemasan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan

(Prasetyo, 2010)

Tehnik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan

meminimalkan aktifitas simpatik dalam system saraf otonom. Ibu belajar untuk

meningkatkan aktivitas komponen saraf parasimpatik vegetative yang lebih banyak

secara simultan. Tehnik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol

intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri (Haderson, 2005).

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Adaptasi NYeri Pada

Pasien Inpartu Kala I Fase Laten di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2013

Penulis/tahun/ tujuan Sample Desain Variable Instrument Hasil penelitian


Negara penelitian yang di yang di
teliti pakai/detail
eksperimen
Fitriani, Rini. Untuk Jumlah : 239 Pra- Variabel Standar Karakteristik tingkat nyeri
2013. mengidentifikas orang eksperime Independ Operasional pada pasien inpartu kala I
Indonesia i perbedaan Kriteria: ntal en : Prosedur fase laten sebelum diberi
tingkat nyeri Seluruh klien dengan teknik (SOP) perlakuan teknik nafas
pada pasien yang mengguna relaksasi teknik dalam tingkat nyeri pasien
inpartu kala I mengalami kan tipe nafas relaksasi berkiasar 0 responden (0%)
fase laten kontraksi di one group dalam tarik nafas dengan nyeri ringan, 37
sebelum dan fase laten pre-post dalam. responden (52,1%)
setelah maupun aktif test Variabel responden (52,1%), 34
diberikan teknik dalam masa design. Depende responden (47,8%) dengan
relaksasi nafas persalinan. n: nyeri sedang, 0 responden
dalam di RSU - 71 klien tingkat (0%) dengan nyeri.
Khusus Daerah inpartu nyeri Karakteristik tingkat nyeri
Ibu dan Anak kala I fase persalina pasien inpartu kala I fase
Siti Fatimah laten n dan laten setelah diberi
Makassar sebelum respon perlakukan teknik nafas
teknik adaptasi dalam berkisar 7 responden
relaksasi nyeri (9,8%) dengan nyeri
nafas 13 persalina ringan, 58 reoonden
dalam n (81,6%) dengan nyeri
sebanyak sedang, 6 responden
0 (8,4%) dengan nyeri berat,
responden 0 responden (0%) dengan
(0%) nyeri hebat.
- 37
(52,1%) - Hasil : t hitung 8,654
klien dan t tabel 0,283.
drngan Sehingga 8,654 > 0,283
nyeri (t-hitung > t-tabel) dan
sedang 0,000 < 0,05 (p<).
- 34 klien
(47,8%)
dengan
nyeri berat
- Tidak ada
responden
dengan
nyeri
hebat.
- 7 klien
(9,8%)
dengan
nyeri
ringan
setelah
teknik
relaksasi
nafas
dalam
- 58 klien
(81,6%)
dengan
nyeri
sedang

14
setelah
teknik
relaksasi
nafas
dalam
- 6 klien
(8,4%)
dengan
nyeri berat
setelah
dilakukan
teknik
relaksasi
nafas
dalam.

3.2 Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Ibu Bersalin

Kala I Fase Aktif Di BPS Wilayah Puskesmas Pantrang Kabupaten Jember

Tahun 2012

Penulis/tahun/ tujuan sample Desain Variable Instrument Hasil penelitian


Negara penelitian yang di yang di
teliti pakai/detail
eksperimen
Wildan, Untuk melihat 30 responden Pra Variabel Lembar Tingkat nyeri sebelum
Jamriyah, efek dari teknik dengan eksperime Independ observasi dilakukan relaksasi nyeri
Purwaningru relaksasi tarik teknik non- n desain en : skala nyeri ringan 0%, nyeri sedang
m. 2012. nafas dalam probability dengan teknik menurut 26,67%, nyeri berat
Indonesia pada ibu sampling mengguna relaksasi NRS, 73,33%, sedangkan setelah
bersalin kala I kan tarik dilakukan teknik relakasasi
fase aktif metode nafas nyeri menjadi nyeri ringan
sebelum dan pendekata dalam 36,67%, nyeri sedang

15
setelah 30 menit n one Variabel 60,00%, nyeri berat 3,33%.
dilakukan group pra Depende
teknik relaksasi test post n : Setelah dilakukan uji
tarik nafas test Adaptasi statistiik Wilcoxon harga Z
dalam. design. nyeri hitung -5,203 dan lebih
persalina besar dari -1,96dengan
n. demikian Ho ditolak. Jadi
teknik relaksasi
berpengaruh
terhadapadaptasi nyeri
persalinan kala I pada ibu
melahirkan di BPS
Wilayah Kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember.

3.3. Penerapan Teknik Nafas Pada Ibu Bersalin Berpengaruh Terhadap ambang
Nyeri Dan Lama Persalinan Kala I

Penulis/Tahun/ Tujuan Populasi, Desain Variabel Instrumen Hasil


Negara Sampel Penelitian yang diteliti
yang Penelitian
dipakai/detail
instrumen
Ni Wayan Tujuan Populasi: Pra Variabel Instrumen Tidak terdapat
Ariyani, Ni penelitian ini Semua ibu Eksperimental. Independen: nyeri perbedaan
Luh Putu Sri untuk bersalin di 1 kelompok Penerapan Numeric bermakna
Erawati, Ni mengetahui Puskesmas ibu bersalin tehnik nafas Rating Scale nyeri
Nyoman perbedaan Pembantu diberikan berpengaruh (NRS). persalinan
Suindri. proses Dauh Puri. perlakuan terhadap pada
Denpasar persalinan bernapas ambang SOP pembukaan 4-
Indonesia. antara Sampel: tehnik yoga nyeri dan Tehnik 8, namun pada
2015. kelompok ibu Jumlah dan satu lama Pernapasan pembukaan
bersalin yang Sampel 32 kelompok ibu persalinan Yoga dan >8-10
melakukan responden, bersalin tidak kala I Tehnik terdapat
tehnik 16 diintervensi, Pernapasan perbedaan
bernafas yoga responden tetap Variabel Konvensional bermakna
dengan kelompok melakukan Dependen: antara
kelompok ibu perlakuan tehnik Ibu bersalin kelompok ibu
bersalin yang dan 16 bernafas di bersalin yang
menggunakan responden secara Puskesmas menggunakan

16
tehnik kelompok konvensional. Pembantu tehnik napas
pernapasan kontrol. Dauh Puri yoga dengan
konvensional. kelompok ibu
yang
menggunakan
tehnik nafas
kompensional.

3.4. Pengaruh Metode Relaksasi Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada


Persalinan Kala I Fase Aktif

Penulis/Tahun/ Tujuan Sampel Desain Variabel Instrumen Hasil


Negara Penelitian yang diteliti
yang Penelitian
dipakai/detail
instrumen
Elly Tujuan Ibu bersalin Quasi Variabel SOP Metode Ada
Susilawati. penelitian kala I fase experimental Independen: Relaksasi pengaruh
2017. ini unutk aktif yang design Pengaruh Pernafasan yang
Indonesia mengerahui dibagi 2 dengan metode signifikan
pengaruh kelompok. posttest only relaksasi Instrumen metode
metode Kelompok control pernapasan nyeri relaksasi
relaksasi kontrol tidak group Numeric pernafasan
pernapasan dilakukan design. Variabel Rating Scale terhadap
terhadap metode Dependen: (NRS). nyeri
intensitas relaksasi Intensitas persalinan
nyeri pada pernapasan nyeri pada kala I fase
persalinan di BPM persalinan aktif.
kala I fase Halijah kota kala I fase
aktif. Langsa, aktif
kelompok
perlakuan
dilakukan
metode
relaksasi
pernapasan
di BPM
Mardhiah
Kota Langsa.

17
3.5. Hasil Intervensi

Pada hari kamis, tanggal 26 Oktober 2017 kelompok 2 telah memberikan intervensi

berupa terapi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien

inpartus kala I diruang VK RSUD Sumedang.

Hasil menunjukkan, sebelum dilakukan terapi relaksasi nafas dalan kepada:

1. Ny Y: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 8 menjadi 8

2. Ny S: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 7 menjadi 7

3. Ny: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 7 menjadi 5

Pada tanggal 27 oktober 2017, telah memberikan terapi relaksasi nafas dalam kepada:

1. Ny A: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 8 menjadi 6

2. Ny F: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 9 menjadi 8

3. Ny E: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 6 menjadi 5

4. Ny I: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 6 menjadi 5

5. Ny Y: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 9 menjadi 9

6. Ny A: Skala nyeri (0-10) sebelumnya yaitu 8 menjadi 8

18
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan intervensi ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan skala

nyeri pada pasien diruangan VK RSUD Sumedang.

4.2. Saran

Kelompok menyarankan bidan di Rumah Sakit mengambil kebijakan dalam upaya

mengurangi tingkat nyeri pada pasien, terutama pada pasien fase laten, seperti dapat

melakukan tarik nafas dalam dalam penanganan nyeri.

19
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan, Yogyakarta: Nuha

Medika.

2. Manuaba, I.B (2009), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

3. Mochtar, Rustam.(2003). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai