Bab I Obesitas
Bab I Obesitas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut
terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan
dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada remaja akan mempengaruhi kebutuhan,
absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi, hal ini disertai dengan pembesaran organ dan
jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga
menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada
remaja. (Poltekes, Depkes, 2010:21).
masa pubertas. Kebutuhan gizi bervariasi pada masing-masing remaja. Pengkajian status
gizi pada remaja perlu dilakukan, karena pada periode ini sering terjadi adanya gangguan
prevalensi obesitasditemukan pada laki-laki 4,6% dan pada perempuan5,9%, pada tahun
1992 meningkat menjadi pada laki-laki 6,3%dan pada perempuan8%. Kejadian obesitas
dewasa pada tahun 1996/1997 di ibukota propinsi menunjukkan bahwa 8,1% laki-laki
mengalami overweight dan 6,8% mengalami obesitas. Pada wanita 10,5 % mengalami
kegemukan terjadi jika individu mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah
satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak atau kurang olahraga,
diperoleh terlihat bahwa semakin maju-nya suatu bangsa maka individu yang
global yang sangat penting. Apabila obesitas dialami seseorang maka akan ada
pengaruh yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari baik dampak positif
maupun negatif.
Menurut Dodoh khodijah, Remaja yang mengalami obesitas biasanya pasif dan
depresif, karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya, sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak
modis, merasa rendah diri, dan obesitas pada masa remaja akan berakibat pada masa
dalam kehidupan, dalam konteks kultur dan sistem nilai dimana mereka hidup, dalam
hubungan dengan tujuan, harapan, standar, yang ada dan perhatian mereka. Kualitas
hidup adalah persepsi individu terhadap kondisi kehidupan dalam konteks budaya dan
sistem nilai ditempat dimana dia berada yang dihubungkan dengan tujuan, harapan,
standar dan perhatian yang dimiliki. Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk
fertilitas dan kecacatan. Penelitian kualitas hidup mencakup dimensi peran sosial, fungsi
fisik, fungsi emosional dan fungsi. Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungan
obesitas dengan kualitas hidup anak dan remaja. Di Amerika dan Australia rata-rata
Jakarta Selatan didapatkan rata-rata kualitas hidup remaja yang mengalami obesitas lebih
rendah, Kualitas hidup semakin rendah dengan bertambahnya usia remaja dan laki-laki
obesitas dengan kualitas hidup. Berdasarkan prevalensi obesitas di Pontianak yang cukup
tinggi dan dampak yang negatif yang ditimbulkan terhadap kualitas hidup, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut. Berdasarkan latar belakang
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut apakah ada hubungan obesitas terhadap kualitas hidup remaja di SMA
C. Tujuan Penulisan
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi perawat
Sebagai suatu ide, masukan dan bahan penambahan pengetahuan dan wawasan bagi
perawat tentang adanya hubungan antara obesitas terhadap kualitas hidup pada
remaja.
Sebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang hubungan antara obesitas
Penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan kesadaran para remaja dalam