Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS BESAR PENGELOLAAN SAMPAH

DISUSUN OLEH:
ILHAM ISMAIL NIM: 1426039
SITI AINUNNISA ASIS NIM: 1426036
NURUL ILMI AMALIA NIM: 1426035
AYU AMBARWATI NIM: 1426037
HENNY RAHAYU PUTRI NIM: 1426032

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN S-1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terutama di kota Makassar telah meningkatkan taraf
kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di kota ini ditunjukkan dengan pertumbuhan
kegiatan produksi dan konsumsi. Pertumbuhan produksi dan konsumsi di kalangan masyarakat
inilah yang mengakibatkan volume sampah yang dihasilkan semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari data sampah yang di hasilkan pada tahun 2011 di kota Makassar yang
mencapai 1700 ton per hari, Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan
mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan
ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke
saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara,
pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air
dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan
dengan pengurusan terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks
nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi tempat pembuangan sampah, perhatian terhadap
lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah saatnya
dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan kegiatan dalam menangani
sampah.

Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap bukanlah
sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah selesai. Tapi,
benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat
dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang
pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara
sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di sungai akan
mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang di Tempat
Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah. Pengelolaan sampah itu sendiri ada berbagai
macam cara. Ada dengan diangkut menggunakan mobil sampah, gerobak sampah, dan
sebagainya yang kemudian ditampung di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu). Di
TPST inilah sampah dipisahkan antara organik dan anorganik. Sampah yang bisa diuraikan
dijadikan kompos, sementara yang tidak dapat dijadikan kerajinan atau daur ulang, yang
nantinya dapat menghasilkan uang.

1.2 Maksud dan Tujuan


Disusunnya laporan ini guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan sampah dan untuk
merencanakan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) guna mengurangi tingkat
pencemaran yang diakibatkan oleh sampah.

1.3 Ruang Lingkup


Perencanaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu(TPST) meliputi perencanaan:
Menghitung volume dan berat sampah sesuai komposisinya
Perencanaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu( (TPST) sesuai jumlah penduduk
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian sampah


Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Sampah rumah tangga adalah
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik.( PP RI No 81 Tahun 2012).

2.2 Pengertian Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)

TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,


pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir. .( PP RI No 81 Tahun 2012).

2.3 Pengolahan Sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)

Konsep pengolahan sampah terpadu yang direncanakan meliputi pemilahan sampah yang
masuk untuk memisahkan komposisi sampah berdasarkan jenisnya. Dari proses pemilahan ini
akan ditentukan jumlah sampah organik dan anorganik. Dari sampah organik dipisahkan lagi
jumlah sampah yang dapat dijadikan kompos dan residu yang akan dibuang ke TPA.
Sedangkan sampah anorganik yang masih bernilai ekonomi atau yang masih laku dijual akan
dikumpulkan dan dijual ke bandar lapak.

Pemilahan

Pemilahan dilakukan secara manual dengan menggunakan belt conveyor sebagai alat
bantu pemilahan.

Pengomposan

Metode komposting yang digunakan adalah windrow system, hal ini dikarenakan
operasional yang sederhana dan tidak mahal.

Daur ulang
Sampah anorganik yang masih laku jual dikumpulkan di gudang hingga mencapai berat
tertentu untuk kemudian dijual ke lapak/pengepul.

2.4 Kegiatan Pokok TPST


1. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah di sumbernya
2. Pemisahan & pengolahan langsung komponen sampah kota
3. Peningkatan mutu produk recovery/recycling
2.5 Fungsi TPST
Fungsi TPST adalah sebagai tempat berlangsungnya:
pemisahan,
pencucian/pembersihan,
pengemasan, dan
pengiriman produk daur ulang sampah.
2.6 Pertimbangan Teknis TPST
1. Penetapan definisi dan fungsi TPST.
2. Penentuan komponen sampah yang akan diolah untuk saat sekarang dan masa mendatang.
3. Identifikasi spesifikasi produk.
4. Pengembangan diagram alir proses pengolahan.
5. Penentuan laju beban pengolahan.
6. Penentuan lay out dan disain.
7. Penentuan peralatan yang digunakan.
8. Penentuan upaya pengendalian kualitas lingkungan.
9. Penentuan pertimbangan estetika.
10. Penentuan adaptabilitas peralatan terhadap perubahan yang mungkin terjadi.
2.7 Rancangan TPST
TPST sebagai tempat daur ulang sampah, memerlukan fasilitas berdasarkan komponen
sampah yang masuk dan yang akan dikelola.
Fasilitas TPST:
Fasilitas Pre Processing
Fasilitas pre processing, merupakan tahap awal pemisahan sampah, mengetahui jenis sampah
yang masuk, meliputi proses sebagai berikut:
Penimbangan, mengetahui jumlah sampah yang masuk.
Penerimaan dan penyimpanan, menentukan area untuk mengantisipasi jika sampah yang
terolah tidak secepat sampah yang datang ke lokasi.
Fasilitas Pemilahan

Fasilitas pemilahan, bisa secara manual maupun mekanis:

Secara manual akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan
dengan cepat,

Secara mekanis akan mempermudah proses pemilahan dan menghemat waktu.

Peralatan mekanis yang digunakan antara lain:

Alat untuk memisahkan berdasarkan ukuran: reciprocating screen, trommel screen, disc
screen.

Alat untuk memisahkan berdasarkan berat jenis : air classifier, pemisahan inersi, dan
flotation.

Fasilitas Pengolahan Sampah

Fasilitas pengolahan sampah secara fisik:

Setelah dipilah sampah akan ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut.

Peralatan yang digunakan antara lain : hammer mill dan shear shredder.

Fasilitas pengolahan yang lain seperti :

Komposting, ataupun

RDF.

2.8 Proses Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah ditujukan untuk mengurangi volume sampah dan/atau mengurangi daya
cemar sampah. Proses pengolahan sampah dapat diklasifikasikan menjadi:

Proses pengolahan sampah secara fisik

Proses pengolahan sampah secara biologi


Proses pengolahan sampah secara kimia termal

2.9 Masalah Penerapan TPST

Lokasi TPST

Lokasi sebaiknya jauh dari permukiman penduduk dan industri, dengan pertimbangan TPST
akan mendapatkan daerah penyangga yang baik dan mampu melindungi fasilitas yang ada.

Tetapi tidak menutup kemungkinan lokasi dekat dengan permukiman atau industri, hanya saja
dibutuhkan pengawasan terhadap pengoperasian TPST sehingga dapat diterima dilingkungan.

Emisi ke lingkungan TPST yang akan dioperasikan harus melihat kemampuan lingkungan
dalam menerima dampak yang ditimbulkan dari adanya fasilitas TPST, misalnya :

kebisingan, bau,

pencemaran udara,

estetika yang buruk dan lain-lain.

Kesehatan dan kemanan masyarakat

Kesehatan dan keamanan masyarakat secara umum sangat terkait denganproses yang ada di
dalam TPST.

Jika proses di TPST direncanakan dandilaksanakan dengan baik, maka dampak negatif yang
akan ditimbulkan pada masyarakat dapat diminimalkan.

Kesehatan dan keselamatan pekerja

Pengoperasian TPST juga menimbulkan resiko terhadap para pekerja, seperti kemungkinan
adanya paparan dari bahan toksik yang masuk ke lokasi TPST, sehingga pekerja harus dilengkapi
peralatan safety pribadi.

Contoh peralatan tersebut pakaian yang aman, sepatu boot, sarung tangan, masker dan lain-
lain.
BAB III

DATA

3.1. Data Primer

3.1.1 Tabel komposisi sampah

Komposisi Berat (kg)


Sampah basah Sisa makanan 12,2 kg
Sampah kebun 2,3 kg
Lain-lain 1,3 kg
HDPF 2,5 kg
LDPL 6,6 kg
PET 7,8 kg
Campuran 4,3 kg
PVC 7,8 kg
Kertas dan kardus Office paper 4,1 kg
Koran 3,1 kg
Majalah 0,7 kg
Buku 2,9 kg
Papan bahan kertas 2,2 kg
Kertas campuran 7,2 kg
kardus 4,1 kg
Diapers 2,2 kg
Kabel 1,1 kg
Kayu 4,7 kg
B3 4,1 kg
Kain/tekstil 2,0 kg
Kaca 5,1 kg
Karet 1,1 kg
Kaleng Kaleng aluminum 4,2 kg
Kaleng baja 1,2 kg
Logam 1,3 kg
Kulit 2,1 kg
Sterofoam 0,8 kg
Lain-lain -
Total 100 Kg
3.2 Data Sekunder
3.2.1 jumlah penduduk Kota Makassar 2011-2015
Kecamatan Jumlah Penduduk

2011 2012 2013 2014 2015

Mariso 55.875 56.524 57.790 58 327 58.815

Mamajang 58.998 59.170 60.236 60.537 60.779

Tamalate 170.878 176.947 183.039 186.921 190.694

Rappocini 151.091 154.184 158.325 160.499 162.539

Makassar 81.700 82.027 83.550 84.014 84.396

Ujung Pandang 26.904 27.201 27.802 28.053 28.278

Wajo 29.359 29.630 30.258 30.505 30.722

Bontoala 54.197 54.630 55.578 55.937 56.243

Ujung Tanah 46.688 47.126 48.133 48.531 48.882

Tallo 134.294 134.783 137.260 137.997 138.598

Panakkukang 141.382 142.308 145.132 146.121 146.968

Manggala 117.075 122.838 127.915 131.500 135.049

Biringkanaya 167.741 177.116 185.030 190.829 196.612

Tamalanrea 103.192 105.234 108.024 109.471 110.826

jumlah 1.339.374 1.369.606 1.408.027 1 429 242 1.449.401


Peta Wilayah Kota Makassar

Anda mungkin juga menyukai