DISUSUN OLEH:
ILHAM ISMAIL NIM: 1426039
SITI AINUNNISA ASIS NIM: 1426036
NURUL ILMI AMALIA NIM: 1426035
AYU AMBARWATI NIM: 1426037
HENNY RAHAYU PUTRI NIM: 1426032
Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap bukanlah
sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah selesai. Tapi,
benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat
dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang
pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara
sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di sungai akan
mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang di Tempat
Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah. Pengelolaan sampah itu sendiri ada berbagai
macam cara. Ada dengan diangkut menggunakan mobil sampah, gerobak sampah, dan
sebagainya yang kemudian ditampung di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu). Di
TPST inilah sampah dipisahkan antara organik dan anorganik. Sampah yang bisa diuraikan
dijadikan kompos, sementara yang tidak dapat dijadikan kerajinan atau daur ulang, yang
nantinya dapat menghasilkan uang.
Konsep pengolahan sampah terpadu yang direncanakan meliputi pemilahan sampah yang
masuk untuk memisahkan komposisi sampah berdasarkan jenisnya. Dari proses pemilahan ini
akan ditentukan jumlah sampah organik dan anorganik. Dari sampah organik dipisahkan lagi
jumlah sampah yang dapat dijadikan kompos dan residu yang akan dibuang ke TPA.
Sedangkan sampah anorganik yang masih bernilai ekonomi atau yang masih laku dijual akan
dikumpulkan dan dijual ke bandar lapak.
Pemilahan
Pemilahan dilakukan secara manual dengan menggunakan belt conveyor sebagai alat
bantu pemilahan.
Pengomposan
Metode komposting yang digunakan adalah windrow system, hal ini dikarenakan
operasional yang sederhana dan tidak mahal.
Daur ulang
Sampah anorganik yang masih laku jual dikumpulkan di gudang hingga mencapai berat
tertentu untuk kemudian dijual ke lapak/pengepul.
Secara manual akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan
dengan cepat,
Alat untuk memisahkan berdasarkan ukuran: reciprocating screen, trommel screen, disc
screen.
Alat untuk memisahkan berdasarkan berat jenis : air classifier, pemisahan inersi, dan
flotation.
Setelah dipilah sampah akan ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut.
Peralatan yang digunakan antara lain : hammer mill dan shear shredder.
Komposting, ataupun
RDF.
Pengolahan sampah ditujukan untuk mengurangi volume sampah dan/atau mengurangi daya
cemar sampah. Proses pengolahan sampah dapat diklasifikasikan menjadi:
Lokasi TPST
Lokasi sebaiknya jauh dari permukiman penduduk dan industri, dengan pertimbangan TPST
akan mendapatkan daerah penyangga yang baik dan mampu melindungi fasilitas yang ada.
Tetapi tidak menutup kemungkinan lokasi dekat dengan permukiman atau industri, hanya saja
dibutuhkan pengawasan terhadap pengoperasian TPST sehingga dapat diterima dilingkungan.
Emisi ke lingkungan TPST yang akan dioperasikan harus melihat kemampuan lingkungan
dalam menerima dampak yang ditimbulkan dari adanya fasilitas TPST, misalnya :
kebisingan, bau,
pencemaran udara,
Kesehatan dan keamanan masyarakat secara umum sangat terkait denganproses yang ada di
dalam TPST.
Jika proses di TPST direncanakan dandilaksanakan dengan baik, maka dampak negatif yang
akan ditimbulkan pada masyarakat dapat diminimalkan.
Pengoperasian TPST juga menimbulkan resiko terhadap para pekerja, seperti kemungkinan
adanya paparan dari bahan toksik yang masuk ke lokasi TPST, sehingga pekerja harus dilengkapi
peralatan safety pribadi.
Contoh peralatan tersebut pakaian yang aman, sepatu boot, sarung tangan, masker dan lain-
lain.
BAB III
DATA