PENDAHULUAN
Apa makna demokrasi yang sebenarnya ? sekalipun hampir setiap orang mengatakan kata
demokrasi, khususnya setelah lahirnya era reformasi, kata demokrasi masih banyak
disalahartikan. Sejak lengsernya orde baru ditahun 1998, demokrasi menjadi kosakata umum
bagi siapa saja yang hendak menyatakan suatu pendapat. Dari kalangan cendikiawan hingga
kalangan awam menggunakan kata demokrasi dengan pengertian atau pandangan masing-
masing. Berbeda denagn masa lalu,demokrasi kini sudah menjadi milik semua orang dengan
pemahaman yang berbeda. Seperi halnya agama, demokrasi banyak digunakan dan diungkapkan
dalam perbincangan sehari-hari, tetapi banyak juga disalahpahami bahkan acap kali ia
dikontraskan dengan agama, padahal prinsip-prinsip moral agama dapat bertemu dengan nilai-
nilai demokrasi.
Budaya yaitu merupakan suatu pola sikap dan tingkah laku manusia dalam upaya
beradaptasi dengan lingkungannya guna mempertahankan eksistensinya sebagai manusia.
Sedangkan demokrasi berasal dari bahasa yunani, demos yang berati rakyat dan cratein yang
berarti memerintah. Demokrasi berarti pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat,
maksudnya sistem pemerintahan yang rakyat memegang peranan yang menetukan, karena
pemerintahan itu merupakan pemerintahan rakyat. menurut Abraham Lincoln,menyatakan bahwa
demokrasi adalah suatu pemerintahan yang berasal darri rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
dalam negara demokrasi, rakyat memiliki hak dan kewajiban yang sederajat dalam ikut serta
mengelola negara. Agar demokrasi bisa berjalan sebagaimana mestinya, setiap warga negara
harus mau dan mampu bekerjasama, saling menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya
solidaritas mengakui kesederajatan, mengakui keanekaragaman dan bersedia mengadakan
kompromi. Tanpa adanya sikap tersebut demokrasi tidak ada artinya.
Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami sebagai pola sikap
dan tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada nilai-nilai kerjasama saling
menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan,
mengakui keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi dalam mengelola pemerintahan
negara guna mencapai tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam Undang-Undang
Dasar.
Jadi disini akan dibahas tentang budaya demokrasi untuk menuju masyarakat madani. Bisa
disimpulkan bahwa masyarakat madani adalah sebuah tatanan masyarakat sipil (civil society)
1
yang mandiri dan demokratis. Masyarakat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi,
hubungan keduanya ibarat ikan dengan air.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Budaya
Pengertian budaya adalah keseluruhan hasil dari akal atau pemikiran manusia yang berupa
cipta, rasa, karsa dalam upaya memenuhi dan mempertahankan hidupnya. Cipta, rasa, karsa itu
dapat terwujud dalam segala aspek kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial
kemasyarakatan, kepercayaan dan berbagai pranata sosial lainya.
Menurut Clyde Kluckhon mendefinisikan budaya adalah total dari cara hidup suatu bangsa,
warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya. Menurut Gillin budaya adalah
kebiasaan-kebiasaan yang terpola yang secara fungsional saling bertautan dengan individu
tertentu yang membentuk kelompok-kelompok atau kategori sosial tertentu.
Menurut Keesing,budaya adalah pola tingkah laku yang diperoleh melalui proses
sosialisasi. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya adalah merupakan pola tingkah laku
manusia dalam upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna mempertahankan eksistensinya
sebagai manusia.
B. Pengertian Demokrasi
Menurut C.F. Strong, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas
anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas
tersebut.
Menurut Ahmad Syafii Maarif, demokrasi bukanlah sebuah wacana, pola pikir atau
perilaku politik yang dapat dibangun sekali jadi. Menurutnya, demokrasi adalah proses di mana
masyarakat dan negara berperan di dalamnya untuk membangun kultur dan sistem kehidupan
yang dapat menciptakan kesejahteraan, menegakkan keadilan baik secara sosial, ekonomi,
maupun politik. Dari sudut pandang ini, demokrasi dapat tercipta bila masyarakat dan
3
pemerintah bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Menurut Henry B.Mayo, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan politik.
Anwar Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, masyarakat madani merupakan
sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa
pemikiran,seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu. Menurutnya pula, masyarakat madani mempunyai ciri-ciri yang khas:
kemajukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik (reprocity) dan sikap saling
memahami dan menghargai. Lebih lanjut ibrahim menegaskan, bahwa karakter masyarakat
madani ini merupakan guiding ideas, meminjam istilah Malik Bennabi, dalam melaksanakan
ide-ide yang mendasari masyarakat madani, yaitu prinsip moral, keadilan, kesamaan,
musyawarah dan demokrasi.
C. Pengertian Madani
Menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan pro-demokrasi,
karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat berkualitas dan ber-tamadun (civility).
Menurut cendikiawan muslim Nurcholish Majdid, makna masyarakat madani berasal dari
kata civility, yang mengandung makna toleransi, kesediaan pribadi-pribadi untuk menerima
pelbagai macam pandangan politik dan tingkah laku sosial.
Menurut Lary Diamond, masyarakat madani atau civil society adalah kehidupan sosial
terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, setidaknya berswadaya secara parsial,
4
otonom dari negara dan terikat pada tatanan legal atau seperangkat nilai bersama. Menurutnya
yang dapat disebut civil society antara lain :
Menurut Frans Magnis Suseno, masyarakat madani adalah kehidupan maysrakat di luar
lingkungan primordial, seperti keluarga dan kenalan pribadi yang dimintai secara pribadi di satu
pihak dan di pihak lain tidak ditentukan oleh negara.
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada
masyarakat islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad S.A.W. di negeri madinah.
Masyarakat madani sebagai masyarakat kota atau masyarakat yang berkeadaban dengan ciri
antara lain : egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan,
toleransi dan pluralisme serta musyawarah.
Jadi dapat disimpilkan bahwa demokratisasi adalah suatu proses menuju terbentuknya
sebuah demokrasi. Maksudnya adalah terbentuknya negara yang demokratis sekaligus
masyarakat yang demokratis. Dalam masyarakat madani atau civil society tidak bisa lepas dari
demokrasi dan demokratisasi.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam hal ini sudah dibahas di atas tentang pengertian budaya, yaitu merupakan pola
sikap dan tingkah laku manusia dalam upaya beradaptasi dengan lingkungannya guna
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia. Sedangkan demokrasi berasal dari bahasa
yunani, demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti memerintah. Demokrasi berarti
pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat, maksudnya sistem pemerintahan yang rakyat
memegang peranan yang menetukan, karena pemerintahan itu merupakan pemerintahan rakyat.
menurut Abraham Lincoln,menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu pemerintahan yang
berasal darri rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. dalam negara demokrasi, rakyat memiliki hak
dan kewajiban yang sederajat dalam ikut serta mengelola negara. Agar demokrasi bisa berjalan
sebagaimana mestinya, setiap warga negara harus mau dan mampu bekerjasama, saling
menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan,
mengakui keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi. Tanpa adanya sikap tersebut
demokrasi tidak ada artinya.
Sejalan dengan pengertian tersebut budaya demokrasi dapat dipahami sebagai pola sikap
dan tingkah laku serta orientasi politik yang bersumber pada nilai-nilai kerjasama saling
menghargai, saling mempercayai, toleransi, adanya solidaritas mengakui kesederajatan,
mengakui keanekaragaman dan bersedia mengadakan kompromi dalam mengelola pemerintahan
negara guna mencapai tujuan negara yang sudah ditetapkan bersama dalam Undang-Undang
Dasar.
B. Macam-Macam Demokrasi
o Demokrasi Berdasarkan Cara Penyaluran Pendapat Rakyat dibedakan : a).
Demokrasi langsung yaitu sistem demokrasi yang mengikutsertakan rakyat secara
langsung dalam pemerintahan. Demokrasi langsung dalam penyelenggaraan
pemerintahan dapat dilaksanakan jika jumlah penduduk relatif sedikit,wilayahnya
btidak luas, dan masalah yang dibicarakan masih sederhana. b). Demokrasi tak
langsung ( demokrasi perwakilan) yaitu sistem demokrasi yang tidak
mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan secara langsung, melainkan melalui
beberapa orang yang dianggap dapat mewakili seluruh rakyat. c). Demokrasi
perwakilan dengan sistem referendum, yaitu gabungan antara demokrasi langsung
dan demokrasi tak langsung (demokrasi perwakilan). Rakyat memilih wakilnya
untuk duduk di DPR, tetapi kerjanya DPR dikontrol oleh rakyat dengan sistem
referendum. Referendum adalah pemungutan suara rakyat untuk mengetahui
kehendaknya secara langsung.
o Demokrasi Berdasarkan Titik Berat Masalah Yang Diatur dibedakan : a).
Demokrasi formal yaitu demokrasi yang menitikberatkan persamaan bidang politik
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam
bidang ekonomi. b). Demokrasi material yaitu demokrasi yang menitikberatkan
persamaan dibidang ekonomi, sedangkan persamaan kedudukan di bidang politik
diabaikan. c). Demokrasi gabungan yaitu demokrasi yang mengambil sisi baik dari
demokrasi formal dan demokrasi material untuk digabungkan.
6
o Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara dibedakan : a).
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer. b). Demokrasi perwakilan
dengan sistem pemisahan kekuasaan.
o Demokrasi Berdasarkan Paham atau Prinsip dibedakan: a). Demokrasi liberal, yaitu
demokrasi yang didasari dan dijiwai oleh paham yang menekankan pada kebebasan
individu dengan mengabaikan kepentingan umum. Demokrasi leberal disebut juga
demokrasi kapitalis, karena dalam pelaksanaan demokrasi kaum kapital selalu
menang karena pengaruh uang untuk mempengaruhi dan menguasai opini politik.
b). Demokrasi sosialis yaitu demokrasi yang didasari da dijiwai oleh paham
sosialis/komunis. c).Demokrasi pancasila yaitu demokrasi khas indonesia yang
bersumberkan pada tata nilai sosial budaya bangsa indonesia. Demokrasi pancasila
didasari dan dijiwai paham pancasila yang berasaskan musyawarah untuk mufakat.
Sistem pemerintahan negara yang menganut asas demokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Memiliki lembaga perwakilan atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau majelis
yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat.
2. Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis dilaksanakan pemilu untuk jangka
waktu tertentu.
3. Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis yang bertugas
mengawasi pemerintah.
4. Susunan kekuasaan badan atau majelis ditetapkan alam undang-undang dasar negara.
5. Adanya partisipasi efektif rakyat dalam pembuatan keputusan publik yang menyangkup
nasib dan kepentingan mereka.
6. Adanya persamaan kedudukan dihadapan hukum.
7. Adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas.
8. Adanya pembagian pendapatan yang adil.
9. Adanya ketersediaan dan keterbukaan informasi.
10. Adanya kontrol sosial untuk mengawasi pemerintah.
Civil society pada mulanya berkembang di dunia barat. Istilah civil society berasal dari
bahasa latin, yaitu civitas dei atau kota ilahi. Asal kata civil adalah civilization artinya beradab.
Sedangkan society diartikan masyarakat. Jadi secara sederhana Civil society dapat diartikan
masyarakat yang beradab. Ada yang mengartikan masyarakat madani merujuk pada kata
madinah kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata madaniyah
yang berarti peradaban. Masyarakat madani berarti masyarakat yang beradab. Terdapat prinsip-
7
prinsip mengenai masyarakat demokrasi di madinah pada masa Nabi Muhammad SAW yang
diatur dalam Piagam Madinah. Menurut Sukardi terdapat sepuluh prinsip dasar dalam Piagam
Madinah, yaitu :
1. Kebebasan beragama.
2. Persatuan seagama.
3. Persatuan politik dalam meraih cita-cita bersama.
4. Saling membantu yaitu setiap orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai anggota
masyarakat.
5. Persamaan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
6. Persamaan hukum setiap warga negara.
7. Pemberlakuan hukum adat yang tetap berpedoman pada keadilan dan kebenaran.
8. Penegakkan hukum demi tegaknya keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu.
9. Perdamaian dan kedamaian artinya pelaksanaan prinsip-prinsip masyarakat Madinah
tersebut tidak kaku mengorbankan keadilan dan kebenaran.
10. Pengakuan hak atas setiap orang atau individu.
Dari berbagai paparan di atas dapat dipahami bahwa masyarakat madani (civil society)
adalah wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikemanusiaan yang
mandiri, berkeadilan sosial dan sejahtera. Masyarakat madani mencerninkan tingkat kemampuan
dan kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi
berbagai persoalan sosial. Gambaran masyarakat madani dapat dilukiskan seperti dalam bagan
sebagai berikut :
1. Masyarakat madani
2. Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri.
3. Secara umum memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik, sosial budaya dan hankam
yang dinamis, tangguh dan berwawasan global.
4. Mantap mengendalikan sumber pembiayaan dalam negeri.
5. Kualitas sumber daya manusia tinggi dari tenaga-tenaga profesional untuk memenuhi
kebutuhan IPTEK dan IMTAQ
Civil society terbentuk dari kelompok-kelompok kecil di luar lembaga negara dan lembaga
lain yang berorientasi kekuasaan. Bentuk masyarakat madani sepeerti organisasi kepemudaan,
organisasi perempuan atau organisasi profesi termasuk organisasi masyarakat (ormas). Dengan
ciri-ciri secara umum antara lain :
Bentuk nyata masyarakat madani secara sederhana sebenarnya telah ada dan berkembang
dalam masyarakat kita. Hal ini dapat kita lihat,misalnya pada berkembangnya budaya gotong
royong di berbagai kalangan masyarakat. Budaya tersebut mendorong anggota masyarakat untuk
terlibat kegiatan bersama secara partisipasif. Hasil dari kegiatan bersama juga diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat. Secara tradisional, masyarakat juga memiliki mekanisme pengaturan
8
sosial yang mereka kembangkan secara turun menurun. Misalnya dalam menentukan nilai
bersama, norma atau sanksi sosial yang diberlakukan dalam masyarakat.
FREE public sphere addalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah publik ini semua warga negara memiliki
posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politk tanpa rasa takut dan
terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil society.
b). Demokrasi
Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society yang murni.
Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secara umum demokrasi adalah
suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan oleh,dari dan untuk rakyat.
c). Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Lebih
dari sikap menghargai pandangan berbeda orang lain,toleransi mengacu pandangan Nurcholish
Majdid, adalah persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi
menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang menyenangkan antara berbagai kelompok yang
berbeda-beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari pelaksanaan
ajaran yang benar. Dalam perspektif ini, toleransi bukan sekedar tuntutan sosial masyarakat
majemuk belaka, tetapi sudah menjadi bagian penting dari pelaksanaan ajaran moral agama.
d). Pluralisme
Pluralisme atau kemajemukan merupakan persyaratan lain bagi civil society. Pluralisme
tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial yang
beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan
9
sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan
masyarakat.
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proposional atas hak
dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik,
pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan sosial adalah hilangnya
monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau
golongan tertentu.
Sikap mental feodal masih hidup subur di sebagian besar masyarakat indonesia. sikap
mental ini dapat memperlemah budaya demokrasi. Dalam masyarakat feodal dan masyarakat
yang mengalami transisi sering menganggap dirinya mempunyai kedudukan dan sebagai pelopor
dalam proses transisi. Mereka selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-
jasanya. Oleh karena itu mereka akan sulit untuk melepaskan kedudukan sosialnya dalam
masyarakatnya, sehingga dalam masyarakat tidak terdapat persamaan kesempatan dalam
mengembangkan potensinya.
Setiap perubahan yang berkaitan dengan usaha kebudayaan spritual bahkan ideologi,
dianggap akan berlawanan dengan ideologi yang telah dipegang dan diyakini kebenarannya oleh
masyarakat, sehinga cenderung akan menolaknya. Demikian juga dengan sebagian masyarakat
10
indonesia yang sudah meyakini ideologi pancasila. Munculnya fasisme, komunisme dan
liberalisme misalnya dianggap sebagai ancaman terhadap keunggulan demokrasi pancasila.
Ketakutan dan kekuatan-kekuatan tersebut membuat demokrasi cenderung dijalankan secara
defensif. Dan ini bisa mendorong kita untuk menyelamatkan demokrasi dengan cara-cara yang
tidak demokratis. Misalnya pemerintah cenderung mendominasi pengambilan keputusan dan
memperketat keamanan dengan alasan untuk menjaga demokrasi.
Terdapat nilai-nilai budaya yang dapat menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat
yang demokratis menuju masyarakat madani. Nilai-nilai baru itu antara lain :
1. Sifat Konsumersime yaitu sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk
barang-barang yangb tidak menghasilkan atau habis pakai. Sifat ini mengakibatkan
ketergantungan pada pihak produsen asing, sehingga sangat merugikan. Sifat seperti ini
bertentangan dengan prinsip masyarakat madani yang seharusnya bersifat produktif dan
mandiri.
2. Sifat Materialisme yaitu pandangan yang mengutamakan meteri dan harta. Atau dengan
kata suatu sikap yang menganggap materi merupaan segalanya. Ini merupakan budaya
kapitalis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita yang mengutamakan
keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara material dan spritual. Sifat ini dapat
mendorong mental seseorang untuk menjadi serakah, sewenang-wenang terhadap sesama
dan lingkungan alam. Gejala ini mulai menjangkiti sebagian besar anggota masyarakat
kita. Hal ini dapat dilihat betapa sulitnya pemberantasan korupsi, hancurnya hutan,
rusaknya lingkungan alam di sekitar kita.
3. Sifat Elitisme dan Eklusifisme yaitu pikiran dan pandangan seseorang yang merasa
dirinya merupakan seorang atau sekelompok orang yang terpandang, terhormat, memiliki
derajat yang lebih tinggi, sehingga orang lain dianggap lebih rendah.
4. Sifat Egois yaitu sifat yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Sifat ini sangat tidak
cocok untuk membangun masyarakat madani yang bercirikan , egalitarianisme,
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakkan hukum keadilan, toleransi dan pluralisme
serta musyawarah.
5. Sifat Sekulerisme dalam beragama yaitu suatu paham yang mengajarkan pemisahan
urusan negara (dunia) dan urusan agama (akhirat). Sifat ini muncul akibat
berkembangnya paham materialisme, di mana yang diagung-agungkan hanyalah bersifat
kebendaan dan keduniawian saja, sementara urusan spritual hanya bersifat pribadi yang
tidak perlu diurus bersama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka harus segera dituntaskan program wajib belajar
dan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi kalau tidak ingin
dilindas oleh perubahan dunia yang semakin cepat dewasa ini. Kita harus segara mengubah
kebijakan pembangunan yang selama ini berkutat di daerah perkotaan untuk diseimbangkan
dengan pembangunan di daerah pedesaan dan daerah yang masih terisolir. Gerakan ekonomi
kerakyatan yaitu melalui gerakan koperasi harus diberdayakan dengan optimal agar benar-benar
dapat menjadi salah satu soko guru perekonomian nasional untuk mengimbangi sistem ekonomi
kapitalis yang terus mendesak kita saat ini. Kita harus bersikap moderat, dalam arti dalam
melaksanakan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan budaya demokrasi kita
harus berdasar-pijak pada unsur-unsur budaya tradisional, tetapi juga merangkul unsur-unsur
budaya asing modernyang sesuai dengan kepribadian kita demi terjaminnya upaya memajukan
dan memakmurkan bangsa. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pembinaan iman dan taqwa
kepada anak-anak bangsa.
11
G. Masyarakat Madani Di Indonesia: Paradigma Dan Praktik
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani).bahkan jauh sebelum
negara berdiri, masyarakat sipil berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi
sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam perjuangan penegakan HAM dan perlawanan
terhadap kekuasaan kolonial, organisasi berbasis islam, seperti SI, NU, dan muhammadiyah,
telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society yang penting dalam sejarah
perkembangan masyarakat sipil di indonesia. Sifat kemandirian dan kesukarelaan para pengurus
dan anggota organisasi tersebut merupakan karakter khas dari sejarah masyarakat madani di
indonesia.
Pertama, pandangan integrasi nasional dan politik. pandangan ini menyatakan bahwa
sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam
masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi pengikut
pandangan ini praktik berdemokrasi ala barat (demokrasi liberal) hanya akan berakibat konflik
anrata sesama warga bangsa baik sosial maupun politik. Demokrasi tanpa kesadaran berbangsa
dan bernegara yang kuat dikalangan warga negara, demokrasi hanya akan dipahami sebagai
kebebasan tanpa batas yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan anarkis yang berpotensi pada
lahirnya kekacauan sosial, ekonomi dan politik.
Melalui proses pendidikan politik, diharapkan lahir tatanan masyarakat yang secara
ekonomi dan politik mandiri. Kemandirian mereka pada akhirnya akan melahirkan kelompok
masyarakat madani yang mampu melakukan kontrol terhadap hegemoni negara.
Bersandar pada tiga paradigma di atas, pengembangan demokrasi dan masyarakat madani
selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut. Sebaliknya, untuk
mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan gabungan
strategi dan paradigma. Setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi melalui cara :
12
a) Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah
untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang mandiri secara politik
dan ekonomi. dalam pandangan ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator dan
fasilitator bagi pengembangan ekonomi nasional. Tantangan pasar bebas dan demokrasi
global mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses
pembangunan masyarakat madani yang tangguh.
b) Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga
demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi. Sikap pemerintah untuk
tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga
yudikatif merupakan salah satu komponen penting dari pembangunan kemandirian
lembaga demokrasi.
c) Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara
keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang
dilakukan secara terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalui
prinsip pendidikan demokratis,yakni pendidikan dari,oleh dan untuk warga negara.
Sikap demokratis salah satunya bisa diekspresikan melalui peran aktif mahasiswa dalam
proses pendemokrasian semua lapisan masyarakat melalui cara-cara dialogis, santun dan
bermartabat. Sikap toleran bisa ditunjukan, diantaranya dengan sikap menghargai perbedaan
paandangan, keyakinan dan tradisi orang lain dengan kesadaran tinggi bahwa perbedaan adalah
rahmat Tuhan yang harus disyukuri,dipelihara dan dirayakan dalam kehidupan sehari-
hari.sedangkan sikap kritis dapat dilakukan dengan mengamati, mengkritisi dan mengontrol
pelaksaan kebijakan pemerintah atau lembaga publik terkait, khususnya kebijakan yang
berhubungan langsung dengan hajat orang banyak dan masa depan bangsa. Sejalan dengan sikap
ini, keterlibatan mahasiswa dalam menyuarakan isu-isu strategis bangsa, seperti mutu
pendidikan, pendidikan murah, disiplin nasional, pemberantasan korupsi, KKN, isu-isu
lingkungan hidup terkait dengan perubahan iklim global dan sebagainya. Sejak demokrasi
menghajatkan partisipasi warga negara menyuarakan aspirasi masyarakat secara santun dan tertib
merupakan salah satu sumbangan penting bagi pembangunan demokrasi berkeadaban (civilitized
democracy) di indonesia. Demokrasi berkeadaban tidak mungkin tercapai tanpa praktik-praktik
13
demokrasi yang santun di kalangan warga negara. Dalam konteks ini, demokrasi tidak lain
merupakan sarana untuk mewujudkan masyarakat madani.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi disini akan dibahas tentang budaya demokrasi untuk menuju masyarakat madani.
Bisa disimpulkan bahwa masyarakat madani adalah sebuah tatanan masyarakat sipil (civil
society) yang mandiri dan demokratis. Masyarakat madani lahir dari proses penyemaian
demokrasi, hubungan keduanya ibarat ikan dengan air.
B. Saran
Bisa juga melalui proses pendidikan politik, yang diharapkan dalam tatanan masyarakat
lahir secara ekonomi dan politik mandiri. Kemandirian mereka pada akhirnya akan melahirkan
kelompok masyarakat madani yang mampu mengontrol hegemoni negara. Mungkin masih
banyak cara-cara ataupun strategi-strategi untuk mewujudkan pengembangan budaya demokrasi
menuju masyarakat madani.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hikam, Muhammad AS.,1999. Demokrasi dan Civil Society, cetakan ke-2, Jakarta: LP3ES
16