Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP DASAR

A. DEFINISI

1. Partus biasa/partus normal disebut juga partus spontan adalah proses

lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat serta tidak

melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam

(Rustam Muchtar, 1998).

2. Persalinan normal / partus spontan adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37 42 minggu) lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun janin (Abdul Gani Sayudin, 2001).

3. Persalinan normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan

presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat / pertolongan istimewa

serta tidak melukai ibu dan bayi biasanya ini berlangsung dalam waktu

kurang dari 24 jam (Hanifa Wikrojosastro, 2002).

B. ETIOLOGI

Teori-teori kompleks yang dapat menimbulkan persalinan menurut Rustam

Mochtar (1998) yaitu :

1. Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen

dan progresteron. Progresteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos

rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul

his bila kadar progesteron turun.

1
2

2. Teori plasenta penjadi tua

Akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron. Progresteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progresteron

turun.

3. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meraggang menyebabkan iskemia otot-otot

4. Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus fraken hauser) bila

ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh karena janin, akan

menimbulkan kontraksi uterus.

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Rustam Mochtar (1998 ), tanda dan gejala mulainya inpartu, yaitu :

1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki PAP

terutama pada primigravida. Para multi gravida tidak begitu terlihat.

2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3. Perasaan sakit di perut dan dipinggang oleh adanya konstraksi lemah

dan uterus, kadang-kadang disebut false labar pains

4. Perasaan sering kencing (poliuria) karena kandung kemih tertekan

oleh bagian terbawah janin.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah

dan bercampur darah (Boody show).


3

D. MEKANISME PERSALINAN

Menurut Abdul Bari Saifuddin (2000), mekanisme persalinan dibagi dalam 4 kala

yaitu :

1. Kala I

Waktu untuk pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm.

Proses berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam fase, yaitu :

a. Fase laten berlangsung 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm

b. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu dua jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4-9 jam

c. Fase deselarasi, pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam dua jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

2. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi. Proses ini biasanya

berlangsung dua jam pada primi dan satu jam pada multi.

3. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai dua jam pertama post partum.
E. PATHWAY

Kala I

Kala II

Kala III

Persalinan normal

Adaptasi psikologi Adaptasi fisiologis


Taking hold
(4-5 mgg post partum
Fase takin in
(1-2 kr post partum) Payudara Traktus urinanus Uterus Episiotomi
kesulitan dalam perawatan post partum
Luka hemotoid
Kelemahan Stimulus kurang
Kurang pengetahuan (hisapan bayi) Kompresi pada VU Proses involusi
Tergantung oleh kepala janin Kon tinuitas Kurangnya Port dt
orla kerja hipofise Jaringan terputus asupan Entry m.o
menurun Kon traksi makanan
Kurang perawatan Letting 90 Trauma uterus
diri (5 th mgg post partum) penurunan H. prolaktin
& oksitosin Penurunan Risiko infeksi
Retensio peristaltik
Nyeri usus
Kontraksi kelenjar Urin
air susu

produksi ASI sedikit Pengosongan usus


terhambat
menyusui tidak efektif

Konstipasi

4
F. MASA NIFAS

Masa nifas menurut Irene M.Bobak (2000) adalah (peur perium) masa pulih

kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

pra hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

Nifas dibagi 3 periode :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan

2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.

a. Lochea rubra (kruenta) keluar dan 1-3 pasca persalinan. Berisi darah

segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vermik laseosa, lanuga

dan mekanium.

b. lochea sanguinolenta (kelaur 3-7 hari pasca persalinan), berwarna

merah kuning berisi darah dan lendir.

c. Lochea serosa (keluar hari ke-7 14 pasca persalinan), berwarna

kuning cairan tidak berdarah lagi.

d. Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.

3. Remote puerperium

Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hasil/persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa

bermingu-minggu atau berbulan-bulan.


G. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala post partum menurut Rustam Mochtar (1998) :

1. Serviks

Bagian atas serviks sampai segmen bagian bawah uteri menjadi sedikit

oedem, menipis dan labil untuk beberapa hari setelah persalinan seperti

corong berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak kadang-kadang terdapat

perlukaan-perlukaan, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga

rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jam dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 5 jam.

2. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina beberapa hasil setelah persalinan tetap dalam keadaan

kendur tetapi setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kedalam keadaan

tidak hamil dan regue dalam vagina biasanya sedikit membuka setelah wanita

tersebut melahirkan.

3. Perineum

Setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya terenggang

oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

4. Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia, diafragma pelvis yang merenggang pada waktu persalinan

setelah bayi lahir, secara berangsur menjadi pulih kembali sehingga tidak

jarang uterus jatuh kebelakng dan menjadi kendor setelah melahirkan

biasanya wanita Indonesia melakukan berkusuk dimana sewaktu melahirkan

ligamenium, fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan


kusuk/urut banyak wanita akan mengeluh kandungannya turun/terbalik untuk

memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan.

5. Dinding Abdominal Blood

Pada waktu seseorang wanita terdiri pada hari 1 setelah persalinan otot-otot

abdominal tidak dapat menahan isi abdomen. Abdomen menonjol dan

memberikan bentuk seperti masih hamil diperlukan waktu kira-kira 6 minggu

sebelum dimding abdomen kembali seperti semula.

6. Payudara

Sekresi/ekselaresi kolostrum berlangsung beberapa hari setelah persalinan.

H. PENGKAJIAN MASA NIFAS

1. Adaptasi dan fisiologi

Menurut Irene M.Bobak(2000) adaptasi fisiologi post partum adalah :

a. Involusia uteri

Terjadi 4-6 minggu dengan prinsip pengecilan sel miometrium dan

kondisi normal kelahiran bayi pada ukuran dan kondisi setelah kelahiran

bayi.

Tinggi fundus dan berat uterus masa invulsia

Invulsi TFU B. Uterus


BBL Setinggi pusat 1000 gr
Un lahir 2 jari dibawah perut 750 gr
1 minggu pertengan perut simpisis
2 minggu tidak teraba simpisis
6 minggu bertambah kecil
8 minggu sebesar normal

b. Kontraksi Uterin
Intensitas kontraksi uterin meningkat secara bermakna setelah persalinan

bayi merupakan respon untuk mengurangi jumlah volume intra uterin

biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.

c. Tempat pelepasan plasenta

Segera setelah plasenta dan membran-membran dikeluarkan terjadi

kontraksi vaskuler dan trombosit. Untuk menutupi kembali timbulnya

plasenta dengan nodul-nodul yang ireguler dan elevasi, regnesi

endometrium sempurna pada saat akir minggu ketika post partus kecuali

pada pelepasan plasenta. Plasenta bed mengecil karena konstraksi dan

menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm sesudah 2 minggu

terjadi 3,5 cm. Pada minggu (ke-6) 2,4 cm dan akhirnya putih.

d. Lochea

Lochea adalah cairan sekret yagn berasal dari cairan uteri dan vagina

dalam masa nifas. Pada awalnya pemulihan uterin post persalinan adalah

merah terang tua kemudian coklat, kemerahan, (Rostam Mochtar, 1998).

Pada hari 4 dan 5 payudara menjadi penuh, tegang, bengkak, keras, perih

dan hangat ketika disentuh. Menghadapi masa laktasi (menyusukan)

sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar mamae yaitu :

1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan

jaringan, lemak bertambah.

2) Keluaran cairan susu jalang dari duktus laktiferus disebut

colostrum berwarna kuning putih susu.

2. Adaptasi psikologi
Depresi akan terjadi pada ibu post partum yang baru pertama kali mempunyai

anak dan mendapatkan anaknya sedang menangis, apabila depresi terjadi

lebih dari 2 hari pasien harus dirujuk ke bagian psikiatrik untuk

menyingkirkan kemungkinan psikosis nifas.

Penyesuaian materal dapat dibagi dalam 3 fase penyesuaian ibu terhadap

peran prenatal yaitu :

a. Fase dependen (fase taking in)

Pada 1-2 hari post partum setelah melahirkan dalam memenuhi

kebutuhannya ibu sangat bergantung pada orang lain. Energi psikologis

tercurah pada bayi. Fase ini berlangsung hanya dalam waktu 24 jam

setelah persalinan.

Fase dependen merupakan fase dimana ibu sangat cerewet dalam

memverbalisasi pengalamannya selama kehamilan dan persalinan.

b. Fase dependen independen (talking hold)

Pada fase ini ibu akan memilih antara kebutuhan untuk asuhan yang luas

dari penerimaan dan orang lain. Dalam 6-8 minggu setelah melahirkan

penguasaan tugas sebagai orang tua adalah sangat penting. Penerimaan

yang realistis mempermudah fungsionalisasi keluarga selanjutnya.

c. Fase independen (leting go)

Ibu merawat bayinya sendiri dan perhatian ibu pada bayinya meningkat.

Dan hubungan anggota keluarga menjadi harmonis seperti sebelum

hamil.
I. PERAWATAN PASCA PERSALINAN

1. Imobilisasi : karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur

terlentang, selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh iring ke kanan

dan kekiri untuk mencegah terjadinya trobosis dan tromboembolisme. Pada

hari ke-2 diperbolehkan duduk, ke-3 jalan-jalan dan hari ke-4/5 sudah

diperbolehkan pulang. Mobilisasi ini tergantung komplikasi persalinan, nifas

dan sembuhnya luka-luka.

2. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, dan sebaiknya makan-

makanan yang mengandung protein, cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

4. Defekasi

BAB harus dilakukan 3-4 hari, pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan

terjadi obstipasi apalogi berak keras dapat diberikan obat laksatif

peroral/perrectal, jika belum bisa huknah.

5. Perawatan Payudara

Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil, supaya puting susu

lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya, bila

bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

a. Pembalutan mamae sampai tertekan

b. Pemberian obat esterogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan

parlodel

Dianjurkan sekali ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk

kesehatan bayinya.
6. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dan kehamilan telah

terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae yaitu :

a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar aoveolus dan jaringan

lemak bertambah.

b. Keluaran cairan susu jolong dari ductus lactifecus disebut colostrum,

berwarna kuning putih susu.

c. Hipervaskularisasi, pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-

vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Setelah persalinan, pengaruh supresi dan progresteron maka timbul pengaruh

hormon laktogenik (LH)/protaktin yang akan merangsang air susu, disamping

itu pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar, produksi akan banyak sampai dengan 2-3 hari pasca

persalinan.

Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan

psikis yang secara refleksionis mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh

hipofise. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih sempurna, disamping ASI

merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan

bayi sangat baik untuk menjelmakan kasihs ayang antara ibu dan anaknya.

Air susu ibu adalah untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam 1

kamar (rooming in) / pada tempat yang terpisah.

Keuntungan roming in :

1) Mudah menyusukan bayi

2) Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

3) Sedini mungkin ibu bisa belajar mengurus bayinya


7. Pemeriksaan Pasca Persalinan

Di Indonesia ada kebiasaan dan kepercayaan bahwa wanita bersalin baru

boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu : 40 hari bagi wantia dengan

persalinan normal, hal ini baik dilakukan penderita kembali 6 minggu setelah

persalinan. Namun bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali

untuk kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaaan post natal antara lain

meliputi :

a. Penderita umum : TD, nadi, keluhan dsb.

b. Keadaan umum : suhu, selera makan, dll

c. Payudara, ASI, puting susu

d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum

e. Secret yang keluar.

8. Nasehat yang diberikan pada ibu post natal

a. Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan

b. Sebaiknya bayi disusui

c. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin

d. Miliki KB untuk menjarangkan kehamilan

e. Bawa bayi untuk memperoleh imunisasi

J. Rencana Keperawatan

Menurut Taksonomi II NANDA (2006) adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut ybd trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder

terhadap episiotomi.

Tujuan : klien mendapatkan level nyaman setelah dilakukan tindakan

keperawatan.
Indikator 1 2 3 4 5
Mampu melapor penyebab nyeri Keterangan :
Melapor durasi nyeri
1. Hebat
Otot tegang
Perubahan HR 2. Kuat
Perubahan RR 3. Sedang
Perubahan TD
Kelemahan 4. Ringan
Kehilangan nafsu makan 5. Tidak ada
Skala nyeri menyadi 2-3

Intervensi :

a. Laksanakan pemberian analgetik sesuai program terapi

b. Kurangi kecemasan

c. Manajemen lingkungan, nyaman

d. Manajemen nyeri :

- Kaji PQRST

- Observasi tanda non verbal dan ketidaknyamanan

- Kontrol lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan

- Ajarkan keluarga menggunakan tehnik relaksasi

- Beri posisi nyaman pada klien

- Monitor TTV

2. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan

perdarahan post partum.

Tujuan : risiko kekurangna volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan

tindakan keperewatan

Indikator 1 2 3 4 5
Mukosa oral lembab Keterangan :
Turgor kulit normal
1. Tidak pernah
Balance cairan seimbang
Tidak melapor haus 2. jarang
Perubahan RR
3. kadang-kadang
Perubahan TD
Kelemahan 4. sering
Kehilangan nafsu makan 5. selalu
Skala nyeri menyadi 2-3

Intervensi

1. Kaji tingkat/status hidrasi klien

2. Monitor cairan klien

3. Hitung balance cairan

4. Berikan cairan adekuat

5. Motivasi klien untuk minum adekuat

6. Kolaborasi dengan dokter pemberian koagulasi

Anda mungkin juga menyukai

  • Leaflet Gastritis
    Leaflet Gastritis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Gastritis
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Cara Mengubah Ekstensi File
    Cara Mengubah Ekstensi File
    Dokumen5 halaman
    Cara Mengubah Ekstensi File
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Identitas Jurnal
    Identitas Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Identitas Jurnal
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Crack Idm
    Crack Idm
    Dokumen5 halaman
    Crack Idm
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Identitas Jurnal
    Identitas Jurnal
    Dokumen3 halaman
    Identitas Jurnal
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Flu Burung
    Leaflet Flu Burung
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Flu Burung
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Fibris
    Leaflet Fibris
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Fibris
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Movie Maker-Gabung Video
    Movie Maker-Gabung Video
    Dokumen7 halaman
    Movie Maker-Gabung Video
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Full Text 1
    Full Text 1
    Dokumen67 halaman
    Full Text 1
    Nurusshiami Khairati
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    apresia
    Belum ada peringkat
  • BRONKITIS
    BRONKITIS
    Dokumen15 halaman
    BRONKITIS
    Agustinus Hardiyanto
    100% (4)
  • Tanaman Herbal
    Tanaman Herbal
    Dokumen186 halaman
    Tanaman Herbal
    Enbe Hafizh
    100% (3)
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Penutup
    Penutup
    Dokumen1 halaman
    Penutup
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Penutup
    Penutup
    Dokumen1 halaman
    Penutup
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Pengumuman Bappenas
    Pengumuman Bappenas
    Dokumen12 halaman
    Pengumuman Bappenas
    Febriana Fiona Rizky
    Belum ada peringkat
  • Askep Anemia Gravis
    Askep Anemia Gravis
    Dokumen24 halaman
    Askep Anemia Gravis
    Saudah Saudah
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Siti Hayati Dwi Pangestika
    Belum ada peringkat
  • Polri PDF
    Polri PDF
    Dokumen27 halaman
    Polri PDF
    Dwi Yanti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen4 halaman
    Daftar Is1
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Pengumuman BNP2TKI PDF
    Pengumuman BNP2TKI PDF
    Dokumen10 halaman
    Pengumuman BNP2TKI PDF
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Judul
    Judul
    Dokumen12 halaman
    Judul
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Pathway Bayi Baru Lahir
    Pathway Bayi Baru Lahir
    Dokumen2 halaman
    Pathway Bayi Baru Lahir
    Dwi Marta R
    67% (3)
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen1 halaman
    Pathway
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    rizkywulan
    Belum ada peringkat
  • AMI Fandayanti
    AMI Fandayanti
    Dokumen34 halaman
    AMI Fandayanti
    Herie Morsano
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Siti Hayati Dwi Pangestika
    Belum ada peringkat