PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bangunan rental office merupakan bangunan komersial yang disewakan, baik disewakan
sebagian maupun keseluruhan. Biasnya terdpat pada kota-kota yang tengah berkembang
dengan perekonomian cukup tinggi, maka kebutuhan terhadap bangunan yang dapat
menampung dan memenuhi kebutuhan bisa tercapai dengan adanya rental office.
Sebagian bangunan rental office termasuk dalam bangunan bertingkat tinggi yaitu
lebih dari >10/20 lantai. Hal ini dimnungkinkan karena kecilnya ketersediaan lahan di
kawasan perkotaan. Hal yang mempengaruhi dalam bangunan bertingkat tinggi adalah
penyelesaian struktur dan konstruksi bangunan yang menyalurkan beban dan sistem
konstruksi yang digunakan agar bangunan yang berlantai banyak ini aman dan dapat bertahan
lama.
2. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan muncul pada bangunan berlantai banyak yaitu bagaimana
mendesain bangunan dengan strukur yang efektif dan utilitas mekanikal elektrikal
yang memadai agar tercapainya fungsi dari bangunan rental office ini.
3. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan desain bangunan yang mengutamakan struktur konstruksi bangunan
serta utilitas mekanikal dan elektrikal, diharapkan menambah pemahaman terhadap struktur
konstruksi yang kuat dan mengatur sistem utilitas mekanikal elektrikal yang memadai dan
tepat.
Kantor, berasal dari bahasa Belanda kantoor , adalah sebutan untuk tempat yangdigunakan
untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanyaberupa
suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina 2008, kantor sewa adalah suatu bangunan yang
mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara profesional. Lebih lanjut Marlina (2008:116)
memaparkan bahwa kantor sewa merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok
dalam satu bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di
kota-kota besar (perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan
lain-lain).
Adanya bangunan kantor sewa merupakan respon dari fakta akan tingginya kebutuhan ruang
di area-area dengan nilai lahan yang tinggi. Hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor:
2. MODUL BANGUNAN
Dalam Ruang bangunan perkantoran terdapat luasan yang menjadi sirkulasi dan
modul bangunan. Data yang digunakan dalam penentuan modul adalah Data
Arsitektur Jilid II.
Luasan Bangunan
Luas yang disewakan = 800 m2
Jumlah lantai = 33 lantai
Bentuk Bangunan
Bentuk dasar pada bangunan rental office ini yaitu cross.
Hal ini didasarkan oleh bentuk bangunan yang dapat menahan beban angin yang merata
karena secara visual terlihat kokoh.
Dasar hukum :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950.
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 2005.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Luas Site
KDB = 1392 m2
KDB = 20% x luas site
1392 = 20% x luas site
Luas site = 1392/ 20%
Luas site = 6960 m2
5. SISTEM PARKIR
Konsep penghitungan berdasarkan jumlah populasi karyawan pada bangunan rental office,
meliputi;
- Motor = 50%
= 2010 x 50%
= 1005 orang
Dasar Pertimbangan Satuan Ruang Paridr (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang
parkir. Tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan -
pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Demikian juga halnya untuk menentukan
satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini
:
a = jarak gandar
d = lebar jejak
h = tinggi total
B = lebar total
L = panjang total
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan
Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka. yang diukur dari
ujung paling luar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini
dibehkan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di
sampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanijang
diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dining atau kendaraan
yang lewat jalur gang (aisle) Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas
arah longttudinal sebesar 30 cm
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas parkir Sebagai contoh lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor
akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pustl kegiatan perbelanjaan.
Dalam hal ini. Karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih
menjadi tiga seperti tabel berikut ini.
Rambu yang menyatakan sepanjang sisi jalan dimana rambu tersebut ditempatkan dapat
digunakn untuk parkir kendaraan ditunjukkan dengan gabar disamping.
Pada umumnya posisi kendaraan adalah 900 dari segi efektifitas ruang. Posisi sudut
900 paling menguntungkan.
Pertedaan antara jalur surkulasi dan jalur gang terutama teretak pada penggunaannya.Patokan
umum yang dipakai adalah :
ialur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraan dianggap sebagai
jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi
Ukuran lebar pintu keluar-masuk dapat ditentukan yaitu lebar 3 meter dan panjangnya harus
dapat menampung tiga mobil berurutan dengan jarak antarmobil (spacing) sekitar 1.5 meter.
Oleh karena Itu panjang-lebar pintu keluar masuk minimum 15 meter 1) Pintu Masuk dan
Keluar Terpisah
Tanjakan Ramp
Besamya tanjakan maksimum pada ramp naik gedung parkir adalah 15 persen.
walaupun tanjakan sebesar maksimum 20 persen dapat diterapkan. Bila ramp ini juga
digunakan oleh pejalan kaki untuk naik dan turun, sebaiknya digunakan tanjakan tidak lebih
dari 10 persen. Sedangkan untuk parkir pada bidang miring, besamya tanjakan bidang miring
maksimum 4 persen.
Pergerakan kendaraan antar lantai harus dilakukan sedemikian sehingga konllik yang terjadi
menimal Konflik berpotongan sebaiknya dihindarkan. Sirkulasi kendaraan yang akan naik
ataupun kendaraan yang akan turun. Berikut adalah pola sirkulasi digedung parkir lantai
steger.
- Struktur Inti
Dapat digunakan sebagai ruang sistem utilitas dan menahan beban angin. Pada
dasarnya struktur inti digunakan selain sebagai sirkulasi vertikal juga sebagai penahan gaya-
gaya luar yang dapat mempengruhi bangunan. Struktur inti dapat juga disebut dengan core
atau sebagai inti bangunan, dalam bangunan ini Struktur inti bersifat Struktural yang dapat
menjaga kestabilan bangunan. Struktur inti dalam bangunan kurang lebih 25% dari luas
bangunaan dan Struktur inti juga difungsikan sebagai jaringan utama utilitas bangunaan.
cor
Titik hubung dapat cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban
lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang
memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan horisontalnya.
BAHAN STRUKTUR
Bahan baja digunakan karena dengan menggunakan bahan struktur baja yang mempunyai
ketangguhan yang relatif besar daripada beton bertulang , ( Hartono Puerbo, 1999, 18)
1. Kolom
Penentuan dimensi kolom berdasarkan asumsi yaitu diambil ukuran baja WF
yang besar, berdasarkan tabel baja maka ditentukan jenis baja yang digunakan adalah
baja WF 568.457.70.105. untuk melindungi kolom dari bahaya api maka kolom baja
dilapisi dengan bahan pelindung yang tahan terhadap api yaitu lapisan Asbes Semen.
2. Balok
Penentuan dimensi balok berdasarkan asumsi yaitu diambil ukuran baja WF yang
besar, berdasarkan tabel baja maka ditentukan jenis baja yang digunakan adalah baja WF
588.300.12.10. seperti yang kolom, balok juga dilapisi dengan lapisan pelindung api yaitu
lapisan asbes semen.
PONDASI
TANGGA
Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan, harus
dari konstruksi tetap yang permanen.
Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang
dipersyaratkan dalam standar ini untuk konstruksi kelas A atau kelas B harus dari
bahan yang tidak mudah terbakar.
Bordes tangga
Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar
sepanjang arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga
harus mempunyai dimensi yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga.
Pengecualian: Bordes tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft)
dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai jalan lurus.
DETAIL TANGGA
KETERANGAN
A = 2,23 m2
B = 18 cm
C = 4,46 m2
D = 4 m2
luas lantai
Jumlah populasi/penghuni =
12
800
=
12
= 66,6 67 orang
B. PerhitunganKebutuhan Toilet
Definisi toilet yaitu fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci
tangan dan muka. (standar toilet umum indonesia)
67
WC = =1
60
1 pria
1 wanita
Permen 32/2015 juga menghapus ketentuan pada peraturan sebelumnya bahwa pengurus
yang membuat, memasang, memakai, meminta perubahan teknis dan/atau administrasi lift
terlebih dahulu harus mendapat izin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Dimana
pembuatan, pemasangan dan perubahan tersebut hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki surat keputusan
penunjukan Menteri dan teknisi yang telah memiliki surat izin operasi.
a
Jumlah Lift =
300 m a"
850 x32 x 4% x 537
=
300 x 4 x 33
584256
= = 14.8
39600
= x 282.960 L
= 70.740 L
Untuk distribusi air bersih di dalam bangunan digunakan sistem down feed system,
Wanita =
- Kloset 1 Unit
- Wastafel 2 Unit
1. CHILLER.
Adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk
mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air
dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan
ke mesin penukar kalor ( AHU, FCU / Fan Coil
Unit).
3. AHU
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan
melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya
didistribusikan ke ruangan.
4. COOLINGTOWER
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen
didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang
suhunya lebih rendah.
Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai
preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem
hidran dan Fire Extinguisher. Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan
Hydran, yaitu elektrik pump, diesel pump dan jockey pump.
Sarana proteksi kebakaran aktif seperti Detektor asap, hidran, sprinkler dan
sebagainya. Sedangkan sarana proteksi pasif seperti Sistem Kompartementasi, sarana
evakuasi dan sebagainya.
1. SPRINKLER
b. Perhitungan Sprinkler
Perencanaan sprinkler sebagai berikut:
Nilai S dan D =
c. Perencanaan Sprinkler
1. Arah pancaran sprinkler ke bawah, karena sprinkler terletak pada plafond ruangan
2. Sprinkler yang direncanakan berwarna Jingga, yang memiliki kepekaan suhu ruangan
500C.
3. Sprinkler yang dipakai ukurn 12 dengan kapasitas (Q) = 80 liter/menit
4. Kepadatan pancaran = 2,25 mm/menit
d. Perhitungan Sprinkler
1. Luas lantai yang direncanakan adalah 1160 m2
2. Satu buah sprinkler mencakup area sebesar 4,6 m 4,6 m
3. Direncanakan antar satu sprinkler dengan yang lain terjadi overlapping sebesar 14
area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air
= 4,6 m 1,15 m
= 3,45 m
L = 3,45 m 3,45 m
= 11,9 m2
= 1160 m2/11,9 m2
= 96 sprinkler
V = Q x t..................................
Dimana :
V =Qt
= 11370 lt
H. INSTALASI LISTRIK
Sumber daya listrik di dalam bangunan diperoleh dari;
a. PLN
b. Gen-set (Generator Set)
Gen-set digunakan untuk sumber listik saat terjadi pemadaman listrik,
terutama disaat terjadi kebakaran.
I. HELIPED
Heliped adalah area pendaratan sebuah helikopter. Berada di top roof
bangunan berguna bagi sistem keselamatan saat terjadi kebakaran atau kejadian yang
tak diinginkan. Ukuran area helipad yaitu 9 x 9 m2