Anda di halaman 1dari 34

RENTAL OFFICE

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Bangunan rental office merupakan bangunan komersial yang disewakan, baik disewakan
sebagian maupun keseluruhan. Biasnya terdpat pada kota-kota yang tengah berkembang
dengan perekonomian cukup tinggi, maka kebutuhan terhadap bangunan yang dapat
menampung dan memenuhi kebutuhan bisa tercapai dengan adanya rental office.

Sebagian bangunan rental office termasuk dalam bangunan bertingkat tinggi yaitu
lebih dari >10/20 lantai. Hal ini dimnungkinkan karena kecilnya ketersediaan lahan di
kawasan perkotaan. Hal yang mempengaruhi dalam bangunan bertingkat tinggi adalah
penyelesaian struktur dan konstruksi bangunan yang menyalurkan beban dan sistem
konstruksi yang digunakan agar bangunan yang berlantai banyak ini aman dan dapat bertahan
lama.

Berdasarkan hal tersebut, dalam mata kuliah Struktur Konstruksi Bangunan IV


merenacanakan sebuah Rental Office yang memiliki 30 lantai dan termasuk dalam bangunan
tingkat tinggi.

2. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan muncul pada bangunan berlantai banyak yaitu bagaimana
mendesain bangunan dengan strukur yang efektif dan utilitas mekanikal elektrikal
yang memadai agar tercapainya fungsi dari bangunan rental office ini.

3. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan desain bangunan yang mengutamakan struktur konstruksi bangunan
serta utilitas mekanikal dan elektrikal, diharapkan menambah pemahaman terhadap struktur
konstruksi yang kuat dan mengatur sistem utilitas mekanikal elektrikal yang memadai dan
tepat.

1 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


PEMBAHASAN

1. DEFINISI RENTAL OFFICE

Kantor, berasal dari bahasa Belanda kantoor , adalah sebutan untuk tempat yangdigunakan
untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanyaberupa
suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.

Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina 2008, kantor sewa adalah suatu bangunan yang
mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara profesional. Lebih lanjut Marlina (2008:116)
memaparkan bahwa kantor sewa merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok
dalam satu bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di
kota-kota besar (perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan
lain-lain).

Adanya bangunan kantor sewa merupakan respon dari fakta akan tingginya kebutuhan ruang
di area-area dengan nilai lahan yang tinggi. Hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor:

1. Tingginya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut

2. Tingginya harga lahan

3. Persebaran pembangunan yang kurang merata dalam suatu wilayah

Secara umum pengguna bangunan dapat dibedakan menjadi;

1. Penyewa/konsumen kantor sewa


2. Pengunjung bangunan/tamu
3. Pengelola bangunan

(sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial)

2. MODUL BANGUNAN

Dalam Ruang bangunan perkantoran terdapat luasan yang menjadi sirkulasi dan
modul bangunan. Data yang digunakan dalam penentuan modul adalah Data
Arsitektur Jilid II.

Modul yang digunakan dalan ruang:

2 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Modul sirkulasi ruang kerja (luar): 2 m

8m atau lebih Rg. sirkulasi

Bentang ruang luas

Maka dalam bangunan memiliki jarak kolom 10 meter.

3 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


3. LUAS BANGUNAN & BENTUK BANGUNAN

Luasan Bangunan
Luas yang disewakan = 800 m2
Jumlah lantai = 33 lantai

Luas core = 45% x luas yang disewakan


= 45% x 800 m2
= 360 m2

Luas Sirkulasi = 20% x (Luas core + Luas Lantai yang disewa)


= 20% x (1160)
= 232 m2

Luas Bangunan = Luas core + Luas Lantai yang disewakan


= 360 + 800 + 232
= 1392 m2

Total luas keseluruhan = 1392 x 33


= 45936 m2 4600 m2

Bentuk Bangunan
Bentuk dasar pada bangunan rental office ini yaitu cross.
Hal ini didasarkan oleh bentuk bangunan yang dapat menahan beban angin yang merata
karena secara visual terlihat kokoh.

4 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


4. SITE PLAN
Permohonan Pengesahan Site Plan adalah izin atas pengesahan gambaran/peta
rencana peletakan bangunan/kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-
batas luas lahan tertentu. Site plan memberikan petunjuk/arahan bagi kegiatan rencana
pembangunan yang akan dilaksanakan terutama yang berkaitan dengan Building Coverage
Ratio (BCR).

Dasar hukum :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950.
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 2005.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Luas Site

KDB = 1392 m2
KDB = 20% x luas site
1392 = 20% x luas site
Luas site = 1392/ 20%
Luas site = 6960 m2

RTH = 10% x luas site


= 10% x 6960
= 696 m2

5. SISTEM PARKIR
Konsep penghitungan berdasarkan jumlah populasi karyawan pada bangunan rental office,
meliputi;

Jumlah total populasi = 2010


Asumsi pengguna kendaraan (Mobil, Motor, Pejalan kaki)
- Mobil = 40%
= 2010 x 40%
= 804 orang
1 unit terdiri dari 6 penumpang, maka 804/6 = 134 mobil

- Motor = 50%
= 2010 x 50%
= 1005 orang

5 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


1 unit motor terdiri atas 2 penumpang, maka 1005/2 = 503 motor

- Pejalan kaki = 10%


= 201 orang pejalan kaki

Standar ukuran kendaraan dan sirkulasi


- Mobil = 35 m2
- Motor = 4 m2
Sirkulasi 20%
Maka, 134 x 35 = 4690 m2
503 x 4 = 2012 m2 +
Total 6702 m2
Total luas lahan parkir = 6072 m2 + 20% sirkulasi
= 7286 m2

SATUAN RUANG PARKIR (SRP)

Dasar Pertimbangan Satuan Ruang Paridr (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang
parkir. Tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan -
pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Demikian juga halnya untuk menentukan
satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini
:

Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.

a = jarak gandar

b = depan tergantung (fron overhang)

c = belakang tergantung (rear overhang)

d = lebar jejak

h = tinggi total

B = lebar total

L = panjang total

6 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan
Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka. yang diukur dari
ujung paling luar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini
dibehkan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di
sampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanijang
diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dining atau kendaraan
yang lewat jalur gang (aisle) Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas
arah longttudinal sebesar 30 cm

Lebar bukaan pintu kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas parkir Sebagai contoh lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor
akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pustl kegiatan perbelanjaan.
Dalam hal ini. Karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih
menjadi tiga seperti tabel berikut ini.

Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

7 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


8 |Struktur Konstruksi Bangunan IV
Rambu Petunjuk Tempat Parkir

Rambu yang menyatakan sepanjang sisi jalan dimana rambu tersebut ditempatkan dapat
digunakn untuk parkir kendaraan ditunjukkan dengan gabar disamping.

Pola Parkir Mobil

Parkir kendaraan dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.

a. Membentuk sudut 900

9 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Pola parkir pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas

a. Membentuk sudut 900

Pola Parkir Sepeda Motor

Pada umumnya posisi kendaraan adalah 900 dari segi efektifitas ruang. Posisi sudut
900 paling menguntungkan.

10 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Pola parkir pulau

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

JALUR SIRKULASI, GANG DAN MODUL

Pertedaan antara jalur surkulasi dan jalur gang terutama teretak pada penggunaannya.Patokan
umum yang dipakai adalah :

11 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter,

ialur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraan dianggap sebagai
jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi

untuk jalan satu arah = 3,5 meter,

untuk jalan dua arah = 6,5 meter

Jalan Masuk dan Keluar

Ukuran lebar pintu keluar-masuk dapat ditentukan yaitu lebar 3 meter dan panjangnya harus
dapat menampung tiga mobil berurutan dengan jarak antarmobil (spacing) sekitar 1.5 meter.
Oleh karena Itu panjang-lebar pintu keluar masuk minimum 15 meter 1) Pintu Masuk dan
Keluar Terpisah

12 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


POLA PARKIR DALAM GEDUNG (BASEMENT)

Tanjakan Ramp

Besamya tanjakan maksimum pada ramp naik gedung parkir adalah 15 persen.
walaupun tanjakan sebesar maksimum 20 persen dapat diterapkan. Bila ramp ini juga
digunakan oleh pejalan kaki untuk naik dan turun, sebaiknya digunakan tanjakan tidak lebih
dari 10 persen. Sedangkan untuk parkir pada bidang miring, besamya tanjakan bidang miring
maksimum 4 persen.

13 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Tanjakan Peralihan

Untuk mengantisipasi benturan antara anjuran depan atau belakang kendaraan


terhadap lantai datar pada ujung ramp ataupun - pada bagian diantara sumbu kendaraan
diberikan tanjakan peralihan trasisisi.

Sirkulasi Antar lantai

Pergerakan kendaraan antar lantai harus dilakukan sedemikian sehingga konllik yang terjadi
menimal Konflik berpotongan sebaiknya dihindarkan. Sirkulasi kendaraan yang akan naik
ataupun kendaraan yang akan turun. Berikut adalah pola sirkulasi digedung parkir lantai
steger.

14 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


6. KONSEP STRUKTUR
Dalam bangunan rental office standar modul runag kerja ialah 10 meter.

Sistem sruktur yang digunakan ;

Sistem struktur inti (core) dan rigid frame

Gambar denah n core

- Struktur Inti
Dapat digunakan sebagai ruang sistem utilitas dan menahan beban angin. Pada
dasarnya struktur inti digunakan selain sebagai sirkulasi vertikal juga sebagai penahan gaya-
gaya luar yang dapat mempengruhi bangunan. Struktur inti dapat juga disebut dengan core
atau sebagai inti bangunan, dalam bangunan ini Struktur inti bersifat Struktural yang dapat
menjaga kestabilan bangunan. Struktur inti dalam bangunan kurang lebih 25% dari luas
bangunaan dan Struktur inti juga difungsikan sebagai jaringan utama utilitas bangunaan.

cor

15 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


- Rigid frame

Struktur rangka kaku (rigid frame)


adalah struktur yang terdiri atas
elemen-elemen linier, umumnya balok
dan kolom, yang saling dihubungkan
pada ujung-ujungnya oleh joints (titik
hubung) yang dapat mencegah rotasi
relatif di antara elemen struktur yang
dihubungkannya. Dengan demikian,
elemen struktur itu menerus pada titik
hubung tersebut. Seperti halnya balok
menerus, struktur rangka kaku adalah
struktur statis tak tentu.

Titik hubung dapat cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban
lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang
memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan horisontalnya.

BAHAN STRUKTUR

Bahan yang digunakan untuk struktur adalah : Baja

Bahan baja digunakan karena dengan menggunakan bahan struktur baja yang mempunyai
ketangguhan yang relatif besar daripada beton bertulang , ( Hartono Puerbo, 1999, 18)

1. Kolom
Penentuan dimensi kolom berdasarkan asumsi yaitu diambil ukuran baja WF
yang besar, berdasarkan tabel baja maka ditentukan jenis baja yang digunakan adalah
baja WF 568.457.70.105. untuk melindungi kolom dari bahaya api maka kolom baja
dilapisi dengan bahan pelindung yang tahan terhadap api yaitu lapisan Asbes Semen.

2. Balok
Penentuan dimensi balok berdasarkan asumsi yaitu diambil ukuran baja WF yang
besar, berdasarkan tabel baja maka ditentukan jenis baja yang digunakan adalah baja WF
588.300.12.10. seperti yang kolom, balok juga dilapisi dengan lapisan pelindung api yaitu
lapisan asbes semen.

16 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


3. Plat lantai
Oleh karena bentang balok cukup lebar, yaitu m, maka untuk plat lantai
menggunakan sistem lantai Free Cast, karena sistem ini sangat efisien untuk plat lantai yang
memiliki bentang yang lebar.

PONDASI

Sistem pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi Basement + Tiang


Pancang.

Tebal dinding basement diambil berdasarkan literatur yaitu 25 Cm.

sedangkan untuk tiang pancang diambil tiang pancang dengan 50 Cm.


karena dengan 50 Cm tiang pancang mampu menahan beban sebesar 100 Ton. (
Materi kuliah SDK 5). Berdasarkan ketentuan, jarak pemasangan tiang pancang satu
dengan yang lainnya adalah 2 x diameter tiang pancang. Sehingga jarak tiang pancang
yang digunakan adalah sebesar 1 m.

17 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih
tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

TANGGA

Untuk menghitung tangga ini berhubungan dengan jumlah penghuni


bangunan.Dimana jumlah penghuni gedung per lantai 84 orang. Waktu pengosongan gedung
5 menit setiap 0,6 m lebar tangga melewatkan 30 orang per menit dan setiap gedung harus
dilengkai minimal 2 taangga dengan jarak pencapaian maksimum 30 m. ( KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny Puspantoro,Msc.)
Pada SNI 03-1746-2000 butir 5.2 kriteria tangga darurat, antara lain:
Konstruksi

Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan, harus
dari konstruksi tetap yang permanen.
Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang
dipersyaratkan dalam standar ini untuk konstruksi kelas A atau kelas B harus dari
bahan yang tidak mudah terbakar.

Bordes tangga

Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar
sepanjang arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga
harus mempunyai dimensi yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga.
Pengecualian: Bordes tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft)
dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai jalan lurus.

18 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANGGA
Jumlah penghuni gedung/lantai 67 orang
Dalam waktu 30 menit harus OK.
30
= 1 menit/lantai
30
Waktu pengosongan gedung 1menit/lantai
67
Lebar tangga minimum 1 30 = 2,23

Dengan tinggi pijakan = 400cm = 18cm


22
Jadi lebar tangga darurat adalah 2,23 x 2 = 4,46 meter dengan dilengkapi bordes.

DETAIL TANGGA

KETERANGAN
A = 2,23 m2
B = 18 cm
C = 4,46 m2
D = 4 m2

19 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


7. UTILITAS
A. Perhitungan Populasi/Penghuni

luas lantai
Jumlah populasi/penghuni =
12
800
=
12
= 66,6 67 orang

= 67 orang 33 lantai 67 x 33 = 2211 orang


30 lantai 67 x 30 = 2010 orang

B. PerhitunganKebutuhan Toilet

Definisi toilet yaitu fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci
tangan dan muka. (standar toilet umum indonesia)

1. Ruang untuk buang air besar (WC)


Ukuran luas ditentukan oleh posisi buang air besar baik menggunkana kloset duduk
maupun kloset jongkok;
- Lebar minimum 80 cm
- Ukuran panjang minimum 150 cm
- Ketinggian plafond minimum 220 cm
- Secara teknis dalam gambar arsitektur diukur dari as dinding, ukuran luas
minimum menjadi;
(p x l x t) 80cm x 1500cm x 220cm
Ukuran ynag disarankan adalah
(p x l x t) 90cm x 160cm x 240cm

Jumlah penghuni = 67 0rang


Asumsi jumlah pemakaian
Pria 50 %
Wanita 50 %

67
WC = =1
60
1 pria
1 wanita

20 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


2. Urinoar
34
Urinoar = =1 1 pria
25

Ruang untuk urinoar


- Lebar satuan untuk aktivitas buang air kecil untuk orang dewasa minimum 70cm
dengan penyekat
- Ketinggian urinoar minimum 40cm

21 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


3. Wastafel
67
Wastafel = = 2,68 3 2 pria
25
2 wanita
Ruang cuci tangan dan cuci muk (wastafel)
Ukuran dan luas untuk ruang cuci dan cuci muka, minimum;
- Lebar 80cm
- Lebar bak cuci 50cm
- Tinggi bak cuci 70 cm
- Jarak bak cuci dengan dinding 90cm

Ukuran yang disarnkan adalah;


- Lebar 90cm
- Lebar bak cuci 60cm
- Tinggi bak cuci 80cm
- Jarak bak cucui dengan dinding 120cm

22 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


C. TRANSPORTASI VERTIKAL
Perhitungan Lift
Menteri Ketenagakerjaan menerbitkan peraturan, yaitu Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 32 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor Per.03/Men/1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang (Permen 32/2015), yang mulai berlaku
sejak 20 Oktober 2015. Permen 32/2015 adalah sebagai pengaturan lanjutan secara
khusus mengenai perubahan atas peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor Per.03/Men/1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.

Pembuatan, Pemasangan, Perbaikan, Perawatan dan Perubahan Lift

Permen 32/2015 berlaku bagi perencanaan, pembuatan, pemasangan, pemakaian dan


perawatan lift yang dipergunakan secara tetap maupun sementara untuk melayani
pengangkutan orang dan barang atau khusus barang di dalam suatu bangunan atau Ahli
K3 bidang Listrik. Dimana hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut digunakan.

Permen 32/2015 juga menghapus ketentuan pada peraturan sebelumnya bahwa pengurus
yang membuat, memasang, memakai, meminta perubahan teknis dan/atau administrasi lift
terlebih dahulu harus mendapat izin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Dimana
pembuatan, pemasangan dan perubahan tersebut hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki surat keputusan
penunjukan Menteri dan teknisi yang telah memiliki surat izin operasi.

Beban lift puncak


Jumlah penghuni/lantai luas bangunan = Luas lantai = 1000 = 250 orang
4 m2/orang 4
Total penghuni gedung adalah = 250 x 32 lantai = 8.000 orang
4% x jumlah penghuni = 4% x 8.000 = 320 orang
Suatu gedung dengan luas lantai rata-rata 1000 m2 dan jumlah lantai 33 lantai.
a
Kapasitas lift =
300 a

Luas lantai rata-rata a = 1000 m2


Jumlah lantai n = 32 lantai
Waktu menunggu w = 30 detik
Tinggi lantai h = 4m
Beban puncak P = 4%
Luas Lantai Netto a= 850
Luas lantai netto/orang a= 4m

23 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


a 850 x 32 x 30 x 4%
Kapasitas lift = = = 33
300 a 300 x 4
Kecepatan (s) = 2 detik
(2h+4s)(n1)+s(3m+4)
Waktu perjalanan bolak-balik =
s

(2.4 + 4.2)(32 1) + 2(3.95 + 4)


=
2
(16)(31)+2(289)
=
2
496+578
= = 537
2

a
Jumlah Lift =
300 m a"
850 x32 x 4% x 537
=
300 x 4 x 33
584256
= = 14.8
39600

Kesimpulan, Jadi kapasitas standar 23 orang/lift.Maka,jumlah lift adalah 15 Lift dengan


kecepatan rata-rata

24 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


25 |Struktur Konstruksi Bangunan IV
D. AIR BERSIH
Kebutuhan air bersih

Kegiatan waktu yang diperlukan = 6 jam

Kebutuhan air 60 Liter/orang/hari

Penghuni = 67 orang / lantai = 67 x 32 = 2.144 orang

Kebutuhan air dalam 1 hari

Penghuni dalam = 2.144 x 60 L/orang/hari = 128.640 L/orang

Penghuni luar 10% = 214 x 60 L/orang/hari = 12.840 L/hari

Kebocoran 20% = 20/100 x (128.640 + 12.840) L = 141.480 L/hari

Kebutuhan total/hari = 282.960 L/hari

Kebutuhan air bersih 6 jam = 6/24 x 292.960 L

= x 282.960 L

= 70.740 L

Kebutuhan air bersih 1 jam = 11.790 L

Kebutuhan air bersih 1 menit = 196 L 196,5 L

SISTEM AIR BERSIH

Untuk distribusi air bersih di dalam bangunan digunakan sistem down feed system,

Sistem Down Feed Distribution.


Merupakan pendistribusian dengan berdasarkan sistem gravitasi bumi, yaitu
air di pompa keatas dalam tangki penampung di salurkan ke tempat tempat
yang membutuhkan dengan secara gravitasi bumi, memakai dua bak
penampung , yaitu:

1. bak penampung yang terletak di tempat tertinggi dan terpisah dari


bangunan (berupa menara) yang bias di sebut house tank.
2. bak penampung yang terletak di basement (maupun di halaman) yang di
sebut suction tank

26 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


(gambar Down feed Distribution system)

Beberapa kelebihan yang dimiliki down feed system diantaranya


GROUND WATER
adalah:
TANK
1. Pompa tidak bekerja secara terus menerus
sehingga lebih efisien dan awet
2. Air bersih selalu tersedia
UPPER TANK
3. Tidak memerlukan pompa otomatis kecuali untuk
sistem pencegah kebakaran

Sedangkan beberapa kekurangannya adalah:

1. Membutuhkan biaya tambahan utuk tangki


DISTRIBUSI KE SELURUH
BANGUNAN tambahan
2. Menambah beban pada struktur bangunan
3. Menambah biaya pemeliharaan

27 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


E. AIR KOTOR

PERHITUNGAN AIR KOTOR TOILET


Pria =
- Kloset 1 Unit
- Urinoil 1 Unit
- Wastafel 2 Unit

Wanita =
- Kloset 1 Unit
- Wastafel 2 Unit

Kloset 2 Unit x 120 L/menit = 240 L/meit/lantai


= 240 x 30 lantai
= 7200 L/menit

Urinoil 1 Unit x 30 L/jam = 30 L/jam/lantai


= 30 x 30 lantai
= 900 L/jam

Wastafel 4 Unit x 60 L/menit = 240 L/menit/lantai


= 240 x 30 lantai
= 7200 L/menit
Jaringan Air Kotor

Klasifikasi sistem buangan air menurut jenis buangannya :

a. Sistem Pembuangan Air Tinja, adlah sistem pembuangan dari kloset,


peturasan, dll. Dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan bersama-sama
b. Sistem Pembuangan air bekas/sabun adalah sistem pembuangan air dimana air
bekas dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar.
c. Sistem Pembuangan Air Hujan. Adalah sistem pembuangan dimana hanya air
hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar.
d. Sistem Buangan Air Khusus. Adalah sistem buangan yang dikuhususkan bagi
air buangan khusus, yaitu air buangan yang apabila ditinjau dari segi
pencemaran lingkungan adalah sangat berbahaya jika air buangan tersbut
langsung dimasukkan dalam roil kota tanpa proses pengamanan lebih dahulu.
Oleh karena itu perlu disediakan peralatan khusus untuk mengolahnya,
sebelum dibuang ke riol kota.

28 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


F. TATA UDARA
Tata udara yang dipakai yaitu sistem tidak langsung (Indirect Cooling). Dalam sistem
ini menggunakan media; air es/chiller water dengan temperatur sekitar 50C. Air es diproduksi
dalam chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerant sebagai pendingin.
Cara ini banyak dipakai dalam bangunan tinggi sebab menghemat tempat karena
hanya menggunakan tabung penyebar udara horizontal, tidak perlu ada tabung vertikal.
Udara diserempetkan pada kumparan pipa dimana air es disirkulasikan. Mesin
pengolah udara/air handling unit (AHU) berisi; kumparan pipa (coil), blower dan filter
udara. AHU ditempatkan di setiap lantai pada core.
Dalam perancangan juga harus diperiksa kapasitas AHU berapa yang ada di pasaran.

29 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Peralatan Utama & Fungsi.

1. CHILLER.
Adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk
mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air
dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan
ke mesin penukar kalor ( AHU, FCU / Fan Coil
Unit).

3. AHU
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan
melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya
didistribusikan ke ruangan.

4. COOLINGTOWER
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen
didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang
suhunya lebih rendah.

30 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin (
Chilled Water Pump ). berfungsi
mensirkulasikan air dingin dari
Chiller ke Koil pendingin AHU /
FCU.
b. Poma Sirkulasi air pendingin (
Condenser Water Pump).
Pompa ini hanya untuk Chiller
jenis Water Cooled dan
berfungsi untuk mensirkulasikan
air pendingin dari kondensor
Chiller ke Tower dan seterusnya.

31 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


G. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai
preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem
hidran dan Fire Extinguisher. Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan
Hydran, yaitu elektrik pump, diesel pump dan jockey pump.

Sarana proteksi kebakaran aktif seperti Detektor asap, hidran, sprinkler dan
sebagainya. Sedangkan sarana proteksi pasif seperti Sistem Kompartementasi, sarana
evakuasi dan sebagainya.

1. SPRINKLER

Sprinkler merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk memadamkan


kebakaran pada sebuah bangunan. Sprinkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran
yang terjadi. Instalasi sprinkler dipasang secara permanen di dalam bangunan.
Pada kesempatan kali ini akan kami ulas tentang cara menghitung jumlah titik
sprinkler dalam sebuah gedung. Berikut rumus untuk menentukan jumlah titik sprinkler :

b. Perhitungan Sprinkler
Perencanaan sprinkler sebagai berikut:

S : perencanaan penempatan kepala sprinkler pda pipa cabang

J : Jarak antar deretan kepala sprinkler

Nilai S dan D =

1. Untuk bahaya kebakaran ringan, naksimum 4,6 ma


2. Untuk bahaya kebakaran sedang, maksimum 4,0 ma
3. Untuk bahay kebakaran berat, maksimum 3,7 ma

c. Perencanaan Sprinkler
1. Arah pancaran sprinkler ke bawah, karena sprinkler terletak pada plafond ruangan
2. Sprinkler yang direncanakan berwarna Jingga, yang memiliki kepekaan suhu ruangan
500C.
3. Sprinkler yang dipakai ukurn 12 dengan kapasitas (Q) = 80 liter/menit
4. Kepadatan pancaran = 2,25 mm/menit

32 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


5. Kebutuhan hydrant gedung sekurang-kurangnya 379 lt/menit, serta mampu
mengalirkan air minimal selama 30 menit
6. Jarak maksimum antar titik sprinkler 4,6 meter
7. Jarak maksimum sprinkler pada dinding tembok 1,7 meter.
8. Semua ruang dilayani kecuali core.
9. Sprinkler overlap 14 bagian.

d. Perhitungan Sprinkler
1. Luas lantai yang direncanakan adalah 1160 m2
2. Satu buah sprinkler mencakup area sebesar 4,6 m 4,6 m
3. Direncanakan antar satu sprinkler dengan yang lain terjadi overlapping sebesar 14
area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air

Maka area jangkauan sprinkler dapat dihitung dengan :

X = 4,6 m (14 4,6 m)

= 4,6 m 1,15 m

= 3,45 m

Maka Luas area yaitu ;

L = 3,45 m 3,45 m

= 11,9 m2

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan;

= 1160 m2/11,9 m2

= 96 sprinkler

Volume kebutuhan air sprinkler

Rumus yang digunakan

V = Q x t..................................

Dimana :

V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)

Q = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)

t = Waktu pasokan air simpanan (menit)

33 |Struktur Konstruksi Bangunan IV


Besar kebutuhan air :

V =Qt

= 379 lt/min 30 min

= 11370 lt

H. INSTALASI LISTRIK
Sumber daya listrik di dalam bangunan diperoleh dari;
a. PLN
b. Gen-set (Generator Set)
Gen-set digunakan untuk sumber listik saat terjadi pemadaman listrik,
terutama disaat terjadi kebakaran.

I. HELIPED
Heliped adalah area pendaratan sebuah helikopter. Berada di top roof
bangunan berguna bagi sistem keselamatan saat terjadi kebakaran atau kejadian yang
tak diinginkan. Ukuran area helipad yaitu 9 x 9 m2

34 |Struktur Konstruksi Bangunan IV

Anda mungkin juga menyukai