Anda di halaman 1dari 7

BAB.

II BATANG LENTUR
2.1 Perencanaan untuk lentur

2.1.1 Lentur terhadap sumbu utama kuat


Suatu komponen struktur yang memikul lentur terhadap sumbu kuat (sumbu x),
dan dianalisis dengan metode elastis harus memenuhi
M ux Mn
Keterangan:
Mux adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu-x
adalah faktor reduksi = 0.9
Mn adalah kuat nominal dari momen lentur penampang
Mn diambil nilai yang labih kecil dari kuat nominal penampang
untuk momen lentur terhadap sumbu-x yang ditentukan oleh Butir
2.2, atau kuat nominal komponen struktur untuk momen lentur
terhadap sumbu-x yang ditentukan oleh Butir 8.3 pada balok biasa
atau Butir 8.4 khusus untuk balok pelat berdinding penuh, N-mm

2.1.2 Momen lentur terhadap sumbu lemah


Suatu komponen struktur yang memikul momen lentur pada sumbu lemahnya
(sumbu-y), dan dianalisis dengan metode elastis harus memenuhi
M uy Mn
Keterangan:
Muy adalah momen lentur perlu terhadap sumbu-y
Mn adalah kuat lentur nominal penampang terhadap sumbu-y

2.1.3 Analisis plastis


Suatau komponen struktur yang dianalisis dengan metode plastis harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Berpenampang kompak (lihat Tabel 7.5.1 halaman 30. Tatacara
Perencanaan Struktur Baja untuk Gedung / SNI Baja
b) Memenuhi L Lp (lihat Tabel 8.3-2);SN1 Baja

22
c) Memenuhi syarat 24.08 tw3 Efy
Rb =
h
d) Memenuhi persyaratan berikut ini:
Mu Mn
Keterangan:
Mu adalah momen lentur rencana yang dihitung menurut Butir 2.1.3
Mn adalah kuat lentur nominal penampang yang ditentukan pada Butir
2.2

2.1.4 Letur terhadap sumbu sembarang (bukan sumbu utama)


a) Suatau komponen struktur yang karena adanya kekangan, melentur
pada suatu sumbu yang bukan sumbu utamanya harus memenuhi
ketentuan pada Butir 11; SNI Baja
b) Suatu komponen struktur yang tanpa dikekang melentur terhadap
suatu sumbu yang bukan sumbu utamanya harus memenuhi ketentuan
Butir 11 SNI Baja

2.1.5 Kombinasi lentur dengan gaya geser atau aksial


a) Suatu komponen struktur yang dibebani kombinasi lentur dan gaya
geser harus memenuhi ketentuan Butir 2.1 dan 8.9, SNI Baja
b) Suatu komponen struktur yang dibebani kombinasi lentur dan gaya
tekan atau tarik aksial harus memenuhi ketentuan pada Butir 11. SNI
Baja

2.2 Kuat nominal lentur penampang dengan pengaruh tekuk lokal


2.2.1 Batasan momen
a) Momen leleh My adalah momen lentur yang menyebabkan penampang
mulai mengalami tegangan leleh yaitu diambil sama dengan yS dan S
adalah modulus penampang elastis

23
b) Kuat lentur plastis Mp momen lentur yang menyebabkan seluruh
penampang mengalami tegangan leleh herus diambil yang lebih kecil
dari yZ atau 1.5 My, dan Z adalah modulus penampang plastis
c) Momen batas tekuk Mr diambil sama dengan S(y - r) dan r adalah
tegangan sisa
d) Perhitungan modulus penampang elastis dan plastis harus dilakukan
secermat mungkin dengan memperhitungkan adanya lubang-lubang,
perbedaan tegangan leleh pada penampang hibrida, letak pelat tarik
dan tekan, dan arah/sumbu lentur yang ditinjau sedemikian sehingga
kuat momen yang dihasilkan berada dalam batas-batas ketentuan yang
dapat diterima.

2.2.2 Kelangsingan penampang


Pengertian penampang kompak, tak-kompak, dan langsin suatu komponen
struktur yang memikul lentur, ditentukan oleh kelangsingan elemen-
elemen tekannya yang ditentukan pada Tabel 7.5-1. SNI Baja

2.2.3 Penampang kompak


Untuk penampang-penampang yang memenuhi p, kuat lentur
nominal penampang adalah
Mn = Mp.

2.2.4 Penampang tak kompak


Untuk penampang yang memenuhi p < r, kuat lentur nominal
penampang ditentukan sebagai berikut:
-p
Mn = Mp - (Mp Mr)
r-p
2.2.5 Penampang langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi r , kuat lentur nominal penampang
adalah: Mn = Mr(r/)2
Harga-harga r,p,g, lihat Butir 2.3.6

24
2.3 Kuat lentur nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
2.3.1 Batasan momen
a) Untuk pelat badan yang memenuhi r , kuat lentur nominal
penampang ditentukan pada Butir 8.4
b) Batasan My, Mp, dan Mr dianut sesuai dengan Butir 2.2.1
c) Momen kritis Mcr ditentukan dalam Tabel 8.3-1
d) Faktor pengali momen Cb ditentukan oleh persamaaan
12,5 Mmax
Cb = 2,3
2,5 Mmax + 3MA + 4 MB + 3 MC

Dengan Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau serta
MA, MB, MC adalah masing masing momen pada bentang, tengah
bentang, dan bentang komponen struktur yang ditijau.

Tabel 8.3-1 Momen kritis untuk tekuk lateral


Profil Mcr
Profil I dan kanal ganda
E2
Cb E Iy GJ + I y Iw
L L
Profil kotak pejal atau berongga
JA
2 Cb E
L / ry

2.3.2 Pengekangan Lateral


Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari
panjang bentang antara dua pengekang lateral yang berdekatan, L. Batas
batas pengekang lateral ditentukan dalam Tabel 8.3-2

2.3.3 Bentang pendek

25
Untuk komponen struktur yang memenuhi L Lp kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah :
Mn = Mp

Tabel 8.3-2 Bentang untuk pengekangan lateral


Profil Lp Lr
Profil I dan kanal
E X1
ganda
1,76 ry ry 1+ 1 + X2 fL2
fy fL
Iy fL = f y - f r
ry =
A EGJA
X1 =
Wx 2
2
Wx Iw
X2 = 4
GJ Iy
Profil kotak pejal atau JA
JA 2 E ry
berongga
0,13 E ry Mr
Mp

2.3.4 Bentang menengah


Untuk komponen struktur yang memenuhi Lp L Lr, kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah :
(Lr L)
Mn = Cb Mr + (Mp Mr) Mp
(Lr Lp)
2.3.5 Bentang Panjang
Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr L, kuat nominal
komponen struktur terhadap lentur adalah
Mn = Mcr Mp
2.3.6 Kuat lentur nominal balok pelat berdinding penuh
2.3.6.1 Batasan Momen

26
a. Balok pelat berdinding penuh dalam hal ini adalah balok yang
mempunyai ukuran h/tw > r. Kuat lentur nominal komponen
struktur dinyatakan dengan
Mn = Kg. S fcr
Keterangan :
fcr = tegangan kritis yang ditentukan oleh butir 2.3.6.5,
2.3.6.6atau 2.3.6.7
S = modulus penampang yang ditenukan sesuai butir
28.2.1, mm3
Kg=koefisien balok pelat berdinding penuh
ar h 2550
Kg = 1 - - -
1200 + 300 ar tw fcr
ar = perbandingan luas pelat badan terhadap pelat sayap
tekan
h = tinggi bersih balok pelat berdinding penuh (dua kali
jatak dari garis netral ketempat mulai adanya alat
penyambung sisi tekan), mm
b. Faktor pengali momen Cb ditentukan oleh persamaan (2.3)

2.3.6.2 Kuat lentur berdasarkan factor kelangsingan


Untuk kuat lentur balok pelat berdinding penuh diambil nilai terkecil
dari keruntuhan akibat tekuk torsi lateral yang tergantung panjang
bentang dan akibat tekuk lateral yang ditentukan oleh tebal pelat sayap.

2.3.6.3 Faktor kelangsungan berdasarkan panjang bentang


Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang ditentukan dengan
persamaan :
G = L / rt
Keterangan :
L = jarak antara pengekang lateral, mm

27
rt = jari jari grasi daerah pelat sayap ditambah 1/3 bagian
pelat badan yang mengalami tekan, mm
Batas batas kelangsingan adalah :
E E
y = 1,76 r = 4,4
fy fy
2.3.6.4 Faktor kelangsingan berasarkan tebal pelat sayap
Faktor kelangsingan berasarkan tebal pelat sayap dinyatakan dengan
persamaan :
bf
G =
2 tf
Batas kelangsingannya adalah :
E ke E
r = 0,38 r = 1,35
fy fy
4
ke = dengan 0,35 ke 0,763
h/tw
2.3.6.5 Kasus G p
Komponen struktur yang memenuhi G p maka : fcr = fy
2.3.6.6 Kasus p G r
Komponen yang memenuhi p G r maka :
G - p
fcr = Cb fy 1 - fy
2( r - p)
2.3.6.7 Kasus r G
Komponen struktur yang memenuhi r G maka :
r 2
C b fy
fcr = fc dengan fc = fy
G 2
Jika ditentuka oleh tekuktorsi lateral fc = fy / 2

28

Anda mungkin juga menyukai