Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur Ibukota DKI Jakarta terus berkembang hingga saat ini. Sebagai
Ibukota, DKI Jakarta merupakan kota pusat pekerjaan terbesar di Indonesia bagi para pendatang
maupun penduduk DKI Jakarta itu sendiri. Dilansir dari www.beritasatu.com, menurut Gubernur DKI
Jakarta periode tahun 2017 yakni Djarot Syaiful Hidayat, penduduk DKI Jakarta yang beraktivitas pada
siang hari sedikitnya 14,5 juta jiwa, dan pada malam hari mencapai 10,2 juta jiwa. Hal itu membuktikan
bahwa sebanyak 2,3 juta jiwa merupakan pendatang yang bukan penduduk DKI Jakarta. Oleh karena
itu, dibutuhkan infrastruktur penghubung untuk memudahkan para pekerja menuju tempat kerjanya.
Infrastruktur yang dimaksud ialah Infrastruktur jalan.

Salah satu proyek pemerintah sebagai bagian dari usaha pemenuhan peningkatan kebutuhan
akan prasarana jalan ialah Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated II. Proyek ini dibangun dengan
tujuan menunjang dan mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas dikoridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yang kini mulai tak dapat menampung kapasitas pertumbuhan lalu lintas yang semakin bertambah setiap
tahunnya dan karena keterbatasan lahan yang ada, maka tidak mungkin dilakukan pelebaran jalan.

Seperti yang kita ketahui, pelaksanaan proyek konstruksi selalu memiliki kendala yang
menyebabkan ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang telah dibuat pada dokumen kontrak
pekerjaan. Ketidaksesuaian waktu penyelesaian pekerjaan proyek terhadap kontrak pekerjaan dikenal
dengan sebutan keterlambatan proyek.

Keterlambatan waktu pelaksaan proyek konstruksi masih menjadi masalah utama yang dihadapi
dunia konstruksi Indonesia. Faktor penyebab keterlambatan antara lain adalah gangguan alam, huru
hara, demo dan lain-lain; owner/clients seperti kesalahan pada gambar dan spesifikasi; kontraktor seperti
kesalahan dalam mempekerjakan personil yang tidak cakap (Levis dan Atherley, 1996)

Untuk meminimalisir risiko keterlambatan pada proyek konstruksi, perlu dilakukan pengelolaan
atau manajemen proyek yang baik. Metode manajemen proyek yang terbaru dan telah terbukti lebih
efektif adan efisien sat ini yaitu metode The Last Planner System (LPS)

Anda mungkin juga menyukai