Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT

Nama: Bella Tri Hapsari


NPM: 130112160582

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
1. GIZI SEIMBANG

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar
tersebut adalah:

1. Mengonsumsi makanan beragam: Tidak ada satupun jenis makanan yang


mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk
bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih: Penyakit infeksi merupakan salah satu


faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama
anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan
nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari
keterpaparan terhadap sumber infeksi.

3. Melakukan aktivitas fisik: Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan
tubuh termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan
antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan normal: Bagi orang dewasa salah
satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di
dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang
sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa
Tubuh (IMT).

2. DANA KAPITASI

Dana kapitasi merupakan besaran pembayaran per bulan yang dibayar


dimuka kepada FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.

3. IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH

Penyebab potensial dapat ditentukan dengan menggunakan bantuan


diagram sebab-akibat dari Ishikawa (Fish Bone Diagram), pohon masalah
(Problem Trees), atau analisis faktor risiko dengan pendekatan Blum.

1. Fish Bone Diagram: Metode sederhana yang dapat dipergunakan untuk


menelusuri penyebab suatu permasalahan terjadi dan melibatkan partisipasi semua
orang. Capaian akhir adalah adanya kesepakatan atas sebab-sebab yang paling
utama dan paling meungkin terjadi.

2. Problem Trees: Suatu cara/teknik sederhana yang dapat dipergunakan untuk


menggambarkan jawaban atas suatu masalah dengan merinci (breakdown) masalah
pokok dengan pertanyaan-pertanyaan.
3. Pendekatan Blum: Metode analisis masalah kesehatan yang dipergunakan
dengan menganalisis masing-masing dari determinan dan derajat kesehatan itu
sendiri, serta melihat hubungan diantaranya. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan epidemiologis. Ukuran yang digunakan adalah angka kematian
(mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).

4. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Penentuan prioritas masalah dapat ditentukan dengan teknik skoring atau


non-skoring. Teknik skoring diantaranya adalah metode matematika atau PAHO,
metode Hanlon, metode USG. Teknik non-skoring diantaranya Delphie, metode
Delbecq, dan metode NGT.

Teknik Skoring

1. Metode Matematika atau PAHO

- Magnitude: Banyaknya penduduk, prevalensi

- Severity: CFR, Burden

- Vulnerability: Ketersediaan obat, sarana, dan infrastruktur

- Community and Political Concern: Kepedulian/dukungan politis dan dukungan


masyarakat.

- Affordability: Dana

2. Metode Hanlon:

Magnitude: Persentasi/ prevalensi penduduk yang menderita langsung karena


penyakit tersebut, besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan perorang rata-rata
perbulan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, besarnya kerugian yang
diderita.

Emergency/Seriousness: Misalnya dengan melihat faktor urgensinya dan


keganasannya.

Dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan menggunakan


PEARL; Appropriateness, Economic Feasibility, Acceptability, Resource
Availability, Legality. Masing-masing aspek ini dijawab ya atau tidak dengan nilai
1 jika ya dan 0 jika tidak dengan cara voting, dan dikalikan dari masing-masing
aspek.
3. Metode USG:

Urgency: Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia

Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan.

Growth: Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.

Teknik Non-Skoring

1. Metode Delphie: Masalah didiskusikan secara terbuka dan mendalam, ahli


berdiskusi hingga dicapai suatu kesepakatan tentang masalah kesehatan yang
menjadi prioritas.

2. Metode Delbecq: Meminta pendapat beberapa ahli secara voting. Cara penentuan
peringkat adalah secara voting tertutup, hasil voting tahap pertama dipaparkan
kemudian dilakukan voting kedua untuk menentukan prioritas masalah tanpa
adanya diskusi.

3. Metode NGT: Meminta pendapat beberapa ahli. Peringkat masalah dari daftar
masalah disediakan di papan, masing-masing menentukan peringkat masalah tanpa
diskusi. Hasil pendapat masing-masing kemudian dirangkum dan didiskusikan
menjadi beberapa kriteria permasalahan yang sudah dipersempit, lalu dilakukan
voting untuk menentukan prioritas masalah. Metode ini mirip dengan Delbecq,
hanya saja NGT menggunakan diskusi.

Anda mungkin juga menyukai