Anda di halaman 1dari 9

RESUME KULIAH UMUM

PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH


KAWASAN DANAU TOBA BERBASIS
PENGEMBANGAN PARIWISATA

oleh:
Ulyses Sitompul, ST.,MT.

Nama : Yehia Ayasha Rafidhah


NIM : 113.14.003

PERENCANAAN WILAYAH
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2017
1. Pendahuluan
Perencanaan wilayah tidak berangkat dari isu sektoral,
melainkan dari isu wilayah. Ciri utama perencanaan wilayah, yaitu
sifatnya yang KOMPREHENSIF, terdiri atas berbagai sektor, serta
mempertimbangkan dan memadukan (mengintegrasikan) sektor
dan subwilayah yang tercakup dalam wilayah rencana.
PERENCANAAN WILAYAH
a. Global, keterkaitan antarsektor dan dampak-dampak yang akan
timbul, bertujuan mengembangkan keseluruhan sektor sebagai satu
kesatuan agar optimum, yang mungkin saja satu sektor harus
mengalah untuk pelaksana perencanaan wilayah.

b. Kepentingan perencanaan wilayah adalah untuk seluruh wilayah


dan bersifat integral/komprehensif.

PERENCANAAN SEKTORAL
a. Sektor dikembangkan secara optimal, berada di bawah tanggung
jawab Departemen/Dinas.

b. Kadang-kadang sektor dikembangkan untuk kepentingan


wilayah, misalnya sektor industri dikembangkan untuk memajukan
perekonomian suatu wilayah.

Hubungan antara Perencanaan Wilayah, Perancanaan


Sektoral dan Perencanaan Kota yaitu :
Perencanaan Wilayah VS Perencanaan Sektoral
Rencana sektoral merujuk pada rencana regional.
Rencana regional tidak dapat berjalan tanpa rencana sektoral,
karena rencana regional tersebut akan dijalankan dalam bentuk
rencana sektoral.
Perencanaan Wilayah VS Perencanaan Kota
Kota merupakan komponen/bagian dari wilayah, sehingga
perencanaan wilayah juga mengatur kota berdasarkan karakteristik
yang dimilikinya (berbeda-beda).
Dalam prosesnya, perencanaan kota juga harus mengacu pada
wilayah di atasnya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa pernc.
kota adalah penegasan dari pernc. wilayah.
Sebaiknya perencanaan Wilayah dibuat lebih dulu dari
perencanaan kota. Apabila perencanaan kota dibuat lebih dahulu,
maka perencanaan wilayah harus bersifat akomodatif, sehingga
kedua rencana saling terintegrasi.

CARA PEMBAGIAN WILAYAH


Homogenitas yaitu Wilayah homogen, yaitu suatu kawasan
yang memiliki kesamaan. Misalnya, dalam hal topografi,
perekonomian. Kawasan seperti ini dapat disebut sebagai satu
wilayah. Batas Administrasinya yaitu Wilayah administrasi, yaitu
satu kawasan yang memiliki batas administrasi yang sama, dapat
disebut sebagai satu wilayah. Hubungan antarpusat (noda) yaitu
Wilayah nodal (interdependensi/fungsional) yaitu suatu wilayah
yang ditentukan oleh node/titik/pusat. Pusat-pusat yang saling
terhubung dan berkaitan, membentuk sistem dalam hubungan
interregional yang heterogen. Misalnya, wilayah fungsional
JABODETABEK, jika dilihat dalam batasan masyarakat yang setiap
hari pergi dan pulang.
Fokus utama dalam pengembangan wilayah adalah penataan
ruang, maka dalam perencanaan harus diperhatikan lokasinya.
Inilah bedanya dengan perencanaan wilayah yang ditinjau dari
sudut ekonomi. Perencanaan ekonomi biasanya tidak melihat
ruang. Karena berkaitan dengan ruang, maka biasanya
perencanaan wilayah membentuk lingkungan, serta karena ruang
itu terbatas maka perencanaan berusaha untuk memanfaatkan
ruang dengan seefisien mungkin.

PRODUK PERENCANAAN WILAYAH (TATA RUANG)


Perencaaan Wilayah Tingkat Nasional (RTRWN, RTR Pulau, RTR
KSN, RIPPARNAS, dll)
Perencanaan Wilayah Tingkat Provinsi (RTRW Prov, RIPPARProv,
dll)
Perencanaan Wilayah Tingkat Kabupaten (RTRW Kabupaten, dll)
Perencanaan Wilayah Tingkat Kawasan (Rencana Pengelolaan
Taman Nasional Wakatobi)

Dalam pengembangan kawasan danau toba terdapat 9 langkah


pengembangan, yaitu:
1. Perpanjangan Landasan Bandar Udara Sibisa
2. Pembangunan Tourist Resort
3. Pembangunan Jalan Toll Kualanamu-Parapat
4. Pendalaman Tano Ponggol
5. Pembersihan Danau Toba
6. Penyediaan wilayah Wisata Toba sebesar 500 Ha Untuk Eco-
Tourism
7. Pembuatan Perpres Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba
8. Penggalakkan kampanye bersih-senyum bagi warga sekitar
Toba
9. Promosi sejarah terbentuknya Danau Toba
Dalam pengembangan kawasan Danau Toba terdapat beberapa isu
strategis, yaitu:

1. Menurunnya kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba


2. Menurunnya kualitas lingkungan Danau Toba akibat limbah
industri, domestik dan transportasi
3. Belum meratanya kualitas infrastruktur jalan di Kawasan
Danau Toba
4. Kurangnya aksesibilitas/jalan alternatif menuju Kawasan
Danau Toba
5. Danau Toba sebagai bagian dari Geopark Global Network
UNESCO

2. Arahan Pengembangan Kawasan Danau Toba


a. Danau Toba Sebagai Sumber Air Kehidupan Aek Natio yang
Lestari
b. Pemersatu Masyarakat Batak
c. Destinasi Wisata Nasional dan Internasional
d. Kawasan Budidaya yang Terkendali

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam Pengembangan


Kawasan Danau Toba, yaitu :
a. Konsep One Destination, One Management (1 destinasi, 1
pengelola)
b. Ecotourism
c. Infrastruktur
d. Pengelolaan lingkungan
e. Sanitasi
f. Pelibatan masyarakat & Penguatan kapasitas masyarakat
sebagai tenaga kerja
g. IT

3. Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba

Ultimate Goals Kawasan Danau Toba


Mewujudkan Kawasan Danau Toba Sebagai Sumber Air Kehidupan
Masyarakat, Pusat Kampung Masyarakat Adat Batak dan Kawasan
Pariwisata Berskala Dunia yang Berkelanjutan.

Sasaran:
1. Terwujudnya kelestarian lingkungan Kawasan Danau Toba
2. Terwujudnya peningkatan infrastruktur dalam mendukung
pengembangan kawasan
3. Terwujudnya Kawasan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata
kelas dunia yang terkoneksi dengan pasar pariwisata dalam negeri
dan global
4. Terwujudnya perekonomian kawasan berbasis komoditas unggulan
yang bernilai tambah tinggi dan mampu bersaing di pasar global
5. Terwujudnya masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam
kegiatan ekonomi kawasan

Ultimate Concept Kawasan Danau Toba

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur (jalan, air bersih,


pengolahan air kotor, listrik, telekomunikasi, dll) di pusat-pusat
kegiatan utama :
a. Sidikalang
b. Pangururan
c. Dolok Sanggu
d. Tarutung
e. Balige
f. Prapat
g. Merek

2. Meningkatnya dan meratanya kualitas infrastruktur jalan diseluruh


kabupaten di Kawasan Danau Toba

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan, jembatan,


air bersih, listrik, telekomunikasi, dll di kawasan Pulau Samosir

4. Meningkatnya kualitas air Danau Toba sebagai perwujudan Aek


Natio bagi masyarakat lokal

5. Meningkatnya kualitas pelabuhan penyeberangan umum dan


pariwisata sesuai dengan SPM penyelenggaraan angkutan
penyeberangan danau

6. Meningkatnya kualitas pelabuhan penyeberangan (pemantapan


konstruksi dermaga, pembangunan fasilitas pendukung) di
kawasan Danau Toba :
1.Pelabuhan Merek
2.Pelabuhan Haranggaol
3.Pelabuhan Tigaras
4.Pelabuhan Simanindo
5.Pelabuhan Balige
6.Pelabuhan Nainggolan/Sipinggan
7.Pelabuhan Ajibata
8.Pelabuhan Tomok

7. Berkembangnya Bandara Sibisa dan Silangit sebagai bandara


pengumpul sekunder di Kawasan Danau Toba

8. Terbangunnya jaringan jalan tol -Prapat-Tarutung-Sibolga sebagai


bagian dari tol Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat-Tarutung-
Sibolga (200 kilometer)

9. Peningkatan kualitas jalan nasional, provinsi dan kabupaten

10. Pengembangan infrastruktur di kawasan-kawasan wisata


utama danau toba seperti di Pulau Samosir, Kawasan Prapat,
Balige, dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai