Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antenatal care (ANC) merupakan salahsatu program prioritas pemerintah dalam

upaya menurunkan AKI dan AKB karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

masih tergolong tinggi di Asia. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dan di

Negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsi. Dengan demikian, diharapkan

cakupan pelayanan antenatal care dapat menjangkau seluruh sasaran di suatu

wilayah, supaya apabila ada kasus resiko tinggi dapat ditemukan untuk mendapatkan

penanganan (Saifuddin, 2010).

WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat

komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan

yang tidak diinginkan. Hampir semua kasus kematian ini sebenarnya dapat dicegah.

WHO juga melaporkan, sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat

meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan

(BKKBN, 2007).

Dalam komitmen internasional Millenium Development Goals (MDGs),

penurunan kematian ibu melahirkan menjadi salah satu dari delapan tujuan (goals)

yang dirumuskan. Komitmen tersebut dituangkan Indonesia dalam arah

pembangunan jangka panjang kesehatan Indonesia tahun 2005-2025, yaitu:

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap

1
pelayanan kesehatan yang mencakup, meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH)

dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025, menurunnya

Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005

menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025, dan menurunnya AKI dari

262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 (Depkes RI, 2010).

Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis

Empat Pilar Safe Motherhood, dimana salah satunya yaitu akses terhadap

pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus.

Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus resiko

tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu. Kematian ibu juga disebabkan oleh

hal-hal yang termasuk dalam kategori penyebab mendasar seperti tingkat

pengetahuan, sikap, danperilaku yang masih rendah, serta pentingnya pemeriksaan

kehamilan dengan melihat angka kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) yang masih

kurang dari standar acuan nasional yaitu kunjungan ANC dilakukan paling sedikit 4

kali yang terbagi dalam TM I sebanyak 1 kali, TM II sebanyak 1 kali dan TM III

sebanyak 2 kali) (Prawirohardjo, 2012).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, hasi lpencapaian

indicator cakupan pelayanan K1 Indonesia tahun 2010 sebesar 95,26% dan K4

sebesar 85,56%. Cakupan K1 Indonesia sudah sesuai dengan target Millenium

Development Goals (MDGS) yaitu 95% sementara K4 masih belum sesuai dengan

target MDGS yaitu 90%. Dari angka pencapaian di atas terlihat adakesenjangan

antara cakupan K1 dan K4 yang menunjukkan angka drop out, dengan kata lain ada

ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal tidak meneruskan

2
hingga kunjungan keempat pada trimester ketiga, sehingga kehamilannya tidak dapat

terus dipantau oleh petugas kesehatan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang ingin peneliti teliti adalah

apakah ada Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Pelayanan ANC

Diwilayah Kerja Puskesmas

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang ingin peneliti teliti adalah

apakah ada Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Pelayanan ANC

Diwilayah Kerja Puskesmas?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas

Pelayanan ANC Diwilayah Kerja Puskesmas.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan pada ibu hamil diwilayah kerja

puskesmas.

b. Diketahui distribusi frekuensi Pendidikan pada ibu hamil diwilayah kerja

puskesmas.

c. Diketahui distribusi frekuensi pekerjaan pada ibu hamil diwilayah kerja

Puskesmas

d. Diketahui distribusi frekuensi pengaruh dukungan suami/keluarga pada ibu

hamil diwilayah kerja Puskesmas

3
e. Diketahui distribusi frekuensi Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah Kerja

Puskesmas.

f. Diketahui hubungan pengetahuan dengan Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah

Kerja Puskesmas.

g. Diketahui hubungan Pendidikan dengan Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah

Kerja Puskesmas.

h. Diketahui hubungan pekerjaaan dengan Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah

Kerja Puskesmas.

i. Diketahui hubungan pengaruh dukungan keluarga dengan Kualitas Pelayanan

ANC Diwilayah Kerja Puskesmas.

1.4. Mamfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penilitian ini adalah :

1.4.1. BagiPeneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan mata

kuliah metodologi penelitian. Selain itu juga menerapkan ilmu dan mendapatkan

pengalaman dalam bidang penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah Kerja Puskesmas.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan informasi dijadikan wawasan pembaca tentang Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Pelayanan ANC Diwilayah Kerja

Puskesmas

4
1.4.3. Bagi Wilayah Dan Puskesmas

Sebagai masukan bagi wilayah kerja puskesmas dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan khusus pada ibu

hamil.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskemas pada bulan februari 2016. Dalam

penelitian ini membahas Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas

Pelayanan ANC Diwilayah Kerja Puskesmas. Populasi dalam penelitian ini seluruh

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas, dengan teknik pengambilan non ramdom

sampling. Diaman fariabel independennya pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dan

dukungan suami/keluarga. Sedangkan fariabel dependennya kualitas pelayanan ANC

(Antenatal Care) Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain penelitian cross

sectional.

Anda mungkin juga menyukai