Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia, selain itu, lemak atau minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/ gram.
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah, penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai
sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Winarno, 1992).
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya
hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Pengukuran lipid serum
yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, dan fraksional kolesterol menjadi
fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL kolesterol.
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati
dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah
terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang di
produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri
atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila
kolesterol LDL (High Density Lipoprotein) jumlahnya berlebih,di dalam darah akan
diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat
pembulun darah, sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh
darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada Trigliserida yang terbentuk sebagai
hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan
protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. (Siswono,
2006)
1.2 Tujuan
Tujuan pemeriksaan profil lipid adalah :
1. Untuk mengetahui diagnosa faal jantung.
2. Untuk membantu dalam diagnosa hepar.
3. Untuk mengetahui kadal kolesterol dalam tubuh.
4. Untuk mengetahui kadar LDR dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui kadar HDL dalam tubuh
6. Untuk mengetahui kadar Trigliserida dalam tubuh
7. Untuk mengetahui kadar kolesterl total dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah mutlak dilakukan terutama bagi penggemar
makanan siap saji (junk food), memiliki berat badan berlebih, jarang berolahraga, dan
seorang perokok. Dalam pemeriksaan kolesterol ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa,
yakni kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida.
Kolesterol adalah molekul yang ditemukan dalam sel. Merupakan sejenis atau lipid
yang merupakan molekul atau yang menyerupai. Kolesterol adalah sejenis lipid yang disebut
steroid. Steroid adalah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri dari 4
cicin atom karbon. Semua hormon steroid terdapat dari perubahan struktur dasar kimia
kolestero (Ganong, 2012 ).
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol dan
trigliserida. Jika kadar kolesterol total melebihi 240 mg/dl (6,21 mmol/L ). Pasien harus
waspada terhadap penyakit jantung. Pada kadar kolesterol yang tinggi tidak otomatis
menandakan adanya bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi adalah HDL kolesterol (
kolesterol baik ) yang justru bermanfaat bagi kesehatan. Normalnya nilai kolesterol dalam
darah adalah 70 140 mg tiap 100 ml darah. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak,
misal ester, kloroform, benzena dan alkohol panas. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh
darah makin tebal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh
darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus
memompa lebih keras, hal ini berarti jantung bekerja ekstra keras. Sedangkan apabila
mengalami penurunan kadar kolesterol, menyebabkan hipertensi, kelaparan dan malabsorbsi (
Adisty, 2012 ).
Kolesterol hanya ditemukan pada lemak hewani. Sumber kolesterol dalam makanan
seperti kuning telur, susu, daging, lemak ( gajih ). Kolesterol yang tinggi bertalian dengan
peningkatan prevalensi penyakit hipertensi. Metabolisme lemak menghasilkan Acetyl
COA. Dari Acetyl- COA ada jalur metabolisme ke arah sintesa kolesterol melalui asam
kynurenat. Penurunan kadar kolesterol dapat dikurangi dengan cara mengurangi konsumsi
lemak hewani ( Sediaoetama, 2010 ).
HDL ( High Density Lipoprotein ) adalah kompleks lipid dan protein yang didominasi
protein dan berfungsi mengikat kolesterol dan trigliserida dalam sistem sirkulasi darah.
Kolesterol yang berikatan dengan HDL sebagai pembawa memiliki efek positif bagi tubuh,
sehingga disebut kolesterol baik. Kolesterol HDL dapat membersihkan plak yang berada di
arteri dan membawanya ke hati untuk dikeluarkan dan digunakan kembali oleh tubuh. Kadar
HO2-C yang tinggi memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler dari
rendahnya HDL C ( kurang dari 40 mg/dl ) meningkatkan resiko penyakit jantung (
Sudirman, 2012).
HDL adalah lipoprotein yang mempunyai diameter paling kecil yaitu 5 12 nm,
mempunyai densitas 1.063 1,21 gram/ml. HDL mengandung 25 30 % fosfolipid, 15 20
% kolesterol, 3 % trigliserida dan 45 59 % protein ( Adisty, 2012 ).
LDL adalah lipoprotein dengan diameter 18 30 nm, mempunyai densitas 2.029
2.069 /ml. LDL mengandung 35 45 kolesterol, 4 % trigliserida, 22 25 % fosfolipid dan 22
26 % protein. LDL bersikulasi dalam tubuh dibawa ke sel otot, lemak dan sel sel lainnya.
Pengatur utama kadar kolesterol darah adalah hati, karena sebagian reseptor LDL terdapat di
dalam hati. LDL mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL disebut juga
kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi menyebabkan kolesterol didalam arteri (
Adisty, 2012 ).
Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida
adalah penyebab utama penyakit penyakit arteri dan biasanya dengan kolesterol
menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida
maka terjadi peningkatan VLDL, yang menyebabkan hiperlipoprotein. Masukan alkohol
dapat menyebabkan peningkatan sementara kadar trigliserida ( Adisty, 2012 ).
Konsumsi karbohidrat yang tinggi dapat sewaktu waktu meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah, tetapi dapat segera menurun kembali. Jadi tidak benar bahwa untuk
mengurangi kadar trigliserida dalam darah orang harus mengkonsumsi karbohidrat rendah.
Padahal konsumsi karbohidrat tinggi dapat secara tidak langsung mengurangi konsumsi
lemak, sehingga ikut mengendalikan kadar lemak dalam darah ( Winarno, 2008 ).
Trigliserida adalah bentuk lemak lain yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk
sendiri oleh tubuh. Trigliserida dalam darah yang normal harus di bawah 150 mg/dl.
Beberapa orang yang mempunyai trigliserida tinggi lantaran penyakit lain atau keturunan.
Apabila merupakan faktor keturunan maka harus segera mengubah gaya hidup. Trigliserida
bukan kolesterol melainkan salah satu lemak yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam
bentuk lipoprotein. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi tingginya kadar trigliserida dalam
darah seperti kegemukan, makanan berlemak jenuh tinggi serta minuman beralkohol (
Ganong, 2012 ).
Trigliserida merupakan senyawa hasil kondensasi 1 molekul gliserol dan 3 molekul
asam lemak. Dalam gliserida yang lain yaitu digliserida dan monogliserida hanya terdapat
sangat sedikit pada tanaman. Dalam dunia perdagangan lebih bnyak dikenal digliserida dan
monogliserida yang dibuat dengan sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan
banyak dipakai dalam teknologi makanan, misalnya sebagai bahan pengemulsi, penstabil dan
lain lain. Pada kondisi murni, minyak dan lemak tidak mempunyai warna, bau dan rasa.
Dalam larutan alkali trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi komponen penyusunnya
yaitu gliserol dan garam alkali dan lemaknya (Ganong, 2012).
2.2 Jenis-Jenis Kolesterol
Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan
dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low density
lioprotein (VLDL), intermediatedensity lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoproteinhigh (HDL).
1. Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar dan mengandung Apo-
B48. Kandungannya sebagian besar trigliserida (80-95%) untuk dibawa ke jaringan lemak
dan otot rangka. Kilomikron juga mengandung kolesterol (2-7%) untuk dibawa ke hati.
Setelah 8-10 jam sejak makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam
plasma.Adanya kilomokron sewaktu puasa dianggap abnormal (Dalimartha,2008).
2. Low Density Lipoprotein (LDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat adalah
kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah. Kadar LDL
yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-
dinding pembuluh darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu
perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak
pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa
meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain
sebagainya (Graha, 2010).
3. High Density Lippoprotein (HDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik.
Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein.
HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan membawanya
kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan koletserol yang
dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya pengendapan dan
mengurangi terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan
membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut kolesterol baik (Graha, 2010).
4. Very Low Density Lioprotein (VLDL)
Dibentuk dari asam lemak bebas di hati dengan kandungan Apo-B100. VLDL mengandung
55-80% trigliserida dan 5-15% kolesterol (Dalimartha, 2008).
5. Intermediate Density Lipoprotein (IDL)Juga mengandung trigliserida (20-50%) dan
kolesterol (20-40%).IDL merupakan zat antara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme
menjadi LDL. IDL disebut jugaVLDL sisa (Dalimartha, 2008).
2.3 Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui pemeriksaan
darah di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri dengan alat pemeriksa
kolesterol yang mudah didapatkan di apotek atau toko perlengkapan alat kesehatan.
Meskipun pemeriksaan sendiri dengan alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis, namun,
tidak sedikit terjadi ketidakcocokan hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium kesehatan. Hal ini sering membingungkan pasien. Biasanya, hal tersebut terjadi
karena bisa saja pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu sebelumnya. Pemeriksaan
kolesterol di laboratorium menghasilkan hasil pemeriksaan yang lebih spesifik dan akurat
karena pemeriksaan yang dilakukan terhadap kadar trigliserida, LDL, dan HDL dilakukan
secara terpisah dan juga bersamaan dalam bentuk total kolesterol. Sedangkan pada alat
periksa praktis, hanya menyajikan hasil akhir berupa total kolesterol. Padahal total kolesterol
biasanya terdiri atas 2 faktor penting yaitu LDL dan HDL yang memiliki fungsi serta
pengaruh yang berbeda pada tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan pasien
untuk memeriksakan kolesterolnya di laboratorium kesehatan.
1. Proses pemeriksaan dilakukan dengan cara:
Sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya dianjurkan untuk puasa
sepanjang malam, kurang lebih 9-12 jam. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahan pengukuran
akibat adanya pengaruh dari lemak yang baru dikonsumsi. Selain itu, 24 jam sebelum
melalukan pemeriksaan kolesterol sebaiknya pasien juga tidak melakukan aktivitas berat
karena kelelahan yang amat sangat dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Pada saat
pemeriksaan, darah akan diambil untuk kemudian diukur kadar kolesterolnya. Hasil
pemeriksaan akan menyajikan informasi akurat mengenai kadar kolesterol dalam tubuh
seseorang. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar
kolesterol standar dalam dunia kedokteran sehingga kadar kolesterol seseorang dapat
dianalisis berdasarkan tabel tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi salah satu
dasar diagnosis bagi dokter selain wawancara yang dilakukan terhadap pasien mengenai
riwayat kolesterol tinggi pada keluarga atau mengenai penyakit-penyakit lain yang pernah
diderita pasien.
2. Cara Mengetahui Hasil pemeriksaan:
Kolesterol diukur dalam satuan miligram per desiliter darah yang biasa disingkat mg/dL
atau milimol per liter darah yang disingkat mmol/L. Di dalam hasil pemeriksaan yang
diberikan laboratorium atau rumah sakit, biasanya akan disajikan informasi mengenai 4
komponen lemak utama dalam darah yakni total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol,
dan trigliserida.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Pra Analitik


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan profil lipid ini meliputi : tabung
serologi, mikropipet, yellow tip, blue tip, rak tabung, stopwatch, fotometer, tissue.
2. Reagen
Adapun reagen-reagen yang digunakan adalah :
a. Pemeriksaan kolesterol
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan kolesterol yaitu :
- Larutan buffer (pH) 50 mmol/L
- Fenol 5 mmol/L
- 4-aminoantipirin 0,3 mmol/L
- Cholesterol esterase (CHE)
- Cholesterol oxidase (CHO)
- Peroxidase (POD)
- Standart kolesterol 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
b. Pemeriksaan LDL
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan kolesterol LDL yaitu :
- Heparin 100.000 U/L
- Sodium citrate 64 mmol/L
- Standart kolesterol LDL 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
c. Pemeriksaan HDL
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan kolesterol HDL adalah :
- Phospotungstic acid 1,4 mmol/L
- Magnesium chloride 8,6 mmol/L
- Standar kolesterol HDL 200 mg/dl (5,2 mmol/L)
d. Pemeriksaan trigliserida
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan kolesterol TG adalah :
- Larutan buffer ( pH 7,2) 50mmol/L
- 4-chlorophenol 4mmol/L
- ATP 2 mmol
- Mg 2+ 15 mmol
- Glycerokinase (GK) 0,4 kU/L
- Peroxidase (POP) 2 kU/L
- Lipoprotein lipase (LPL) 2 kU/L
- 4-amioantipyrine 0,5 mmol/L
- Glycerol-3-phospate-oxidase 0,5 kU/L
- Standart TG 200 mg/dl (2,3mmol/L)
3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan profil lipid berupa serum.
4. Metode
- Kolesterol : CHOD-PAP
- LDL : CHOD-PAP
- HDL : CHOD-PAP
- Trigliserida : GPO-PAP
5. Probandus
Berbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan secara baik dan mendetail pada
penderita antara lain :
a. Persiapan pasien (untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum
diambil darah)
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 09.00
c. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di ambil
d. Menghindari aktifitasfisik/olahraga sebelum spesimen di ambil
e. Dicatat identitas pasien dengan benar
Nama : Mr/Mrs. X
Alamat :Y
Jenis kelamin : XY
3.2 Analitik
1. Prisip Pemeriksaan
a. Kolesterol
Kolesterol ditentukan melalui hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Reaksi dari 4-
aminoantypirine dengan fenol dari peroksida hidrogen melalui katalis peroksida
menghasilkan indikator quinoneimine kalorimetri.
Reaksi :
(CHE)
Cholesterol ester + H2O cholesterol + as. Lemak

(CHO)
Cholesterol + O2 cholesterol-3-one + H2O2
(POD)
2 H2O2 + 4 aminoantipyrine + fenol quinoneimine + 4 H2O

b. LDL
LDL diendapkan oleh heparin, HDL dan LDL setelah disentrifugasi hasilnya berupa
supernatan dan pengukuran menggunakan enzymatic.
c. HDL
Chylomicron, LDL dan VIDL yang di endapakan dengan menambah phosphatogitis dan ion-
ion magnesium centrifugasi hanya mendapatkan HDL dalam supernatanya, kandungan
kolesterol ditemukan melalui enzimatik
d. Trigliserida (TG)
Trigliserida ditentukan melalui ikatan enzimatic dengan lipoprotein lipase. Reaksi antara 4-
aminoantypirine dengan 4- klorofenol dari hasil hidrogen peroksida melalui katalis
peroksidase menghasilkan indikator quinoneimine.
Reaksi :
(LPL)
TG gliserol + as. Lemak

(GK)
Gliserol + ATP gliserol- 3 phospate + ADP

(GPO)
Gliserol-3- fosfat + O2 dyhidroxyaceton phospate + H2O2

(POD)
Quinoneimine + HCl + 4 H2O
2. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan kolesterol
- Disiapkan 3 tabung serologi
- Dipipet masing-masing ke dalam tabung.
Blangko Sample Standart
Sample (serum) - 10 L -
Standart - - 10 L
Aquadest 10 L - -
Reagents 1000 L 1000 L 1000 L
- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20- 25 0C atau selama 10
menit pada suhu 37 0C.
- Dibaca hasil absorbansinya pada alat fotometer.
b. Pemeriksaan LDL
1) Prosedur presipitat
- Disiapkan tabung serologi
- Dipipet sampel sebanyak 100 L
- Ditambahkan reagen presipitat sebanyak 1000 L
- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan, kemudian di
sentrifugasi selama 20 menit pada kecepatan 2500 rpm.
- Di Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan selanjutnya.

2) Pemeriksaan kolesterol LDL


- Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Standart Sample
Supernatant - 100 L
Standart 100 L -
Reagen kolesterol 1000 L 1000 L
- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selam 10 menit di suhu ruangan atau 5 menit pada
suhu 37 0C.
- Dibaca hasil absorbansinya pada fotometer.
c. Pemeriksaan HDL
1) Prosedur presipitat
- Disiapkan tabung serologi.
- Dipipet sampel 200 L ditambahkan reagen presipitat 500 L.
- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan.
- Disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
- Di Pipet standart & test sesuai dengan kebutuhan untuk pemeriksaan selanjutnya.
2) Pemeriksaan kolesterol HDL
- Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Standart Sample
Supernatant - 100 L
Standart 100 L -
Reagen kolesterol 1000 L 1000 L
- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selam 10 menit di suhu ruangan atau 5 menit pada
suhu 37 0C.
- Dibaca hasil absorbansinya pada fotometer.

d. Pemeriksaan Trigliserida
- Disiapkan 3 tabung serologi dan dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Blangko Sample Standart
Sample (serum) - 10 L -
Standart - - 10 L
Aquadest 10 L - -
Reagents 1000 L 1000 L 1000 L

- Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20- 25 0C atau selama 10
menit pada suhu 37 0C.
- Dibaca hasil absorbansinya pada alat fotometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pasca Analitik


1. Interpretasi hasil
a. Kolesterol
Dibolehkan : 200 mg / dl
Batas resiko tinggi : 200 240 mg / dl
Beresiko tinggi : 240 mg / dl
b. LDL kolesteol
Normal : 130 mg / dl
Batas Normal : 130 160 mg / dl
Beresiko Tinggi : 160 mg / dl
c. HDL kolesterol : 35 mg / dl
d. Trigliserida
Normal : 200 mg / dl
Batas Normal : 200 400 mg / dl
Beresiko Tinggi : 400 mg / dl
2. Hasil
a. Kolesterol
Diket : A. Sampel = 0,7772
A. Standart = 0,5247
Cont.test = 407,414 mg/dl
Standart = 200 mg/dl
Maka :

= 296,245 mg/dl

b. HDL
Diket : A. Sampel = 0,7470
A. Standart = 0,2762
Cont.test = 79, 7416 mg/dl
Standart = 200 mg/dl
HDL disupernatant =

= 540,912 mg/dl

c. LDL
Diket : A. Sampel = 1, 8930
A. Standart = 2,4330
Cont.test = 148, 463 mg/dl
Standart = 200 mg/dl

= 155, 610 mg/dl

LDL Kolesterol = kolesterol total kolesterol supernatant

= 2,96,245 mg/dl 155,610 mg/dl

= 140, 635 mg/ dl

d. Trigliserida
Diket : A. Sampel = 0,2676
A. Standart = 0,3269
Cont.test = 128, 071 mg/dl
Standart = 200 mg/dl

= 163,72 mg/dl

4.2 Pembahasan
Penentuan kadar kolesterol dalam darah, kami menggunakan prinsip Cholesterol
ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator quinoneimin terbentuk dari
hidrogen peroksida dan 4 amino antipyrin dengan adanya phenol dan peroksida. Dari hasil
percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar kolesterol dalam darah sebesar 296, 245
mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori melebihi normal karena lebih dari
200 mg/dl. Pada kadar kolesterol yang normal, kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
darah karena dinding pembuluh darah makin tebal. Hal ini mengakibatkan jantung bekerja
ekstra keras. Sedangkan bila mengalami penurunan kadar kolesterol menyebabkan hipertensi,
kelaparan dan malabsorbsi ( Adisty, 2012 ).
Pada pemeriksaan HDL kolesterol, sampel yang digunakan juga serum. Sebelumnya,
dibuat supernatan dahulu, yaitu sampel sebanyak 200 L ditambahkan dengan reagen HDL
200 L. Reagen tersebut akan mengendapkan partikel partikel lipoprotein selain HDL.
Setelah diinkubasi dan dicentrifuge, supernatan siap untuk digunakan dalam pemeriksaan
HDL. Prinsip dari percobaan ini adalah Kilomikron, VDL ( Very Low Density Lipoprotein )
dan LDL ( Low Density Lipoprotein ) diendapkan dari penjumlahan phosphotugistic acid dan
magnesium klorida. Setelah supernatan disentrifuge, cairan terdiri dari sedikit HDL
sedangkan kolesterol ditentukan dari proses enzimatis.Kadar HDL yang didapat oleh
kelompok kami adalah 540, 912 mg/dl. Kadar ini digolongkan dalam keadaan tinggi. Kadar
HDL wanita adalah < 50 mg/dl, laki laki < 40 mg/dl dan kadar HDL tinggi > 60 mg/dl (
Sunita, 2004 ).
Selain kadar HDL kami juga menghitung kadar LDL dalam darah. Rumus yang
digunakan untuk mendapatkan kadar LDL adalah dengan mengurangkan kolesterol total
dengan HDL. Selanjutnya pada pemeriksaan LDL kolesterol diperoleh kadar sebesar 140,
635 mg/dl. Pada pemeriksaan tersebut kadar LDL angka ini masuk dalam kategori LDL
tinggi karena > 130 mg/dl. Optimal yaitu 100 mg/dl, mendekati optimal yaitu 100 129
mg/dl, batas normal tertinggi yaitu 130 159 mg/dl, tinggi yaitu 160 189 mg/dl.. LDL
merupakan kolesterol berkepadatan rendah. LDL merupakan lemak jahat karena kolesterol
LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan perkembangan penutuan-penutupan
arteri. LDL mengangkut paling banyak kolesterol darah maka dapat menyebabkan kolesterol
dalam hati. Cara ini untuk menurunkan LDL adalah dengan :
1. Memperbanyak makan kacang kacangan dan hasil olahannya.
2. Makin banyak sayur dan buah buahan.
3. Membatasi makanan sumber kolesterol.
4. Olahraga teratur.
5. Mengganti minyak kelapa dengan minyak jagung, minyak biji bunga matahari, olive oil (
Sudirman, 2012 ).
Pada percobaan pengukuran kadar trigliserida sampel yang digunakan adalah serum
juga. Menggunakan prinsip trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatis dengan lipase.
Quinoneimin terbentuk dari hydrogen, amynoan tipiryn dan chlorophenol dengan katalisator
peroxide. Dari hasil percobaan ini didapatkan 163,72 mg/dl. Angka ini masuk dalam batas
normal karena masih kurang dari 200 mg/dl. Trigliserida yang tinggi dapat disebabkan oleh
diet yang tidak seimbang ataupun kondisi tubuh tertentu. Makanan yang tinggi karbohidrat
dan rendah protein atau terutama apabila jumlahnya berlebihan akan meningkatkan
ligogenensis (proses pembentukan lemak dalam tubuh). Sehingga trigliserida akan
meningkat. Berikut adalah anjuran dari American Heart Associantion yang perlu dilakukan
oleh penderita hipertrigliserida :
1. Jika berat badan over weight, batasi asupan kalori.
2. Ganti konsumsi lemak jenuh dengan PUFA / MUFA ( misal : margarin cair, minyak zaitun,
minyak ikan dan lain lain ).
3. Kurangi konsumsi lemak trans, lemak jenuh dan kolesterol anda.
4. Kurangi asupan alkohol.
5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
6. Beraktivitas fisik selama setidaknya 30 menit dalam derajat sedang.
7. Kendalikan tekanan darah dan hindari rokok ( Sudirman, 2012 ).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi dari pemeriksaan profil lipid ini didapatkan hasil kadar kolesterol sebesar 296,
245 mg/dl (berisiko tinggi), kadar LDL kolesterol sebesar 140, 635 mg/dl (kategori berisiko
tinggi), kadar HDL sebesar 540, 912 mg/dl (kategori tinggi), dan kadar trigliserida sebesar
163, 72 mg/dl (kategori bebas berisiko tinggi).

5.2 Saran
Praktikan diharapkan memakai pelindung diri yang lengkap, lebih teliti dalam
praktikum terutama dalam penggunaan mikropipet dan perhitungan kadar, serta praktikan
harus melakukan praktikum sesuai prosedur kit yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita . 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Anggraeni, Adisty Cyntia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ganong, WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC
Kimball, John W. 1983. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Nogrady, Thomas. 1992. Kimia Medisinal Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB
Sediaotama. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Yogyakarta: Alfabeta
Sudirman. 2012. Pemeriksaan Laboratorium. Makassar :
http://www.Analisis_kesehatan_unit_makassar.com . diakses tanggal 20 oktober 2015
Villee, Claude A. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edizi terbaru. Bogor : M.Brio Press

Anda mungkin juga menyukai