Anda di halaman 1dari 16

METABOLISME LIPID

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Kimia Klinik

Oleh :
Anggi Septiana
Fitri F Yani Malia
Fizri Rahmawati
Idah Noor Rosyidah
Resta Mahesa
Ulfa Nurhasanah

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2017
2

LEMBAR PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari., tanggal, tahun

oleh

Dosen Mata Kuliah Kimia Klinik,

......................
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun judul makalah yang kami buat adalah Metabolisme Lipid, yang
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik.
Lemak disebut juga lipid, adalah molekul organik yang tidak larut dalam
airdengan hidrokarbon sebagai struktur utama. Lemak dalam darah diantaranya :
Trigliserida, Fosfolipid, Kolesterol bebas, Ester Kolesterol dan Asam Lemak.
Selama penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan serta
bantuan baik moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ...... selaku dosen mata
kuliah Kimia Klinik dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya
dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah swt selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita. Amin.

Tasikmalaya, 17 November 2017

Penulis
4

DAFTAR ISI
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan antara proses biologi dan kimia pada makhluk hidup saling
berkaitan erat. Hal tersebut dapat dilihat, misalnya dari proses pencernaan
makanan dalam tubuh yang tidak lepas dari kedua proses tersebut. Metabolisme
kimiawi dalam sistem pencernaan makanan memiliki peranan penting dalam tiap
prosesnya. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem pencernaan dapat
membantu pemecahan molekul-molekul makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana, sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lipida atau yang lebih sering disebut
lemak juga merupakan sumber energi dalam proses metabolime yang terjadi di
dalam tubuh. Besarnya energi yang dihasilkan setiap gram lemak adalah lebih
besar dari energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat atau 1 gram protein.
1gram lemak menghasilkan 9 kal, sedangkan karbohidrat atau protein hanya
menghasilkan 4 kal/gram.
Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air
yang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya
lemah atau pelarut non polar. Lipid dalam makanan manusia yang utama adalah
triasilgliserol, sterol, dan membran fosfolipid yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Proses metabolisme lipid membentuk dan mendegradasi simpanan
lipid dan memproduksi karateristik struktur dan fungsi lipid dalam jaringan
tertentu.
Lemak dalam makanan merupakan campuran lemak heterogen yang
sebagian besar terdiri dari trigliserida. Trigliserida disebut lemak jika pada suhu
ruangan berbentuk padatan, dan disebut minyak jika pada suhu ruang berbentuk
cairan. Trigliserida merupakan campuran asam-asam lemak, biasanya dengan
panjang rantai karbon sebanyak 12 sampai 22 dengan jumlah ikatan rangkap dari
0 sampai 4. Lemak netral merupakan dari gliserol dan asam lemak. Gliserol
6

mempunyai tiga gugusan hidroksil di mana masing-masing akan mengikat satu


molekul asam lemak yang disebut trigliserol.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme lemak?
2. Apa saja kelainan dari metabolisme lemak?
3. Pemeriksaan apa saja yang dapat menunjang diagnostik?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia
klinik dan untuk mengetahui proses metabolisme lemak serta kelainan dan
pemeriksaan laboratoriumnya.

D. Manfaat
Makalah ini dibuat untuk memudahkan pembaca, sehingga dapat mengetahui
proses metabolisme lemak dan pemeriksaan laboratoriumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Lipid

Lipid adalah suatu molekul organik yang terdiri atas atom karbon, hydrogen,
dan oksigen, beberapa jenis lipid mengandung atom fospor dan nitrogen. Lipid
meliputi lemak netral (trigliserida), fospolipid, lipoprotein, steroid, lemak pelarut
vitamin, prostaglandin, leukotrien, dan tromboksan. Lipid tidak larut dalam air
tetapi larut dalam zat organik, seperti alkohol (Chris 2008).
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang
dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan
karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut, lipid dapat diekstraksi dari
sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan. Lipid di kelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simple lipids) dan kelompok lipid
kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang
tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari
subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena (Pangkalan 2007).
Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis
menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.
Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan
menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai
contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar
ketidaklarutannya di dalam aseton. Suatu reaksi yang sangat berguna untuk
fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks
dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam
lemak yang dapat diesterkan (Chris 2008).

11
B. Metabolisme Lipid
Pada umumnya lipid, termasuk triglyceride merupakan molekul non-polar
sehingga hal itu menjadikannya sebagai molekul yang sangat hidrofobik. Mereka
tidak larut dalam air. Untuk dapat ditransport dalam darah, molekul ini perlu
dibuat agar dapat larut didalam air dengan mengombinasikannya dengan protein
yang diproduksi di liver dan usus. Kombinasi molekul lipid dan protein akan
membentuk lipoprotein, yakni partikel bulat dengan sebuah kulit yang merupakan
lapisan dari molekul protein, fosfolipid, dan kolestrol yang mengelilingi molekul
inti berupa triglyceride dan lipid lainnya. Pada lipoprotein terdapat pula protein
diluar kulit yang disebut dengan apoprotein. (Tortora, 2009: 990)
Masing-masing dari beberapa tipe lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda,
tapi semua pada dasarnya adalah alat untuk transportasi. Mereka menghantarkan
lipid dari sistem sirkulasi ketika tubuh membutuhkannya dan sewaktu-waktu
dapat dihapus dari peredaran ketika mereka tidak diperlukan. Lipoprotein
dikategorisasikan dan dinamai berdasarkan kepadatannya, yang bervariasi dengan
rasio lipid (yang memiliki kepadatan rendah) sampai protein (yang memiliki
kepadatan tinggi). Dari terbesar ke terkecil dan teringan dan terberat, empat
kelompok utama lipoprotein adalah cylomicrons, very low-density lipoproteins
(VLDLs), low-density lipoproteins (LDLs), dan high-density lipoproteins (HDLs).
(Tortora, 2009: 990)
C. Jenis-Jenis Lipoprotein

Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang


dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah
kilomikron, very low density lioprotein (VLDL), intermediatedensity lipoprotein
(IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoproteinhigh (HDL).
1. Kilomikron
Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar dan
mengandung Apo-B48. Kandungannya sebagian besar trigliserida (80-95%)
untuk dibawa ke jaringan lemak dan otot rangka. Kilomikron juga
mengandung kolesterol (2-7%) untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jam sejak

12
makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam plasma.Adanya
kilomokron sewaktu puasa dianggap abnormal (Dalimartha,2008).
2. Low Density Lipoprotein (LDL)
Low-density lipoproteins (LDL) mengandung 25% protein, 5%
triglycerides, 20% fosfolipid, dan 50% kolestrol. Mereka mengangkut hampir
75% dari total kolestrol didalam darah dan mengantarnya ke sel-sel seluruh
tubuh untuk digunakan dalam perbaikan membran sel dan sintesis hormon
steroid dan garam empedu. (Tortora, 2009: 991)
3. High Density Lippoprotein (HDL)
High-density lipoproteins (HDL) mengandung 40-45% protein, 5-10%
triglycerides, 30% fosfolipid, dan 20% kolestrol, membuang kelebihan
kolesterol dari sel-sel tubuh dan darah dan mengangkutnya ke hati untuk
penghapusan. Karena HDL mencegah akumulasi kolesterol dalam darah,
tingkat HDL yang tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit arteri
koroner.Untuk alasan ini, HDL-kolesterol dikenal sebagai kolesterol "baik".
(Tortora, 2009: 991)
4. Very Low Density Lioprotein (VLDL)
Very low-density lipoproteins (VLDL) yang dibentuk di sel-sel hati,
terutama mengandung lipid endogen (dibuat didalam tubuh). VLDL
mengandung hampir 10% protein, 50% triglycerides, 20% fosfolipid, dan
20% kolestrol. VLDL mentransport triglycerides yang disintesis di sel-sel hati
ke sel-sel adipose untuk disimpan. Seperti chylomicrons, mereka kehilangan
trigliserida sebagai apo C-2 mereka dan mengaktifkan mengaktifkan
lipoprotein lipase endotel, dan asam lemak yang dihasilkan diambil oleh sel-
sel adipose untuk disimpan dan oleh sel otot untuk produksi ATP. Ketika
mereka mendeposit beberapa trigliserida di sel adiposa, VLDL dikonversi ke
LDL. (Tortora, 2009: 991)
5. Intermediate Density Lipoprotein (IDL)
Intermediate Density Lipoprotein (IDL)Juga mengandung trigliserida
(20-50%) dan kolesterol (20-40%).IDL merupakan zat antara yang terjadi

13
sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL disebut jugaVLDL sisa
(Dalimartha, 2008)
D. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Lipid

1. Wolman
Penyakit Wolman adalah gangguan yang dihasilkan ketika jenis
spesifik pada kolesterol dan gliserida menumpuk di jaringan, gangguan
ini disebabkan pembesaran limpa dan hati. Penyimpanan kalsium pada
kelenjar adrenalin membuat mereka lebih keras, dan diare lemak
(steatorrhea) juga terjadi. Bayi dengan penyakit Wolman biasanya
meninggal dalam usia 6 bulan.
2. Cerebrotendinous xanthomatosis
Cerebrotendinous xanthomatosis terjadi ketika cholestanol, produk
pada metabolisme kolesterol, menumpuk pada jaringan.
3. Sitosterolemia
Pada sitosterolemia, lemak dari buah-buahan dan sayuran
menumpuk di darah dan jaringan. Pembentukan lemak menyebabkan
atherosclerosis, sel darah merah yang tidak normal, dan penyimpanan
lemak pada tendon (xanthom).
4. Gauchers
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah
lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada
orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit gaucher
menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada
kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak
kuning yang disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang
rawan bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang.
5. Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic
menyebabkan kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan

14
perubahan pada tulang dan kulit. Pengobatan meliputi menghindari
makan buah-buahan hijau dan sayuran yang mengandung klorofil.
Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari darah, kemungkinan
sangat membantu.
6. Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling
sering terjadi pada yahudi di eropa timur. Pada usia yang sangat dini,
anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak
mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti
kelumpuhan, dementia, dan kebutaan.
7. Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus
mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak)
atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunyai beberapa bentuk,
tergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian
penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat
cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi
pada semua kelompok etnis.
8. Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme
lemak, menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk
gangguan langka ini dibawa pada kromosom X, penyakit full-blown
terjadi hanya pada pria. Penumpukan glycolipid menyebabkan
pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker (angiokeratomas)
untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh.
E. Pemeriksaan Metabolisme Lipid

Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui


pemeriksaan darah di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri
dengan alat pemeriksa kolesterol yang mudah didapatkan di apotek atau toko
perlengkapan alat kesehatan. Meskipun pemeriksaan sendiri dengan alat yang

15
dijual bebas di apotek lebih praktis, namun, tidak sedikit terjadi ketidakcocokan
hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kesehatan. Hal ini
sering membingungkan pasien. Biasanya, hal tersebut terjadi karena bisa saja
pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu sebelumnya. Pemeriksaan kolesterol
di laboratorium menghasilkan hasil pemeriksaan yang lebih spesifik dan akurat
karena pemeriksaan yang dilakukan terhadap kadar trigliserida, LDL, dan HDL
dilakukan secara terpisah dan juga bersamaan dalam bentuk total kolesterol.
Sedangkan pada alat periksa praktis, hanya menyajikan hasil akhir berupa total
kolesterol. Padahal total kolesterol biasanya terdiri atas 2 faktor penting yaitu
LDL dan HDL yang memiliki fungsi serta pengaruh yang berbeda pada tubuh.
Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan pasien untuk memeriksakan
kolesterolnya di laboratorium kesehatan.
F. Penetapan Lipid

Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga


menggunakan plasma EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma
harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan jika tidak segera diperiksa, harus
disimpan dalam lemari es supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-
enzim tidak sempat mengubah proporsi lipoprotein. Sampel darah harus diperoleh
setelah klien berpuasa 10 12 jam sebelum pengambilan. (Riswanto, 2010).
Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total,
trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat
dilakukan dengan metode kimiawi kolorimetrik. (Riswanto, 2010).
Pengukuran kolesterol total dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase.
Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti oleh
kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL menggunakan
pengendapan semua lipoprotein selain HDL, kemudian kolesterol HDL yang
tersisa dalam larutan diukur. Sedangkan kolesterol LDL diukur dari pengukuran
trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol HDL dengan pendekatan Friedewald
sebagai berikut :

Kolesterol LDL = Kolesterol total kolesterol HDL (trigliserida/5)

16
Kalkulasi ini masih sahih untuk kadar trigliserida sampai sekitar 400 mg/dL.
(Riswanto, 2010). Sekarang pengukuran kolesterol LDL dapat dilakukan langsung
dengan tehnik imunopresipitasi selektif fraksi lipoprotein lain. (Riswanto, 2010)
G. Metodelogi Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Kolestrol Total (metode CHOD-PAP)

PRINSIP :
Cholesterolester C.Esterase Cholesterol + Asam lemak tak jenuh
Cholesterol + O2 C. Oxidase Choleston-3-one + H2O2
2H2O2 + 4-aminoantipyrine + p-HBS H. Perixodase Quinoneimine + 2H2O

Prosedur Kerja
Panjang Gelombang : 500 nm, 546nm
Suhu Inkubasi : 25oC / 37oC
Blanko : Reagen
Bahan/Reagen Blanko Standard Test
R1 1 ml 1 ml 1 ml
Serum - - 10 l
Standard - 10 l -
Homogenkan lalu inkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit / 37oC
selama 5 menit. Baca absorbansi pada 500 / 546 nm.

2. Pemeriksaan HDL (metode Phospotungistic Acid, End Point)

PRINSIP :
Ketika serum direaksikan dengan reagen polyethyleneglycol,
semua LDL dan VLDL akan mengendap sedangkan HDL akan berada
pada fraksi supernatan. Supernatan tersebut kemudian digunakan
sebagai sampel untuk diperiksa/diukur menggunakan pemeriksaan
cholesterol.

17
Prosedur Kerja
a. Tahap Presipitasi
Bahan/Reagent 1 Prosedur Prosedur
HDL Reagent 1000 l 500 l
Sampel 500 l 200 l
Homogenkan lalu inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
Kemudian sentrifuge selama 5 menit pada 10.000 rpm / 10 menit
pada 4.000 rpm. Pisahkan supernatan dari endapan dan periksa
menggunakan reagent Cholesterol.

b. Tahap Pemeriksaan
Panjang Gelombang : 546nm
Suhu Inkubasi : 25oC / 37oC
Blanko : Reagen
Bahan/Reagent Macro Semi Micro
Cholesterol 1 ml 500 l
HDL Supernatant 100 l 50 l
Homogenkan lalu inkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit /
37oC selama 5 menit. Baca absorbansi pada 546 nm.

3. Pemeriksaan Trigeliserida (metode GPO-PAP, End Point)

PRINSIP :
Triglycerides + 3 H2O Lipase glycerol + 3 RCOOH
Glycerol + ATP glycerol kinase glycerol-3-phosphate + ADP
Glycerol-3-phosphate + O2 GPO Dihydroxy acetone + phosphate + 2H2O
2H2O + 4-aminoatypyrine + 4-choloropheno 4-(p-Benzoquinome-
monoimino)-phenazone + 2H2O + HCL

18
Prosedur Kerja
Panjang Gelombang : 500 nm, 546nm
Suhu Inkubasi : 25oC / 37oC
Blanko : Reagen
Bahan/Reagen Blanko Standard Test
Reagen 1 ml 1 ml 1 ml
Serum - - 10 l
Standard - 10 l -
Homogenkan lalu inkubasi pada suhu ruang selama 15 menit atau pada
suhu 37oC selama 5 menit. Baca absorbansi pada 520 / 546 nm.

4. Pemeriksaan LDL (Metode Perhitungan)

Rumus :
Kolesterol LDL = Kolesterol Total Kolesterol HDL (Trigliserida/5)

H. Hasil Pengamatan

1. Pemeriksaan Kolestrol Total

19

Anda mungkin juga menyukai