Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang
umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida,
dan fraksional kolesterol menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL
kolesterol.
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi
oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan
menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah
mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20%
berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu
kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol
LDL (High Density Lipoprotein) jumlahnya berlebih,di dalam darah akan
diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat
menyumbat pembulun darah,
sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah
dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada Trigliserida yang terbentuk
sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga
berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya
dibutuhkan sebagai sumber energi.
(Siswono, 2006)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang yang dikemukakan diatas didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
Apa pengertian lipid ?
Apakah resiko penyakit yang disebabkan kelainan profil lipid ?
Bagaimana gejala klinis dari kelainan tersebut ?
Bagaimana cara pencegahannya ?
C. TUJUAN
Untuk memenuhi tugas Kimia Klinik mengenai Profil Lipid dan mampu
mengetahui dan memahami pengetahuan yang berhubungan dengan profil lipid.
BAB II
ISI
A. Profil Lipid
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang
umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
Golongan-golongan yang secara biologis penting adalah lemak netral, lipid
terkonjugasi, dan sterol. Lemak netral terdiri dari asam lemak (terutama oleat,
linoleat, stearat, arakidonat, dan palmitat) dalam bentuk trigliserida (yaitu, tiga
molekul asam lemak teresterifikasi menjadi satu molekul gliserol). Jaringan
adipose memiliki simpanan trigliserida yang berfungsi sebagai gudang lemak
yang segera dapat digunakan. Lipid terkonjugasi terbentuk dari pengikatan
gugus fosfat atau gula ke molekul lemak. Fosfolipid dan glikolipid ini
merupakan konstituen integral struktur dinding sel. Sterol juga berfungsi sebagai
building blocks structural di sel dan membrane serta sebagai konstituen hormone
dan metabolit lain. Kolesterol adalah sterol yang sangat penting secara biologis.
Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan
khusus agar bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam
jumlah kecil didalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan
albumin. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah
trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut dalam
darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat besar dari
lipid dan protein khusus (apolipoporotein) yang membantu pengemasan,
kelarutan, dan metabolism lemak.
Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total,
trigliserida, dan fraksional kolesterol menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi
LDL kolesterol. Selain itu, laboratorium klinik sekarang memiliki kemampuan
untuk mengukur apolipoprotein AI (apoAI) dan apolipopreotein B (apoB) dalam
sampel serum. Asam lemak bebas (FFA), yang juga disebut asam lemak
nonesterifikasi (NEFA) dan fosfolipid biasanya tidak diukur dalam serum kecuali
pada kasus-kasus penyakit metabolic tertentu.
Pengukuran kolesterol total dahulu dilakukan dengan metode kimiawi
kolorimetrik yang memperlihatkan adanya interferensi dari zat-zat lain. Saat ini
sebagian besar metode kimiawi kolorimetrik yang memperlihatkan adanya
interferensi dari zat-zat lain. Saat ini sebagian besar metode kolesterol
menggunakan enzim kolesterol oksidase dan bersifat jauh lebih spesifik.
Masalah teknis utama dalam memastikan standardisasi antara berbagai
pengukuran kolesterol adalah ketidaklarutan relative kolesterol, yang membatasi
ketersediaan zat ini untuk reagen-reagen enzimatik selama periode analisis. Saat
ini terdapat penekanan untuk menciptakan standar kolesterol nasional yang
disepakati oleh semua laboratorium.
Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam-asam lemak secara hidrolitis
diikuti oleh kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Karena trigliserida dapat
mengandung berbagai asam lemak dalam campuran yang sulit diperkirakan
(mungkin bergantng pada makanan), penentuan trigliserida harus distandardisasi
terhadap terhadap suatu bahan tertentu yang mungkin berbeda komposisi rata-
ratanya dari sampel yang sedang dianalisis. Karena itu, perbandingan didasarkan
pada kandungan gliserol.
Fraksional kolesterol semula didasrkan pada pemisahan secara
ultrasentrifugasi berbagai lipoprotein sesuai densitas masing-masing. Lemak
murni memiliki densitas yang lebih rendah daripada air; densitas lemak lebih
rendah daripada protein; dan densitas trigliserida lebih rendah daripada
fosfolipid dan kolesterol. Lipoprotein yang densitasnya paling rendah adalah
lipoprotein dengan kandungan trigliserida yang tertinggi. Kilomikron adalah
lipoprotein sengan kandungan trigliserida yang sangat tinggi dan berat jenis
lebih rendah daripada plasma. Kilomikron akan mengapung di bagian paling atas
pada plasma di bawah kondisi yang memungkinkan pemisahan lemak dari air
(missal, pendinginan semalam). Golongan lipoprotein paling padat berikutnya
adalah VLDL, diikuti oleh LDL dan HDL.
Penampakan serum setelah pendinginan selama 12 sampai 16 jam
memberikan informasi cepat dan bermanfaat mengenai kandungan kilomikron
dan VLDL serum dengan trigliserida berlebihan. Hal ini ini terlihat di gambar
dibawah. Serum hiperlipemik yang baru dipisahkan tampak seperti susu atau
opalesen. Pada serum yang didinginkan, kilomikron yang berlebihan akan
mengapung di bagian atas, dan tampak seperti suatu lapisan krim. Kekeruhan
merata pada serum yang didinginkan mengisyaratkan peningkatan kandungan
VLDL. Dapat dijumpai beberapa pola yang berbeda; kekeruhan uniform berarti
peningkatan VLDL tanpa kilomikron yang signifikan; krim diatas suatu
specimen yang keruh berarti peningkatan kilomikron dan VLDL; dan krim di
atas specimen yang jernih berarti kilomikronemia tanpa kelebihan VLDL.
Karena ultrasentrifugasi bukan merupakan cara praktis untuk pemakaian
laboratorium klinik, diciptakan teknik-teknik alternative untuk memeriksa
fraksionasi kolesterol. Salah satu dari teknik tersebut adalah elektroforesis, yang
melakukan pemisahan sebagai berikut: kilomikron di tempat, LDL sebagai beta,
VLDL sebagai prabeta, dan HDL sebagai alfa.

Pemeriksaan kolesterol, ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni


kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. Tes kolesterol
darah tidak dilakukan untuk mendiagnosis atau memantau penyakit. Kadar
kolesterol tinggi biasanya bukan pertanda bahwa seseorang memiliki penyakit
tertentu, tetapi mengindikasikan bahwa sesorang berisiko lebih tinggi untuk
mendapatkan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Tingkat kolesterol yang tinggi
berkaitan dengan risiko aterosklerosis, yang berisiko menyebabkan penyempitan
atau penyumbatan arteri di seluruh tubuh, sehingga memicu penyakit jantung,
stroke dan penyakit arteri perifer. Tes kolesterol adalah bagian dari upaya untuk
mencegah masalah-masalah tersebut, karena dengan mengetahui kadar kolesterol
dalam tubuh kita, memberikan sebuah new pressure untuk memperbaiki life
style dan modifikasi lainnya.
Kolesterol diperoleh dari makanan dan disintesis di dalam sebagian besar
sel tubub. Kolesterol adalah komponen membran sel dan precursor hormon
steroid serta garam-garam empedu yang digunakan untuk menyerap lemak.
Konsentrasi kolesterol dalam darah yang tinggi, terutama koleterol dalam partikel
lipoprotein yang disebut lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein,
LDL), berperan menyebabkan terbentuknya plak aterosklerotik. Plak-plak ini
(endapan lemak pada dinding arteri) dikaitkan dengan serangan jantung dan
stroke. Kadar lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cenderung meningkatkan
kadar kolesterol LDL dalam darah dan berperan menyebabkan terbentuknya
aterosklerosis.
kolesterol
Sifat-sifat kimia kolesterol berkaitan dengan gugus hidroksil yang terikat
pada atom C 3 (atom karbon sekunder) dan ikatan rangkap antara atom C 5 dan C
6.
Oksidasi kolesterol dalam kondisi yang pantas akan membentuk kolestenon.
Reaksi dengan asam-asam lemak akan membentuk ester. Ester-ester semacam ini,
banyak terdapat dalam darah dan jaringan.

Hidrogenasi dapat menghilangkan ikatan rangkap antara atom C 5 C 6


sehingga membentuk dihidrokolesterol. Selain itu, ikatan rangkap dapat
menangkap halogen, misalnya iodium, sehingga membentuk diiodokolesterol.
Selain bersifat amfipatik, larutan kolesterol dapat diendapkan dengan larutan
digitonin.

Beberapa peneliti melaporkan bahwa akumulasi kolesterol dalam


pembuluh darah akan bereaksi dengan lemak dan protein membentuk zat baru
bermolekul besar. Zat baru ini sukar keluar dari pembuluh darah dan melekat
pada dinding kapiler darah. Akibatnya, pembuluh darah tidak elastic lagi.
Keadaan ini disebut aterosklerosis.
(Sumardjo, 2008)
Makanan yang kita makan setiap harinya dapat memengaruhi profil lipid
darah. Profil lipid yang baik ditunjukkan dengan kadar trigliserida yang rendah,
serta HDL yang tinggi. Meningkatnya kadar kolesterol darah akan memperburuk
profil lipid darah seseorang dan dapat meningkatkan faktor risiko munculnya
penyakit jantung. Individu yang banyak mengonsumsi gandum utuh, buah,
sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian seperti yang dilakukan oleh vegetarian
akan memiliki kemungkinan profil lipid darah yang lebih baik.
Asam lemak jenuh dalam diet seorang vegetarian juga cenderung lebih
rendah. Sangatlah penting untuk membatasi asupan lemak jenuh. Sebab semkin
banyak mengonsumsi lemak jenuh, maka kadar kolesterol dalam darah praktis
akan meningkat.
Buah dan sayuran (terutama sayuran berdaun hijau) menyimpan banyak
vitamin dan mineral seperti asam folat, magnesium, dan cooper. Asam folat
mampu menurunkan kadar homosistein dalam darah. Homosistein adalah sejenis
asam amino yang diproduksi tubuh. Menjaga kadar homosistein dalam darah
tetap rendah adalah hal yang penting karena kadar homosistein yang tinggi dapat
meningkatkan risiko sesorang menderita penyakit jantung. Sementara, mineral
seperti cooper/tembaga dan magnesium yang banyak terdapat dalam bahan
makanan nabati dapat mencegah penyakit kardiovaskuler. Kedua mineral
tersebut banyak terutama pada makanan nabati yang utuh dan tidak diproses
(misalnya roti gandum utuh atau whole-grain bread)
D. Penyakit yang Berhubungan dengan Profil Lipid
1. Ateriosklerosis dan Aterosklerosis
Ateriosklerosis adalah penyakit arteri yang paling umum. Kondisi ini
merupakan proses yang sama dimana serat-serat otot dan lapisan endothelial dari
dinding arteri yang kecil serta arteriole menjadi meneba. Meskipun proses
patologi dari ateriosklerosis dan aterosklerosis berbeda, sangat jarang terjadi satu
kondisi tanpa terjadi kondisi lainnya. Istilahnya digunakan silih berganti.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri yang besar diseluruh percabangan arteri
dalam berbagai tingkatan. Lesi besar, ateroma, adalah setempat dari bercak lemak
dalam fibrosa yang melapisi lumen pembuluh yang tersumbat secara perlahan.
Bercak ini terutama ditemukan pada aorta abdominalis, koroner, popliteal, dan
arteri karotis internal.
Faktor-Faktor Risiko
Tidak ada faktor risiko tunggal sebagai penunjang utama; makin banyak
jumlah faktor risiko, makin besar kemungkinan berkembangnya penyakit.
1. Diit tinggi lemak sangat besar pengaruhnya
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Merokok adalah salah satu faktor risiko yang paling besar
5. Obesitas, stress, dan kurang olahraga
Manifestasi Klinis
Tergantung pada jaringan atau organ yang terkena, missal : jantung, otak,
pembuluh perifer.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tradisional dan ateriosklerosis tergantung pada
modifikasi faktor risiko, pemberian obat, dan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan penyakit yang diakibatkan. Beberapa teknik radiologi telah
menunjukkan pentingnya hubungan terapeutik dengan prosedur pembedahan,
seperti angioplasti dan aterektomi rotasional.
Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik ditemukan pada 80% populasi
diatas usia 65tahun, dan merupakan kondisi yang paling umum dari sistem
arterial pada lansia.

2. Aterosklerosis Koronar
Aterosklerosis koronaria (suatu bentuk ateriosklerosis) ditandai dengan
penumpukan substansi lemak dan jaringan fibrosa abnormal pada dinding
pembuluh. Penumpukan ini mengarah pada perubahan dalam struktur dan
fungsi, dan penurunan aliran darah ke miokardium. Penyebab kemungkinana
termasuk perubahan adalam metabolism lemak, koagulasi darah, dan sifat
biofisik dan biokimia dinding arteri. Aterosklerosis merupakan penyakit yang
bersifat progesif. Sifat progresif tersebut dapat memulih dan pada beberapa kasus
dapat memburuk.
Manifestasi Klinis
Diakibatkan oleh penyempitan lumen arteri dan obstruksi darak ke miokardium.
1. Nyeri dada
2. Angina pektoris
3. Infark miokardium
4. Perubahan gambaran EKG, aneurisme ventricular
5. Disritmia, kematian mendadak
Faktor-Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
1. Perokok kretek
2. Tekanan darah tinggi
3. Kolesterol darah tinggi (hiperlipidemia)
4. Hiperglikemia (diabetes mellitus)
5. Obesitas
6. Ketidakaktifan fisik
7. Penggunaan kontrasepsi oral
8. Pola perilaku (stress, keagresifan, bermusuhan)
9. Geografi: insiden lebih tinggi pada region industrialisasi
Faktor-Faktor Risiko yang Tidak Dapat dimodifikasi
1. Riwayat keluarga positif
2. Peningkatan usia
3. Jenis kelamin : terjadi tiga kali lebih sering pada pria ketimbang wanita
4. Ras (suku bangsa): insiden lebih tinggi pada orang kulit hitam ketimbang kulit
putih
Pertimbangan Gerontologi
Proses penuaan menyebabkan perubahan dalam integritas lapisan dinding
arteri (ateriosklerosis), mengganggu aliran darah, dan nutrisi jaringan. Perubahan
ini seringkali sudah mencukupi untuk mengurangi oksigenasi dan meningkatkan
konsumsi oksigen (MVO2) miokardium. Akibatnya dapat mencetuskan angina
pectoris dan akhirnya terjadi gagal jantung kongestif.

Anda mungkin juga menyukai