Disusun Oleh :
GERRY VALENTINO SAMUDERA
E1A014115
Kelas A
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.TUJUAN PENULISAN
Rumusan masalah diatas berisi tentang hal-hal yang cukup penting
untuk diketahui dan merupakan sesuatu yang dasar dan berguna untuk
wawasan kita.
Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi nilai tugas terstruktur
yang diberikan oleh Dosen hukum perbankan yaitu Ibu Rochani Urip Salami,
SH, MS.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hermansyah, SH., M.hum, Hukum Perbankan Nasioanal Indonesia, Kencana, Jakarta, 2009.
Hlm 32
Perkreditan Rakyat, yang serta melampirkan bukti pelunasan modal sekurang-
kurngnya sebesar 30% dalam bentuk fotokopi bilyet deposito pada Bank
Umum di Indonesia dan atas nama Direksi Bank
Indonesia c.q. salah seorang calon pemilik Bank Perkreditan Rakyat yang
bersangkutan.
Sedangkan untuk memperoleh izin usaha Bank Perkreditan Rakyat
permohonan yang diajukan oleh si pemohon harus memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Surat Keputusan Direksi Ban Indonesia
Nomor 32/35/KEP/DIR tentang Bank Perkeditan Rakyat yaitu yang salah
satunya memuat tentang bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk fotokopi
bilyet deposito.
Secara tersirat dari penjelasan diatas dalam mendirikan bank haruslah
memenuhi persyaratan dan prosedur pendirian bank yang semuanya itu
haruslah melampirkan setoran atau pelunasan modal.
2
Hermansyah, SH., M.hum, op, cit, hlm 7
3
Yandianto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, M2S Bandung, Bandung, 2000, hlm
38.
Rumusan mengenai pengertian bank yang lain, dapat juga kita temui dalam
kamus istilah hukum Fockema Andreae yang mengatakan bahwa bank adalah
suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam
menerima dan memberikan uang dari dana kepada pihak ketiga4.
Berhubungan dengan cek yang hanyan dalam arti adalah luas adalah
orang atau lembaga yang dalam pekerjaanya secara teratur menyediakan uang
untuk pihak ketiga.
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam buku Bank Politik, bahwa pengertian
bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit
(to satisfy the needs of credit) , baik dengan alat alat pembayaran sendiri atau
dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan
mengedarkan alat alat penukar baru berupa uang giral (circulate new tool
exchanger in the form of demand deposits)5.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya bank adalah badan usaha yang manjalankan kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada pihak-
pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam
bentuk lalu lintas pembayaran. Berkaitan dengan pengertian bank, Pasal 1 ayat
2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan merumuskan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simppanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkaan taraf
hidup rakyat banyak.
4
Hermansyah, SH., M.hum, op. cit, hlm 8.
5
Dr. Thomas Suyatno, M.M.,Kelembagaan perbankan.1988. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Hlm 1.
menyalurkan ke dalam masyarakat. Sebagai lembaga keuangan, bank
mempunyai usaha pokok berupa
menghimpun dana daari masyarakat untuk kemudian menyalurkan kembali
kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. Fungsinya untuk mencari dan
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan memegang
peranan penting terhadap pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang
berhasil dihimpuun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume
dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman
dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit, pembelian
efek-efek, atau surat-surat berharga di pasar uang6. Dana bank sendiri
memiliki pengertian uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar
yang dikuasai bank yang setiap waktu dapat diuangkan.
Dalam rangka mobilisasai dan menghimpun dana dari masyarakat
tersebut sudah tentu bank harus sedemikian rupa mengenal sumber-sumber
dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang
berbeda pula.
Pada prinsipnya dana dari suatu bank itu terdiri dari :
2.5.1 Dana Yang Bersumber Dari Bank Sendiri
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah dana
berbentuk modal setor yang berasala dari para pemegang saham
dan cadangan-cadangan serta keuntungan bank yang belum
dibagikan kepada pemegang
saham. Dana ini adalah dana murni dimiliki oleh bank yang telah
ada sejak bank tersebut memulai kegiatan usahanya, bahkan sejak
bak tersebut memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia. Modal
setor yang berasal dari pemegang saham dapat dikatkan bersifat
tetap, dalam arti selamannya akan tetap mengendap dalam bank
dan tidak akan mudah ditarik begitu saja oleh penyetoran. Dalam
ketentuan Pasal 37 ayat 1 jo. Pasal 35 Undang-Undang No. 1
6
Hermansyah, SH., M.hum, op. cit, hlm 43.
Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas ditentukan bahwa untuk
pengurangan modal setor suautu perseroan terbatas haruslah
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pelaksanaan
Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.5.2 Dana Yang Bersumber Dari Masyarakat Luas
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa dana bank
yang berasal dari masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kegiatan perbankan. Dana yang berasal dari
masyarakat luas adalah dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat dalam bentuk simpanan yang diwujudkan dalam
berbagai bentuk seperti giro, deposito, dan tabungan. Berdasarkan
pengertian di atas, maka dalam dunia perbankan dana yang berasal
dari masyarakat luas ini terdiri dari:
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Secara umum giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lain atau dengan pemindah
bukuan7.
b. Deposito (Time Deposit)
Simpanan pihak ketiga pada bak yang penarikanya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif
yang dapat dipilh oleh nasabah penyimpan, yaitu:
1 (satu) bulan
3 (tiga) bulan
6 (enam) bulan
7
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan.
12 (dua belas) bulan
24 (dua puluh empat) bulan
c. Sertifikat Deposito
Simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindah tangankan8.
d. Tabungan
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet, giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu9.
2.5.3 Dana Yang Bersumber Dari Bank Indonesia
Dana yang dikucurkan oleh Bank Indonesia melalui fasilitas
kredit kepada bank-bank yang mengalami kesulitan pendanaan
jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi
dan mudah dicairkan. Hal tersebut merupakan implementasi dari
fungsi Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort (LoLR)
.Yang menurut Undang-Undang No. 3 Tahum 2004, fungsi the
lender of the last resort itu memungkinkan Bank Indonesia
memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya
menjadi beban pemerintah10.
Adapunn dana yang bersumber dari Bank Indonesia yang
dikucurkan kepada bank-bank yangg mengalami kesulitan
pendanaan adalah sebagai berikut:
a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
Kredit Likuiditas Indonesia adalah kredit yang diberikan
oleh Bank Indonesia untuk membiayai kredit program
pemerintah yang disalurkan melalui Bank Umum dengan
perkataan lain, KLBI diberikan oleh Bank Indonesia sebagai
8
Ibid., Pasal 1 ayat 8.
9
Ibid., Pasal 1 ayat 9.
10
Hermansyah, SH., M.hum, op. cit, hlm 49
pinjaman kepada bank-bank yang membutuhkan dana sebagai
pinjaman kepada bank-bank yang memmbutuhkan dana untuk
kepentingan likuiditas mereka.
Pada saat ini Krdit Likuiditas Bank Indonesia sudah tidak
dipergunakan lagi oleh Bank Indonesia, yaitu sejak
dikeluarkannya fasilitas diskonto rupiah dan diberlakukannya
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
b. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Fasilitas yang diberikan oleh BI kepada perbankan, untuk
menjaga kestabilan pembayaran dan sektor perbankan agar tidak
terganggu oleh adanya mismatch (ketidak seimbangann)
likuiditas antara penerima dana pada bank-bank.
c. Kredit Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah Jangka Pendek
Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang
diberikan kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan
jangka pendek dari bank yang bersangkutan dengan ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu:
1. Diberikan untuk bank yang mengalami kesulitan dana (Pasal 11
ayat 1)
2. Jangka waktu maksimal 90 hari (Pasal 11 ayat 1)
3. Dengan agunan berkualitas tinggi dan mudah dicairkan (Pasal 11
ayat 2)
2.5.4 Dana Bersumber Dari Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank
a. Pinjaman Antar Bank
Pinjaman baik dana, bantuan tenaga ahli ataupun bentuk
modal. Bentuk modal biasanya diberikan sebagai pinjaman oleh
bank lain.
b. Call Money
Dana talangan atau tambahan dari lembaga keuangan bank.
Dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lain,
maksimal 7 hari, yang setiap waktu dapat ditarik kembali oleh
bank yang meminjamkan tanpa dikenakan pembebanan.
c. Pinjaman Dana Dari Luar Negeri
Keseluruhan dana yang diperoleh dari pinjaman luar negeri
baik dari lemabag keuagan bank atau bukan bank. Bank penerima
pinjaman harus mengembalikan dana pinjaman terebut dalam
jangka waktu tertentu.
a. Kepercayaan Masyarakat
Sebuah bank mempunyai suatu gambaran umum di mata masyarakat yang
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi gambaran suatu bank di mata
masyarakat, seperti pelayanan atau kinerja, keadaan keuangan, berita-
berita di mass media tentang bank tersebut, laporan-laporan Bank
Indonesia tentang bank tersebut, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat
kepercayaan masyarakat pada sebuah bank, maka semakin tinggi pula
kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat
dengan efisien dana sesuai rencana penggunaan dananya.
b. Ekspetasi Pendapatan Yang Akan Diterima Oleh Penabung
Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected rate of
return) oleh penyimpan dana lebih tinggi disbanding pendapatan dari
alternative investasi lain dengan tingkat resiko yang seimbang. Semakin
tinggi tingkat pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana
ini, maka semakin mudah sebuah bank untuk menarik dana dari calon
penyimpan dananya.
c. Risiko Penyimpanan Dana
Apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian yang tinggi atas
dana masayarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah
diperjanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan
dananya di bank tersebut.
d. Service
Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan
yang baik akan membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan,
dan dihormati, sehingga merasa senang untuk terus bertransaksi keuangan
dengan bank tersebut. Pelayanan ini bisa berupa pelayanan dari petugas
bank, pemberian hadiah, atau pemberian fasilitas yang lain.
e. Menjaga Kerahasian Data Nasabah Pengelolaan Dana Bank Yang Hati-
Hati
Artinya bahwa setiap lapisan karyawan harus wajib menjaga kode etik /
norma suatu bank, yaitu tidak diperkenankan untuk menyebarkan
identitas suatu nasabah secara sembarang, kalau pun diperlukan harus
melalui proses lebih lanjut apakah informasi tersebut membantu beberapa
pihak yang berkepentingan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sementara dapat juga kita lihat bahwa peranan bank yaitu untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi dalam bentuk penyediaan dan pengelolaan
uang, yang antara lain meliputi administrasi keuangan, penggunaan uang,
perdagangan dan pertukaran, perkreditan, kiriman uang dan pengawasannya.
Sementara untuk hubungan luar negeri adalah sebagai jembatan dengan dunia
Internasional dalam lalu lintas devisa, moneter dan perdagangan, serta
membantu terjadinya perdagangan ekspor-impor, pariwisata dan transfer
uang.
Dan dapat kita lihat juga bahwa dari banyaknya sumber dana bank
yang ada, ternyata sumber dana yang diperoleh dari masyarakat luaslah yang
memiliki peran paling penting sebagai sumber utama dana bank.
Umum.
3. Surat Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990
tentang Lembaga Keuangan.