Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
I. Identitas Diri klien
Nama : Tn.A
Tanggal MRS : 29 Agustus 2017
Tempat/ tanggal lahir : Blitar / 4 Oktober 1975
No. RM : 046820
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Lawu No. 29D Blitar
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA (Tamat)
Pekerjaan : Wiraswasta

II. Status kesehatan Saat ini


1. Alasan masuk / Keluhan utama
Kulit mengelupas dan kemerahan pada seluruh permukan
tubuh (bersisik)
2. Faktor pencetus
Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab timbulnya
kulit mengelupas, merah dan bersisik
3. Lamanya Keluhan
Klien mengatakan penyakitnya dialami sejak 4 tahun
4. Timbulnya keluhan menurut klien secara bertahap dimulai dari
dahi kemudian menjalar ke lengan dan akhirnya ke seluruh
permukaan tubuh.
5. Faktor yang memperberat
Menurut klien sejak ia melakukan pengobatan alternatif
berupa anjuran dari dukun yang menggunakan daun dan daging
hewan sebagai pengobatan.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri
Sebelum masuk rumah sakit klien berobat ke dukun dan
beberapa dokter umum dan dokter spesialis, namun menurut
klien tidak ada hasilnya. Bahkan menurut klien dia sudah
mengkonsumsi bermacam-macam obat medis, misalnya
dexametason, insidal dan sebagainya.
7. Diagnosa medic
Eritroderma tgl 29 Juli 2017
DDS ekstropion + lagoftalmus, tgl 30 Juli 2017
berdasarkan hasil konsultasi dan pemeriksaan oleh
dokter spesialis mata.
Psoriasis tgl 19 Agustus 2017
Psoriasis vulgaris tgl 29 Agustus 2017 berdasarkan
hasil pemeriksaan histopatologi

III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
membuatnya dirawat di rumah sakit sejak kecil. Klien tidak
pernah di operasi.
2. Klien mengtakan dia alergi makan telur dan ikan asin karena
saat makan telur dan ikan asin, klien merasa gatal.
3. Klien mengatakan kurang mengetahui riwayat imunisasi yang
didapatnya
4. Klien tidak pernah mengkomsumsi/ menggunakan rokok, kopi,
obat-obatan, ataupun alkohol.
5. Obat-obatan
Klien mengunakan obat-obatan dari dukun dan dokter sejak
menderita penyakitnya, menurut klien oba-obatanyang
didapatnya selama ini tidak banyak membantu dalam
mengatasi penyakitnya.
6. Pola nutrisi
Berat badan 60 kg
Tinggi badan 165 cm
Jenis makanan yang dikomsumsi kien : nasi, sayur, ikan
(lauk pauk)
Makanan yang disukai klien
Makanan yang tidak disukai klien
Tidak ada makanan pantang kecuali ikan asin dan telur
Nafsu makan : baik, porsi makanan yang diberi
dihabiskan oleh klien.
Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : klien
megatakan tidak mengetahui perunahan berat badannya.
(lupa)
7. Pola eliminasi
a. Buang Air besar
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : padat dan lunak
Waktu : pagi hari
Klien tidak pernah menggunakan pancahar
b. Buang Air Kecil
Frekuensi : 4-5 kali sehari
Warna : kuning muda dan jernih
Bau : amoniak
8. Pola tidur dan istirahat
a. waktu tidur (jam)
malam : 21.00 -05.00
siang : 14.00- 13.00
b. lama tidur : 8 jam/hari
c. Kebiasaan pengantar tidur : membaca buku/koran dan
mendengar music
d. Kebiasaan saat tidur : tidak ada
e. Tidak ada kesulitan dalam hal tidur
9. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : sebagai kaligrafer, klien
dalam bekerja lebih banyak menggunakan
tangannya.
b. Olah raga : Klien mengatakan tidak mempuyai jadwal
rutin/ khusus dalam berolah raga.
c. Kegiatan diwaktu luang digunakan untuk berkumpul
bersama keluarga
10. Pola Pekerjaan
a. Jenis pekerjaan : kaligrafer ditekuni sejak tammat dari
SMA
b. Jumlah jam kerja : tidak tetap
c. Jadwal kerja sesuai dengan permintaan.

IV. Riwayat Keluarga


Menurut klien, dalam keluarga tidak ada yang pernah
menderita penyakit yang sama.

V. Riwayat Lingkungan
Menurut klien , lingkungan sekitar rumahnya bersih, tidak
ada bahaya, tidak ada polusiterutama yang berasal dari gas
buangan kendaraan yang banyak lalu-lalang disekitar rumah.

VI. Aspek Psikososial


1. Pola pikir dan persepsi
a. Klien tidak menggunakan alat abntu pendengaran dan
penglihatan
b. Klien mengatakan tidak pernah mengalami pusing atau
kesulitan lainnya
2. Persepsi sendiri
a. Hal yang amat dipikirkan saat ini adalah bagaimana ia
dapat sembuh dari penyakit yang dialami (klien merasa
malu dengan keadannya)
b. Harapan setelah menjalani perawatan
Penyakitnya dapat sembuh dan tidak kambuh lagi.
c. Perubahan yang dirasa setelah sakit
Gatalnya sudah mulai hilang (tidak mengganggu
lagi) sejak 2 minggu yang lalu, meski kadang-kadang masih
sering timbul juga.
3. Suasana hati klien saat ini hanya berfokus pada
dirinya/penyakitnya sendiri dan sering bertanya akan proses
penyembuhan penyakitnya. Klien merasa kurang percaya diri
dengan keadaan / penyakitnya.
4. Hubungan / Komunikasi
a. Klien berbicara dengan sangat jelas, dengan menggunakan
bahasa indonesia dan kadang menggunakan bahasa daerah.
b. Klien adalah orang yang humoris
c. Klien mampu mengekspresikan persaan dan mengerti orang
lain.
d. Klien tinggal dengan paman dan bibinya
e. Kebiasaan keluarga
f. Klien dan keluarga menganut adat istiadat budaya bugis
g. Pembuatan keputusan dalam keluarga oleh orangtua
h. Pola komunikasi dalam keluarga sangat harmonis
i. Keuangan keluarga cukup memadai
j. Tidak ada kesulitan hubungan dalam keluarga baik terhadap
orang tua, sanak saudara maupun orang lain.
5. Kebiasaan seksual
Klien saat ini belum menikah (masih sendiri) karena klien
merasa belum sembuh dari penyaitnya namun klien juga paham
dengan pendidikan seksual
6. Pertahanan Koping
a. Pengambilan keputusan dalam keluarga sebagian besar
adalah ayah klien.
b. Yang disukai klien tentang dirinya adalah kemampuannya
dalam membuat kaligrafi.
c. Menurut klien tidak ada yang perlu dirubah dalam
hidupnya, semuanya sudah dipasrahkan pada Tuhan YME.
d. Yang dilakukan klien jika stress adalah diam, banyak
beribadah dan berdoa.
e. Yang diharapkan klien dan perawat adalah membantunya
dalam proses penyembuhan dan memberikan penjelasan
tentang penyakitnya.
7. Spiritual Keyakinan
a. Sumber kekuatan klien dalam keluarga adalah orang tuanya
yang selalu merawat, menemani dan memberinya support.
b. menurut klien, Allah, agama dan kepercayaan adalah hal
yang sangat penting untuk dia
c. Klien taat dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaannya
d. Klien masih taat melaksanakan kegiatan agama/ibadah
selama berada di rumah sakit.

VII. Pengkajian fisik


1. Kepala
Bentuk mesoncephal, rambut pendek, tidak mudah dicabut,
warna hitam, cukup bersih, tidak ada keluhan sakit kepala /
pusing.
2. Mata
Ukuran pupil D/S 2 mm, isokor, reaksi terhadap cahaya
baik, bentuk bulat simetris ki/ka, konjungtiva merah (tidak
anemis), fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda radang,
pemeriksaan mata terakhir tanggal 30 Juli 2005, tidak pernah
operasi, tidak meggunakan kaca mata dan lensa kontak.
3. Hidung
Lubang simetris ki/ka, tidak ada tanda-tanda radang, tidak
ada sekret, tidak ada deviasi septum, tidak ada riwayat alergi,
tidak nyeri tekan.
4. Mulut dan Tenggorokan
Klien terakhir periksa gigi pada tanggal 30 Juli 2005 dan
dianjurkan untuk mencabut gigi gerahamnya yang berlubang
serta membersihkan karang giginya. Klien tidak mengalami
kesulitan menelan dan gangguan berbicara. Kebersihan mulut
dan gigi baik, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe.
5. Pernafasan
Kesan normal, pergerakan dada ikut pola nafas, simetris
ki/ka, tidak ada bunyi nafas tambahan, klien tidak perna di
rontgen.
6. Sirkulasi
Nadi perifer (radial) teraba reguler, CRP 2 detik, tidak
tampak peningkatan tekanan vena jagularis, s1 dan s2 murni, s3
dan s4 tidak ada, bunyi murmur dan gallop tidak ditemukan,
tidak ada nyeri dada, edema dan palpitasi, tidk ada cyanosis,
clubbing.
7. Abdomen
Bentuk datar, pergerakan ikut pola nafas, tidak nyeri tekan,
tidak tampak adanya distensi abdomen, tidak teraba perbesaran
hati, limfa dan ginjal.
8. Ekstremitas
a. Tangan : Simetris ki/ka, tampak kemerahan,
pergerakan baik, tampak ada skuama.
b. Kaki : Simetris ki/ka, tampak kemerahan, ada
skuama, pergerakan baik, tidak menggunakan alat bantu.
9. Nutrisi
Jenis diet makanan biasa, nafsu makan baik, tidak ada mual
dan muntah, intake cairan cukup ( 5 - 8 gelas/hari).
10. Eliminasi
a. Frekuensi buang air besar 1 kali sehari, tidak konstipasi,
tidak diare.
b. Frekuensi buang air kecil 4 -5 kali sehari, tidak ada
inkontinensia, hematuria, tidak menggunakan kateter.
11. Kebersihan diri
Kebersihan mulut, gigi, badan, kuku tangan dan kaki
cukup bersih.
12. Kesaan perawat terhadap klien
a. Klien tampak cemas dengan penyakitnya
b. Klien tampak kurang percaya diri dengan keadaannya
c. Sebelum masuk rumah sakit klien sudah berusaha berobat
ke dukun dan dokter spesialis, tapi tidak menemukan hasil
yang baik untuknya.
d. Klien tampak pasrah pada Tuhan YME.
13. Therapi
a. Prednison
b. Zinkovit
c. Interhistin
d. Stimuno
e. Lanolin
f. Vaselin
g. Cinolon
(https://www.academia.edu/12172008/ASKEP_DENGAN_PSORIASIS)
B. Diagnosa Keperawatan
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subjektif Pertumbuhan sel
Klien mengatakan abnormal
badanya bersisik dan
berwarna merah Terbentuk lapisan
Klien mengatakan protektif kulit yang
kulitnya kadang terasa abnormal
gatal
Data objektif Lesi pada kulit yang
Tampak eritema dan ditutupi sisik berwarna
Gangguan Integritas
skuama pada seluruh putih (skuama)
Kulit
tubuh klien.

Kulit tampak bersisik, Reaksi inflamasi

jika digaruk tampak

fenomena tetesan lain. Gangguan


Klien tampak selalu Integritas Kulit

menyentuh tubuhnya

Data Subjektif Pertumbuhan sel


Klien mengatakan abnormal
sebelum masuk rumah
sakit sudah berobat Terbentuk lapisan
kedukun dan Dokter protektif kulit yang
Gangguan Citra Tubuh
spesialis, tetapi tidak abnormal
menemukan hasil
yang baik untuknya Lesi pada kulit yang
Klien mengatakan ditutupi sisik berwarna
merasa malu dengan putih (skuama)
keadaannya
Klien mengatakan Perasaan negative
kurang pecaya diri tentang diri sendiri
dengan keadaannya.
Klien mengtakan Gangguan Citra
sudah memasrahkan Tubuh

semuanya pada Tuhan


Data objektif
Klien tampak jelas
dengan keadaannya
Klien selalu
menyentuh tubuhnya
Ekspresi wajah tegang
Data subjektif Pertumbuhan sel
Klien mengatakan abnormal
sebelum masuk rumah
sakit sudah berobat Terbentuk lapisan
kedukun dan Dokter protektif kulit yang
spesialis tapi tak abnormal
berhasil sembuh
Klien sering Lesi pada kulit yang
menanyakan tentang ditutupi sisik berwarna
penyakitnya putih (skuama) Ansietas
Klien mengatakan
merasa malu dengan Perubahan status
keadaannya kesehatan / kurangnya

Klien mengatakan pengetahuan kesehatan

obat-obat yang tentang penyakit dan

didapat selama ini pengobatan

tidak banyak

membantu Ansietas
Data objektif
Klien tampak cemas
dengan keadaannya
Ekspresi wajah
tegang.

C. Intervensi
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan integritas Klien 1. Observasi Memberikan
kulit b/d lesi dan menunjukkan keadaan klien informasi dasar
reaksi inflamasi kulit yang lebih setiap hari tentang
halus dan 2. Anjurkan klien kebutuhan
pengendalian lesi, untuk tidak penampakan
dengan kriteria mencubit/ kulit
Tidak ada lesi menggaruk Untuk
baru yang kulit/daerah menghindari
timbul yang sakit. terjadinya
Mempertahan- 3. Beri HE cedera kulit
kan kulit agar tentang yang bisa
selalu terlumasi pentingnya memacu
dan lunak menjaga kerusakan
Eritema dan kelembaban integritas kulit
skuama hilang kulit. yang lebih luas.
Tidak gatal 4. Kolaborasi Tindakan untuk
dengan tim mencegah
medis dalam kekeringan
pemberian kulit
terapi Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
penyakit
2 Gangguan citra diri Klien akan 1. Kaji makna Episode
b/d perasaan negatif menunjukkan perubahan traumatik
(malu) terhadap penerimaan yang dialami mengakibatkan
penampakan dan penampilan diri pasien perubahan tiba-
persepsi diri dengan kriteria : 2. Dorong tiba, tidak
Klien mau individu untuk diantisipasi,
berhubungan mengekspresik membuat
dengan orang an perasaan aktual
lain perasaannya, yang dirasakan.
Klien bertanya Membantu
menerima mengenai mengenal
keadaannya masalah masalah yang
Tidak selalu penanganan dihadapi
menyentuh perkembangan sekaligus
tubuhnya dan prognosa merupakan sala
Klien tidak kesehatannya. satu teknik
merasa rendah 3. Berikan HE komunikasi
diri. tentang proses terapeutik
terjadinya Meningkatkan/
penyakit menambah
pengetahuan
klien tentang
proses tejadinya
penyakit

3 Ansietas b/d Klien akan 1. Beri Keluarga akan


perubahan status menunjukkan kesempatan merasa
kesehatan / penerimaan pada orang diperhatikan
kurangnya penampilan diri terdekat dan klien akan
pengetahuan tentang dengan kriteria : berbagi merasa dibantu
penyakit dan Klien mau perasaan dan dengan
pengobatan. berhubungan ketakutan. keberadaan /
dengan orang 2. Informasi/anju keterlibatan
lain ran kepada orang terdekat.
Klien keluarga / Klien akan
menerima orang terdekat merasa
keadaannya untuk selalu diperhatikan
Tidak selalu menemani dan sehingga dapat
menyentuh membesuk meningkatkan
tubuhnya klien. rasa percaya diri
Klien tidak 3. Berikan Kata-kata
merasa rendah penguatan penguatan dapat
diri. positif mendukung
terhadap terjadinya
kemajuan perilaku koping
proses yang adaptif.
penyembuhan
(Kusuma, Hardhi. 2013. NIC-NOC Edisi Revisi. Yogyakarta:
MediAction Publishing.)

D. Implementasi
TANGGAL / TANDA
NO NO. DX IMPLEMENTASI
JAM TANGAN
1 Dx. 1 25-09-2017 1. Melakukan BHSP
07.30 2. Mengobservasi keadaan
pasien
3. Menganjurkan pasien
untuk tidak
menggaruk/mencubit
kulit yang sakit
4. Memberikan HE tentang
pentingnya menjaga
09.00 kelembapan kulit
5. Mengkolaborasikan
dengan tim medis dalam
pemberian terapi
2 Dx. 2 25-09-2017 1. Melakukan BHSP
07.30 2. Mengkaji makna
perubahan yang dialami
pasien
3. Mendorong pasien untuk
mengekspresikan
perasaannya
4. Memberikan HE tentang
09.00 proses terjadinya
penyakit

3 Dx. 3 25-09-2017 1. Melakukan BHSP


07.30 2. Memberikan kesempatan
pada orang terdekat
untuk berbagi
perasaan/ketakutan
3. Menginformasikan
kepada keluarga untuk
selalu menemani pasien
09.00 4. Memberikan penguatan
positif terhadap
kemajuan proses
penyembuhan
E. Evaluasi
TANGGAL / TANDA
NO NO. DX EVALUASI
JAM TANGAN
1 Dx. 1 25-09-2017 S: Px mengatakan badannya
08.00 bersisik dan bewarna merah,
terasa gatal
O: Tampak eritema dan
skuama pada seluruh tubuh,
kulit tampak bersisik ketika
digaruk, pasien tampak selalu
menyentuh tubuhnya
A: Masalah Gangguan
integritas kulit belum teratasi
P: Intervensi 2,3,4,5
dilanjutkan
2 Dx. 2 25-09-2017 S: Px mengatakan merasa
08.00 malu dengan keadaannya,
kurang percaya diri, merasa
pasrah
O: Tampak eritema dan
skuama pada seluruh tubuh,
Pasien selalu menyentuh
tubuhnya, Ekspresi wajah
tegang
A: Masalah Gangguan citra
tubuh belum teratasi
P: Intervensi 2,3,4 dilanjutkan
3 Dx. 3 25-09-2017 S: Px mengatakan merasa
08.00 malu dan selalu menanyakan
keadaannya
O: Px tampak cemas dengan
keadaanya, ekspresi wajah
tegang
A: Masalah Ansietas belum
teratasi
P: Intervensi 2,3,4 dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Uraian
Pembahasan ini berdasarkan pada gangguan kebutuhan dasar manusia
pada kasus psoriasis ini
1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi zat kimia,
faktor mekanik, faktor nutrisi ditandai dengan kerusakan jaringan
kulit (kulit bersisik, turgor kulit buruk, pecah-pecah, bercak-
bercak, gatal).
Definisi: Perubahan epidermis dan dermis kulit
Diagnosa ini ditegakkan karena sesuai faktor yang
berhubungan dan data fokus dari pasien, adapun data
tersebut yaitu
Data Subyektif : Px mengatakan badannya bersisik dan
bewarna merah, terasa gatal
Data Obyektif : Tampak eritema dan skuama pada seluruh
tubuh, kulit tampak bersisik ketika digaruk, pasien tampak
selalu menyentuh tubuhnya.
Dengan data diatas dan tinjauan-tinjauan teori seperti
manifestasi klinik dan sesuai perjalanan penyakit atau
pohon masalah yaitu lesi pada kulit yang ditutupi sisik
berwarna putih (skuama) menyebabkan reaksi inflamasi
pada kulit dan munculah masalah keperawatan gangguan
integritas kulit dan diagnosa ini kami prioritaskan sebagai
prioritas pertama karena menurut KDM Maslow diagnosa
gangguan integritas kulit masuk dalam kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang terdapat dalam piramida
kedua, dengan ini dapat ditegakkan diagnosa tersebut.
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan upaya
mengatasi masalah sesuai intervensi dan rasionalnya:
1. Observasi keadaan klien setiap hari
Rasional: Memberikan informasi dasar tentang
kebutuhan penampakan kulit
2. Anjurkan klien untuk tidak mencubit/ menggaruk
kulit/daerah yang sakit
Rasional: Untuk menghindari terjadinya cedera kulit
yang bisa memacu kerusakan integritas kulit yang lebih
luas.
3. Beri HE tentang pentingnya menjaga kelembaban kulit.
Rasional: Tindakan untuk mencegah kekeringan kulit
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional: Untuk mempercepat kesembuhan penyakit
Tujuan dan Evaluasi:
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
3. Perfusi jaringan baik
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya cedera berulang
5. Pasien mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit dan perawatan alami

2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, penyakit, dan


perseptual ditandai dengan tidak percaya diri, minder, perasaan
terisolasi, interaksi berkurang.
Definisi: konfusi pada gambaran mental fisik diri
seseorang.
Diagnosa ini ditegakkan karena sesuai faktor yang
berhubungan dan data fokus dari pasien, adapun data
tersebut yaitu
Data Subyektif : Px mengatakan merasa malu dengan
keadaannya, kurang percaya diri, merasa pasrah
Data Obyektif : Tampak eritema dan skuama pada seluruh
tubuh, Pasien selalu menyentuh tubuhnya, Ekspresi wajah
tegang.
Dengan data diatas dan tinjauan-tinjauan teori
seperti manifestasi klinik dan sesuai perjalanan penyakit
atau pohon masalah yaitu lesi pada kulit yang ditutupi sisik
berwarna putih (skuama) menyebabkan perasaan negative
pada diri sendiri dan munculah masalah keperawatan
gangguan citra tubuh dan diagnosa ini kami prioritaskan
sebagai prioritas kedua karena menurut KDM Maslow
diagnosa gangguan citra tubuh masuk dalam kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang terdapat dalam piramida
kedua, dengan ini dapat ditegakkan diagnosa tersebut.
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan upaya
mengatasi masalah sesuai intervensi dan rasionalnya:
1. Kaji makna perubahan yang dialami pasien
Rasional: Episode traumatik mengakibatkan a-tiba,
tidak diantisipasi, membuat perasaan aktual yang
dirasakan.
2. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya,
bertanya mengenai masalah penanganan perkembangan
dan prognosa kesehatannya.
Rasional : memmbantu mengenal masalah yang
dihadapi sekaligus merupakan sala satu teknik
komunikasi terapeutik
3. Berikan HE tentang proses terjadinya penyakit
Rasional : meningkatkan/ menambah pengetahuan klien
tentang proses tejadinya penyakit
Tujuan dan evaluasi
1. Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling
percaya
2. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
3. Pasien menunjukkan penerimaan penampilan

3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan /


kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar, disertai respon autonom (sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu) , perasaan takut
yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Diagnosa ini ditegakkan karena sesuai faktor yang
berhubungan dan data fokus dari pasien, adapun data
tersebut yaitu
Data Subyektif : Px mengatakan merasa malu dan selalu
menanyakan keadaannya.
Data Obyektif : Px tampak cemas dengan keadaanya,
ekspresi wajah tegang.
Dengan data diatas dan tinjauan-tinjauan teori seperti
manifestasi klinik dan sesuai perjalanan penyakit atau
pohon masalah yaitu lesi pada kulit yang ditutupi sisik
berwarna putih (skuama) menyebabkan perubahan status
kesehatan / kurangnya pengetahuan kesehatan tentang
penyakit dan pengobatan dan munculah masalah
keperawatan ansietas dan diagnosa ini kami prioritaskan
sebagai prioritas ketiga karena menurut KDM Maslow
diagnosa ansietas masuk dalam kebutuhan keselamatan dan
rasa aman yang terdapat dalam piramida kedua, dengan ini
dapat ditegakkan diagnosa tersebut. Selama pasien dirawat,
perawat melakukan tindakan upaya mengatasi masalah
sesuai intervensi dan rasionalnya:
1. Beri kesempatan pada orang terdekat berbagi perasaan
dan ketakutan.
Rasional : Keluarga akan merasa diperhatikan dan klien
akan merasa dibantu dengan keberadaan / keterlibatan
orang terdekat.
2. Informasi/Anjurkan kepada keluarga / orang terdekat
untuk selalu menemani dan membesuk klien.
Rasional : Klien akan merasa diperhatikan sehingga
dapat meningkatkan rasa percaya diri.
3. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan proses
penyembuhan.
Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung
terjadinya perilaku koping yang adaptif.
Tujuan dan evaluasi
1. Pasien mampu mengidentifikasi rasa cemas
2. Diharapkan cemas mulai berkurang
3. Menunjukkan pengendalian diri terhadap cemas
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini
secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena
timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan
kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik (Effendy, 2005)
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini
diwariskan secara poligenik.
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis,
kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan,
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut
kobner. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang
disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan serta pengetahuannya khususnya
pada pasien dengan Psoriasis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien maupun keluarganya.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi mahasiswa agar dapat
membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan Psoriasis
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan
lebih memahami Psoriasis serta asuhan keperawatan kepada klien
dengan Psoriasis dan mempermudah masyarakat awam untuk
mengetahui tentang gangguan tersebut tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12172008/ASKEP_DENGAN_PSORIASIS
(di akses tanggal 25 September 2017)
Huda, Amin, dan Kusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis NANDA
Kusuma, Hardhi. 2013. NIC-NOC Edisi Revisi. Yogyakarta: MediAction Publishing.
Muttaqin, Arif, dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika.
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius
Wilkinson,Judith M., Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai