TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Diri klien
Nama : Tn.A
Tanggal MRS : 29 Agustus 2017
Tempat/ tanggal lahir : Blitar / 4 Oktober 1975
No. RM : 046820
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Lawu No. 29D Blitar
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA (Tamat)
Pekerjaan : Wiraswasta
V. Riwayat Lingkungan
Menurut klien , lingkungan sekitar rumahnya bersih, tidak
ada bahaya, tidak ada polusiterutama yang berasal dari gas
buangan kendaraan yang banyak lalu-lalang disekitar rumah.
menyentuh tubuhnya
tidak banyak
membantu Ansietas
Data objektif
Klien tampak cemas
dengan keadaannya
Ekspresi wajah
tegang.
C. Intervensi
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan integritas Klien 1. Observasi Memberikan
kulit b/d lesi dan menunjukkan keadaan klien informasi dasar
reaksi inflamasi kulit yang lebih setiap hari tentang
halus dan 2. Anjurkan klien kebutuhan
pengendalian lesi, untuk tidak penampakan
dengan kriteria mencubit/ kulit
Tidak ada lesi menggaruk Untuk
baru yang kulit/daerah menghindari
timbul yang sakit. terjadinya
Mempertahan- 3. Beri HE cedera kulit
kan kulit agar tentang yang bisa
selalu terlumasi pentingnya memacu
dan lunak menjaga kerusakan
Eritema dan kelembaban integritas kulit
skuama hilang kulit. yang lebih luas.
Tidak gatal 4. Kolaborasi Tindakan untuk
dengan tim mencegah
medis dalam kekeringan
pemberian kulit
terapi Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
penyakit
2 Gangguan citra diri Klien akan 1. Kaji makna Episode
b/d perasaan negatif menunjukkan perubahan traumatik
(malu) terhadap penerimaan yang dialami mengakibatkan
penampakan dan penampilan diri pasien perubahan tiba-
persepsi diri dengan kriteria : 2. Dorong tiba, tidak
Klien mau individu untuk diantisipasi,
berhubungan mengekspresik membuat
dengan orang an perasaan aktual
lain perasaannya, yang dirasakan.
Klien bertanya Membantu
menerima mengenai mengenal
keadaannya masalah masalah yang
Tidak selalu penanganan dihadapi
menyentuh perkembangan sekaligus
tubuhnya dan prognosa merupakan sala
Klien tidak kesehatannya. satu teknik
merasa rendah 3. Berikan HE komunikasi
diri. tentang proses terapeutik
terjadinya Meningkatkan/
penyakit menambah
pengetahuan
klien tentang
proses tejadinya
penyakit
D. Implementasi
TANGGAL / TANDA
NO NO. DX IMPLEMENTASI
JAM TANGAN
1 Dx. 1 25-09-2017 1. Melakukan BHSP
07.30 2. Mengobservasi keadaan
pasien
3. Menganjurkan pasien
untuk tidak
menggaruk/mencubit
kulit yang sakit
4. Memberikan HE tentang
pentingnya menjaga
09.00 kelembapan kulit
5. Mengkolaborasikan
dengan tim medis dalam
pemberian terapi
2 Dx. 2 25-09-2017 1. Melakukan BHSP
07.30 2. Mengkaji makna
perubahan yang dialami
pasien
3. Mendorong pasien untuk
mengekspresikan
perasaannya
4. Memberikan HE tentang
09.00 proses terjadinya
penyakit
A. Uraian
Pembahasan ini berdasarkan pada gangguan kebutuhan dasar manusia
pada kasus psoriasis ini
1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi zat kimia,
faktor mekanik, faktor nutrisi ditandai dengan kerusakan jaringan
kulit (kulit bersisik, turgor kulit buruk, pecah-pecah, bercak-
bercak, gatal).
Definisi: Perubahan epidermis dan dermis kulit
Diagnosa ini ditegakkan karena sesuai faktor yang
berhubungan dan data fokus dari pasien, adapun data
tersebut yaitu
Data Subyektif : Px mengatakan badannya bersisik dan
bewarna merah, terasa gatal
Data Obyektif : Tampak eritema dan skuama pada seluruh
tubuh, kulit tampak bersisik ketika digaruk, pasien tampak
selalu menyentuh tubuhnya.
Dengan data diatas dan tinjauan-tinjauan teori seperti
manifestasi klinik dan sesuai perjalanan penyakit atau
pohon masalah yaitu lesi pada kulit yang ditutupi sisik
berwarna putih (skuama) menyebabkan reaksi inflamasi
pada kulit dan munculah masalah keperawatan gangguan
integritas kulit dan diagnosa ini kami prioritaskan sebagai
prioritas pertama karena menurut KDM Maslow diagnosa
gangguan integritas kulit masuk dalam kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang terdapat dalam piramida
kedua, dengan ini dapat ditegakkan diagnosa tersebut.
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan upaya
mengatasi masalah sesuai intervensi dan rasionalnya:
1. Observasi keadaan klien setiap hari
Rasional: Memberikan informasi dasar tentang
kebutuhan penampakan kulit
2. Anjurkan klien untuk tidak mencubit/ menggaruk
kulit/daerah yang sakit
Rasional: Untuk menghindari terjadinya cedera kulit
yang bisa memacu kerusakan integritas kulit yang lebih
luas.
3. Beri HE tentang pentingnya menjaga kelembaban kulit.
Rasional: Tindakan untuk mencegah kekeringan kulit
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional: Untuk mempercepat kesembuhan penyakit
Tujuan dan Evaluasi:
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
3. Perfusi jaringan baik
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya cedera berulang
5. Pasien mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit dan perawatan alami
A. Kesimpulan
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini
secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena
timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan
kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik (Effendy, 2005)
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini
diwariskan secara poligenik.
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis,
kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan,
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut
kobner. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang
disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan serta pengetahuannya khususnya
pada pasien dengan Psoriasis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien maupun keluarganya.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi mahasiswa agar dapat
membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan Psoriasis
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan
lebih memahami Psoriasis serta asuhan keperawatan kepada klien
dengan Psoriasis dan mempermudah masyarakat awam untuk
mengetahui tentang gangguan tersebut tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12172008/ASKEP_DENGAN_PSORIASIS
(di akses tanggal 25 September 2017)
Huda, Amin, dan Kusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis NANDA
Kusuma, Hardhi. 2013. NIC-NOC Edisi Revisi. Yogyakarta: MediAction Publishing.
Muttaqin, Arif, dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika.
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius
Wilkinson,Judith M., Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC.