kematian tidak lebih dari 5%, serta pemeliharan broiler DOC sampai 35 hari dengan penimbangan satu Commented [Y10]: Serta dimasukkan setelah tanda koma (,)
Commented [Y11]: DOC
kali dalam seminggu, pemberian pakan tiga kali sehari dan minum secara ad-libitum, pembersihan
Commented [Y12]: SATU
kandang, penerangan, Vita chick, probiotik, vaksin ND serta waktu umur 35 hari pemotongan ayam Commented [Y13]: ?
Commented [Y14]: Ad - libitum
melihat karkasnya.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain adalah
Commented [Y15]: 1 paragraf minimal 3 kalimat
perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan serta pencegahan dan pengobatan penyakit.
1. Mampu mengerjakan penyiapan kandang untuk pemeliharaan ayam broiler dari DOC sampai
dipasarkan.
2. Mampu menangani DOC yang baik dan benar pada saat DOC baru datang.
3. Menangani tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler mulai dari DOC sampai dipasarkan.
II
Commented [Y23]: II ke tinjauan pustaka kasih 2 spasi
TINJAUAN PUSTAKA
Dari tipus ke persiapan kandang 3 spasi
Kegiatan pra pemeliharaan diawali denan kegiatan persiapan kandang. Kegiatan ini
Commented [Y24]: Broiler aja atau ayam pedaging aja
memegang peranan penting dalam keberhasilan pemeliharan ayam broiler, persiapan kandang
Commented [Y25]: Titik (.) lanjut huruf besar
mempunyai pengertian yaitu menyediakan lingkungan yang benar benar sesuai dan kondusif
Commented [Y26]: ?
untuk pertumbuhan ayam broiler dikarenakan ayam broiler merupakan ayam yang rentan
Commented [Y27]: italyc
terhadap berbagai macam penyakit dari periode starter sampai periode finisher tetapi yang
Commented [Y28]: ?
perlu mendapat perhatian khusus yaitu pada periode starter. Jika dalam melakukan persiapan Commented [Y29]: ?
kandang banyak kekurangan akan banyak menimbulkan berbagai permasalahan terutama pada
Pada pratikum yang dilakukan hal pertama yang dilakukan adalah pembersihan
kandang (sanitasi), Tahap ini pada intinya membersihkan kandang yang sudah dipakai pada
periode sebelumnya, pembersihan yang dilakukan pertama kali membersihkan kotoran yang
ada di bawah kandang yang kemudian di masukan ke dalam karung, setelah di areal bawah
pada periode selanjutnuya, lingkungan disekitar kandang juga perlu diperhatikan dalam tahap
pembersihan kandang ini yaitu semak belukar dan tanaman perdu agar tidak menjadi sarang
bagi predator anak ayam (kucing) dan tempat hidup serangga pengganggu seperti lalat dan
b. Pengapuran
Pengapuran harus dilakukan karena pengapuran sangat penting dalam pra pemeliharaan
karena dapat mencegah berkembangnya mikroorganisme yang dapat merugikan seperti ookista
Commented [Y33]: ?
(penyebab cocsidiosis), konsentrasi kapur yang digunakan pada pengapuran saat pratikum
yaitu 2% (2 kg kapur diencerkan dalam 10 liter air), kapur yang digunakan saat praktikum
4
tong besar.
c. Penyemprotan kandang
Penyemprotan dilakukan secara rutin 2 3 kali menggunakan mesin jen shet agar
efektif dalam menghilangkan bibit penyakit. Berikut ini hal- hal yang berkaitan dengan
Commented [Y36]: ?
penyemprotan kandang :
Commented [Y37]: ?
Penyemprotan dengan larutan detergen 1-2% yang dilakukan setelah kandang
Commented [Y38]: ?
dibersihkan (dicuci), penyemprotan ini bertujuan agar bahan bahan organic yang berasal dari Commented [Y39]: ?
sisa-sisa pakan terutama yang tergolong dalam senyawa lunak dapat larut. Bahan-bahan
organic yang tertinggal dalam kandang dapat menjadi media partumbuhan bagi jamur atau
Commented [Y40]: ?
mikroorganism. Setelah disemprot dibiarkan 5 sampai 10 menit kemudian dibilas sampai
Perbandingan larutan adalah 1 liter formalin dalam 20 liter air (untuk kondisi normal) dan 1
liter formalin dalam 10 liter air (bila peternakan habis terserang wabah). Konsentrasi tersebut
diperhitungkan agar dapat memusnahkan bibit penyakit tapi tidak membahayakan penyemprot.
Setelah kandang disemprot, kandang dibiarkan 7-21 hari supaya mata rantai bibit penyakit
terputus.
lain, satu hari sebelum DOC masuk. Yang harus disemprot adalah bagian seluruh kandang
Saat praktikum kandang disemprot dengan larutan formalin (ormaldehyde) saja setelah
Commented [Y41]: ?
penuutupan kandang dengan tirai.
Commented [Y42]: Kenapa menjelaskan praktikum yah ? kalian
d. Pemasangan tirai copas dari mana ?
Commented [Y43]: Jangan ambil dari makalah laporan orang
Tirai yang digunakan saat pratikum terbuat dari plastic hitam. Tirai berfungsi menutup lain dong, ini copas apa gimana ? hmhmhm
kandang untuk meminimalkan pengaruh angina dari luar kandang dan mempertahankan suhu
dalam kandang agar optimal terutama pada masa brooding sehingga pemanas dapat bekerja
secara optimal. Bahan tirai dapat berasal dari karung plastik bekas pakan, terpal atau goni, yang
5
penting dapat digunakan untuk menahan angin dan dapat digunakan lebih dari sekali.
Pemasangan tirai pada dinding luar, dinding dalam dan diatas brooder. Tirai pada dinding luar
kandang pemasangannya dengan membuat rol (gulungan) agar mudah dinaikan dan diturunkan
(efisien tenaga).Pada waktu malam hari, tetap harus ada sedikit rongga udara untuk membuang
sisa-sisa hasil pembakaran seperti gas monoksida dan ammonia. Rongga udara sebaiknya
Commented [Y44]: Benar membahas tentang tirai. Namun
sedikit lebih tinggi dari pemanas (30 cm). kalian tidak mencantumkan referensi, in note
e. Pemasangan litter
Kandang yang digunakan saat praktikum adalah kandang slate karena alasnya langsung
ke bawah tanah, untuk awal pemeliharaan menggunakan litter bertujuan untuk menghangatkan.
Litter yang digunakan berupa serbuk gergaji. Kandang yang telah dikapur harus diberi alas
baik untuk kandang jenis litter ataupun slate. Alas diberikan untuk memberikan kenyamanan
bagi anak ayam dan supaya anak ayam tidak terperosok pada kandang slate. Kriteria bahan alas
(litter) yang dapat digunakan antara lain dapat menyerap air, tidak cepat menggumpal, mudah
didapat, murah harganya dan tidak menimbulkan polusi udara (debu). Pada umumnya litter
yang digunakan adalah serbuk gergaji, serutan kayu, potongan kayu, jerami dan sebagainya.
penelitian dan hasil pengalaman dilapangan, bahan yang baik digunakan di daerah tropis adalah
serutan kayu Prabowo (2007), karena serutan kayu memiliki daya serap air yang baik, tidak
cepat menggumpal dan kandungan debunya rendah.Akan tetapi peternak paling banyak
menggunakan sekam padi yang murah dan mudah mendapatkannya.Ketebalan litter diatur
Commented [Y45]: Copas laporan orang yah ? mohon diganti
sesuai jenis lantai kandang, pada kandang slate sebaiknya tidak terlalu tebal antara 2-3 cm, yahhhhhhh
karena alas tidak digunakan sampai akhir pemeliharaan (hanya sampai umur 18-21 hari)
sehingga penggunaan serbuk gergaji dapat lebih hemat, 1 karung serbuk gergaji dapat
digunakan untuk 6m2. Sedangkan untuk kandang litter sebaiknya alas litter agak tebal sekitar
5-7 cm.
Commented [Y46]: penulisan
f. Pembuatan Brooder
Commented [Y47]: ?
Brooder merupakan induk buatan untuk memberikan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan alami anak ayam, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan brooder adalah
temperature dan bentuk brooder. Suhu berperan penting dalam massa brooding karena anak
6
ayam belum mampu menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan kandang. Sumber energi
untuk memanaskan brooder dapat menggunakan elpiji. Bentuk brooder yang di gunakan saat
pratikum yaitu persegi empat, semestinya broder yang baik itu betuknya lingkaran supaya tidak
ada sisi di sekeliling brooder. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan brooder
yaitu :
Bahan broder dapat mengguanakan seng, dengan penahan dari bambu. Brooder kotak
dapat menggunakan bambu. Brooder lingkaran memungkinkan ayam menyebar secara merata
sedangkan bentuk kotak ada kecenderungan anak ayam mengumpul ditengah. Letak brooder
Pemanas yang di gunakan saat pratikum adalah gasolek dengan bahan bakar gas.
diberi standar suhu yang dikehendaki pada umur tertentu (maksimal dan minimal), bila suhu
aktual dibawah suhu minimal, maka pemanas harus dinyalakan, bila suhu aktual diatas suhu
Commented [Y48]: ?????? copas yahhhh
maksimal maka pemanas harus dimatikan.
Saat pratikum, kriteria-kriteria di atas ini sudah sesuai dengan ketentuannya, sehingga
dapat di kategorikan termasuk manajen yang bagus. Berdasarkan sistem pemanasan yang
digunakan, brooder dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu individual pen brooders dan
Commented [Y49]: Ini tinjauan pustaka loh, kok isinya gini ?
central heating sistem ( Rosidi, dkk., 2000 ).
2.2 Chick In
DOC merupakan singkatan dari Day Old Chick yang merupakan istilah untuk anak
ayam yang berumur satu hari. Bibit sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas dalam
suatu usaha peternakan. Agar dapat menghasilkan bibit DOC yang sehat dan berproduksi
tinggi, maka perlu dilakukan pemilihan dan klasifikasi terhadap DOC. Day Old Chick (DOC)
yang baik memiliki kriteria seperti: badan sehat dan tidak cacat tubuh, mata bulat dan jernih,
kaki lurus, kuat dan dapat berdiri tegak, ayam bergerak lincah, memiliki nafsu makan yang
7
baik, ukuran badannya normal, bulu halus dan menutupi seluruh tubuhnya dan keadaan tubuh
Broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembang biakan secara khusus untuk
pemasaran secara dini. Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan bobot rata-rata 1,4 kg
tergantung pada efisiensinya perusahaan. Menurut (Rasyaf, 1992) ayam pedaging adalah ayam
jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot
badan tertentu. Broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,
pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah (Suprijatna et
Commented [Y50]: Bisa bisa.
al.,2005). Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain ukuran badan
Broiler ya. Edit aja.
besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta
efisiensi penggunaan ransum tinggi. Tingkat petumbuhan dan produktifitas dari ayam yang
diternakkan, terutama pada fase starter, sangat tergantung dari bibit yang digunakan.
Pengecekan kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu) DOC dilakukan semenjak pertama kali
datang, hal ini dimaksudkan untuk memastikan DOC yang hendak dipelihara dalam kandang
benar-benar baik(berkualitas) yakni sehat, terbebas dari penyakit dan tidak cacat fisik.
Pemeliharaan bibit yang berkualitas merupakan langkah tepat dalam mengawali pemeliharaan
Berikut ini ciri-ciri kualitas DOC yang baik yakni DOC terbebas dari penyakit, seperti
pullorum, ophalitis dan jamur. Jika diperhatikan secara saksama DOC berkualitas baik maka
terlihat aktif bergerak kesana kemari atau tidak bisa diam, setiap DOC mempunyai kaki yang
besar dan berminyak seperti basah, pantatnya tidak kotor dan tidak terdapat pasta putih, bulu
cerah dan penuh dan setiap DOC mempunyai berat tidak kurang dari 37 gram (Narantaka,
2012). Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilkan produk, baik
jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa ada untuk menjamin
kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas pasokan bibit juga harus dijaga dan
dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer dengan sebutan DOC sama dengan anak ayam
umur sehari atau kuri (kuthuk umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam
Commented [Y51]: Sip.
(Sudarmono, 2003).
Perhatikan cara penulisan
8
dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase starter dan fase finisher (Rasyaf, 1992). Fadilah (2006)
pemeliharaan ayam broiler meliputi kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan,
Commented [Y52]: litter
penggunaan dan pengaturan litter, perlakuan saat DOC datang, pemberian pakan dan air
minum ,vaksinasi, pemberian vitamin dan pemanenan. Rasyaf (1995) menyatakan bahwa
pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amoniak yang
dapat mengganggu pertumbuhan ayam. Apabila litter yang basah bisa meningkatkan
kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, dan menyebabkan
bulu ayam kotor (Fadilah,2006). Alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberi rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang biasa diberikan
oleh induk ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil (Rasyaf,1995).
Commented [Y53]: biosecurity atau biosekuriti
Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi ( Bio security) secara
menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar
ternak dapat menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)
menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi (Bio security) akan
menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena
itu sanitasi (Bio security )sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.
2.4 Vaksinasi
Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja diberi agen penyakit
(antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan
atau tanggap kebal tubuh terhadap suatu penyakit tertentu dan aman sehingga tidak
ayam meningkat sesuai dengan agen yang dimasukan, diharapkan ayam memiliki kekebalan
tubuh yang kuat untuk melawan penyakit. Bila diberikan pada ternak, tidak akan
9
menimbulakan penyakit, tapi merangsang kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang
Vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan jenis unggas, umur unggas, dan petunjuk yang
direkomendasikan untuk pemberian vaksin pada unggas, serta mengetahui jenis vaksin yang
akan di berikan ke unggas (Mulyantini, 2010). Fungsi pemberian vaksin bertujuan untuk
Commented [Y55]: ?
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang umum
dilakukan antara lain vaksinasi melalui tetes mata, tetes hidun atau mulut, dan suntikan.
Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang
berumur di bawah satu minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh
antibodi maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga karena
dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata
untuk setiap ayam (Office International Epizootic, 2002). Menurut Tizard (1988), langkah-
Commented [Y56]: ?
langkah pelaksaaan vaksinasi pertala masukan pelarut ke dalam botol vaksin setengahnya,
kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai berbuih, kemudiancampuran
larutan diluent dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol
pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata, terakhir teteskan vaksin satu persatu pada
ayam melalui mata atau hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul
masuk.
Vaksin adalah suatu produk biologis yang berisi mikroorganisme agenpenyakit yang
Commented [Y57]: ?
telah dilemahkan atau diinaktifkan (attenuated). Vaksin secara umum adalah bahan yang
berasal dari mikroorganisme atau parasit yang dapat merangsang kekebalan terhadap penyakit
yang bersangkutan (Malole,1988). Bahan yang berisi organisme penyebab penyakit tersebut
jika dimasukkan ke dalam tubuh hewan tidak menimbulkan bahaya penyakit tetapi masih dapat
dikenal oleh sistem imun (Kayne dan Jepson,2004) serta dapat merangsang pembentukan zat-
zat kekebalan terhadap agen penyakit tersebut (Tizard,1988). Santosodan Sudaryani (2009)
mengelompokkan vaksin menjadi dua jenis yaitu, vaksinaktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif
10
adalah vaksin yang berisi virus hidup, namunvirus tersebut telah dilemahkan. Setelah tiga hari
penggunaan vaksin ini,kekebalan tubuh ayam broiler dapat ditingkatkan. Vaksin inaktif adalah
vaksinyang berisi virus yang dilemahkan dan dicampur dalam emulsi minyak dan bahan
stabilisator, untuk memperoleh tingkat kekebalan tubuh yang lebih lama dan stabil.
Vaksin ND dapat berasal dari virus tipe lentogenik, mesogenik, aupun velogenik. Tipe
lentogenik merupakan strain virus ND yang virulensi dan mortalitasnya rendah yaitu strain
B1(Hitcher), strainLa Sota, dan strain F (FA0,2004). Strain Fmemiliki tingkat virulensi paling
rendah dibandingkan engan strainlain pada tipe lentogenik. Vaksin dengan strain ini paling
efektif dilakukan secara individu. StrainB1 rnemiliki tingkat virulensi lebih tinggi
dibandingkan engan strain F. Plikasi vaksin strainB1dilakukan melalui air minum atau
penyemprotan. Pemberian vaksinasi dilakukan pada DOC(Day Old Chick) kemudian diikuti
dengan strain LaSota pada umur 10 sampai deengan 14 hari (Fadilah dan Polana,2004). Vaksin
dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata, hidung, mulut (cekok), melalui air
minum dan suntikan. Strai vaksin yang digunakan pada vaksin ND adalah ND B1 Hitcher.
Strain vaksin ND B1 Hitcher merupakan vaksin yang diberikan pada ayam broiler untuk
Commented [Y58]: Gumboronya mana ?
mencegah penyakit ND (Newcastel Disease)atau lazim disebut tetelo (Retno dkk, 2000)
Bell dan Weaver (2002) menyatakan bahwa peningkatan bobot badan mingguan tidak
terjadi secara seragam. Setiap minggu pertumbuhan ayam broiler mengalami peningkatan
Anggorodi (1985) pada periode pertumbuhan diperlukan pakan dengan zat makanan yang
seimbang. Gordon dan Charles (2002) menyatakan, terdapat perbedaan bobot badan antara
ternak yang diberikan pakan ad libitum dan ternak yang pakannya dibatasi serta perbedaan
antara ternak yang mendapatkan rasio pakan yang optimal dan ternak yang mendapatkan pakan
yang tidak optimal. Kandungan makanan yang menentukan performa pada ayam broiler adalah
kandungan gizi yang seimbang antara protein dan energi, selain itu kebutuhan vitamin dan
Commented [Y59]: ?
Penelitian Bonnet et al., (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam
broiler umur enam minggu yang dipelihara pada suhu lingkungan 32C sebesar 1515 g/ekor
sedangkan pada suhu 22C pertambahan bobot badan ayam broiler sebesar 1984 g/ekor.
Pertambahan bobot badan ayam broiler pada minggu-minggu terakhir sebanyak 50 sampai 70
gram per hari, sehingga pertumbuhan yang cepat tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan
pakan yang cukup (Amrullah, 2004). Kuczynski (2002) melaporkan bahwa pemeliharaan ayam
broiler sampai umur 35 hari pada suhu di atas 31C menyebabkan penurunan bobot badan
mencapai 25%, jika dibandingkan dengan pemeliharaan pada suhu 21,1 sampai 22,2C.
Bell dan Weaver (2002), salah satu kriteria untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan mengukur pertambahan bobt badan. Pertambahan bobot badan merupakan kenaikan
bobot badan yang dicapai oleh seekor ternak selama periode tertentu. Pertambahan bobot badan
diperoleh dengan pengukuran kenaikan bobot badan melalui penimbangan berulang dalam
waktu tertentu misalnya tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, atau tiap tahun.
mempengaruhi perhitungan konversi ransum atau Feed Converstion Ratio (FCR). FCR
merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat
badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah ransum yang digunakan untuk
menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit. Semakin tinggi konversi ransum berarti
Commented [Y60]: ?
semakin boros ransum yang digunakan (Fadilah et al., 2007).
Commented [Y61]: Bahas pencatatannya sebelah mana ?
missal pentingnya pencatatan itu apa
Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dasar genetik, tipe
pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan,
dan suhu lingkungan (James, 2004). Menurut Bell dan Weaver (2002) bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai konversi pakan adalah stress penyakit, kadar amoniak, cara dan
waktu pemberian pakan, air, suhu, cahaya, kebisingan, bentuk fisik, dan faktor dari anti nutrisi.
Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan
12
adalah genetik, ventilasi, sanitasi, kualitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat aditif, kualitas
air, penyakit, pengobatan, dan manajemen pemeliharaan (faktor penerangan, pemberian pakan
Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa konversi pakan berguna untuk mengukur
produktivitas ternak dan didefinisikan sebagai rasio antara konsumsi pakan dan pertambahan
bobot badan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu. Bell dan Weaver (2002) menyatakan
bahwa pada ayam broiler jantan lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi daging
Semakin dewasa ayam maka nilai konversi pakan akan semakin besar. Sebab ayam
yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga ukuran berat badan, sehingga
penggunaan protein sebesar 80% untuk menjaga berat badannya yang besar dan 20% untuk
pertumbuhan, sehingga efisiensi pakan menjadi kurang baik (Lesson, 2000). Menurut Munt et
al., (1995), bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah
pakan berbentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan berbentuk crumble dan
pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam litter dibandingkan dengan
Commented [Y62]: ?
pakan bentuk mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi pakan yang lebih baik
2.5.4 Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha pengembangan peternakan ayam. Tingkat kematian ayam broiler sering
terjadi pada periode awal atau starter dan semakin rendah pada periode akhir atau finisher.
Persentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh lebih dari 4%. Angka kematian
pada minggu pertama selama periode pemeliharan tidak boleh lebih dari 1%, kematian
selanjutnya harus relatif lebih rendah sampai hari terakhir minggu tersebut dan terus dalam
keadaan konstan sampai berakhirnya periode pemeliharaan (Bell dan Weaver, 2002). Faktor-
Lacy dan Veast (2000)menyatakan bahwa pada cuaca yang dingin selama periode
brooding, fungsi dari sistem ventilasi pada pemeliharaan ayam broiler adalah untuk
13
mengurangi jumlah amoniak, yang dapat mengganggu produksi. Faktor penyakit sangat
dominan sebagai penyebab kematian utama ayam broiler. Salah satu penyakit yang sering
menyerang adalah Cronic Respiratory Desease (CRD). Retno (1998) melaporkan bahwa
penyakit CRD ini dapat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi Escheria coli, Infectius
Bronchitis (IB), dan Newcastle Desease (ND). Ayam yang terserang ND gejala klinis adalah
kelainan pada saluran pernafasan (batuk, ngorok, susah bernafas, keluar lender dari hidung),
nafsu makan menurun, tinja berwarna hijau dan disertai gumpalan putih, serta gemetar pada
seluruh tubuh.
Asites adalah suatu penyakit yang menyebabkan terjadinya penimbunan cairan dalam
rongga perut. Penyebab terjadinya penyakit ini adalah suhu lingkungan yang tinggi, sehingga
saat mengkonsumsi pakan dengan energi tinggi dengan suhu lingkungan yang tinggi memaksa
kerja jantung untuk memompakan darah. Sehingga cairan banyak tertampung dalam rongga
perut. Selain itu banyak penyakit pernafasan sering terjadi pada umur dua sampai tiga minggu
akibat timbunan amoniak pada kandang saat lingkungan mencapai suhu tinggi. Kematian pada
Commented [Y63]: Bahas mortalitas, ya mortalitas aja. Terus
suhu yang tinggi dapat mencapai 30% dari total populasi. kasih tahu biasanya disebabin oleh penyakit apa. Bukan maparin
penyakit lagi ya
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pemeliharaan
adalah dengan menghitung indeks performa. Indeks Performa (IP) adalah suatu formula yang
paling umum dipakai untuk mengetahui performa ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang
diperoleh, semakin bagus prestasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya
(Fadilah et al., 2007). Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap
potong, konversi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama
pemeliharaan.
2.6 Pemanenan
14
pemeliharaan periode starter, periode pertumbuhan, dan periode panen. Periode terakhir, yaitu
periode panen yang dibagi atas masa sebelum panen, ketika panen dan pasca panen (Rasyaf,
2001). Broiler adalah jenis ternak unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat,
karena dapat dipanen pada umur lima minggu. Bobot akhir atau bobot final broiler adalah
bobot yang didapatkan selama masa pemeliharaan hingga panen (Umam dkk., 2015).
broiler yang meliputi manajemen pemeliharaan periode starter, periode pertumbuhan, dan
periode panen. Pelaksanaan ketiga periode tersebut sangat menentukan kesuksesan usaha
broiler. Pertumbuhan ayam akan terganggu, bila manajemen pemeliharaan pada periode
tersebut tidak dilaksanakan sesuai dengan standar, yang pada akhirnya bobot badan yang
dihasilkan tidak optimal dan feed conversion rate (FCR) akan lebih tinggi daripada standar
umur panen pada bobot 1,55 kilogram yang dicapai pada kisaran pemeliharaan hari ke 32, atau
ayam akan mencapai puncak pada umur 32 - 33 hari, sedangkan biaya operasional harus tetap
dikeluarkan untuk mempertahankan bobot badan yang telah dicapai. Sebaliknya pada saat
harga pasar naik perusahaan inti memaksa memanen ayam sebelum waktunya. Percepatan
panen merugikan peternak, karena ayam belum mencapai bobot yang optimal (Subkhie dkk.,
2012).
Aktivitas panen biasanya dilakukan pada pagi hari. Jumlah dan ukuran ayam yang
ditangkap harus disesuaikan dengan surat permintaan pembelian. Beberapa kegiatan yang
dilakukan ketika panen adalah menggantung tempat pakan dan minum, menangkap ayam harus
dilakukan secara hati-hati karena penangkapan yang kasar bisa menyebabkan memar, tulang
patah di bagian sayap dan kaki, bahkan bisa menyebabkan ayam mati karena stress. Dilakukan
pula penyekatan kandang yang akan dipanen. Menangkap ayam sebaiknya tidak menggunakan
cara memilih, tetapi harus menghabiskan ayam dalam satu sekat. Ayam yang akan ditimbang
15
sebelumnya dimasukkan ke dalam keranjang secara perlahan. Berat keranjang besi yang
diletakkan di timbangan yaitu 20 kilogram. Jadi jumlah total bobot ayam harus dikurangi berat
keranjang kosong. Jadi jumlah total bobot ayam harus dikurangi berat keranjang kosong. Satu
keranjang bisa diisi 12 - 15 ekor ayam ukuran kecil. Sementara untuk ayam ukuran sedang dan
besar keranjang dapat diisi sebanyak delapan sampai dengan sepuluh ekor. Pencatatan hasil
penimbangan dan jumlah ayam juga perlu dilakukan serta tahap terakhir adalah meletakkan
Masa puasa biasanya berlangsung 10 - 24 jam sebelum dipotong, dengan tujuan agar
isi perutnya kosong atau tidak terlalu penuh. Jika isi perut terlalu penuh waktu dipotong maka
proses penuntasan darah setelah menyembelih tidak berjalan lancar yaitu akibat adanya
pengumpulan peredaran darah di daerah saluran pencernaan. Isi perut yang penuh juga akan
menyulitkan proses pengeluaran jeroan dari rongga perut dan rongga dada serta meningkatkan
terjadinya kontaminasi mikroba dari kotoran isi perut atau isi usus yang tercecer (Soewarno,
2014). Bobot hidup adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam setelah
Sanitasi kandang meliputi pembersihan kandang dan lingkungan serta fumigasi yang
dilakukan setelah ayam dipanen. Pembersihan kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam
dibersihkan, lantai dan dinding kandang dibersihkan dengan cara disemprot air. Tujuan dari
pencucian yang berulang-ulang untuk memastikan agar kandang steril dan bebas dari penyakit
yang pernah ada atau memutus siklus penyakit pada pemeliharaan berikutnya (Rasyaf, 1995).
16
III
Commented [Y64]: Tidak menggunakan koma
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
Commented [Y65]: Jarak ikuti seperti yg di atas
3.1 Alat
Commented [Y66]: ?
1. Kandang ayam broiler, untuk tempat tinggal ayam broiler.
4. Sekat kandang (kardus), untuk memisahkan antara kandang satu dengan yang lainnya.
3.2 Bahan
1. Anak ayam broiler (DOC), sebagai hewan ternak yang akan dipelihara.
3. Gula merah, sebagai bahan untuk menambah energi untuk DOC yang baru datang.
4. Obat-obatan dan vitamin (vita chick), sebagai persediaan untuk ayam yang sakit dan
supplement ayam.
1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau liter dengan menggunakan sapu lidi.
3. Peralatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum dicuci dengan larutan
4. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang dipelihara.
5. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, dan kemudian dipasang sekat
6. Sehari sebelum ayam datang semua peralatan kandang dan perlengkapannya seperti
tempat ransum, tempat minum, kertas koran, sekam, dan brooder disemprotkan
desinfektan.
7. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan atur suhu sesuai yang
dibutuhkan DOC.
8. Menyiapkan air minum yang dicampur dengan gula merah dan vita chick.
9. Mengeluarkan DOC dari boks dan memasukan ke dalam kandang sambil ditimbang
10. Biarkan DOC 30 menit di dalam kandang, jangan diberi makan atau minum, agar anak
ayam dapat menghilangkan stress dalam perjalanan dan beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.
11. Setelah 30 menit, anak ayam (DOC) diberi air minum yang telah dicampur gula merah
dan vita chick. Kegunaan air gula untuk menggantikan energi yang hilang selama
perjalanan.
12. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang ditabur pada feed tray atau bekas tutup
13. Pemeliharaan minggu pertama, ransum yang diberikan adlibitum dan sehari diberikan
3 kali yaitu pagi, siang, sore, sedangkan air minum perlu dikontrol agar tidak kehabisan.
14. Ransum yang diberika ditabur pada feed tray atau tutup box selama minggu pertama,
serta kertas koran yang menutupi sekam diganti setiap hari selama minggu prertama.
15. Pada minggu pertama dilakukan vaksin ND dan Gumboro yang diberikan berbeda
16. Catat konsumsi ransum, bobot badan, konversi dan kematian setiap minggunya.
17. Pemeliharaan pada minggu ke-2, pada minggu kedua setiap harinya sama yang
dilakukan pada minggu pertama, yaitu pemberian ransum sehari 3x, air minum
18
secukupnya dan pencatatan, namun pada minggu ini dilakukan vaksinasi ND melalui
tets mata.
18. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan setiap harinya sama
dengan minggu ke 2 dan pada minggu ini diberikan kembali vaksin, yaitu vaksin
19. Pemeliharaan pada minggu keempat, pada minggu keempat kegiatan setiap harinya
sama dengan minggu ketiga, namun tidak dilakukan vaksinasis. Bila bobot badan sudah
20. Buat format tabel yang didalamnya terdapat kolom bobot badan perminggu,
konversi perminggu dan kumulatif. Buat pula format tabel tersendiri mengenai data
yang diperoleh.
19
IV
Commented [Y70]: ?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi FCR
Tabel 1. Data Minggu 1 Commented [Y71]: SEPERTI INI. Tabel 1. Judul Tabelnya apa.
Single. 1,25 atau 1 tab atau 6 spasi
No. Ayam BB Awal BB Akhir P B B KonsumsiPakan FRC individu FCR Komulatif
A5.1 4 8 2 1 1 1 6 3 1 8 2 . 4 1 . 1 2 1 . 3 6
A5.2 4 0 1 4 1 1 0 1 1 8 2 . 4 1 . 8 0 1 . 3 6
A5.3 4 9 2 0 3 1 5 4 1 8 2 . 4 1 . 1 8 1 . 3 6
A5.4 4 3 1 7 6 1 3 3 1 8 2 . 4 1 . 3 7 1 . 3 6
A5.5 4 4 1 6 0 1 1 6 1 8 2 . 4 1 . 5 7 1 . 3 6
Commented [Y72]: Di laptopku, jadi ada jaraknya, mohon
Total 2 2 4 8 9 1 6 6 7 9 1 2 dibenarkan. RTF
Commented [Y73]: ?
Tabel minggu 2
A5.1 2 1 1 5 6 3 3 5 2 3 8 0 1 . 0 7 1 . 2 7
A5.2 1 4 1 3 9 0 2 4 9 3 8 0 1 . 5 2 1 . 2 7
A5.3 2 0 3 4 9 0 2 8 7 3 8 0 1 . 3 2 1 . 2 7
A5.4 1 7 6 4 9 0 3 1 4 3 8 0 1 . 2 1 1 . 2 7
A5.5 1 6 0 4 5 0 2 9 0 3 8 0 1 . 3 1 1 . 2 7
Total 8 9 1 2 3 8 3 1 4 9 2 1 9 0 0
20
Tabel minggu 3
A5.1 5 6 3 9 9 5 4 3 2 6 3 2 . 8 1 . 4 6 1 . 6 3
A5.2 3 9 0 7 3 7 3 4 7 6 3 2 . 8 1 . 8 2 1 . 6 3
A5.3 4 9 0 7 8 9 2 9 9 6 3 2 . 8 2 . 1 2 1 . 6 3
A5.4 4 9 0 9 2 1 4 3 1 6 3 2 . 8 1 . 4 7 1 . 6 3
A5.5 4 5 0 8 8 0 4 3 0 6 3 2 . 8 1 . 4 7 1 . 6 3
Total 2 3 8 3 4 3 2 2 1 9 3 9 3 1 6 4
A5.1 9 9 5 1 4 6 0 4 6 5 8 1 1 1 . 7 4 1 . 8 0
A5.2 7 3 7 1 2 2 0 4 8 3 8 1 1 1 . 6 8 1 . 8 0
A5.3 7 8 9 1 1 2 5 3 3 6 8 1 1 2 . 4 0 1 . 8 0
A5.4 9 2 1 1 4 4 0 5 1 9 8 1 1 1 . 5 6 1 . 8 0
A5.5 8 8 0 1 3 3 0 4 5 0 8 1 1 1 . 8 0 1 . 8 0
Total 4 3 2 2 6 5 7 5 2 2 5 3
4.2. Pembahasan
yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik. Tujuan persiapan kandang ini sendiri
yaitu untuk memberikan rasa nyaman pada ayam ketika ayam mulai masuk serta supaya
terhindar dari gangguan predator dan pernyakit. Berdasarkan hasil praktikum pada persiapan
Commented [Y76]: Tidak ada subjek aku kamu kita kami atau
kandang kami hanya melakukan pembersian dan membuang kotoran yang ada di dalam orang ketiga dalam pembahasan dan di dalam makalah secara
umumnya.
kandang tersebut dengan menggunakan sapu lidi. Hal ini sesuai dengan Abidin, Z., (2002) Commented [Y77]: ?
bahwa tahap ini pada intinya membersihkan kandang yang sudah dipakai pada periode
sebelumnya, pembersihan yang dilakukan pertama kali membersihkan kotoran yang ada di
21
bawah kandang yang kemudian di masukan ke dalam karung, setelah di areal bawah kandang
Commented [Y78]: ?
besih dilakukan pencucian kandang menggunakan sprayer berkekuatan tinggi sehingga kotoran
Commented [Y79]: ?
Commented [Y80]: ?
4.2.2 Chickin
Beberapa hari sebelum DOC datang lampu sudah dipasang dan dinyalakan 3 jam sebelum
Commented [Y81]: ?
DOC masuk kadang untuk menyesuaikan suhu yang sesuai DOC yaitu sekitar 330C. Selain
lampu sekam harus sudah ditabur dan ditutupi koran, penutupan dengan koran dilakukan untuk
menjaga DOC tidak makan sekam karena DOC pencernaannya belum sempurna. Pada hari
Commented [Y82]: ?
pemasukan DOC, sebelum masuk dilakukan penandaan dengan wing tag untuk membedakan
ayam yang kelompok kami pelihara dan diberi air gula sebagai pengganti energi yang hilang
selama perjalanan, sebagaimana pendapat dari Fadilah (2006) yang menyatakan bahwa saat
DOC tiba, sebaiknya diberikan air gula aren dua sampai lima persen, hal ini dilakukan untuk
memberikan energi untuk DOC yang mana energinya telah habis saat di perjalanan.
Pada saat DOC datang langsung saja ditimbang tanpa dipilih dan diperiksa keadaan
fisiknya. Menurut Fadilah (2004) menyatakan bahwa kegiatan pertama yang harus dilakukan
Commented [Y83]: ?
ketika Day Old Chick (DOC) datang adalah memperhatikan dan memeriksa keadaan DOC
secara keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Day old chick (DOC) yang berkualitas
baik antara lain mempunyai ciri kakinya besar dan basah seperti berminyak, bulu cerah dan
penuh, terlihat aktif dan beratnya tidak kurang dari 37 gram. Kondisi DOC yang diterima yaitu
bulu halus dan rapi (tidak kusut), lincah atau aktif, mata cerah, tidak memiliki cacat tubuh,
tidak kerdil dan bobot badan sesuai dengan standar. Menurut Cahyono (1995) menyatakan
bahwa Day Old Chick (DOC) yang baik memiliki kriteria seperti: badan sehat dan tidak cacat
tubuh, mata bulat dan jernih, kaki lurus, kuat dan dapat berdiri tegak, ayam bergerak lincah,
memiliki nafsu makan yang baik, ukuran badannya normal, bulu halus dan menutupi seluruh
tubuhnya dan keadaan tubuh padat berisi. Kartasudjana dan Suprijatna (2006) menambahkan
bahwa kualitas DOC yang dipelihara harus yang terbaik, karena performa yang jelek bukan
22
saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima.
Commented [Y84]: Waktu kalian kemarin dapat doc, paparkan
Temperatur yang ideal untuk ayam broiler adalah 23-26 C (Fadilah,2004). kondisi DOC nya gimana ?
Berdasarkan hasil praktikum pada saat pemeliharaan yang dilakukan adalah anak ayam
atau DOC (day old chick) dipelihara selama 28 hari sampai mendapatkan produksi daging yang
optimal. Pemberian pakan untuk DOC diberikan sesuai dengan kebutuhan dan air minum
diberikan secara ad libitum yaitu pakan diberikan secara terus menerus. Pakan diberikan secara
Commented [Y85]: ?
langsung di atar Koran agar memudahkan DOC memakan pakan dan tidar bercampur dengan
Commented [Y86]: ?
skam, sedangkan pada saat mencapai umur 1 minggu pakan diberikan dalam Round Feeder.
Commented [Y87]: Belum di edit yah ???
Peletakan tempat pakan dan minum pada masa ini adalah dengan digantung setinggi bahu Yakin ini asistensi ke DUA ???
ayam. Hal ini dilakukan agar pakan dan minum tidak mudah tumpah dan tidak tercampur
dengan sekam dan feses ayam tersebut. Sekam yang tercampur dalam pakan atau minum akan
Sistem pemberian pakan yang dilakukan sudah baik, karena meperhatikan cara untuk memberi
pakan pada saat DOC dan ayam periode finisher meliputi tempat pakan yang digunakan, cara
penempatan tempat pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan
bahwa pakan untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua tahap yaitu pakan untuk periode
starter dan pakan untuk periode finisher. Fadilah et al. (2007) menambahkan bahwa pemberian
pakan pada saat starter diberikan di chick feeder tray dan pada saat finisher diberikan pakan
Commented [Y88]: YAKIN INI ASISTENSI KE DUA ???
dalam feeder tube yang digantung.
Tirai ditutup pada fase starter bertujuan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan yang
dibutuhkan DOC. Setelah ayam berumur lebih dari 1 minggu tirai ditutup pada saat malam hari
atau pada saat suhu rendah, ketika ada angin kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu
dalam kandang tetap nyaman dan sekam tidak basah. Tirai dibuka pada saat siang hari atau
ketika suhu tinggi dan berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga sirkulasi udara dapat berjalan
dengan lancar dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa
pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amoniak yang
Commented [Y89]: ?
dapat mengganggu pertumbuhan ayam. Penggantian litter atau dalam praktikum ini
penambahan litter dengan menggunakan sekam dilakukan apabila sekam sudah basah. Tujuan
23
dari penggantian sekam adalah untuk menghindari peningkatan kandungan amonia dan
penyebaran bibit penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2006) bahwa litter yang
basah bisa meningkatkan kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai
Pengaturan suhu dalam kandang bagi ternak dilakukan dengan pengaturan tirai dan
brooder. Bahan yang digunakan sebagai tirai adalah plastik tebal. Brooder menggunakan lampu
bohlam yang apabila suhu tinggi maka bohlam dimatikan dan diangkat dijauhkan dari DOC
.Awal DOC masuk tirai ditutup selama 1 minggu dan menggunakan lampu brooder yang
berfungsi sebagai pemanas atau penghangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995)
yang menyatakan bahwa alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberi
rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang biasa diberikan oleh induk
Praktikum kali ini sangat tidak baik dari segi biosecurity karena tidak diterapkan secara
Commented [Y90]: MORTALITAS UNTUK KELOMPOKMU
baik walaupun mortalitas yang disebabkan oleh penyakit tidak ada tetapi seharusnya tetap SENDIRI.
diterapkan oleh sebab itu praktikum kali ini tidak sesuai sesuai dengan pendapat Murtidjo
(1987) yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi ( Bio security) secara menyeluruh adalah
untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat
menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)
Commented [Y91]: ?
menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi (Bio security) akan
menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena
itu sanitasi (Bio security) sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.
4.2.4 Vaksinasi
Commented [Y92]: ?
Pada pemeliharaan ayam broiler penting dilakukan vaksinasi untuk mencegah ayam
terserang penyakit yang tidak diinginkan. Pada praktikum pemeliharaan ayam broiler, ayam
diberi vaksin sebanyak dua kali, yaitu pada minggu kedua dilakuam vaksinasi penyakit ND
dan pada minggu ketiga dilakukan vaksinasi Gumboro. Vaksinasi dilakukan dengan metode
Commented [Y93]: ?
tets mata, vaksin dinyatakan berhasil masuk ke tubuh ayam bila ayam terlihat seperti menelan
sesuatu dan pada mata ayam ada warna kebiruan. Sebelum diinjeksikan pada ayam, vaksin
24
diencerkan terlebih dahulu menggunakan methylene blue. Kegunaan dari pelarut methylene
biru adalah untuk melarutkan agar vaksin dapat bereaksi cepat pada anak ayam tersebut.
Commented [Y94]: ?
Vaksinasi dilakukan secara manual dengan memberikan vaksin secara langsung satu-persatu
kepada ayam.
Jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi penyaakit ND adalah ND B1 Hitcher. Hal
Commented [Y95]: Hitchner
ini sesuai dengan pendapat Retno dkk. (2000) yang menyatakan bahwa vaksin dapat dilakukan
dengan beberapa cara, seperti tetes mata, hidung, mulut (cekok), melalui air minum dan
Commented [Y96]: ?
suntikan. Strai vaksin yang digunakan pada vaksin ND adalah ND B1 Hitcher. Strain vaksin
ND B1 Hitcher merupakan vaksin yang diberikan pada ayam broiler untuk mencegah penyakit
Sistem kerja vaksin adalah merangsang daya tahan tubuh ayam untuk membuat
Commented [Y97]: ?
pertahanan tubuh terhadap penyakit yang tidak diinginkan. Menurut Aksos (1998) vaksinasi
Namanya itu ?
adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja diberi agen penyakit (antigen) yang telah
dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau tanggap kebal
tubuh terhadap suatu penyakit tertentu dan aman sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Pencatatan pada ayam dilakukan pada hari pertama sebelum ayam memasuki kandang,
minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga dan minggu keempat atau terakhir untuk
mengetahui bobot panennya. Pada dasarnya, pencatatan dilakukan untuk mengetahui konsumsi
ransum ayam, pertambahan bobot badan ayam, dan konversi ransum ayam. Menurut Bell dan
Weaver (2002) dalam pengelolaan ayam broiler, performa produksi yang harus diamati
meliputi bobot badan hidup, pertambahan bobot badan, akumulasi konsumsi ransum, konsumsi
pakan setiap minggu, akumulasi konversi pakan, dan konversi pakan setiap minggu.
Berdasarkan hasil pengamatan pada minggu pertama didapat PBB ayam mulai dari
ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 163gram, 101 gram, 154 gram, 133 gram,
dan 116 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 667 gram. Kemudian banyaknya pakan
yang dikonsumsi adalah sebesar 182,4 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga total
25
pakan yang dikonsumsi adalah 912 grampadaminggupertama. Pengamatan pada minggu kedua
didapat PBB ayam mulai dari ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 352gram,
249 gram, 287 gram, 314 gram, dan 290 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 1492
gram. Kemudian banyaknya pakan yang dikonsumsi adalah sebesar 380 gram untuk masing-
masing ekor ayam sehingga total pakan yang dikonsumsi adalah 1900 grampadaminggukedua.
Pengamatan pada minggu ketiga didapat PBB ayam mulai dari ayam nomor 1 hingga nomor 5
berturut-turut adalah 432gram, 347 gram, 299 gram, 431 gram, dan 430 gram dengan total PBB
seluruh ayam adalah 1939 gram. Kemudian banyaknya pakan yang dikonsumsi adalah sebesar
632,8 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga total pakan yang dikonsumsi adalah
3164 grampadamingguketiga. Pengamatan pada minggu keempat didapat PBB ayam mulai
dari ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 465gram, 483 gram, 336 gram, 519
gram, dan 450 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 2253 gram. Kemudian banyaknya
pakan yang dikonsumsi adalah sebesar 811 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga
total pakan yang dikonsumsi adalah 4055 grampadaminggukeempat. Menurut Bell dan Weaver
(2002), konsumsi pakan tiap ekor ternak berbeda-beda, faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi pakan adalah bobot badan, galur, tingkat produksi, tingkat cekaman, aktivitas ternak,
FCR kumulatif minggu pertama sampai minggu keempat berturut-turut sebesar 1,36; 1,27; 1,63
Commented [Y99]: Nama strain italic nya
dan 1,80. Menurut Mulyantono dan Isman (2008), ayam pedaging strain Cobb merupakan salah
satu strain broiler yang ada di Indonesia yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed
consumption rate (FCR), pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada,
mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien (bobot
badan 1,8 2 kg; FCR 1,65). Saat ini bibit Cobbdigunakan untuk produksi broiler di lebih dari
Commented [Y100]: Ini tidak membahas hasil praktikum,
60 negara. cenderung ke tinjauan pustaka
Pemanenan broiler yang dipelihara dilakukan pada hari ke-30 dari awal pemeliharaan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Umam dkk. (2015) bahwa broiler adalah jenis ternak
unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat, karena dapat dipanen pada umur
lima minggu. Waktu pemanenan broiler pada praktikum kali ini berbeda sedikit dari standar
yang ditetapkan Subkhie dkk. (2012) bahwa standar waktu pemanenan broiler adalah pada
Terdapat dua tahap yang dilakukan pada periode pemanenan oleh praktikan, yaitu tahap
Commented [Y102]: ?
sebelum ayam dipanen dan ketika ayam dipanen. Sedangkan satu tahap dari periode
pemanenan dilakukan oleh asisten laboratorium, yaitu tahap pasca panen. Hal tersebut sesuai
Commented [Y103]: ?
dengan pernyataan Rasyaf (2001) bahwa Periode terakhir, yaitu periode panen yang dibagi atas
Ayam tidak dipuasakan terlebih dahulu satu hari sebelum pemanenan, tetapi ayam
memakan sisa pakan yang ada di dalam wadah pakan sehingga isi tembolok keluar setelah
ayam dipotong. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat Soewarno (2014) bahwa masa
puasa biasanya berlangsung 10 - 24 jam sebelum dipotong, dengan tujuan agar isi perutnya
kosong atau tidak terlalu penuh. Jika isi perut terlalu penuh waktu dipotong maka proses
penuntasan darah setelah menyembelih tidak berjalan lancar yaitu akibat adanya pengumpulan
peredaran darah di daerah saluran pencernaan. Isi perut yang penuh juga akan menyulitkan
proses pengeluaran jeroan dari rongga perut dan rongga dada serta meningkatkan terjadinya
kontaminasi mikroba dari kotoran isi perut atau isi usus yang tercecer. Menurut Blakely dan
Bade (1998), bobot hidup adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam
Panen dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Sholikin (2011) bahwa pemanenan ayam broiler sebaiknya
dilakukan pada pagi hari. Sebelum pemanenan pertama, ayam di recording terlebih dahulu
yang mana setiap ayam ditimbang bobot badannya. Setelah itu, dipilih satu ayam untuk
dipanen dan dijadikan sebagai bahan praktikum selanjutnya. Hal tersebut berbeda dengan
pendanpat Sholikin (2011) bahwa ayam ditimbang bobot badannya setelah dilakukan
27
pemanenan. Hal tersebut dikarenakan ayam yang dipelihara oleh praktikan hanya lima ekor
tidak dilakukan bersama-sama. Selain itu, hal tersebut dikarenakan praktikan ingin mengetahui
Bobot badan ayam dengan rata-rata yang diperoleh dari hasil pemanenan yaitu sebesar
1.315 gram per ekor. Ayam yang pertama dipanen adalah ayam A5.3 dengan bobot badan
1.125 gram. Ayam lainnya, yaitu ayam A5.1; A5.2; A5.4; dan A5.5 yang dipanen pada sore
hari memiliki bobot badan 1.460 gram; 1.220 gram; 1.440 gram; dan 1.330 gram. Bobot badan
yang diperoleh dari hasil pemanenan ini masih di bawah standar umum hasil pemanenan
menurut Subkhie dkk. (2012) yaitu bobot 1,55 kilogram yang dicapai pada kisaran
pemeliharaan hari ke 32, atau 33. Hal tersebut dikarenakan waktu pemanenan yang lebih cepat
Commented [Y104]: ?
Tahap pasca panen oleh asisten laboratorium dilakukan setelah satu hari ayam dipanen,
yaitu dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi kandang yang telah digunakan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) bahwa Sanitasi kandang meliputi pembersihan
kandang dan lingkungan serta fumigasi yang dilakukan setelah ayam dipanen. Pembersihan
kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam dibersihkan, lantai dan dinding kandang
dibersihkan dengan cara disemprot air. Tujuan dari pencucian yang berulang-ulang untuk
memastikan agar kandang steril dan bebas dari penyakit yang pernah ada atau memutus siklus
PENUTUP
Commented [Y105]: Hanya 3 kesimpulan, persiapan, doc
5.1 Kesimpulan datang, tatalaksana pemeliharaan
2. Perhitungan luas tanah yang diperlukan untuk membangun kandang didasarkan pada
standar kepadatan ayam broiler dewasa yaitu 68 ekor/m2 dengan lebar kandang
maksimal 7 m
3. Tidak ada pemanas khusus pada saat praktikum tetapi lampu bohlam di gunakan
sebagai pemanas agar suhu tetap hangat dan juga penggunaan tirai sebagai pendukung
4. Tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler mulai dari DOC sampai dipasarkan adalah
5.2 Saran
ayam yang diberikan kepada praktikan tiap kelompok kualitasnya tidak sembarangan dan lebih
banyak lagi.
29
Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Pedaging.Agro Media Commented [Y109]: ?
Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Cetakan
Pertama. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Bell, D. D., & W. D. Weaver, Jr. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th
edition. Springer Science and Business Media Inc. New York.
Bonnet, S., P.A. Geraert, M. Lessire, M.B. Cerre & S. Guillaumin. 1997. Effect of high ambient
temperature on feed digestibility in broilers. Poultry Sci. 76:857-863.
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Indonesia Farm Indeks Unggas. www. Goole.co.id (Diakses tanggal 01 november 2017)
James, R. G. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th Edition. Thomson Delmar
Learning Inc., FFA Activities.
Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Managemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kuczynski, T. 2002. The application of poultry behaviour responses on heat stress to improve
heating and ventilation systems efficiency. J. Pol. Agric. Univ. 5:1-11.
Lacy, M. & L. R. Veast. 2000. Improving Feed Conversion in Broiler : A Guide for Growers.
Springer Science and Business Media Inc. New York.
Lesson, S. 2000. Feed efficiency still a useful measure of broilers performance. Department
Animal and Poultry Science. University of Guelph, Ontario.
http:/www.gov.on.ca/OMAFORA/English/Livestock/Poultry/Facts/Efficiency.htm.
(diakses pada tanggal 02 november 2017, pukul 19.00 WIB).
Munt, R. H. C., J. G. Dingle & M. G. Sumpa. 1995. Influence of feed form broiler
performance.http://www.poultry.org/file://net/mash%20dan%20pellet%20perbanding
an.htm (diakses pada tanggal 02 november 2017, pukul 19.00 WIB).
30
Prabowo. 2007. Budidaya Ayam Pedaging atau Potong Dengan Teknologi Nasa. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Gramedia Pustaka Utama.
Bogor.
Subkhie, Suryahadi, dan Saleh. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging
dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Suprijatna, E., dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta
3. 5/10/2017 Yuni v v v
4. 6/10/2017 Edi v v
5. 7/10/2017 Elni v v v
7. 9/10/2017 Asep v v v
8. 10/10/2017 Panji v v v
9. 11/10/2017 Elni v v v
Pembagian Tugas
Asep Saepul Anwar Chick In, pendahluan, cover, dan kata pengantar