Anda di halaman 1dari 35

1

PENDAHULUAN Commented [Y1]: 2 spasi dari 1 ke pendahuluan

Commented [Y2]: LATAR BELAKANG perbaiki yah!!!


1.1 Latar Belakang
Commented [Y3]: Buat latar belakang dari umum ke khusus.
Sesuai kreativitas kalian manga, tapi sesuaikan dengan
pembahasan. Bukan copas dari hasil orang lain. Ini terlalu dangkal.
Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur lima sampai enam Mangga diperbaiki.
Commented [Y4]: 3 spasi, dari pendahuluan ke latar belakang
minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging. Broiler populer di Indonesia sejak tahun 1980-an.
Commented [Y5]: 1980 an
Hingga kini broiler telah dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Commented [Y6]: Broiler aja atau ayam pedaging
Commented [Y7]: Dengan tidak di awal kalimat
Pemeliharaan dengan waktu yang relatif singkat dan menguntungkan.
Commented [Y8]: Nulisnya emang gini yah ?
Pemeliharaan broiler (dari mulai DOC) yang dikatakan berhasil apabila jumlah atau tingkat
Commented [Y9]: Jumlah atau tingkat

kematian tidak lebih dari 5%, serta pemeliharan broiler DOC sampai 35 hari dengan penimbangan satu Commented [Y10]: Serta dimasukkan setelah tanda koma (,)
Commented [Y11]: DOC
kali dalam seminggu, pemberian pakan tiga kali sehari dan minum secara ad-libitum, pembersihan
Commented [Y12]: SATU

kandang, penerangan, Vita chick, probiotik, vaksin ND serta waktu umur 35 hari pemotongan ayam Commented [Y13]: ?
Commented [Y14]: Ad - libitum
melihat karkasnya.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain adalah
Commented [Y15]: 1 paragraf minimal 3 kalimat
perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana persiapan kandang pada saat pemeliharaan broiler.


Commented [Y16]: Jarak 1,25 ngikut ke batas yg di atasnya
2. Bagaimana penanganan DOC yang baik dan benar.

3. Bagaimana tata laksana pemeliharaan broiler.


2

Commented [Y17]: Jenis huruf


1.3 Maksud dan Tujuan
Commented [Y18]: Maksud dan tujuan disesuakan dgn
identifikasi masalah

1. Mampu mengerjakan penyiapan kandang untuk pemeliharaan ayam broiler dari DOC sampai

dipasarkan.

2. Mampu menangani DOC yang baik dan benar pada saat DOC baru datang.

3. Menangani tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler mulai dari DOC sampai dipasarkan.

1.4 Waktu dan Tempat

Commented [Y19]: Asli tanggal segini ????


Hari/tanggal : Senin, 01-31 Oktober 2017
Commented [Y20]: Asli jam segini ???
Waktu : Pukul 13:30 WIB
Kamu lagi bercanda yah?!
Tempat :Laboratoriun Manajemen Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas
Commented [Y21]: Jenis hurufnya perhatikan!
Padjadjaran
Commented [Y22]: Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran
3

II
Commented [Y23]: II ke tinjauan pustaka kasih 2 spasi
TINJAUAN PUSTAKA
Dari tipus ke persiapan kandang 3 spasi

2.1 Persiapan Kandang

Kegiatan pra pemeliharaan diawali denan kegiatan persiapan kandang. Kegiatan ini
Commented [Y24]: Broiler aja atau ayam pedaging aja
memegang peranan penting dalam keberhasilan pemeliharan ayam broiler, persiapan kandang
Commented [Y25]: Titik (.) lanjut huruf besar

mempunyai pengertian yaitu menyediakan lingkungan yang benar benar sesuai dan kondusif
Commented [Y26]: ?
untuk pertumbuhan ayam broiler dikarenakan ayam broiler merupakan ayam yang rentan
Commented [Y27]: italyc
terhadap berbagai macam penyakit dari periode starter sampai periode finisher tetapi yang
Commented [Y28]: ?

perlu mendapat perhatian khusus yaitu pada periode starter. Jika dalam melakukan persiapan Commented [Y29]: ?

kandang banyak kekurangan akan banyak menimbulkan berbagai permasalahan terutama pada

bidang kesehatan. Tahap yang dilakukan dalam persiapan kandang yaitu :


Commented [Y30]: Istilah asing italyc
a. Pembersihan kandang

Pada pratikum yang dilakukan hal pertama yang dilakukan adalah pembersihan

kandang (sanitasi), Tahap ini pada intinya membersihkan kandang yang sudah dipakai pada

periode sebelumnya, pembersihan yang dilakukan pertama kali membersihkan kotoran yang

ada di bawah kandang yang kemudian di masukan ke dalam karung, setelah di areal bawah

kandang besih dilakukan pencucian kandang menggunakan sprayer berkekuatan tinggi


Commented [Y31]: ?
sehingga kotoran yang ada pada lantai (slate) lepas, pada prinsipnya yaitu menghilangkan
Commented [Y32]: ?
kotoran, Perlu diketahui juga bahwa kotoran menjadi mata rantai penyambung bibit penyakit

pada periode selanjutnuya, lingkungan disekitar kandang juga perlu diperhatikan dalam tahap

pembersihan kandang ini yaitu semak belukar dan tanaman perdu agar tidak menjadi sarang

bagi predator anak ayam (kucing) dan tempat hidup serangga pengganggu seperti lalat dan

tidak mengganggu sirkulasi udara ( Abidin, Z., 2002 ).

b. Pengapuran

Pengapuran harus dilakukan karena pengapuran sangat penting dalam pra pemeliharaan

karena dapat mencegah berkembangnya mikroorganisme yang dapat merugikan seperti ookista
Commented [Y33]: ?
(penyebab cocsidiosis), konsentrasi kapur yang digunakan pada pengapuran saat pratikum

yaitu 2% (2 kg kapur diencerkan dalam 10 liter air), kapur yang digunakan saat praktikum
4

Commented [Y34]: ? gimana ? ini referensi mana ?


untuk 4 kandang yaitu kurang lebih 20 kg, dengan merek dolomite yang di campurkan di dalam
Commented [Y35]: Satuan di eja yah, dituiskan. kilogram

tong besar.

c. Penyemprotan kandang

Penyemprotan dilakukan secara rutin 2 3 kali menggunakan mesin jen shet agar

efektif dalam menghilangkan bibit penyakit. Berikut ini hal- hal yang berkaitan dengan
Commented [Y36]: ?
penyemprotan kandang :
Commented [Y37]: ?
Penyemprotan dengan larutan detergen 1-2% yang dilakukan setelah kandang
Commented [Y38]: ?

dibersihkan (dicuci), penyemprotan ini bertujuan agar bahan bahan organic yang berasal dari Commented [Y39]: ?

sisa-sisa pakan terutama yang tergolong dalam senyawa lunak dapat larut. Bahan-bahan

organic yang tertinggal dalam kandang dapat menjadi media partumbuhan bagi jamur atau
Commented [Y40]: ?
mikroorganism. Setelah disemprot dibiarkan 5 sampai 10 menit kemudian dibilas sampai

bersih dan dibiarkan sampai bersih dan dibiarkan mengering.

Penyemprotan dengan larutan formalin 5-10 % setelah tirai kandang dipasang.

Perbandingan larutan adalah 1 liter formalin dalam 20 liter air (untuk kondisi normal) dan 1

liter formalin dalam 10 liter air (bila peternakan habis terserang wabah). Konsentrasi tersebut

diperhitungkan agar dapat memusnahkan bibit penyakit tapi tidak membahayakan penyemprot.

Setelah kandang disemprot, kandang dibiarkan 7-21 hari supaya mata rantai bibit penyakit

terputus.

Penyemprotan menggunakan desinfektan seperti dekstan, istam, benzalvak, dan lain-

lain, satu hari sebelum DOC masuk. Yang harus disemprot adalah bagian seluruh kandang

terutama pada bagian brooder,

tempat pakan, dan tempat minum.

Saat praktikum kandang disemprot dengan larutan formalin (ormaldehyde) saja setelah
Commented [Y41]: ?
penuutupan kandang dengan tirai.
Commented [Y42]: Kenapa menjelaskan praktikum yah ? kalian
d. Pemasangan tirai copas dari mana ?
Commented [Y43]: Jangan ambil dari makalah laporan orang
Tirai yang digunakan saat pratikum terbuat dari plastic hitam. Tirai berfungsi menutup lain dong, ini copas apa gimana ? hmhmhm

kandang untuk meminimalkan pengaruh angina dari luar kandang dan mempertahankan suhu

dalam kandang agar optimal terutama pada masa brooding sehingga pemanas dapat bekerja

secara optimal. Bahan tirai dapat berasal dari karung plastik bekas pakan, terpal atau goni, yang
5

penting dapat digunakan untuk menahan angin dan dapat digunakan lebih dari sekali.

Pemasangan tirai pada dinding luar, dinding dalam dan diatas brooder. Tirai pada dinding luar

kandang pemasangannya dengan membuat rol (gulungan) agar mudah dinaikan dan diturunkan

(efisien tenaga).Pada waktu malam hari, tetap harus ada sedikit rongga udara untuk membuang

sisa-sisa hasil pembakaran seperti gas monoksida dan ammonia. Rongga udara sebaiknya
Commented [Y44]: Benar membahas tentang tirai. Namun
sedikit lebih tinggi dari pemanas (30 cm). kalian tidak mencantumkan referensi, in note

e. Pemasangan litter

Kandang yang digunakan saat praktikum adalah kandang slate karena alasnya langsung

ke bawah tanah, untuk awal pemeliharaan menggunakan litter bertujuan untuk menghangatkan.

Litter yang digunakan berupa serbuk gergaji. Kandang yang telah dikapur harus diberi alas

baik untuk kandang jenis litter ataupun slate. Alas diberikan untuk memberikan kenyamanan

bagi anak ayam dan supaya anak ayam tidak terperosok pada kandang slate. Kriteria bahan alas

(litter) yang dapat digunakan antara lain dapat menyerap air, tidak cepat menggumpal, mudah

didapat, murah harganya dan tidak menimbulkan polusi udara (debu). Pada umumnya litter

yang digunakan adalah serbuk gergaji, serutan kayu, potongan kayu, jerami dan sebagainya.

Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, berdasarkan

penelitian dan hasil pengalaman dilapangan, bahan yang baik digunakan di daerah tropis adalah

serutan kayu Prabowo (2007), karena serutan kayu memiliki daya serap air yang baik, tidak

cepat menggumpal dan kandungan debunya rendah.Akan tetapi peternak paling banyak

menggunakan sekam padi yang murah dan mudah mendapatkannya.Ketebalan litter diatur
Commented [Y45]: Copas laporan orang yah ? mohon diganti
sesuai jenis lantai kandang, pada kandang slate sebaiknya tidak terlalu tebal antara 2-3 cm, yahhhhhhh

karena alas tidak digunakan sampai akhir pemeliharaan (hanya sampai umur 18-21 hari)

sehingga penggunaan serbuk gergaji dapat lebih hemat, 1 karung serbuk gergaji dapat

digunakan untuk 6m2. Sedangkan untuk kandang litter sebaiknya alas litter agak tebal sekitar

5-7 cm.
Commented [Y46]: penulisan
f. Pembuatan Brooder
Commented [Y47]: ?
Brooder merupakan induk buatan untuk memberikan lingkungan yang sesuai dengan

kebutuhan alami anak ayam, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan brooder adalah

temperature dan bentuk brooder. Suhu berperan penting dalam massa brooding karena anak
6

ayam belum mampu menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan kandang. Sumber energi

untuk memanaskan brooder dapat menggunakan elpiji. Bentuk brooder yang di gunakan saat

pratikum yaitu persegi empat, semestinya broder yang baik itu betuknya lingkaran supaya tidak

ada sisi di sekeliling brooder. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan brooder

yaitu :

Bahan broder dapat mengguanakan seng, dengan penahan dari bambu. Brooder kotak

dapat menggunakan bambu. Brooder lingkaran memungkinkan ayam menyebar secara merata

sedangkan bentuk kotak ada kecenderungan anak ayam mengumpul ditengah. Letak brooder

dapat di tengah maupun tepi di dalam kandang.

Pemanas yang di gunakan saat pratikum adalah gasolek dengan bahan bakar gas.

Lama brooding 10 12 hari (musim panas/kemarau), 12 14 hari (musim hujan).

Tiapa kandang sebaiknya tersedia minimal 1 thermometer (ditengah kandang) dan

diberi standar suhu yang dikehendaki pada umur tertentu (maksimal dan minimal), bila suhu

aktual dibawah suhu minimal, maka pemanas harus dinyalakan, bila suhu aktual diatas suhu
Commented [Y48]: ?????? copas yahhhh
maksimal maka pemanas harus dimatikan.

Saat pratikum, kriteria-kriteria di atas ini sudah sesuai dengan ketentuannya, sehingga

dapat di kategorikan termasuk manajen yang bagus. Berdasarkan sistem pemanasan yang

digunakan, brooder dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu individual pen brooders dan
Commented [Y49]: Ini tinjauan pustaka loh, kok isinya gini ?
central heating sistem ( Rosidi, dkk., 2000 ).

2.2 Chick In

DOC merupakan singkatan dari Day Old Chick yang merupakan istilah untuk anak

ayam yang berumur satu hari. Bibit sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas dalam

suatu usaha peternakan. Agar dapat menghasilkan bibit DOC yang sehat dan berproduksi

tinggi, maka perlu dilakukan pemilihan dan klasifikasi terhadap DOC. Day Old Chick (DOC)

yang baik memiliki kriteria seperti: badan sehat dan tidak cacat tubuh, mata bulat dan jernih,

kaki lurus, kuat dan dapat berdiri tegak, ayam bergerak lincah, memiliki nafsu makan yang
7

baik, ukuran badannya normal, bulu halus dan menutupi seluruh tubuhnya dan keadaan tubuh

padat berisi (Cahyono, 1995).

Broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembang biakan secara khusus untuk

pemasaran secara dini. Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan bobot rata-rata 1,4 kg

tergantung pada efisiensinya perusahaan. Menurut (Rasyaf, 1992) ayam pedaging adalah ayam

jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot

badan tertentu. Broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,

pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah (Suprijatna et
Commented [Y50]: Bisa bisa.
al.,2005). Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain ukuran badan
Broiler ya. Edit aja.
besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta

efisiensi penggunaan ransum tinggi. Tingkat petumbuhan dan produktifitas dari ayam yang

diternakkan, terutama pada fase starter, sangat tergantung dari bibit yang digunakan.

Pengecekan kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu) DOC dilakukan semenjak pertama kali

datang, hal ini dimaksudkan untuk memastikan DOC yang hendak dipelihara dalam kandang

benar-benar baik(berkualitas) yakni sehat, terbebas dari penyakit dan tidak cacat fisik.

Pemeliharaan bibit yang berkualitas merupakan langkah tepat dalam mengawali pemeliharaan

broiler komersial (Narantaka, 2012).

Berikut ini ciri-ciri kualitas DOC yang baik yakni DOC terbebas dari penyakit, seperti

pullorum, ophalitis dan jamur. Jika diperhatikan secara saksama DOC berkualitas baik maka

terlihat aktif bergerak kesana kemari atau tidak bisa diam, setiap DOC mempunyai kaki yang

besar dan berminyak seperti basah, pantatnya tidak kotor dan tidak terdapat pasta putih, bulu

cerah dan penuh dan setiap DOC mempunyai berat tidak kurang dari 37 gram (Narantaka,

2012). Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilkan produk, baik

jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa ada untuk menjamin

kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas pasokan bibit juga harus dijaga dan

dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer dengan sebutan DOC sama dengan anak ayam

umur sehari atau kuri (kuthuk umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam
Commented [Y51]: Sip.
(Sudarmono, 2003).
Perhatikan cara penulisan
8

2.3 Tatalaksana Pemeliharaan

Pemeliharaan ayam broiler dilakukan selama 28 hari atau 4 minggu. Pemeliharaannya

dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase starter dan fase finisher (Rasyaf, 1992). Fadilah (2006)

menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan manajemen

pemeliharaan ayam broiler meliputi kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan,
Commented [Y52]: litter
penggunaan dan pengaturan litter, perlakuan saat DOC datang, pemberian pakan dan air

minum ,vaksinasi, pemberian vitamin dan pemanenan. Rasyaf (1995) menyatakan bahwa

pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amoniak yang

dapat mengganggu pertumbuhan ayam. Apabila litter yang basah bisa meningkatkan

kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, dan menyebabkan

bulu ayam kotor (Fadilah,2006). Alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan untuk

memberi rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang biasa diberikan

oleh induk ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil (Rasyaf,1995).
Commented [Y53]: biosecurity atau biosekuriti
Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi ( Bio security) secara

menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar

ternak dapat menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)

menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi (Bio security) akan

menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena

itu sanitasi (Bio security )sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.

2.4 Vaksinasi

Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja diberi agen penyakit

(antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan

atau tanggap kebal tubuh terhadap suatu penyakit tertentu dan aman sehingga tidak

menimbulkan penyakit (Akoso,1998). Menurut Fadilah (2005) vaksinasi yaitu memasukan


Commented [Y54]: ke dalam
agen penyakit yang telah dilemahkan kedalam tubuh ayam kemudian antibodi di dalam darah

ayam meningkat sesuai dengan agen yang dimasukan, diharapkan ayam memiliki kekebalan

tubuh yang kuat untuk melawan penyakit. Bila diberikan pada ternak, tidak akan
9

menimbulakan penyakit, tapi merangsang kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang

sesuai dengan mikroorganisme (Yuwono, 1992).

Vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan jenis unggas, umur unggas, dan petunjuk yang

direkomendasikan untuk pemberian vaksin pada unggas, serta mengetahui jenis vaksin yang

akan di berikan ke unggas (Mulyantini, 2010). Fungsi pemberian vaksin bertujuan untuk

mencegah dan mempercepat pertumbuhan ayam, vaksin dapat mencegah pertumbuhan

makhluk lain di dalam tubuh ayam.

Commented [Y55]: ?
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang umum

dilakukan antara lain vaksinasi melalui tetes mata, tetes hidun atau mulut, dan suntikan.

Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang

berumur di bawah satu minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh

antibodi maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga karena

dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata

untuk setiap ayam (Office International Epizootic, 2002). Menurut Tizard (1988), langkah-
Commented [Y56]: ?
langkah pelaksaaan vaksinasi pertala masukan pelarut ke dalam botol vaksin setengahnya,

kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai berbuih, kemudiancampuran

larutan diluent dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol

pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata, terakhir teteskan vaksin satu persatu pada

ayam melalui mata atau hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul

masuk.

Vaksin adalah suatu produk biologis yang berisi mikroorganisme agenpenyakit yang
Commented [Y57]: ?
telah dilemahkan atau diinaktifkan (attenuated). Vaksin secara umum adalah bahan yang

berasal dari mikroorganisme atau parasit yang dapat merangsang kekebalan terhadap penyakit

yang bersangkutan (Malole,1988). Bahan yang berisi organisme penyebab penyakit tersebut

jika dimasukkan ke dalam tubuh hewan tidak menimbulkan bahaya penyakit tetapi masih dapat

dikenal oleh sistem imun (Kayne dan Jepson,2004) serta dapat merangsang pembentukan zat-

zat kekebalan terhadap agen penyakit tersebut (Tizard,1988). Santosodan Sudaryani (2009)

mengelompokkan vaksin menjadi dua jenis yaitu, vaksinaktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif
10

adalah vaksin yang berisi virus hidup, namunvirus tersebut telah dilemahkan. Setelah tiga hari

penggunaan vaksin ini,kekebalan tubuh ayam broiler dapat ditingkatkan. Vaksin inaktif adalah

vaksinyang berisi virus yang dilemahkan dan dicampur dalam emulsi minyak dan bahan

stabilisator, untuk memperoleh tingkat kekebalan tubuh yang lebih lama dan stabil.

Vaksin ND dapat berasal dari virus tipe lentogenik, mesogenik, aupun velogenik. Tipe

lentogenik merupakan strain virus ND yang virulensi dan mortalitasnya rendah yaitu strain

B1(Hitcher), strainLa Sota, dan strain F (FA0,2004). Strain Fmemiliki tingkat virulensi paling

rendah dibandingkan engan strainlain pada tipe lentogenik. Vaksin dengan strain ini paling

efektif dilakukan secara individu. StrainB1 rnemiliki tingkat virulensi lebih tinggi

dibandingkan engan strain F. Plikasi vaksin strainB1dilakukan melalui air minum atau

penyemprotan. Pemberian vaksinasi dilakukan pada DOC(Day Old Chick) kemudian diikuti

dengan strain LaSota pada umur 10 sampai deengan 14 hari (Fadilah dan Polana,2004). Vaksin

dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata, hidung, mulut (cekok), melalui air

minum dan suntikan. Strai vaksin yang digunakan pada vaksin ND adalah ND B1 Hitcher.

Strain vaksin ND B1 Hitcher merupakan vaksin yang diberikan pada ayam broiler untuk
Commented [Y58]: Gumboronya mana ?
mencegah penyakit ND (Newcastel Disease)atau lazim disebut tetelo (Retno dkk, 2000)

2.5 Perhitungan (Recording)

2.5.1 Pertambahan Bobot Badan

Bell dan Weaver (2002) menyatakan bahwa peningkatan bobot badan mingguan tidak

terjadi secara seragam. Setiap minggu pertumbuhan ayam broiler mengalami peningkatan

hingga mencapai pertumbuhan maksimal, setelah itu mengalami penurunan. Menurut

Anggorodi (1985) pada periode pertumbuhan diperlukan pakan dengan zat makanan yang

seimbang. Gordon dan Charles (2002) menyatakan, terdapat perbedaan bobot badan antara

ternak yang diberikan pakan ad libitum dan ternak yang pakannya dibatasi serta perbedaan

antara ternak yang mendapatkan rasio pakan yang optimal dan ternak yang mendapatkan pakan

yang tidak optimal. Kandungan makanan yang menentukan performa pada ayam broiler adalah

kandungan gizi yang seimbang antara protein dan energi, selain itu kebutuhan vitamin dan

mineral juga harus terpenuhi.


11

Commented [Y59]: ?
Penelitian Bonnet et al., (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam

broiler umur enam minggu yang dipelihara pada suhu lingkungan 32C sebesar 1515 g/ekor

sedangkan pada suhu 22C pertambahan bobot badan ayam broiler sebesar 1984 g/ekor.

Pertambahan bobot badan ayam broiler pada minggu-minggu terakhir sebanyak 50 sampai 70

gram per hari, sehingga pertumbuhan yang cepat tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan

pakan yang cukup (Amrullah, 2004). Kuczynski (2002) melaporkan bahwa pemeliharaan ayam

broiler sampai umur 35 hari pada suhu di atas 31C menyebabkan penurunan bobot badan

mencapai 25%, jika dibandingkan dengan pemeliharaan pada suhu 21,1 sampai 22,2C.

2.5.2 Pencatatan (Recording)

Bell dan Weaver (2002), salah satu kriteria untuk mengukur pertumbuhan adalah

dengan mengukur pertambahan bobt badan. Pertambahan bobot badan merupakan kenaikan

bobot badan yang dicapai oleh seekor ternak selama periode tertentu. Pertambahan bobot badan

diperoleh dengan pengukuran kenaikan bobot badan melalui penimbangan berulang dalam

waktu tertentu misalnya tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, atau tiap tahun.

Menurut Edjeng dan Kartasudjana (2006), jumlah pakan yang digunakan

mempengaruhi perhitungan konversi ransum atau Feed Converstion Ratio (FCR). FCR

merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat

badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah ransum yang digunakan untuk

menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit. Semakin tinggi konversi ransum berarti
Commented [Y60]: ?
semakin boros ransum yang digunakan (Fadilah et al., 2007).
Commented [Y61]: Bahas pencatatannya sebelah mana ?
missal pentingnya pencatatan itu apa

2.5.3 Konversi Pakan

Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dasar genetik, tipe

pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan,

dan suhu lingkungan (James, 2004). Menurut Bell dan Weaver (2002) bahwa, faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai konversi pakan adalah stress penyakit, kadar amoniak, cara dan

waktu pemberian pakan, air, suhu, cahaya, kebisingan, bentuk fisik, dan faktor dari anti nutrisi.

Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan
12

adalah genetik, ventilasi, sanitasi, kualitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat aditif, kualitas

air, penyakit, pengobatan, dan manajemen pemeliharaan (faktor penerangan, pemberian pakan

dan faktor sosial).

Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa konversi pakan berguna untuk mengukur

produktivitas ternak dan didefinisikan sebagai rasio antara konsumsi pakan dan pertambahan

bobot badan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu. Bell dan Weaver (2002) menyatakan

bahwa pada ayam broiler jantan lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi daging

karenanya mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina

Semakin dewasa ayam maka nilai konversi pakan akan semakin besar. Sebab ayam

yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga ukuran berat badan, sehingga

penggunaan protein sebesar 80% untuk menjaga berat badannya yang besar dan 20% untuk

pertumbuhan, sehingga efisiensi pakan menjadi kurang baik (Lesson, 2000). Menurut Munt et

al., (1995), bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah

pakan berbentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan berbentuk crumble dan

pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam litter dibandingkan dengan
Commented [Y62]: ?
pakan bentuk mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi pakan yang lebih baik

dibandingkan dengan pakan bentuk mash.

2.5.4 Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan usaha pengembangan peternakan ayam. Tingkat kematian ayam broiler sering

terjadi pada periode awal atau starter dan semakin rendah pada periode akhir atau finisher.

Persentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh lebih dari 4%. Angka kematian

pada minggu pertama selama periode pemeliharan tidak boleh lebih dari 1%, kematian

selanjutnya harus relatif lebih rendah sampai hari terakhir minggu tersebut dan terus dalam

keadaan konstan sampai berakhirnya periode pemeliharaan (Bell dan Weaver, 2002). Faktor-

faktor yang mempengaruhi persentase kematian salah satunya adalah suhu.

Lacy dan Veast (2000)menyatakan bahwa pada cuaca yang dingin selama periode

brooding, fungsi dari sistem ventilasi pada pemeliharaan ayam broiler adalah untuk
13

mengurangi jumlah amoniak, yang dapat mengganggu produksi. Faktor penyakit sangat

dominan sebagai penyebab kematian utama ayam broiler. Salah satu penyakit yang sering

menyerang adalah Cronic Respiratory Desease (CRD). Retno (1998) melaporkan bahwa

penyakit CRD ini dapat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi Escheria coli, Infectius

Bronchitis (IB), dan Newcastle Desease (ND). Ayam yang terserang ND gejala klinis adalah

kelainan pada saluran pernafasan (batuk, ngorok, susah bernafas, keluar lender dari hidung),

nafsu makan menurun, tinja berwarna hijau dan disertai gumpalan putih, serta gemetar pada

seluruh tubuh.

Asites adalah suatu penyakit yang menyebabkan terjadinya penimbunan cairan dalam

rongga perut. Penyebab terjadinya penyakit ini adalah suhu lingkungan yang tinggi, sehingga

saat mengkonsumsi pakan dengan energi tinggi dengan suhu lingkungan yang tinggi memaksa

kerja jantung untuk memompakan darah. Sehingga cairan banyak tertampung dalam rongga

perut. Selain itu banyak penyakit pernafasan sering terjadi pada umur dua sampai tiga minggu

akibat timbunan amoniak pada kandang saat lingkungan mencapai suhu tinggi. Kematian pada
Commented [Y63]: Bahas mortalitas, ya mortalitas aja. Terus
suhu yang tinggi dapat mencapai 30% dari total populasi. kasih tahu biasanya disebabin oleh penyakit apa. Bukan maparin
penyakit lagi ya

2.5.5 Indeks Performa Ayam Broiler

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pemeliharaan

adalah dengan menghitung indeks performa. Indeks Performa (IP) adalah suatu formula yang

paling umum dipakai untuk mengetahui performa ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang

diperoleh, semakin bagus prestasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya

(Fadilah et al., 2007). Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap

potong, konversi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama

pemeliharaan.

2.6 Pemanenan
14

Manajemen usaha peternakan ayam pedaging (broiler) meliputi manajemen

pemeliharaan periode starter, periode pertumbuhan, dan periode panen. Periode terakhir, yaitu

periode panen yang dibagi atas masa sebelum panen, ketika panen dan pasca panen (Rasyaf,

2001). Broiler adalah jenis ternak unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat,

karena dapat dipanen pada umur lima minggu. Bobot akhir atau bobot final broiler adalah

bobot yang didapatkan selama masa pemeliharaan hingga panen (Umam dkk., 2015).

Analisis teknis dilakukan untuk menilai pelaksanaan manajemen usaha peternakan

broiler yang meliputi manajemen pemeliharaan periode starter, periode pertumbuhan, dan

periode panen. Pelaksanaan ketiga periode tersebut sangat menentukan kesuksesan usaha

broiler. Pertumbuhan ayam akan terganggu, bila manajemen pemeliharaan pada periode

tersebut tidak dilaksanakan sesuai dengan standar, yang pada akhirnya bobot badan yang

dihasilkan tidak optimal dan feed conversion rate (FCR) akan lebih tinggi daripada standar

umur panen pada bobot 1,55 kilogram yang dicapai pada kisaran pemeliharaan hari ke 32, atau

33 (Subkhie dkk., 2012).

Keterlambatan panen mengakibatkan kerugian bagi peternak, karena pertumbuhan

ayam akan mencapai puncak pada umur 32 - 33 hari, sedangkan biaya operasional harus tetap

dikeluarkan untuk mempertahankan bobot badan yang telah dicapai. Sebaliknya pada saat

harga pasar naik perusahaan inti memaksa memanen ayam sebelum waktunya. Percepatan

panen merugikan peternak, karena ayam belum mencapai bobot yang optimal (Subkhie dkk.,

2012).

Aktivitas panen biasanya dilakukan pada pagi hari. Jumlah dan ukuran ayam yang

ditangkap harus disesuaikan dengan surat permintaan pembelian. Beberapa kegiatan yang

dilakukan ketika panen adalah menggantung tempat pakan dan minum, menangkap ayam harus

dilakukan secara hati-hati karena penangkapan yang kasar bisa menyebabkan memar, tulang

patah di bagian sayap dan kaki, bahkan bisa menyebabkan ayam mati karena stress. Dilakukan

pula penyekatan kandang yang akan dipanen. Menangkap ayam sebaiknya tidak menggunakan

cara memilih, tetapi harus menghabiskan ayam dalam satu sekat. Ayam yang akan ditimbang
15

sebelumnya dimasukkan ke dalam keranjang secara perlahan. Berat keranjang besi yang

diletakkan di timbangan yaitu 20 kilogram. Jadi jumlah total bobot ayam harus dikurangi berat

keranjang kosong. Jadi jumlah total bobot ayam harus dikurangi berat keranjang kosong. Satu

keranjang bisa diisi 12 - 15 ekor ayam ukuran kecil. Sementara untuk ayam ukuran sedang dan

besar keranjang dapat diisi sebanyak delapan sampai dengan sepuluh ekor. Pencatatan hasil

penimbangan dan jumlah ayam juga perlu dilakukan serta tahap terakhir adalah meletakkan

ayam dalam kendaraan yang digunakan (Sholikin, 2011).

Masa puasa biasanya berlangsung 10 - 24 jam sebelum dipotong, dengan tujuan agar

isi perutnya kosong atau tidak terlalu penuh. Jika isi perut terlalu penuh waktu dipotong maka

proses penuntasan darah setelah menyembelih tidak berjalan lancar yaitu akibat adanya

pengumpulan peredaran darah di daerah saluran pencernaan. Isi perut yang penuh juga akan

menyulitkan proses pengeluaran jeroan dari rongga perut dan rongga dada serta meningkatkan

terjadinya kontaminasi mikroba dari kotoran isi perut atau isi usus yang tercecer (Soewarno,

2014). Bobot hidup adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam setelah

dipuasakan selama 12 jam (Blakely dan Bade, 1998).

Sanitasi kandang meliputi pembersihan kandang dan lingkungan serta fumigasi yang

dilakukan setelah ayam dipanen. Pembersihan kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam

dibersihkan, lantai dan dinding kandang dibersihkan dengan cara disemprot air. Tujuan dari

pencucian yang berulang-ulang untuk memastikan agar kandang steril dan bebas dari penyakit

yang pernah ada atau memutus siklus penyakit pada pemeliharaan berikutnya (Rasyaf, 1995).
16

III
Commented [Y64]: Tidak menggunakan koma
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
Commented [Y65]: Jarak ikuti seperti yg di atas

3.1 Alat
Commented [Y66]: ?
1. Kandang ayam broiler, untuk tempat tinggal ayam broiler.

2. Tempat ransum, untuk tempat pakan.

3. Tempat minum, untuk tempat air.

4. Sekat kandang (kardus), untuk memisahkan antara kandang satu dengan yang lainnya.

5. Pemanas (lampu pijar), untuk menghangatkan ayam.

6. Timbangan, untuk menimbang pakan dan ayam.

7. Sapu lidi, untuk membersihkan kandang.


Commented [Y67]: ?
8. Thermometer ruang, untuk mengukur suhu ruang.
Commented [Y68]: ?
9. Hygrometer ruang, untuk mengukur kelembaban ruang.

10. Botol tetes mata, untuk meneteskan vaksin.

11. Methylene blue, pelarut vaksin.

3.2 Bahan

1. Anak ayam broiler (DOC), sebagai hewan ternak yang akan dipelihara.

2. Ransum starter, sebagai pakan untuk memenuhi kebutuhan DOC.

3. Gula merah, sebagai bahan untuk menambah energi untuk DOC yang baru datang.

4. Obat-obatan dan vitamin (vita chick), sebagai persediaan untuk ayam yang sakit dan

supplement ayam.

5. Desinfektan, sebagai bahan untuk menyucihamakan kandang DOC.

6. Sekam, sebagai alas lantai kandang.

7. Kertas koran, sebagai dasar kandang sebelum menggunakan sekam.


Commented [Y69]: Jarak 1,5 atau 18 pt
3.3 Prosedur Kerja

1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau liter dengan menggunakan sapu lidi.

2. Setelah bersih seluruh permukaan kandang dilapisi dengan larutan kapur.

3. Peralatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum dicuci dengan larutan

desinfektan yang telah disediakan.


17

4. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang dipelihara.

5. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, dan kemudian dipasang sekat

pembatas (chick guard). Diatas sekam dilapisi kertas koran.

6. Sehari sebelum ayam datang semua peralatan kandang dan perlengkapannya seperti

tempat ransum, tempat minum, kertas koran, sekam, dan brooder disemprotkan

desinfektan.

7. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan atur suhu sesuai yang

dibutuhkan DOC.

8. Menyiapkan air minum yang dicampur dengan gula merah dan vita chick.

9. Mengeluarkan DOC dari boks dan memasukan ke dalam kandang sambil ditimbang

beratnya, dihitung jumlahnya serta diseleksi penampilan dan kondisi fisiknya.

10. Biarkan DOC 30 menit di dalam kandang, jangan diberi makan atau minum, agar anak

ayam dapat menghilangkan stress dalam perjalanan dan beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya.

11. Setelah 30 menit, anak ayam (DOC) diberi air minum yang telah dicampur gula merah

dan vita chick. Kegunaan air gula untuk menggantikan energi yang hilang selama

perjalanan.

12. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang ditabur pada feed tray atau bekas tutup

boks anak ayam sebagai tempat ransum.

13. Pemeliharaan minggu pertama, ransum yang diberikan adlibitum dan sehari diberikan

3 kali yaitu pagi, siang, sore, sedangkan air minum perlu dikontrol agar tidak kehabisan.

14. Ransum yang diberika ditabur pada feed tray atau tutup box selama minggu pertama,

serta kertas koran yang menutupi sekam diganti setiap hari selama minggu prertama.

15. Pada minggu pertama dilakukan vaksin ND dan Gumboro yang diberikan berbeda

harinya, jangan diberikan secara bersamaan.

16. Catat konsumsi ransum, bobot badan, konversi dan kematian setiap minggunya.

17. Pemeliharaan pada minggu ke-2, pada minggu kedua setiap harinya sama yang

dilakukan pada minggu pertama, yaitu pemberian ransum sehari 3x, air minum
18

secukupnya dan pencatatan, namun pada minggu ini dilakukan vaksinasi ND melalui

tets mata.

18. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan setiap harinya sama

dengan minggu ke 2 dan pada minggu ini diberikan kembali vaksin, yaitu vaksin

Gumboro melalui tets mata.

19. Pemeliharaan pada minggu keempat, pada minggu keempat kegiatan setiap harinya

sama dengan minggu ketiga, namun tidak dilakukan vaksinasis. Bila bobot badan sudah

mencapai yang diminta pasar, panen ayam-ayam tersebut.

20. Buat format tabel yang didalamnya terdapat kolom bobot badan perminggu,

pertambahan bobot badan perminggu, konsumsi ransum perminggu dan kumulatif,

konversi perminggu dan kumulatif. Buat pula format tabel tersendiri mengenai data

mortalitas, biaya produksi, hasil penjualan, sehingga dapat mengetahui keuntungan

yang diperoleh.
19

IV
Commented [Y70]: ?
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Evaluasi FCR
Tabel 1. Data Minggu 1 Commented [Y71]: SEPERTI INI. Tabel 1. Judul Tabelnya apa.
Single. 1,25 atau 1 tab atau 6 spasi
No. Ayam BB Awal BB Akhir P B B KonsumsiPakan FRC individu FCR Komulatif

A5.1 4 8 2 1 1 1 6 3 1 8 2 . 4 1 . 1 2 1 . 3 6

A5.2 4 0 1 4 1 1 0 1 1 8 2 . 4 1 . 8 0 1 . 3 6

A5.3 4 9 2 0 3 1 5 4 1 8 2 . 4 1 . 1 8 1 . 3 6

A5.4 4 3 1 7 6 1 3 3 1 8 2 . 4 1 . 3 7 1 . 3 6

A5.5 4 4 1 6 0 1 1 6 1 8 2 . 4 1 . 5 7 1 . 3 6
Commented [Y72]: Di laptopku, jadi ada jaraknya, mohon
Total 2 2 4 8 9 1 6 6 7 9 1 2 dibenarkan. RTF

Commented [Y73]: ?
Tabel minggu 2

No. Ayam BB Awal BB Akhir P B B KonsumsiPakan FRC individu FCR Komulatif

A5.1 2 1 1 5 6 3 3 5 2 3 8 0 1 . 0 7 1 . 2 7

A5.2 1 4 1 3 9 0 2 4 9 3 8 0 1 . 5 2 1 . 2 7

A5.3 2 0 3 4 9 0 2 8 7 3 8 0 1 . 3 2 1 . 2 7

A5.4 1 7 6 4 9 0 3 1 4 3 8 0 1 . 2 1 1 . 2 7

A5.5 1 6 0 4 5 0 2 9 0 3 8 0 1 . 3 1 1 . 2 7

Total 8 9 1 2 3 8 3 1 4 9 2 1 9 0 0
20

Tabel minggu 3

No. Ayam BB Awal BB Akhir P B B KonsumsiPakan FRC individu FCR Komulatif

A5.1 5 6 3 9 9 5 4 3 2 6 3 2 . 8 1 . 4 6 1 . 6 3

A5.2 3 9 0 7 3 7 3 4 7 6 3 2 . 8 1 . 8 2 1 . 6 3

A5.3 4 9 0 7 8 9 2 9 9 6 3 2 . 8 2 . 1 2 1 . 6 3

A5.4 4 9 0 9 2 1 4 3 1 6 3 2 . 8 1 . 4 7 1 . 6 3

A5.5 4 5 0 8 8 0 4 3 0 6 3 2 . 8 1 . 4 7 1 . 6 3

Total 2 3 8 3 4 3 2 2 1 9 3 9 3 1 6 4

Commented [Y74]: HASIL IP ?


Tabel minggu 4
Commented [Y75]: Tambahkan FCR panen, dan nilai IP. Terus
ada data sebelum dan setelah pembersihan kandang
No. Ayam BB Awal BB Akhir P B B KonsumsiPakan FRC individu FCR Komulatif

A5.1 9 9 5 1 4 6 0 4 6 5 8 1 1 1 . 7 4 1 . 8 0

A5.2 7 3 7 1 2 2 0 4 8 3 8 1 1 1 . 6 8 1 . 8 0

A5.3 7 8 9 1 1 2 5 3 3 6 8 1 1 2 . 4 0 1 . 8 0

A5.4 9 2 1 1 4 4 0 5 1 9 8 1 1 1 . 5 6 1 . 8 0

A5.5 8 8 0 1 3 3 0 4 5 0 8 1 1 1 . 8 0 1 . 8 0

Total 4 3 2 2 6 5 7 5 2 2 5 3

4.2. Pembahasan

4.2.1 Persiapan Kandang

Sebelum kegiatan pemeliharaan berlangsung terlebih dahulu kandang dan peralatan

yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik. Tujuan persiapan kandang ini sendiri

yaitu untuk memberikan rasa nyaman pada ayam ketika ayam mulai masuk serta supaya

terhindar dari gangguan predator dan pernyakit. Berdasarkan hasil praktikum pada persiapan
Commented [Y76]: Tidak ada subjek aku kamu kita kami atau
kandang kami hanya melakukan pembersian dan membuang kotoran yang ada di dalam orang ketiga dalam pembahasan dan di dalam makalah secara
umumnya.
kandang tersebut dengan menggunakan sapu lidi. Hal ini sesuai dengan Abidin, Z., (2002) Commented [Y77]: ?

bahwa tahap ini pada intinya membersihkan kandang yang sudah dipakai pada periode

sebelumnya, pembersihan yang dilakukan pertama kali membersihkan kotoran yang ada di
21

bawah kandang yang kemudian di masukan ke dalam karung, setelah di areal bawah kandang
Commented [Y78]: ?
besih dilakukan pencucian kandang menggunakan sprayer berkekuatan tinggi sehingga kotoran
Commented [Y79]: ?

yang ada pada lantai (slate) lepas.

Commented [Y80]: ?
4.2.2 Chickin

Beberapa hari sebelum DOC datang lampu sudah dipasang dan dinyalakan 3 jam sebelum
Commented [Y81]: ?
DOC masuk kadang untuk menyesuaikan suhu yang sesuai DOC yaitu sekitar 330C. Selain

lampu sekam harus sudah ditabur dan ditutupi koran, penutupan dengan koran dilakukan untuk

menjaga DOC tidak makan sekam karena DOC pencernaannya belum sempurna. Pada hari
Commented [Y82]: ?
pemasukan DOC, sebelum masuk dilakukan penandaan dengan wing tag untuk membedakan

ayam yang kelompok kami pelihara dan diberi air gula sebagai pengganti energi yang hilang

selama perjalanan, sebagaimana pendapat dari Fadilah (2006) yang menyatakan bahwa saat

DOC tiba, sebaiknya diberikan air gula aren dua sampai lima persen, hal ini dilakukan untuk

memberikan energi untuk DOC yang mana energinya telah habis saat di perjalanan.

Pada saat DOC datang langsung saja ditimbang tanpa dipilih dan diperiksa keadaan

fisiknya. Menurut Fadilah (2004) menyatakan bahwa kegiatan pertama yang harus dilakukan
Commented [Y83]: ?
ketika Day Old Chick (DOC) datang adalah memperhatikan dan memeriksa keadaan DOC

secara keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Day old chick (DOC) yang berkualitas

baik antara lain mempunyai ciri kakinya besar dan basah seperti berminyak, bulu cerah dan

penuh, terlihat aktif dan beratnya tidak kurang dari 37 gram. Kondisi DOC yang diterima yaitu

bulu halus dan rapi (tidak kusut), lincah atau aktif, mata cerah, tidak memiliki cacat tubuh,

tidak kerdil dan bobot badan sesuai dengan standar. Menurut Cahyono (1995) menyatakan

bahwa Day Old Chick (DOC) yang baik memiliki kriteria seperti: badan sehat dan tidak cacat

tubuh, mata bulat dan jernih, kaki lurus, kuat dan dapat berdiri tegak, ayam bergerak lincah,

memiliki nafsu makan yang baik, ukuran badannya normal, bulu halus dan menutupi seluruh

tubuhnya dan keadaan tubuh padat berisi. Kartasudjana dan Suprijatna (2006) menambahkan

bahwa kualitas DOC yang dipelihara harus yang terbaik, karena performa yang jelek bukan
22

saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima.
Commented [Y84]: Waktu kalian kemarin dapat doc, paparkan
Temperatur yang ideal untuk ayam broiler adalah 23-26 C (Fadilah,2004). kondisi DOC nya gimana ?

4.2.3 Tatalaksana Pemeliharaan

Berdasarkan hasil praktikum pada saat pemeliharaan yang dilakukan adalah anak ayam

atau DOC (day old chick) dipelihara selama 28 hari sampai mendapatkan produksi daging yang

optimal. Pemberian pakan untuk DOC diberikan sesuai dengan kebutuhan dan air minum

diberikan secara ad libitum yaitu pakan diberikan secara terus menerus. Pakan diberikan secara
Commented [Y85]: ?
langsung di atar Koran agar memudahkan DOC memakan pakan dan tidar bercampur dengan
Commented [Y86]: ?
skam, sedangkan pada saat mencapai umur 1 minggu pakan diberikan dalam Round Feeder.
Commented [Y87]: Belum di edit yah ???

Peletakan tempat pakan dan minum pada masa ini adalah dengan digantung setinggi bahu Yakin ini asistensi ke DUA ???

ayam. Hal ini dilakukan agar pakan dan minum tidak mudah tumpah dan tidak tercampur

dengan sekam dan feses ayam tersebut. Sekam yang tercampur dalam pakan atau minum akan

membahayakan ternak jika memakannya, karena dapat mengganggu saluran pencernaan.

Sistem pemberian pakan yang dilakukan sudah baik, karena meperhatikan cara untuk memberi

pakan pada saat DOC dan ayam periode finisher meliputi tempat pakan yang digunakan, cara

penempatan tempat pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan

bahwa pakan untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua tahap yaitu pakan untuk periode

starter dan pakan untuk periode finisher. Fadilah et al. (2007) menambahkan bahwa pemberian

pakan pada saat starter diberikan di chick feeder tray dan pada saat finisher diberikan pakan
Commented [Y88]: YAKIN INI ASISTENSI KE DUA ???
dalam feeder tube yang digantung.

Tirai ditutup pada fase starter bertujuan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan yang

dibutuhkan DOC. Setelah ayam berumur lebih dari 1 minggu tirai ditutup pada saat malam hari

atau pada saat suhu rendah, ketika ada angin kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu

dalam kandang tetap nyaman dan sekam tidak basah. Tirai dibuka pada saat siang hari atau

ketika suhu tinggi dan berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga sirkulasi udara dapat berjalan

dengan lancar dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa

pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amoniak yang
Commented [Y89]: ?
dapat mengganggu pertumbuhan ayam. Penggantian litter atau dalam praktikum ini

penambahan litter dengan menggunakan sekam dilakukan apabila sekam sudah basah. Tujuan
23

dari penggantian sekam adalah untuk menghindari peningkatan kandungan amonia dan

penyebaran bibit penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2006) bahwa litter yang

basah bisa meningkatkan kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai

penyakit, dan menyebabkan bulu ayam kotor

Pengaturan suhu dalam kandang bagi ternak dilakukan dengan pengaturan tirai dan

brooder. Bahan yang digunakan sebagai tirai adalah plastik tebal. Brooder menggunakan lampu

bohlam yang apabila suhu tinggi maka bohlam dimatikan dan diangkat dijauhkan dari DOC

.Awal DOC masuk tirai ditutup selama 1 minggu dan menggunakan lampu brooder yang

berfungsi sebagai pemanas atau penghangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995)

yang menyatakan bahwa alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberi

rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang biasa diberikan oleh induk

ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil.

Praktikum kali ini sangat tidak baik dari segi biosecurity karena tidak diterapkan secara
Commented [Y90]: MORTALITAS UNTUK KELOMPOKMU
baik walaupun mortalitas yang disebabkan oleh penyakit tidak ada tetapi seharusnya tetap SENDIRI.

diterapkan oleh sebab itu praktikum kali ini tidak sesuai sesuai dengan pendapat Murtidjo

(1987) yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi ( Bio security) secara menyeluruh adalah

untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat

menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)
Commented [Y91]: ?
menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi (Bio security) akan

menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena

itu sanitasi (Bio security) sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.

4.2.4 Vaksinasi

Commented [Y92]: ?
Pada pemeliharaan ayam broiler penting dilakukan vaksinasi untuk mencegah ayam

terserang penyakit yang tidak diinginkan. Pada praktikum pemeliharaan ayam broiler, ayam

diberi vaksin sebanyak dua kali, yaitu pada minggu kedua dilakuam vaksinasi penyakit ND

dan pada minggu ketiga dilakukan vaksinasi Gumboro. Vaksinasi dilakukan dengan metode
Commented [Y93]: ?
tets mata, vaksin dinyatakan berhasil masuk ke tubuh ayam bila ayam terlihat seperti menelan

sesuatu dan pada mata ayam ada warna kebiruan. Sebelum diinjeksikan pada ayam, vaksin
24

diencerkan terlebih dahulu menggunakan methylene blue. Kegunaan dari pelarut methylene

biru adalah untuk melarutkan agar vaksin dapat bereaksi cepat pada anak ayam tersebut.
Commented [Y94]: ?
Vaksinasi dilakukan secara manual dengan memberikan vaksin secara langsung satu-persatu

kepada ayam.

Jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi penyaakit ND adalah ND B1 Hitcher. Hal
Commented [Y95]: Hitchner
ini sesuai dengan pendapat Retno dkk. (2000) yang menyatakan bahwa vaksin dapat dilakukan

dengan beberapa cara, seperti tetes mata, hidung, mulut (cekok), melalui air minum dan
Commented [Y96]: ?
suntikan. Strai vaksin yang digunakan pada vaksin ND adalah ND B1 Hitcher. Strain vaksin

ND B1 Hitcher merupakan vaksin yang diberikan pada ayam broiler untuk mencegah penyakit

ND (Newcastel Disease)atau lazim disebut tetelo.

Sistem kerja vaksin adalah merangsang daya tahan tubuh ayam untuk membuat
Commented [Y97]: ?
pertahanan tubuh terhadap penyakit yang tidak diinginkan. Menurut Aksos (1998) vaksinasi
Namanya itu ?
adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja diberi agen penyakit (antigen) yang telah

dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau tanggap kebal

tubuh terhadap suatu penyakit tertentu dan aman sehingga tidak menimbulkan penyakit.

4.2.5 Pencatatan (Recording)

Pencatatan pada ayam dilakukan pada hari pertama sebelum ayam memasuki kandang,

minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga dan minggu keempat atau terakhir untuk

mengetahui bobot panennya. Pada dasarnya, pencatatan dilakukan untuk mengetahui konsumsi

ransum ayam, pertambahan bobot badan ayam, dan konversi ransum ayam. Menurut Bell dan

Weaver (2002) dalam pengelolaan ayam broiler, performa produksi yang harus diamati

meliputi bobot badan hidup, pertambahan bobot badan, akumulasi konsumsi ransum, konsumsi

pakan setiap minggu, akumulasi konversi pakan, dan konversi pakan setiap minggu.

Berdasarkan hasil pengamatan pada minggu pertama didapat PBB ayam mulai dari

ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 163gram, 101 gram, 154 gram, 133 gram,

dan 116 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 667 gram. Kemudian banyaknya pakan

yang dikonsumsi adalah sebesar 182,4 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga total
25

pakan yang dikonsumsi adalah 912 grampadaminggupertama. Pengamatan pada minggu kedua

didapat PBB ayam mulai dari ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 352gram,

249 gram, 287 gram, 314 gram, dan 290 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 1492

gram. Kemudian banyaknya pakan yang dikonsumsi adalah sebesar 380 gram untuk masing-

masing ekor ayam sehingga total pakan yang dikonsumsi adalah 1900 grampadaminggukedua.

Pengamatan pada minggu ketiga didapat PBB ayam mulai dari ayam nomor 1 hingga nomor 5

berturut-turut adalah 432gram, 347 gram, 299 gram, 431 gram, dan 430 gram dengan total PBB

seluruh ayam adalah 1939 gram. Kemudian banyaknya pakan yang dikonsumsi adalah sebesar

632,8 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga total pakan yang dikonsumsi adalah

3164 grampadamingguketiga. Pengamatan pada minggu keempat didapat PBB ayam mulai

dari ayam nomor 1 hingga nomor 5 berturut-turut adalah 465gram, 483 gram, 336 gram, 519

gram, dan 450 gram dengan total PBB seluruh ayam adalah 2253 gram. Kemudian banyaknya

pakan yang dikonsumsi adalah sebesar 811 gram untuk masing-masing ekor ayam sehingga

total pakan yang dikonsumsi adalah 4055 grampadaminggukeempat. Menurut Bell dan Weaver

(2002), konsumsi pakan tiap ekor ternak berbeda-beda, faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi pakan adalah bobot badan, galur, tingkat produksi, tingkat cekaman, aktivitas ternak,

mortalitas, kandungan energi dalam pakan, dan suhu lingkungan.


Commented [Y98]: ?
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai dengan data yang diperoleh, didapatkan hasilnya yaitu

FCR kumulatif minggu pertama sampai minggu keempat berturut-turut sebesar 1,36; 1,27; 1,63
Commented [Y99]: Nama strain italic nya
dan 1,80. Menurut Mulyantono dan Isman (2008), ayam pedaging strain Cobb merupakan salah

satu strain broiler yang ada di Indonesia yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed

consumption rate (FCR), pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada,

mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien (bobot

badan 1,8 2 kg; FCR 1,65). Saat ini bibit Cobbdigunakan untuk produksi broiler di lebih dari
Commented [Y100]: Ini tidak membahas hasil praktikum,
60 negara. cenderung ke tinjauan pustaka

Commented [Y101]: PEMBAHASAN IP mana ?


4.2.6 Pemanenan
26

Pemanenan broiler yang dipelihara dilakukan pada hari ke-30 dari awal pemeliharaan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Umam dkk. (2015) bahwa broiler adalah jenis ternak

unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat, karena dapat dipanen pada umur

lima minggu. Waktu pemanenan broiler pada praktikum kali ini berbeda sedikit dari standar

yang ditetapkan Subkhie dkk. (2012) bahwa standar waktu pemanenan broiler adalah pada

kisaran hari ke-32 atau ke-33 pemeliharaan.

Terdapat dua tahap yang dilakukan pada periode pemanenan oleh praktikan, yaitu tahap
Commented [Y102]: ?
sebelum ayam dipanen dan ketika ayam dipanen. Sedangkan satu tahap dari periode

pemanenan dilakukan oleh asisten laboratorium, yaitu tahap pasca panen. Hal tersebut sesuai
Commented [Y103]: ?
dengan pernyataan Rasyaf (2001) bahwa Periode terakhir, yaitu periode panen yang dibagi atas

masa sebelum panen, ketika panen dan pasca panen.

Ayam tidak dipuasakan terlebih dahulu satu hari sebelum pemanenan, tetapi ayam

memakan sisa pakan yang ada di dalam wadah pakan sehingga isi tembolok keluar setelah

ayam dipotong. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat Soewarno (2014) bahwa masa

puasa biasanya berlangsung 10 - 24 jam sebelum dipotong, dengan tujuan agar isi perutnya

kosong atau tidak terlalu penuh. Jika isi perut terlalu penuh waktu dipotong maka proses

penuntasan darah setelah menyembelih tidak berjalan lancar yaitu akibat adanya pengumpulan

peredaran darah di daerah saluran pencernaan. Isi perut yang penuh juga akan menyulitkan

proses pengeluaran jeroan dari rongga perut dan rongga dada serta meningkatkan terjadinya

kontaminasi mikroba dari kotoran isi perut atau isi usus yang tercecer. Menurut Blakely dan

Bade (1998), bobot hidup adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam

setelah dipuasakan selama 12 jam.

Panen dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Sholikin (2011) bahwa pemanenan ayam broiler sebaiknya

dilakukan pada pagi hari. Sebelum pemanenan pertama, ayam di recording terlebih dahulu

yang mana setiap ayam ditimbang bobot badannya. Setelah itu, dipilih satu ayam untuk

dipanen dan dijadikan sebagai bahan praktikum selanjutnya. Hal tersebut berbeda dengan

pendanpat Sholikin (2011) bahwa ayam ditimbang bobot badannya setelah dilakukan
27

pemanenan. Hal tersebut dikarenakan ayam yang dipelihara oleh praktikan hanya lima ekor

sehingga penimbangan bobot badan ayam dilakukan bersama-sama walaupun pemanenannya

tidak dilakukan bersama-sama. Selain itu, hal tersebut dikarenakan praktikan ingin mengetahui

FCR setiap ayam dalam satu minggu pemeliharaan terakhir.

Bobot badan ayam dengan rata-rata yang diperoleh dari hasil pemanenan yaitu sebesar

1.315 gram per ekor. Ayam yang pertama dipanen adalah ayam A5.3 dengan bobot badan

1.125 gram. Ayam lainnya, yaitu ayam A5.1; A5.2; A5.4; dan A5.5 yang dipanen pada sore

hari memiliki bobot badan 1.460 gram; 1.220 gram; 1.440 gram; dan 1.330 gram. Bobot badan

yang diperoleh dari hasil pemanenan ini masih di bawah standar umum hasil pemanenan

menurut Subkhie dkk. (2012) yaitu bobot 1,55 kilogram yang dicapai pada kisaran

pemeliharaan hari ke 32, atau 33. Hal tersebut dikarenakan waktu pemanenan yang lebih cepat

yaitu pada pemeliharaan hari ke-30.

Commented [Y104]: ?
Tahap pasca panen oleh asisten laboratorium dilakukan setelah satu hari ayam dipanen,

yaitu dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi kandang yang telah digunakan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) bahwa Sanitasi kandang meliputi pembersihan

kandang dan lingkungan serta fumigasi yang dilakukan setelah ayam dipanen. Pembersihan

kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam dibersihkan, lantai dan dinding kandang

dibersihkan dengan cara disemprot air. Tujuan dari pencucian yang berulang-ulang untuk

memastikan agar kandang steril dan bebas dari penyakit yang pernah ada atau memutus siklus

penyakit pada pemeliharaan berikutnya.


28

PENUTUP
Commented [Y105]: Hanya 3 kesimpulan, persiapan, doc
5.1 Kesimpulan datang, tatalaksana pemeliharaan

Berdasarkan praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

1. Penyiapan kandang untuk pemeliharaan ayam broiler adalah Pembersihan kandang,

Pengapuran, Penyemprotan kandang, Pemasangan tirai, Pemasangan litter, Pembuatan


Commented [Y106]: Letak huruf awal kalimat, tengah kalimat,
Brooder akhir kalimat, gimana ?

2. Perhitungan luas tanah yang diperlukan untuk membangun kandang didasarkan pada

standar kepadatan ayam broiler dewasa yaitu 68 ekor/m2 dengan lebar kandang

maksimal 7 m

3. Tidak ada pemanas khusus pada saat praktikum tetapi lampu bohlam di gunakan

sebagai pemanas agar suhu tetap hangat dan juga penggunaan tirai sebagai pendukung

dalam pengaturan suhu

4. Tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler mulai dari DOC sampai dipasarkan adalah

Persiapan kandang , Chick in , Pemeliharaan, Vaksinasi, Pencatan, Pemanenan

5.2 Saran

Diharapkan untuk praktikum selanjutnya dalam pemeliharaan ternak ayam, seharusnya


Commented [Y107]: Efektif lagi yang gimana tah ? Boleh
menggunakan kandang yang lebih efektif lagi, peralatan yang mendukung dan seharusnya dipaparkan. Sarannya baik.

ayam yang diberikan kepada praktikan tiap kelompok kualitasnya tidak sembarangan dan lebih

banyak lagi.
29

Commented [Y108]: Perhatikan penulisannya yahhhhh


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Pedaging.Agro Media Commented [Y109]: ?

______________. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Ke-XX. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Cetakan
Pertama. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Bell, D. D., & W. D. Weaver, Jr. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th
edition. Springer Science and Business Media Inc. New York.

Bonnet, S., P.A. Geraert, M. Lessire, M.B. Cerre & S. Guillaumin. 1997. Effect of high ambient
temperature on feed digestibility in broilers. Poultry Sci. 76:857-863.

Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta

Fadilah, R. 2006. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia


Pustaka, Bogor.

Indonesia Farm Indeks Unggas. www. Goole.co.id (Diakses tanggal 01 november 2017)

James, R. G. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th Edition. Thomson Delmar
Learning Inc., FFA Activities.

Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Managemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kuczynski, T. 2002. The application of poultry behaviour responses on heat stress to improve
heating and ventilation systems efficiency. J. Pol. Agric. Univ. 5:1-11.

Lacy, M. & L. R. Veast. 2000. Improving Feed Conversion in Broiler : A Guide for Growers.
Springer Science and Business Media Inc. New York.

Lesson, S. 2000. Feed efficiency still a useful measure of broilers performance. Department
Animal and Poultry Science. University of Guelph, Ontario.
http:/www.gov.on.ca/OMAFORA/English/Livestock/Poultry/Facts/Efficiency.htm.
(diakses pada tanggal 02 november 2017, pukul 19.00 WIB).

Munt, R. H. C., J. G. Dingle & M. G. Sumpa. 1995. Influence of feed form broiler
performance.http://www.poultry.org/file://net/mash%20dan%20pellet%20perbanding
an.htm (diakses pada tanggal 02 november 2017, pukul 19.00 WIB).
30

Prabowo. 2007. Budidaya Ayam Pedaging atau Potong Dengan Teknologi Nasa. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Gramedia Pustaka Utama.
Bogor.

Rasyaf, M. 2007. Pengelolaan Pedaging. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Retno, F. D. 1998. Penyakit-Penyakit Penting Pada Ayam. Edisi 4. Bandung.

Sholikin. 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Peternakan UD Hadi PS


Kecamatan Ngguter Kabupaten Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Subkhie, Suryahadi, dan Saleh. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging
dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Suprijatna, E., dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta

Umam, Prayogi, dan Nugiyartiningsih. 2005. The Performance Of Broiler Rearing


31

Commented [Y110]: Cantumkan foto dan perhitungan IP


LAMPIRAN
Commented [Y111]: FCR nya belum dikoreksi ini mahhhhhh,
hitungannya

Recording Minggu ke-1

Konsumsi Pakan Total = Jumlah Pakan Awal Jumlah Sisa Pakan

= 1000 gram 88 gram = 912 gram

Konsumsi Pakan / Ekor = Konsumsi Pakan Total / Jumlah Ayam

= 912 gram / 5 ekor = 182,4 gram / ekor

FCR Individu = Konsumsi Pakan / PBB

FCR Ayam 1 = 182,4 gram / 163 gram = 1,12

FCR Ayam 2 = 182,4 gram / 101 gram = 1,80

FCR Ayam 3 = 182,4 gram / 154 gram = 1,18

FCR Ayam 4 = 182,4 gram / 133 gram = 1,37

FCR Ayam 5 = 182,4 gram / 116 gram = 1,57

FCR Kumulatif = Total Konsumsi / Total PBB

912 gram / 667 gram = 1,36

Recording Minggu ke-2

Konsumsi Pakan Total = Jumlah Pakan Awal Jumlah Sisa Pakan

= 1900 gram 0 gram = 1900 gram

Konsumsi Pakan / Ekor = Konsumsi Pakan Total / Jumlah Ayam

= 1900 gram / 5 ekor = 380 gram / ekor

FCR Individu = Konsumsi Pakan / PBB

FCR Ayam 1 = 380 gram / 352 gram = 1,07

FCR Ayam 2 = 380 gram / 249 gram = 1,52

FCR Ayam 3 = 380 gram / 287 gram = 1,32

FCR Ayam 4 = 380 gram / 314 gram = 1,21


32

FCR Ayam 5 = 380 gram / 290 gram = 1,31

FCR Kumulatif = Total Konsumsi / Total PBB

1900 gram / 1492 gram

Recording Minggu ke-3

Konsumsi Pakan Total = Jumlah Pakan Awal Jumlah Sisa Pakan

= 3261 gram 97 gram = 3164 gram

Konsumsi Pakan / Ekor = Konsumsi Pakan Total / Jumlah Ayam

= 3164 gram / 5 ekor = 632,8 gram / ekor

FCR Individu = Konsumsi Pakan / PBB

FCR Ayam 1 = 632,8 gram / 432 gram = 1,46

FCR Ayam 2 = 632,8 gram / 347 gram = 1,82

FCR Ayam 3 = 632,8 gram / 299 gram = 2,12

FCR Ayam 4 = 632,8 gram / 431 gram = 1,47

FCR Ayam 5 = 632,8 gram / 430 gram = 1,47

FCR Kumulatif = Total Konsumsi / Total PBB

3164 gram / 1939 gram = 1,63

Recording Minggu ke-4

Konsumsi Pakan Total = Jumlah Pakan Awal Jumlah Sisa Pakan

= 4725 gram 670 gram = 4,055 gram

Konsumsi Pakan / Ekor = Konsumsi Pakan Total / Jumlah Ayam

= 4,055 gram / 5 ekor = 811 gram

FCR Individu = Konsumsi Pakan / PBB

FCR Ayam 1 = 811 gram / 465 gram = 1,74

FCR Ayam 2 = 811 gram / 483 gram = 1,68


33

FCR Ayam 3 = 811 gram / 336 gram = 2,4

FCR Ayam 4 = 811 gram / 519 gram = 1,56

FCR Ayam 5 = 811 gram / 450 gram =1,80

FCR Kumulatif = Total Konsumsi / Total PBB

4055 gram / 2253 gram = 1,80

3Jadwal Piket Kandang

No. Tanggal Nama Pagi Siang Sore

1. 3/10/2017 Yaumil + Yuni + Edi v v v

2. 4/10/2017 Yuni + Elni + Panji v v v

3. 5/10/2017 Yuni v v v

4. 6/10/2017 Edi v v

5. 7/10/2017 Elni v v v

6. 8/10/2017 Yaumil + Yuni v v v

7. 9/10/2017 Asep v v v

8. 10/10/2017 Panji v v v

9. 11/10/2017 Elni v v v

10. 12/10/2017 Edi v v v

11. 13/10/2017 Yuni v v v

12. 14/10/2017 Yaumil v v v

13. 15/10/2017 Asep v v v


34

14. 16/10/2017 Panji v v v

15. 17/10/2017 Elni v v v

16. 18/10/2017 Edi v v v

17. 19/10/2017 Yuni v v v

18. 20/10/2017 Yaumil v v v

19. 21/10/2017 Asep v v v

20. 22/10/2017 Elni + Panji v v v

21. 23/10/2017 Elni v v v

22. 24/10/2017 Edi + Asep v v v

23. 25/10/2017 Yuni v v v

24. 26/10/2017 Yaumil v v v

25. 27/10/2017 Asep + Panji v v v

26. 28/10/2017 Panji + Edi v v v

27. 29/10/2017 Asep v v v

28. 30/10/2017 Asep + Yuni + Elni v v v


35

Pembagian Tugas

Muhamad Panji Ismail Recording

Elni Ria Silfi Persiapan Kandang, editing, dan daftar daftaran

Asep Saepul Anwar Chick In, pendahluan, cover, dan kata pengantar

Yuni Yuliyani Sapitri Pemanenan dan lampiran

Yaumil Fathiyah Vaksinasi, alat, bahan, dan prosedur kerja

Edi Sutrisno Tata Laksana pemeliharaan, kesimpulan, dan saran

Anda mungkin juga menyukai