Kompre Jiwa PDF
Kompre Jiwa PDF
SKDI JIWA
100
101
SIMTOMATOLOGI
I. Kesadaran: Keadaan siaga
A. Gangguan Kesadaran:
1. Disorientasi : Gangguan orientasi terhadap waktu, tempat, atau orang.
2. Kesaadaran berkabut : kejernihan pikiran yang tidak sempurna disertai gangguan
perseepsi dan sikap
3. Stupor : kurangnya reaksi atau ketidaksiagaan terhadap sekitar
4. Delirium : menjadi buas, gelisah, bingung, reaksi disorientasi yang
disertai rasa takut dan halusinasi.
5. Koma : derajat ketidaksadaran berat
6. Koma Vigil : Koma pada pasien yang tampak seperti sedang tidur namun
daapat seegera terjaga (mutisme okinetik)
7. Twilight state : Kesadaran terganggu yang disertai halusinasi
8. Somnolen : rasa mengantuk yang abnormal
B. Gangguan Perhatian:
1. Perhatian mudah teralih : ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian;
keadaan ketika perhatian teralihkan ke stimulus eksterna yang tidak penting atau
relevan.
2. Gangguan perhatian Selektif : hanya mengabaikan hal yang menimbulkan aansietas.
3. Hipervigilans : perhatian dan focus yang berlebihan terhadap semua
rangsanginterna maupun eksterna, biasnya seekunder akibat keadaan waham atau
paranoid.
4. Trans: perhatian yang terpusat dan gangguan kesadaran, biasanya ditemukan pada
hypnosis, gangguan disosiatif, dan pengalaman keagamaan yang menimbulkan
kenikmatan.
5. Disinhibisi: Penghilangan efek inhibisi sehingga memungkinkan seseorang menjadi lepas
kendali terhadap impuls seperti yang terjadi pada intoksikasi alcohol.
C. Gangguan sugestibilitas: respon sesuai pertanyaan dan tidak kritis terhadap suatu ide atau
pengaruh.
II. Emosi : Keadaan perasaan kompleks dengan komponen psikis, somatic, dan perilaku yang terdiri
dari afek dan mood.
A. Afek: Ekspresi emosi yang teramati.
1. Afek seesuai: Kondisi ketika nada emosi selaras dengan ide, pikiran, atau gaya bicara
yang menyertai.
2. Afek tidak sesuai: ketidakharmonisan antara nada perasaan emosional dengan ide,
pikiran, atau gaya bicara yang menyertai.
3. Afek tumpul: Gangguan afek yang bermanifestasi seebagai sangat berkurangnya
intensitas tonus perasaan yang diungkapkan.
4. Afek terbata/menyempit: berkurangnya intensitas nada perasaan yang kaarnya tidak
begitu parah dibanding afek datar namun jelas menurun.
5. Afek Datar: tidak ada atau hamper tidak ada tanda ekspresi afektif; suara monoton,
wajah tidak bergerak.
102
6. Afek labil: perubahan nada perasaan emosional yang cepat dan mendadak, tidak
disebabkan oleh stimulus eksterna.
B. Mood: emosi yang menetap dan telah meressap yang dialami dan dilaporkan seecara
subjektif oleh pasien dan teramati oleh orang lain.
1. Mood Disforik: mood yang tidak menyenangkan
2. Mood Eutimik: kisaran mood normal, menyiratkan tidak ada depresi atau elevasi mood.
3. Mood Ekspansif: ekspresi perasaan seseorang tanpa ditahan, seeringkali disertai
perasaan bahwa dirinya amat berharga dan penting.
4. Elevasi: aura percaya diri dan keriangan, mood yang lebih ceria dari biasanya.
5. Euforia: elasi yang intens diseertai rasa kebesaran.
6. Depresi: rasa sedih yang psikopatologis.
7. Anhedonia: Hilangnya minat dan menarik diri dari semua aktifitas biasa dan
menyenangkan, seering disebabkan oleh depresi.
C. Emosi lain
1. Agitasi: Ansietas berat yang disertai kegelisahan motorik.
2. Apati: nada emosional yang menumpul disertai rasa terlepas atau tak acuh.
3. Ambivalensi: koeksistensi dua impuls yang bertolak belakang terhadap satu hal pada
orang yang sama dan saat yang sama.
103
e. Postur Katatonik: mempertahankan suatu posstur aneh dan tidak pada tempatnya
secara volunteer, biasanya dipertahankan dalam jangka waktu lama.
f. Fleksibilitas serea: keadaan seseorang yang dapat dibentuk menjadi posisi tertentu
kemudian dipertahankan.
g. Akinesia: tidak adanya gerakan fisik, sepeti yang terdapat pada imobilitas ekstrim
pada penderita skizofrenia katatonik.
3. Negativisme : tahanan tanpa motif terhadap semua usaha untuk menggerakkan atau
terhadap semua instruksi.
4. Katapleksi: hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yang dipicu oleh berbagai
keadaan emosional.
5. Stereotipe: pola tindakan fisik atau berbicara yang tetap dan berulang.
6. Manerisme: gerakan involunter yang menjadi kebiasaan dan mendarah daging.
7. Otomatisme: tindakan dilakukan secara otomatis yang biasanya melambungkan
aktivitas simbolik bawah sadar.
8. Mutisme: menjadi bisu tanpa apnormalitas structural.
9. Overaktivitas:
a. Tik: gerakan motoric spasmodic yang involunter
b. Somnabulisme: aktivitas motoric saat tidur
c. Akatisia: perasaan subjektif berupa rasa tegang pada otot sekunder akibat
antipsikotika atau obat lain. Yang dapat mengakibatkan kegelisahan berjalan
mondar mandir dll.
d. Kompulsi: impuls tak terkendali untuk melakukan suatu tindakan secara repetitive.
- Dipsomania: kompulsi untuk minum alcohol
- Kleptomania: kompulsi untuk mencuri
e. Ataksia: kegagalan koordinasi otot
f. Polifagia: makan berlebihan yang patologis
10. Mimikri: aktifitas motoric imitative sederhana pada masa kanak kanak.
11. Anergia: tidak berenergi
12. Diskinesia: kesulitan melakukan gerakan volunteer
13. Khorea: gerakan acak, menyentak, cepat, involunter, dan takbertujuan.
14. Distonia: kontraksi badan atau ekstremitas yang lambat dan tertahan
IV. Berpikir:
A. Gangguan spesifik dalam bentuk piker
1. Sirkumtansialitas: gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin tertentu
namun akhirnya dapat berangkat dari poi nasal ke tujuan yang dikehendaki.
2. Tangensialitas: ketidakmampuan untuk mencapai asosiaasi pikiran yang mengarah
ke tujuan.
3. Inkoherensi: pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau kata-kata
yang keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai tata bahasa, mengakibatkan
disorganisasi.
4. Asosiasi longgar: aliran pikiran beruapa perpindahan ide dari satu subjek ke subjek
lain dalam cara yang sama sekali tidak behubungan.
5. Flight of idea: permainan kata-kata atau verbalisasi continue dan cepat yang
menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain; ide cenderung
104
berhubungandan pada keadaan yang tidak begitu parah, pendengar masih bias
mengikutinya.
B. Gangguan Isi Pikir
1. Miskin isi: pikiran yang hanya memberikan sedikit informasi karena hampa,
pengulangan kosong atau kalimat yang samar.
2. Ide Berlebihan: kepercayaan salah yang menetap dan tidak masuk akal,
dipertahankan tidak seteguh waham.
3. Waham: Kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang
realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi dan budaya
pasien, tidak dapat dikoreksi dengan penalaran.
a. Waham paranoid: termasuk didalamnya adalah waham kejar dan waham
rujukan, kendali dan kebesaran.
- Waham kejar: kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya
dilecehkan dicurigai, atau dikejar, sering ditemukan pada pasien dengan kasus
hokum yang memiliki kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan
hokum karena adanya suatu perlakuan salah yang imajiner.
- Waham kebesaran: konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau
identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan.
- Waham rujukan : kepeercayaan yang salah dalam diri seseorang bahwa perilaku
orang lain ditujukan kepada dirinya.
b. Waham kendali: perasaan yang salah bahwa keinginan, pikiran, atau perasaan
seseorang dikendalikan oleh kekuatandari luar.
- Penarikan pikiran: waham bahwa pikiran seseorang dihilangkan dari dirinya oleh
orang lain atau kekuatan lain.
- Insersi pikiran: waham bahwa suatu pemikiran ditanamkan ke otak seseorang
oleh orang atau kekuatan lain.
- Siar pikiran: waham bahwa pikiran seseorang dapat didengar oleh orang lain
seolah olah pikiran tersebut disiarkan di udara.
- Kendali pikiran: waham bahwa pikiranseseorang dikendalikan oleh orang atau
kekuatan lain.
4. Obsesi: menetapnya secara patologis suatu pikiran atau perasaan kuat yang tidak
dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang logis; dilakukan dengan
ansietas.
5. Fobia: Kengerian patologis yang tidak bervariasi, berlebihan, tidak rasional, dan
menetap akan suatu stimulus atau situasi spesifik; sehingga timbul hasratyang kuat
untuk menghindari stimulus yang ditakutkan tersebut.
V. Persepsi: proses transfer stimulus fisik menjadi informasi psikologis; proses mental yang
membawa stimulus sensorik kea lam sadar.
A. Gangguan persepsi:
1. Halusinasi: persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan dengan stimulus eksternal
yang nyata.
a. Halusinasi auditorik: persepsi palsu akan bunyi.
105
b. Halusinasi visual: persepsi palsu yang melibatkan penglihatanbaik suatu citra
yang berbentukdan citra yang tak berbentuk.
c. Halusinasi olfaktorik: persepsi palsu akan bau
d. Halusinasi gustatorik: persepsi palsu akan rasa
e. Halusinasi taktil(haptic): persepsi palsu akan sentuhan atau sensai permukaan
2. Ilusi: persepsi atau interpretasi yang salah akan stimulus sensorik eksterna yang
nyata.
VI. Memori: fungsi penyimpanan informasi di dalam otak yang kemudian diingat kembali kea lam
sadar.
A. Gangguan Memori
1. Amnesia
a. Anterograd : sesudah waktu tertentu
b. Retrograd: sebelum waktu tertentu
2. Paramnesia: pemalsuan memori akibat distorsi dalam mengingat kembali:
B. Tingkatan Memori
1. Segera: reproduksi atau pengingatan materi yang baru diterima dalam jangka
waktu detik atau menit.
2. Jangka pendek: mengingat peristiwa yang terjadi selama beberapa hari
sebelumnya.
3. Jangka menengah: meengingat peristiwa yang terjadi dalam beberapa bulan
sebelumnya.
4. Jangka panjang: mengingat peristiwa yang terjadi jauh di masa lampau
VII. Tilikan: Kemampuan seseorang untuk memahami penyebab sejati dan makna suatu situasi.
A. Tilikan intelektual: pemahaman kenyataan objektif suatu kelompok keadaan tanpa
disertai kemampuan untuk menerapkan pemahaman terseebut dalam cara yang
berguna untuk mengatasi situasi.
B. Tilikan sejati: pemahaman akan kenyataan objektif suatu situasi disertai motivasi dan
dorongan emosional untuk menguasai situasi.
C. Tilikan terganggu: berkurangnya kemampuan untuk memahami kenyataan objektif dari
suatu situasi.
VIII. Daya Nilai: Kemampuan untuk mengkaji suatu situasi dengan benar dan bertindak sesuai situasi
tersebut.
A. Daya nilai kritis: kemampuan untuk mengkaji, mencerna dan melihat di antara berbagai
opsi dalam suatu situasi.
B. Daya nilai otomatis: kinerja reflex suatu tindakan
C. Daya nilai terganggu: berkurangnya kemampuan untuk memahami suatu situasi dengan
benar dan mengambil tindakan yang sesuai.
106
DASAR TEORI PROSES DIAGNOSIS PSIKIATRI
Gangguan Jiwa
1. Fungsional 1. Cemas
2. Organik 2. Somatoform
PROSES DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS RIWAYAT PSIKIATRI
Kunci utama :
a. Onset
b. Gejala Klinis/ gejala lain
c. Factor Pencetus (Stressor)
d. Hendaya 4 fungsi (peran,waktu luang,pekerjaan dan perawatan diri)
e. Perjalanan penyakit (perkembangan/durasi)
f. Faktor memperberat dan memperingan
2. PEMERIKSAAN FISIK
Kunci utama: Data sudah diketahui dalam scenario
3. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Kunci utama: tidak semua hal perlu ditanyakan, beberapa bias disimpulkan dari saat anamnesis.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG/ TAMBAHANTes psikologi/ psikiatri, EEG, EKG, Rontgen, CT scan,
Lab, dll
107
5. FORMULASI DIAGNOSIS
Kata Kunci: Disebutkan secara berurutan dan lengkap.
(Intisari dari: Anamnesis pemeriksaan riwayat psikiatri, pemeriksaan status mental, PF, Pemeriksaan
penunjang)
6. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
Kunci utama: DIsebutkan lengkap dan benar.
Aksis I : Gangguan Klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Aksis II : Gangguan kepribadian (onset > 18 tahun)
Retardasi Mental ( onset < 18 tahun)
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan/stresor
Aksis V : Penilaian Fungsi secara global
Skor GAF
100-91 = gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.
90-81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa
80-71 = gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam sosial,pekerjaan, sekolah,
dll.
70-61 = beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik
60-51 = gejala sedang( moderate),disabilitas sedang
50-41 = gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31 = beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,disabilitas berat
dalam beberapa fungsi
30-21 = disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir
semua bidang.
20-11 = bahaya mencenderai diri/orang lain,disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri
10-01 = seperti diatas, persisten dan lebih serius
0 =informasi tidak adekuat
108
+++++ (berat)
50-41 +++ (berat) ++ (berat)
Komunikasi baik
+++++ (berat)
40-31 +++ (berat) ++ (berat)
Gangguan Komunikasi ringan
+++++ (berat)
30-21 +++ (berat) ++ (berat)
Gangguan Komunikasi berat
+++++ (berat) Mencederai
20-11 +++ (berat)
Gangguan Komunikasi berat diri/or lain
+++++ (berat)
10-1 +++ (berat) persisten
Gangguan Komunikasi berat
7. TERAPI
Kata kunci : Monoterapi, dosis dan sediaan harus benar, atribut dan identitas resep harus lengkap.
Farmakoterapi
Psikoterapi
8. TINDAK-LANJUT
Evaluasi terapi
Evaluasi diagnosis
Catatan:
DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA DAPAT DITEGAKKAN APABILA
1. ADA GEJALA KLINIS BERMAKNA BERUPA SINDARIOM/ POLA PERILAKU/ POLA
PSIKOLOGIK
2. GEJALA KLINIS TERSEBUT MENGAKIBATKAN PENDERITAAN (CEMAS, NYERI,
MENGGANGGU)
3. MENIMBULKAN HENDAYA FUNGSI/ KESULITAN DALAM BERAKTIVITAS SEHARI-
HARI
109
Materi 1: F20.SCHIZOPRENIA
Kompetensi : 3A
To do list
110
diagnosis, kurang dari 3
bulan digolongkan
psikotik akut
h. Gejala Klinis/ gejala lain
adakah gejala lain yang menyertai?
i. Factor Pencetus
adakah faktor/sesuatu yang menyebabkan munculnya
gejala tersebut?
j. Hendaya 4 fungsi (peran,waktu luang,pekerjaan dan Hendaya ini ditanyakan
perawatan diri) lengkap untuk menilai
Apakah keluhan bapak mengganggu aktivitas? fungsi global
Apakah bapak masih dapat bekerja?
Apakah bapak masih sering berkomunikasi dengan
tetangga dan ikut kegiatan di lingkungan rumah?
Apakah bapak masih makan, minum, mandi teratur?
Apa yang dilakukan bapak untuk mengisi waktu
luang?
Hobi bapak apa? Sekarang masih sering dilakukan?
7. Riwayat Pribadi
a. Kehamilan dan Persalinan
Apakah terdapat masalah dengan kehamilan
dan persalinan ibu.
Apakah terdapat cidera saat kelahiran
Bagaimana keadaan emosi dan fisik ibu saat
pasien lahir.
Apakah terdapat masalah kesehatan saat
111
ibu hamil.
Apakah ibu menggunakan alkohol dan zat
saat hamil.
e. Masa dewasa
i. Riwayat pekerjaan
jumlah dan lama pekerjaan
alasan pindah kerja
perubahan status pekerjaan
v. Keagamaan
Mengikuti aliran agama tertentu
tidak?
f. Riwayat Psikoseksual
g. Riwayat Keluarga
113
3. Menilai sikap dan Tingkah laku
a. Sikap : kooperalif/non kooperatif, dll TINGKAH LAKU
b. Tingkah laku : hipoaktif Stupor (amat berkurangnya dalam
/hiperaktif/normoaktif. reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
Bisa ditambahkan perilaku2 lainnya seperti gerakan serta aktivitas spontan) / Mutisme
stereotipi, manerisme dll._ (tidak berbicara);
SIKAP
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
Bersahabat
114
Tertarik
Apatis
Menghindar
Bermusuhan
Menyenangkan
4. Menilai Bicara
a. Kualitas : kohern/inkohern Kualitas, kuantitas, an gangguan bicara
b. Kuantitas : miskin bicara/cukup/logorhea. dinilai sekaligus
Gangguan bicara :
Logorrhea: bicara banyak sekali, bertalian,
dan logis
Poverty of speech: miskin bicara,
pembatasan jumlah bicara yang digunakan,
jawaban mungkin hanya 1 suku kata
Lack of idea: bicara yang adekuat dalam
julah tetap memberikan sedikit informasi
karena ketidakjelasan, kekosongan, atau
frasa yang stereotipik
5. Menanyakan dan menilai : Mood : perasaan pasien (ditanyakan oleh
a. mood: sedih/senang/depresi dll pemeriksa)
b. afek :normal/tumpul/datar Afek : ekspresi perasaan pasien yang
c. kesesuaian afek dan mood : sesuai/tidak ditangkap oleh pemeriksa
sesuai
6. Menilai dan menanyakan gangguan pikiran
a. Bentuk pikir : ... Arus pikir :
b. arus pikir:... Asosiasi longgar
c. isi pikir : ... Flight of ideas
Tangensialitas
Sirkumtansial
Inkoherensi
Blocking
Remming
Isi pikir :
Waham(keyakinan palsu)
Paranoia
Obsesi dan kompulsi
Fobia
Gagasan bunuh diri/membunuh
115
Kemiskinan isi
Kesimpulan: Disebutkan urut dari Hasil Anamnesis dan status mental secara urut dan lengkap.
Diagnosis Multiaxial:
Terapi:
TATALAKSANA GANGGUAN PSIKOTIK
Pada gangguan psikotik, diberi obat anti-psikotik. Obat psikotik digolongkan menjadi 2,
yaitu obat tipikal dan atipikal. Pemberian obat tergantung pada gejala dominan yang timbul, dan
bahaya efek samping yang ditimbulkan. Biasanya pemberian obat oleh dokter umum monoterapi
dan setelah itu dirujuk ke spesialis jiwa. Wajib Hafal Minimal Satu Obat dalam satu golongan
dengan dosis yang tepat.
Tipikal Atipikal
117
KRITERIA DIAGNOSIS
F20 SCHIZOPRENIA
118
F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
3. Adanya Kepribadian premorbid, KHAS : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun
tidak harus selalu ada untuk menentukan diagnosis
4. Perlu pengamatan kontinu 2-3 bulan untuk memastikan gambaran khas berikut benar
bertahan;
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme;
kecenderungan selalu menyendiri (solitary) dan perilaku hampa tujuan dan perasaan;
- Afek dangkal (shallow) dan tidak wajar (inapropriate) serta disertai cekikikan (giggling)
atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed), atau oleh sikap,
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondariiakal, dan ungkapan kata yang
diulang-ulang (reiterated phrase);
- Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta
inkoheren.
119
5. a. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol
b. Halusinasi dan waham mungkin ada tapi tidak menonjol
c. Dorongan kehendak (dariive) dan yang bertujuan (determination) hilang sehingga
perilaku penderita memperlihatkan ciri KHAS; perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa
maksud (empty of purpose).
d. adanya suatu preokupasi yang dangkal dn bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat
dan tema abstrak lainnya, makin mempersulit orang memahami jalan pikirannya
120
F20.4 Depresi pasca skizofrenia
1. - Terdapat sbb:
a. gejala skizofrenia 12 bulan terakhir ini
b. gejala skizofrenia masih ada tetapitidak mendominasi gambaran klinis
c. gejala depresi menonjol dan mengganggu minimal 2 minggu
- Bila gejala skizofrenia tidak ada episode depresi (F32), bila gejala jelas skizofrenia
(F20.0-F20.3)
1. - Gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala positif halusinasi dan waham
- Terdapat perubahan perilaku pribadi yang bermakna: hilang minat, tanpa aktivitas, tanpa
tujuan hidup, penarikan diri secara sosial.
- Tidak ada gejala psikotik yang jelas dari sub tipe skizofrenia.
1. PEDOMAN DIGNOSTIK
Onset akut (2 minggu atau kurang)
Sindariom yang khas (polimorfik(beraneka ragam dan berubah cepat) atau
121
skizofrenia-like(gejala skizofrenia yang khas))
stress akut (x0 : tanpa stress akut, x1: dengan stress akut)
Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Tidak ada gangguan mood dan afektif
Tidak ada penyebab organic
1. - Harus memenuhi:
a. Onset akut 2 minggu/ kurang,
b. Terdapat waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besarwaktu,
122
c. Tidak memenuhi skizofrenia atau gangguan psikotik polimorfik akut.
Waham menetap lebih dari 3 bulan diagnosisnya gangguan waham menetap
Halusinasi menetap lebih dari 3 bulan gangguan psikotik nonorganik lainnya
1. PEDOMAN DIGNOSTIK
Jika terdapat:
a. 2 orang / lebih mengalami waham atau sistem waham yangsama dan saling mendukung
hal tersebut
b. mereka mempunyai hub dekat yang tak lazim
c. ada kaitan waktu dan konteks lainnya waham diinduksi pada kelompok pasif melalui
kontak dengan anggota yang aktif( hanya satu orang anggota aktif yang menderita psikotik
yang sesungguhnya, waham diinduksi pada anggota pasif dan biasanya waham tersebut akan
menghilang bila mereka dipisahkan
Bukan karena 2 orang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik.
1. PEDOMAN DIGNOSTIK
Gejala gangguan skizofrenia dan afektif sama menonjol
Tidakdapat digunakan untuk pasienyang menampilkan gejala skizofrenia dan afektif
dalam episode penyakit yang berbeda
Bila terdapat gejala depresi setelah episode psikotik diagnosis depresi pasca
skizofrenia (F20.4), dapatterjadi episode skizoafektif berulang jenis manik (F25.0)
atau depresi (F25.1) atau campuran keduanya (F25.2)
1. - episode skizoafektif manik tunggal atau berulang dengan sebagian besarepisode skizoafektif
tipe manik
- Afek meningkat menonjol/meningkat tidak menonjoldengan iritabilitas atau kegelisahan
123
- Dalam episode yangsamaterhadap gejala skizofrenia khas sedikitnya satu/lebih (F20).
124
Materi 2: F 32.DEPRESI
Kompetensi : 3A
To do list
Anamnesis
Pekerjaannya apa?
125
Mudah lelah
Malas beraktivitas
Gangguan tidur
Penurunan libido
Afek depresi
Gejala lain:
Pesimistis/pandangan masa
depan suram
Tidur terganggu
126
b. Riwayat penyakit sekarang Berdasarkan PPDGJ III episode
depresi minimal terjadi
Onset
selama 2 minggu untuk
sudah sejak kapan bapak merasa seperti itu?
penegakan diagnosis
Stressor psikososial
Apakah ada masalah sebelum munculnya
keluhan bapak ini? Kalau ada, mungkin bisa
diceritakan masalahnya seperti apa?
Fungsi global
Apakah keluhan bapak mengganggu aktivitas?
Gangguan psikiatri
Pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya?
127
Bila pernah, apakah setelah keluhan hilang bisa
mengerjakan aktivitas seperti biasa?
Untuk membedakan dengan
Apakah pernah di waktu sebelumnya merasa diagnosis banding bipolar
sangat bertenaga, senang berbicara, banyak
aktifitas, dan tidak mau beristirahat?
d. Riwayat pribadi
128
Masa anak awal (1-3 tahun)
Apakah dalam proses tumbuh
kembang(berjalan, bicara, bahasa, motorik)
bapak ada gangguan?
Masa dewasa
--> Riwayat keagamaan
129
Lama pekerjaan?
Riwayat psikoseksual
Apakah memiliki rasa ketertarikan terhadap
lawan jenis?
Riwayat keluarga
Di keluarga, apakah ada yang memiliki sakit
seperti ini?
Tingkahlaku: hipoaktif/normoaktif/hiperaktif
130
8. Menilai bicara Pada pasien depresi berat,
pasien biasanya tidak mau
Kualitas
berbicara
Kuantitas : miskin bicara/cukup/banyak
Gangguan bicara
Kualitas, kuantitas, an
gangguan bicara dinilai
sekaligus
Gangguan bicara :
Afek : normal/tumpul/datar
Tangensialitas
131
Sirkumtansial
Inkoherensi
Blocking
Remming
Isi pikir :
Waham(keyakinan palsu)
Paranoia
Fobia
Gagasan bunuh
diri/membunuh
Kemiskinan isi
132
Depersonalisasi (ada objek tapi ada perubahan
bentuk/bau/bunyi/....)
Derealisasi
b. Orientasi
c. Daya ingat
Segera: baik/buruk
133
e. Kemampuan membaca dan menulis: baik/buruk
134
14. Reliabilitas : reliabel/non reliabel
Kesimpulan
Laki-laki, 27 tahun, hipoaktif, rapi, bau serasi, terlihat lebih tua dari usianya, mood sedih, afek
hipotim, kesesuaian sesuai, kuantitas bicara sedikit, gangguan bicara poverty of speech, tidak
ada ilusi,halusinasi, depersonalisasi dan derealisasi (-), bentuk pikir realistis, arus pikir
tangensialitas, isi pikir ada gagasan bunuh diri, kesadaran jernih, orientasi waktu, tempat,
personal, situasional baik, daya ingat jangka panjang, pendek, dan segera baik, konsentrasi dan
perhatian baik, kemampuan baca tulis dan visuospasial baik, pikiran abstrak baik. Tilikan 5,
reliable
Diagnosis multiaksial
DD
obat Dosis target dewasa Dosis maks. dewasa Jadwal dosis dewasa
SSRI
fluoxetin 20 mg 80 mg 1x1
Antidepresan Trisiklik
Edukasi
To do list
Anamnesis
Poin pertanyaan yang harus ditanyakan untuk menegakkan diagnosis diatas sesuai
panduan PPDGJ adalah
1. Apakah anda memiliki ketakutan pada subjek tertentu (benda, hewan, keadaan)
hingga anda mencoba menghindarinya? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk
menyingkirkan diagnosis fobia, baik fobia benda tertentu, ataupun fobia sosial.
- Kronologi
- Gejala lain?
137
2. Sudah berapa lama anda alami kecemasan seperti itu (onset).
3. Pada keadaan apa saja sering merasa gejala cemas seperti itu muncul ? Apakah benar-
benar pada keadaan mengancam ataukah sebenernya keadaan yang biasa aja tapi uda
bikin reaksi cemas yang berlebihan?
4. Apakah kecemasan itu muncul pada 1 kejadian tertentu ataukah di setiap kejadian
atau bahkan di saat-saat tak terduga?
1. Sudah berapa lama anda alami gejala seperti ini? Sejak kapan?Apakah sudah dalam
waktu mingguan bahkan berbulan bulan? Apakah berlangsung setiap hari? untuk
mengetahui onset
2. Tanyakan gejala klinis, Gejala yang Nampak pada F41.1 ada 3 , yaitu :
3. Apabila ada gejala2 depresi, baik ringan, sedang maupun berat, yang sifatnya
sementara (beberapa hari saja) tidak membatalkan diagnosis utama gangguan
cemas menyeluruh. Selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif (F.32)
138
Pemeriksaan Status Mental (Autoanamnesis)
6. Penampilan
Laki/perempuan
Sesuai usia/tidak
Tingkahlaku: hipoaktif/normoaktif/hiperaktif
8. Menilai bicara
Kualitas
Gangguan bicara
Afek : normal/tumpul/datar
Arus pikir
Isi pikir
139
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi
b. Orientasi
c. Daya ingat
Segera: baik/buruk
140
e. Kemampuan membaca dan menulis: baik/buruk
141
14. Reliabilitas : reliabel/non reliabel
DD
F 40.0 Agorafobia
a. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik mrpk manifestasi primer dari anxietas dan bukan
skunder dari gejala lain.
b. Anxietas 2/ > situasi berikut: banyak orang/ keramaian, tempat umum, bepergian keluar
rumah, bepergian sendiri
a. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik mrpk manifestasi primer dari anxietas dan bukan
skunder dari gejala lain.
b. Anxietas hrs mendominasi atau terbatas pd situasi sosial ttt (outside the family circle)
a. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik mrpk manifestasi primer dari anxietas dan bukan
skunder dari gejala lain.
b. Anxietas hrs terbatas pd adanya obyek atau situasi fobik ttt (highly specific situations)
Umumnya tdk ada gejala psikiatri lain, tdk spt agorafobia dan fobia sosial
142
Pedoman diagnostik:
terjadi.
Pedoman diagnostik
- Gejala anxietas dan depresi tdk cukup berat, utk anxietas kdg tdpt gejala otonomik, resa
cemas dan kekhawatiran berlebihan.
- Bila sindrom depresi dan anxietas ckp berat diagnosis ke 2 ggn, ggn depresif diutamakan.
Pedoman diagnostik
- Memenuhi kriteria ggn anxietas menyeluruh (F41.1) dan juga katagori ggn F 40-49, ttp
tdk memenuhi kriteria scr lengkap
143
Obat anti-anxietas
144
SOAL
1. Anda sebagai dokter jaga IGD RISA, datang seorang pasien, pria usia 25 tahun, dengan keluhan: akhir-
akhir ini sulit tidur, mudah lelah, sulit konsentrasi.
INSTRUKSI MAHASISWA:
2. Seorang laki-laki, berusia 20 tahun, datang dibawa ayahnya ke tempat praktek anda dengan keluhan
bicara sendiri.
INSTRUKSI MAHASISWA:
145
CHECKLIST
NO Aspek yang dinilai 0 1 2 3 Bobot
1 Salam, memperkenalkan
diri, menanyakan
identitas pasien
2. Menanyakan Riwayat
psikiatri
a. Keluhan Utama
b. Gejala lain yang
menyertai
c. Fungsi global
Menilai fungsi peran,
hub. Sosial,
perawatan diri, waktu
luang)
d. Stressor psikososial
e. Perjalanan Penyakit
f. RPD (psikiatri, medis
umum, Napza dan
alkohol)
g. Riwayat pramorbid
penderita (Riwayat
kehamilan dan
persalinan, riwayat
masa anak-anak,
riwayat masa
dewasa)
h. Riwayat Keluarga
i. Riwayat Sosial
Ekonomi
3. Menilai pemeriksaan
status mental
a. Penampilan (seorang
laki2, sesuai usia,
kebersihan dan
kerapihan kurang)
b. Perilaku hipoaktif
/hiperaktif /
normoaktif. Bisa
ditambahkan
perilaku2 lainnya
seperti strereotipi,
manirisme dll.
c. Sikap kooperatif/
non kooperatif / dll
146
d. Bicara
Kualitas :
kohern/inkohern
Kuantitas : miskin
Bicara / cukup/
logorhea.
e. Mood:sedih/senang/
depresi dll
Afek:
normal/tumpul/data
r
Kesesuaian: sesuai /
tidak sesuai.
f. Persepsi: halusinasi (-
), ilusi (-)
g. Pikiran
Bentuk pikir :
realistik/non realistik
Isi pikir: waham/
fobia/ dll
Arus pikir:
retardasi/flight of
idea dll
h. SENSORIUM DAN
KOGNISI
- Kesadaran:
- Jernih/
berkabut/
twilight state
dinilai dari orientasi,
perhatian, daya
konsentrasi, daya
ingat.
- Pikiran abstrak
i. Tilikan : derajat
1/2/3/4/5/6
j. Reabilitas
k. Menyampaikan
kesimpulan dari
pemeriksaan status
mental
4. Diagnosis Multiaksial:
Axis I : F32.2 gangguan
depresi berat tanpa
gejala psikotik
DD:
- Gangguan cemas
147
menyeluruh
- Insomnia
Axis II : Z.03.2 Tidak ada
diagnosis
Axis III : Tidak ada
diagnosis
Axis IV : Masalah
pekerjaan (PHK)
Axis V : GAF 70
(mutakhir) boleh
memilih satu angka
antara 70 61)
5. Terapi
Antidepresi
Contoh:
Amitriptilin 3 x 25 mg,
atau Fluoxetin 1 x 20 mg
6. Edukasi dan Komunikasi
1. Mampu membina
hubungan baik
dengan pasien
secara verbal non
verbal (ramah,
terbuka, kontak
mata, salam, empati
dan hubungan
komunikasi dua arah,
respon)
2. Mampu memberikan
kesempatan pasien
untuk bercerita dan
mengarahkan cerita.
7. Profesionalisme
1. Memperhatikan
kenyamanan pasien
2. Menunjukkan rasa
hormat kepada
pasien
148
HISTORY
No Tahun Diagnosis Keterangan
Angkatan
1 - Skizofrenia Paranoid Lakukan pemeriksaan :
2 2006 Depresi 1. Anamnesis
Skizofrenia 2. Pemeriksaan Status Mental
3 2007 Depresi 3. Diagnosis Multiaxial
Skizofren 4. Treatment
4 2008 Depresi
Skizofren
Cemas Menyeluruh
5 2009 -
6 2010 Gangguan Cemas
Depresi
7 2011 Depresi
Skizofren Katatonik
149