Anda di halaman 1dari 25

Perbedaan Pelayanan Puskesmas dengan Pelayanan di

Rumah Sakit
Posted by Agil Asshofie on 21:26:00

Menurut UU No. 44 tentang rumah sakit tahun 2009, rumah


sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.

Rumah sakit oleh WHO ( 1957 ) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh, (
Integrasi ) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap
kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Sedangkan Puskesmas merupakan Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak
mencakup aspek pembiayaan.

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat
ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan
kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Menurut saya, fungsi
PUSKESMAS adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring
dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang
disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive,
preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh PUSKESMAS
harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang
lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service).

Puskesmas dan RS sama-sama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang


membutuhkan namun berbeda dalam hal wilayah kerja. Puskesmas mempunyai wilayah
kerja sedangkan rumah sakit tidak.

Perbedaan pelayanan diantara kedua bentuk pelayanan tersebut dapat dilihat dan berbagai
aspek. yaitu tempat kegiatan. jenis pasien yang dilayani, ruang lingkup pelayanan perhatian
utama, dan sasaran pelayanan digambarkan dalam Gambar benikut ini:

Bila dilihat dan perbedaan diatas, perawatan kesehatan masyarakat memiliki ruang lingkup
kegiatan yang Iebih luas dari pada pelayanan yang ditakukan dirumah sakit, oleh karena itu
perawat kesehatan masyarakat dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam
bidang kesehatan masyarakat.

Sumber 2

KLINIK
1. (bagian) rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh
advis medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan thd kasus
penyakit yg diderita para pasien;
2. balai pengobatan khusus: -- keluarga berencana; -- penyakit paru-paru;
3. organisasi kesehatan yg bergerak dalam penyediaan pelayanan kesehatan kuratif
(diagnosis dan pengobatan), biasanya thd satu macam gangguan kesehatan
PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan
(UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan
rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas
kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas
biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling,
posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).
RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,
Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
Melaksanakan pelayanan medis khusus,
Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),
Melaksanakan pelayanan rawat inap,
Melaksanakan pelayanan administratif,
Melaksanakan pendidikan para medis,
Membantu pendidikan tenaga medis umum,
Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,
Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di Indonesia
terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan
dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadii
sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan
indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.
Jenis-jenis rumah sakit

SUMBER 3

Definisi dan Klasifikasi Rumah Sakit Pharmacy Care Sunday, September 25, 2016 Regulasi
Kefarmasian Berdasarkan Permenkes Nomor 34 tahun 2016, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah salah
satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai
tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan
paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum
mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3. Penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan. Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat
tidur dan fasilitas pelayanan, dan afiliasi pendidikan. Berdasarkan jenis pelayanannya rumah sakit
dapat digolongkan menjadi: 1. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit
umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi
pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah,
pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya. 2. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit khusus adalah
rumah sakit yang mempunyai fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita
yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal: Rumah Sakit Ginjal,
Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak, dan lain-lain.
Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas: 1. Rumah Sakit Umum Pemerintah Rumah sakit
umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik pusat maupun daerah,
Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum
pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi
empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D. 2. Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri
atas: 1. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan
pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D. 2. Rumah Sakit
Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. 3. Rumah
Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik
bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur 1. Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit
Kelas A yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur. 2. Rumah Sakit
Kelas B, dibagi menjadi: Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11
(sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat
tidur. Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub
spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur. 3. Rumah Sakit Kelas C Rumah Sakit
Kelas C yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan
kapasitas 100-500 tempat tidur. 4. Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit
umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat
tidur kurang dari 100. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Men.Kes/SK/ IV/78 tahun
1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum pasal 4 menjelaskan bahwa
Rumah Sakit Umum dibagi menjadi tiga kelas yaitu: 1. Kelas A Melaksanakan pelayanan kesehatan
yang spesialistis dan sub spesialistis luas. 2. Kelas B Melaksanakan pelayanan keshatan spesialistis
luas. 3. Kelas C Melaksanakan pelayanan kesehatan sedikitnya empat cabang spesialistis yaitu
penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, penyakit bedah dan kesehatan anak. Sesuai dengan
klasifikasi di atas, untuk mengarahkan dan mengendalikan perkembangan rumah sakit diperlukan
klasifikasi dan subklasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan medik, penunjang medik dan
perawatan yang dikemukakan oleh Departemen Kesehatan RI, sebagai berikut: A. Pelayanan medik
umum. B. Pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik: 1). Pelayanan medik spesialistik 4
dasar: Penyakit dalam Penyakit bedah Kebidanan dan kandungan Kesehatan
anak 2). Pelayanan 6 medik spesialistik: Mata THT Kulit dan kelamin Syaraf
Kesehatan jiwa Gigi da mulut 3). Pelayanan medik lainnya Jantung Paru-paru
Bedah syaraf Ortopaedi 4). Pelayanan medik sub-spesialistik Dari setiap cabang
spesialistik, 4 dasar dan 6 spesialistik tesebut dapat berkembang satu atau lebih sub-spesialistik. C.
Pelayanan penunjang medik Radiologi Patologi (Patologi klinik, Patologi anatomi, Patologi
forensik) Anestesi Gizi Farmasi Rehabilitasi medik D. Pelayanan Perawatan
Pelayanan perawatan umum dasar Pelayanan perawatan spesialistik Pelayanan
perawatan sub-spesialistik Misi dan Visi Rumah Sakit Misi rumah sakit merupakan pernyataan
mengenai mengapa sebuah rumah sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit
tersebut melakukan kegiatan. Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa
mendatang dalam menjalankan misinya. Isi pernyataan visi tidak hanya berupa gagasan-gagasan
kosong, visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa depan yang berpijak dari
masa sekarang. Adapun pernyataan misi dan visi merupakan hasil pemikiran bersama dan
disepakati oleh seluruh anggota rumah sakit. Misi dan visi bersama ini memberikan fokus dan energi
untuk pengembangan organisasi. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
SUMBER 4

Perbedaan Rumah Sakit Umum Tipe A, B,


C, D, & D Pratama
2 Oktober 2016 Gusti 1652 Views Artikel Keperawatan, Dokter, Farmasi, Kesehatan, Perawat, Rumah Sakit, Tiper Rumah
Sakit

FacebookWhatsAppLineTwitterGoogle+
Gustinerz.com | Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 tahun 2009).

Penyelenggaraan rumah sakit harus berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Berdasarkan Permenkes No. 56 tahun 2014 Rumah Sakit dibagi menjadi dua yakni Rumah Sakit Umum
(rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit) dan Rumah Sakit
Khusus (rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainya). Pelayanan yang
diberikan rumah sakit umum meliputi pelayanan medik, kefarmasian, keperawatan dan kebidanan, penunjang
klinik, nonklinik, serta rawat inap

Klasifikasi Rumah Sakit diatur pada UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No. 56 tahun
2014 tentang klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit umum tipe/kelas A, B, C, D, dan D Pratama (RS Kelas D
Pratama didirikan dan diselenggaran untuk menjamin ketersediaan dan eningkatkan aksesibilitas masyarkatat
terhadap pelayanan kesehatan tingkat kedua dan hanya dapat didirikan dan diselenggarakan di daerah
tertinggal, perbatasan, atau kepulauan).

Berikut perbedaan Rumah Sakit Tipe/Kelas A, B, C, dan D dilihat dari Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
yakni Medik, Kefarmasian, Keperawatan, Kesehatan dan Nonkesehatan.

Jenis Pelayanan A B C D

12 dokter umum 9 dokter umum


18 dokter umum untuk pelayanan untuk pelayanan
untuk pelayanan medik dasar medik dasar 4 dokter umum
medik dasar 3 dokter gigi 2 dokter gigi untuk pelayanan
4 dokter gigi umum untuk umum untuk medik dasar
umum untuk pelayanan medik pelayanan medik 1 dokter gigi
pelayanan medik gigi mulut gigi mulut umum untuk
gigi mulut6 dokter pelayanan medik
spesialis untuk 3 dokter spesialis 2 dokter spesialis gigi mulut
setiap jenis untuk setiap jenis untuk setiap jenis
pelayanan medik pelayanan medik pelayanan medik 1 dokter spesialis
spesialis dasar spesialis dasar spesialis dasar untuk setiap jenis
3 dokter spesialis pelayanan medik
untuk septiap jenis 2 dokter spesialis 1 dokter spesialis spesialis dasar
Medik pelayanan medik untuk septiap jenis untuk septiap jenis
sepsialis penunjang pelayanan medik pelayanan medik
sepsialis penunjang sepsialis penunjang
3 dokter spesiali
untuk setiap jenis 1 dokter spesiali 1 dokter gigi untuk
pelyanan medik untuk setiap jenis setiap jenis
spesialis lain pelyanan medik pelayanan medik
spesialis lain spesilis gigi mulut
2 dokter
subspesiali untuk 1 dokter
setiap jenis subspesiali untuk
pelayanan medik setiap jenis
subspesialis pelayanan medik
subspesialis
1 dokter gigi untuk
setiap jenis 1 dokter gigi untuk
pelayanan medik setiap jenis
spesilis gigi mulut pelayanan medik
spesilis gigi mulut

1 Apt ssbg kepala 1 Apt sbg kepala


instalasi farmasi instalasi farmasi
5 Apt di Rawat 4 Apt di Rawat
Jalan dibantu 10 Jalan dibantu 8
tenaga teknis tenaga teknis
farmasi farmasi

5 Apt di rawat inap 4 Apt di rawat inap


dibantu 10 tenaga dibantu 8 tenaga
teknis farmasi teknis farmasi
1 Apt sbg kepala
1 Apt di IGD 1 Apt di IGD instalasi farmasi
dibantu 2 tenaga dibantu 2 tenaga 2 Apt di Rawat
teknis farmasi teknis farmasi Jalan dibantu 4
tenaga teknis
1 Apt di ICU 1 Apt di ICU farmasi 1 Apt sbg kepala
dibantu 2 tenaga dibantu 2 tenaga instalasi farmasi
teknis farmasi teknis farmasi 4 Apt di rawat inap 1 Apt di rawat inap
dibantu 4 tenaga dibantu 2 tenaga
1 Apt sbg koord 1 Apt sbg koord teknis farmasi teknis farmasi
penerimaan dan penerimaan dan
distribusi distribusi 1 Apt koord 1 apt koord
penerimaan, penerimaan,
1 Apt sbg koord 1 Apt sbg koord distribusi, dan distribusi, dan
produksi produksi produksi produksi
Kefarmasian

Jumlah sesuai Jumlah sesuai Dihitung dengan 2 perawat utk 3


tempat tidur pd tempat tidur pd perbandingan 2 tempat tidur
rawat inap rawat inap perawat utk 3 Kualifikasi &
Kualifikasi & Kualifikasi & tempat tidur kompetensi
Keperawatan kompetensi kompetensi Kualifikasi & disesuaikan dengan
disesuaikan dengan disesuaikan dengan kompetensi keb. RS
keb. RS keb. RS disesuaikan dengan
keb. RS

Disesuaikan
Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan dengan keb.
Tenaga kesehatan dengan keb. dengan keb. dengan keb. Rumah Rumah sakit
dan Non kes Rumah sakit Rumah sakit sakit

KLASIFIKASI PUSKESMAS

Klasifikasi Puskesmas
1. Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjarig dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil. 16
2. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan kdinunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Memberi pelayanan
kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan untuk pasien, dan
penyuluhankesehatan dengan audiovisual.
3. Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan keseha
tan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di
desa tersebut
dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wila
yah kerjanya
dengan jumlah penduduk 3.000 / orang. Tugas utama b
idan desa
adalah menlbina PSM, memberikan pelayanan, menerima
rujukan
dari masyarakat
4. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Adalah bentuk Upaya Kesehatan Befsumberdaya Masyara
kat
(UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah ata
u masyarakat
atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan Ke
sehatan Ibu
dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayana
n kesehatan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
5. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UK
BM)
17
yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
meriyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

KLASIFIKASI KLINIK

Dari Permenkes No 9 tahun 2014, berikut adalah beberapa hal tentang klinik.

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Instalasi Farmasi adalah bagian dari Klinik yang bertugas


menyelenggarakan, mengoordinasikan, mengatur, dan mengawasi
seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian
di Klinik.

aespesoft adalah situs penyedia software klinik dan apotek, tapi sebisa mungkin situs ini
juga menyediakan informasi lainnya yang berkaitan dengan apotek, sehingga bisa lebih
bermanfaat bagi yang sekedar mampir mencari informasi tentang klinik/apotek atau
mencari aplikasi program komputer yang bisa membantu manajemen pengaturan inventori
atau keuangan klinik/apoteknya.
Berdasarkan jenis pelayanan, Klinik dibagi menjadi:

a. Jenis Klinik Pratama


Klinik pratama merupakan Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik
umum maupun khusus.

b. Jenis Klinik Utama.


Klinik utama merupakan
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik
dasar dan spesialistik.

Klinik dapat mengkhususkan


pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem
organ. Ketentuan lebih lanjut mengenai Klinik dengan kekhususan pelayanan diatur oleh
Menteri.

Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, Pemda atau Masyarakat, untuk klinik masyarakat bisa
oleh perorangan atau badan usaha tapi khusus yang menyelenggarakan rawat inap, harus
didirikan oleh badan hukum.
Bangunan Klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik bangunannya
dengan tempat tinggal perorangan, tidak termasuk apartemen, rumah toko, rumah kantor,
rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak
dan orang usia lanjut.

Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:

1. ruang pendaftaran/ruang tunggu;


2. ruang konsultasi;
3. ruang administrasi;
4. ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan
farmasi;
5. ruang tindakan;
6. ruang/pojok ASI;
7. kamar mandi/wc; dan
8. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Software aespesoft untuk manajemen klinik biasanya diletakkan di ruang pendaftaran,
ruang konsultasi, ruang administrasi dan ruang tindakan, tentunya karena menangani
laboratorium dan apotek juga, bisa diletakkan di komputer yang ada di ruang-ruang tersebut
(ruang obat), untuk penanganan ruang rawat, bisa di daftarkan saat pasien admisi,
pemeriksaan sisa kamar tersedia juga di penuhi oleh aplikasi ini.
Khusus untuk Klinik rawat inap harus memiliki:

1. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;


2. ruang farmasi;
3. ruang laboratorium; dan
4. ruang dapur;
Jumlah tempat tidur pasien pada Klinik rawat inap paling sedikit 5 (lima) buah dan
paling banyak 10 (sepuluh) buah dan wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan
apoteker, Klinik rawat inap hanya dapat memberikan pelayanan rawat inap paling
lama 5 (lima) hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5 (lima) hari, maka pasien
harus secara terencana dirujuk ke rumah sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Prasarana Klinik meliputi:

1. instalasi sanitasi;
2. instalasi listrik;
3. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
4. ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
5. sistem gas medis;
6. sistem tata udara;
7. sistem pencahayaan;
8. prasarana lainnya sesuai kebutuhan.
Sarana dan Prasarana Klinik harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan
baik.

Penanggung Jawab teknis Klinik harus seorang tenaga medis dan Tenaga Medis ini hanya
dapat menjadi penanggung jawab teknis pada satu klinik.

Ketenagaan Klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga


keperawatan, Tenaga Kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan. Ketenagaan Klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis
kesehatan, Tenaga Kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.

Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan


kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi sebagai
pemberi pelayanan. Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dan 1 (satu) orang
dokter sebagai pemberi
pelayanan. Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran gigi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter gigi spesialis dan 1
(satu) orang dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.

Setiap Klinik mempunyai kewajiban:

1. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan;


2. memberikan pelayanan yang efektif, aman, bermutu, dan non-
diskriminasi dengan mengutamakan kepentingan terbaik pasien
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
3. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya TANPA meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
4. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
5. menyelenggarakan rekam medis (disinilah pentingnya penggunaan aplikasi aespesoft
software untuk klinik digunakan, untuk memudahkan pencatatan dan pencarian sejarah
sakit dari pasien yang berkunjung ke klinik)
6. melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
7. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan;
8. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
9. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien;
10. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
11. memiliki standar prosedur operasional;
12. melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
13. melaksanakan fungsi sosial;
14. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan;
15. menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik; dan
16. memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok !
Software Klinik Dan Software Apotek
[Ad] Manajemen Inventori, Rekam medis, Billing dan Kasir/POS, Garansi Error Seumur
Hidup Saya !
Harga Rp 2 Juta untuk software klinik dan Rp 950rb untuk software apotek, Silakan Mampir
www.aespesoft.com

MENGENAL AKREDITASI RUMAH SAKIT


Pengertian Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik
dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assesment terhadap rumah
sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan
mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan
managemen yang ditetapkan.
Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit diantaranya :
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang bersangkutan
karena berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efisien.
3. Menciptakan lingkungan internal RS yang lebih kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan
perawatan pasien.
4.Mendengarkan pasien dan keluarga.
5. menghormati hak-hak pasien serta melibatkan merek adalah proses perawatan.
6. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian
pelayanan kesehatan.
Penyelenggara akreditasi
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan lembaga resmi yang ditunjuk dan berwenang
untuk melakukan survei verivikasi dan survei akreditasi, untuk selanjutnya memutuskan predikat
Akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit. Sebagai lembaga independen pelaksana akreditasi
rumah sakit yang bersifat fungsional dan nonstruktural, KARS bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan RI.
Apa yang harus di Akreditasi di RS ?
Akreditasi RS versi 2012 terdapat 15 bab/kelompok kerja (Pokja), 323 standar dan 1218 elemen
penilaian (EP), antara lain: Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK),
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP),
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs), Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
(APK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB),
Manajemen Penggunaan Obat (MPO), Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI), Kualifikasi dan
Pendidikan Staff (KPS), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan
dan Pengarahan (TKP), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bagaimana proses penilaian Akreditasi di RS ?
Proses penilaian akreditasi meliputi :
A. Sumber data :
Wawancara : Pada pimpinan RS Pada staf RS Pada pasien dan keluarga (minimal 4)Observasi :
Fasilitas, alat, prosedur tindakan, dllKelengkapan dokumen : Kebijakan/SK, pedoman, standar
prosedur operasional (SOP)/Protap, bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja, laporan harian,
laporan bulanan/harian, dll.
B. Cara penilaian :
Tim penilai (surveyor) akan berada di RS selama 3 hari yang terdiri dari 3 orang (manajemen,
medis dan keperawatan)Pimpinan RS mempresentasikan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien RSDilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medik tertutup dan telaah rekam
medik terbuka serta survey lapangan,Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di
wawancarai/ observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang telah/sedang/akan diterima
pasien.Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen akreditasi juga di observasi dan
ditanyakan pada jajaran staf dan pimpinan RS.Temuan atas ketidaklengkapan dokumen/
kekurangan mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi
surveyor.Telusur lingkungan terhadap fasilitas rsTelusur KPSPresentasi FMEA, Pedoman Praktik
Klinis/Clinical Pathways, Risk Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien)Wawancara
PimpinanExit Conference

AKREDITASI PUSKESMAS

Home PENGERTIAN AKREDITASI TUJUAN AKREDITASI Pengertian Akreditasi Puskesmas dan Apa sebenarnya
Tujuannya?

PENGERTIAN AKREDITASI PUSKESMAS DAN APA SEBENARNYA TUJUANNYA?


Tyanstory 08:10 Add Comment PENGERTIAN AKREDITASI, TUJUAN AKREDITASI
Pengertian akreditasi Puskesmas adalah proses penilaian eksternal oleh Komisi Akreditasi dan/atau Perwakilan di
Provinsi terhadap puskesmas untuk menilai apakah system manajemen mutu dan system penyelenggaraan pelayanan
dan upaya pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jadi yang menilai atau meng akreditasi Puskesmas
merupakan komisi yang memang sudah dilatih kusus menjadi penilai apakah sebuah puskesmas lulus akreditasi atau
tidak.

style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align:

center;"> ilustrasi puskesmas

Setelah anda tau pengertiannya maka tentu ada tujuan dibalik itu, berdasarkan penjabarannya tujuan umum dari
akreditasi Puskesmas adalah Meningkatkan mutu layanan Puskesmas. Sedangkang Tujuan khususnya antara lain :

1. Memacu puskesmas untuk memenuhi standar yang ditetapkan


2. Menetapkan strata akreditasi puskesmas yang telah memenuhi standar yang ditentukan
3. Memberikan jaminan kepada petugas puskesmas bahwa pelayanan yang diberikan telah memenuhi
standar yang ditetapkan
4. Memberikan jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas telah sesuai standar
5. Terbinanya puskesmas dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu dan kinerja
kalau dilihat dari tujuan khusus dan tujuan umumnya memang sangat mulia sekali, bisa dikatakan ini sebagai
perbaikan lini pelayanan kesehatan pertama yang berhadapan dengan masyarakat, karena saat ini Puskesmas masih
menjadi tempat layanan umum yang disepelekan oleh masyarakat luas. Semoga dengan adanya akreditasi ini akan
membuat kelas Puskesmas sendiri menjadi naik pamor. Bukan karena peralatannya saja, melainkan juga pelayanan
kepada masyarakat dan orientasi terhadap kepuasan pelanggannya.

Menentukan Kapasitas Tangki Yang Tepat

Untuk menentukan kapasitas tangki yang dibutuhkan per hari, dapat menggunakan rumus sebagai berikut

Kapasitas = Pemakaian Jumlah Pemakai

Kapasitas :

jumlah volume yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama
1 hari (liter/hari)

Pemakaian :

Jumlah pemakaian air bersih per pemakai dalam 1 hari (liter/pemakai/hari)*

Jumlah Pemakai :

Banyaknya pengguna air bersih dalam 1 hari.


Satuan pengguna tergantung pada jenis peruntukan bangunan. (lihat tabel)

Pemakaian Air
Peruntukan Bangunan Satuan
Bersih

Rumah Mewah 250 Liter / penghuni / hari

Rumah Biasa 150 Liter / penghuni / hari


Apartment 250 Liter / penghuni / hari

Rumah Susun 100 Liter / penghuni / hari

Asrama 120 Liter / penghuni / hari

Klinik / Puskesmas 3 Liter / pengunjung / hari

Rumah sakit Mewah 1000

Rumah Sakit Menengah 750 Liter / tempat tidur pasien / hari

Rumah Sakit Umum 425

Sekolah Dasar 40

SLTP 50

Liter / siswa / hari

SLTA 80

Perguruan Tinggi 80

Rumah Toko / Rumah Kantor 100 Liter /penghuni & pegawai / hari

Gedung Kantor 50 Liter / pegawai / hari

Toserba (Toko serba ada, mall,


5 Liter /m2 luas lantai /hari
department store)

Pabrik / Industri 50 Liter /pegawai / hari


Liter / penumpang tiba dan pergi
Stasiun / Terminal 3
/ hari

Liter / penumpang tiba dan pergi


Bandara Udara 3
/ hari

Restoran 15 Liter / kursi / hari

Gedung Pertunjukan 10 Liter / kursi / hari

Gedung Bioskop 10 Liter / kursi / hari

Hotel Melati s/d Bintang 2 150

Liter / tempat tidur / hari

Hotel Bintang 3 ke atas 250

Gedung Peribadatan 5 Liter / orang / hari

Perpustakaan 25 Liter / pengunjung / hari

Bar 30 Liter / pengunjung / hari

Perkumpulan Sosial 30 Liter / pengunjung / hari

Klab Malam 235 Liter / kursi / hari

Gedung Pertemuan 25 Liter / kursi / hari

Laboratorium 150 Liter / staf / hari


Pasar Tradisional / Modern 40 liter / kios / hari

Sumber: Pergub DKI Jakarta No : 122/2005

Contoh Perhitungan

Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk sebuah rumah mewah dengan penghuni sebanyak 4 orang

adalah:

Kapasitas tangki = 250 liter/penghuni/hari x 4 orang = 1.000 liter/hari

Berarti untuk sebuah rumah mewah dengan jumlah penghuni 4 orang, dapat menggunakan tangki tipe

TB-110 dengan kapasitas 1.050 liter.

CONTOH CARA MENENTUKAN KAP. GROUND RESERVOIR


1. MENENTUKAN JUMLAH PENGHUNI
CONTOH : SUATU GEDUNG BERLANTAI 8 * LUAS 1000 M2 / LANTAI
CODE AREA 15 20 % & NETTO 80 %

JADI : 80 % * 1000 = 80 M2
* JUMLAH ORANG / LT = 800 M2 = 80 ORANG / LT
2
10 M / ORANG / LT
* JUMLAH TOTAL = 8 LT * 80 ORANG / LT
= 640 ORANG

2. MENENTUKAN KEBUTUHAN AIR BERSIH


KEBUTUHAN AIR ORANG RATA RATA PERORANG / HARI (TABEL)
ADALAH UNTUK KANTOR = 100 LITER / ORANG / HARI
JADI TOTAL KEBUTUHAN AIR :
= 640 ORANG * 100 LT / ORANG / HARI
= 64.000 LITER / HARI
= 64 M3 / HARI
Tata fungsi dan zonasi RS

KONSEP PENATAAN FUNGSI DAN ZONASI


RUMAH SAKIT
KONSEP PENATAAN FUNGSI DAN ZONASI
Rumah sakit adalah fasilitas yang sangat mementingkan sterilitas dan efisiensi ruang
dalam mendukung kegiatan pelayanan yang ada di dalamnya. Sesuai dengan karakter
kegiatan di dalamnya, penataan fungsi dan zonasi pada bangunan rumah sakit,
diharapkan memenuhi kaidah-kaidah pemisahan zona publik -privat sebagai usaha
untuk menjaga sterilitas ruang dan pencapaian yang lebih mudah. Fungsi -fungsi
pelayanan yang karakternya cukup dekat dan berkaitan direncanakan berada pada
satu zona untuk mempermudah operasional pelayanan.
1. Prinsip Tata Fungsi
Fasilitas layanan dalam sebuah rumah sakit merupakan fasilitas yang sangat
mementingkan sterilitas dan efisiensi ruang dalam mendukung kegiatan pelayanan
yang ada di dalamnya. Sesuai dengan karakter kegiatan di dalamnya, penataan fungsi
dan zonasi pada, diharapkan memenuhi kaidah -kaidah pemisahan zona publik -privat
sebagai usaha untuk menjaga sterilitas ruang dan pencapaian yang lebih mudah.
Fungsi-fungsi pelayanan yang karakternya cukup dekat dan berkaitan direncanakan
berada pada satu zona untuk mempermudah operasional pelayanan.
1. Prinsip Tata Zonasi
Perancangan rumah sakit didesain dengan mempertimbang kan efisiensi kegiatan dan
kapasitas sirkulasi akibat peningkatan kebutuhan penggunanya. Sehingga terdapat
beberapa zonasi yang dapat mempengaruhi layout ruangan seperti zona primer,
sekunder, tersier serta servis harus dibedakan.
Adapun dalam penataan zonasinya rumah sakit ini dibagi menjadi 4 yaitu zona publik,
semi publik, privat dan zona servis.
a. Zona publik. Pada zona ini harus dapat diakses publik secara cepat dan langsung terhadap
lingkungan luar. Fasilitas pada rumah sakit yang termasuk ruang publik adalah pelayanan gawat
darurat, lobby, fasilitas rawat jalan yang dilengkapi dengan instalasi farmasi.
b. Zona semi publik. Area ini merupakan area yang menerima limpahan beban kerja dari zona luar
atau publik tetapi tidak langsng berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya pelayanan medik
sentral dan diagnostik, laboratorium, radiologi dan rehabilitasi medik.
c. Zona privat. Ialah zona yang menyediakan perawatan dan pengelolaan pasien berupa pelayanan
rawat inap yang memerlukan privasi tinggi, yaitu ruang operasi, ruang bersalin, ICU dan ICCU.
Walaupun merupakan area privat namun dapat diakses oleh pengunjung.
d. Zona servis atau penunjang. Ialah zona yang menyediakan fasilitas yang berguna untuk menunjang
kelangsungan kegiatan di rumah sakit, seperti dapur, laundry, IPSRS, bengkel, IPAL, genset dan
incenerator. Fasilitas ini letaknya jauh dari aktivitas normal tetapi mudah diakses oleh staf servis.
Persyaratan Zonasi Bangunan Rumah Sakit
Posted on June 3, 2017by Healthcare and Hospital Consultant

Definisi

Zonasi ruang adalah pembagian atau pengelompokan ruangan-ruangan berdasarkan


kesamaan karakteristik fungsi kegiatan untuk tujuan tertentu. Pengkategorian
pembagian area atau zonasi rumah sakit terdiri atas zonasi berdasarkan tingkat risiko
terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan
pelayanan.

Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :

1. area publik, yaitu area dalam lingkungan rumah sakit yang dapat diakses langsung oleh
umum, diantaranya yaitu ruang rawat jalan, ruang gawat darurat, ruang farmasi, ruang
radiologi, laboratorium.
2. area semi publik, yaitu area dalam lingkungan rumah sakit yang dapat diakses secara
terbatas oleh umum, diantaranya yaitu ruang rawat inap, ruang diagnostik, ruang
hemodialisa.
3. area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, diantaranya yaitu seperti
ruang perawatan intensif, ruang operasi, ruang kebidanan, ruang sterilisasi, ruangan-
ruangan petugas.
Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari :

1. area dengan risiko rendah, diantaranya yaitu ruangkesekretariatan dan administrasi, ruang
pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
2. area dengan risiko sedang, diantaranya yaitu ruang rawat inap penyakit tidak menular,
ruang rawat jalan.
3. area dengan risiko tinggi, diantaranya yaitu ruang ruang gawat darurat, ruang rawat inap
penyakit menular (isolasi infeksi), ruang rawat intensif, ruang bersalin,
laboratorium, pemulasaraan jenazah, ruang radiodiagnostik.
4. area dengan risiko sangat tinggi, diantaranya yaitu ruang operasi.
Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :

1. Zona pelayanan medik dan perawatan, diantaranya yaitu ruang rawat jalan, ruang gawat
darurat, ruang perawatan intensif, ruang operasi, ruang kebidanan, ruang rawat inap, ruang
hemodialisa. Perletakan zona pelayanan medik dan perawatan harus bebas dari kebisingan.
2. Zona penunjang dan operasional, diantaranya yaitu ruang farmasi, ruang radiologi,
laboratorium, ruang sterilisasi.
3. Zona penunjang umum dan administrasi, diantaranya yaitu ruang kesekretariatan dan
administrasi, ruang pertemuan,ruang rekam medis.
Referensi

Permenkes No 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Prasarana Rumah


Sakiy

2.6.3. Tuntutan Sterilitas, Fungsional, Teknikal, Dan Behavioral

Efisiensi fungsi, aksesibilitas, sirkulasi, dan penataan jalur utilitas menjadi faktor utama
dalam menentukan keberhasilan atau
keberlangsungan sinergi aktivitas di dalam sebuah rumah sakit. Misalnya area tempat tidur
dapat dibuat saling berdekatan di mana hal
yang tidak berhubungan secara langsung dengan tempat tidur dapat dikelompokkan
agar bisa
memberikan keuntungan
yang memungkinkan bagi individu atau pengguna lainnya untuk
mengaturnya menjadi lebih besar atau lebih kecil berdasarkan fungsi ruangan.
Bagaimanapun, pada implementasinya terdapat faktor-faktor
lainnya yang mempengaruhi pengaturan suatu fungsi ruangan di dalam rumah sakit, antara
lain :
Adanya kebutuhan aksesibilitas visual maupun fisik petugas ruang rawat terhadap situasi
dan kondisi ruang rawat.
Keberadaan pintu darurat kebakaran pada setiap akhir bangsal bangsal normal
menggunakan terminal sub kompartemen untuk
kebakaran. Adanya jalur dari sistem komunikasi yang digunakan untuk
perawat berkomunikasi dengan divisi lain dalam satu ataupun antar wilayah. Hal ini dapat
dibuat sistem tombol pengaturan ganda,
namun hal ini selalu terbentur dengan masalah biaya pelaksanaan yang tinggi.
Ruang rawat pada kategorisasi pelayanan yang berbeda konsumennya, akan menuntut
perlakuan treatment yang berbeda
pula, misalnya :
35
a. Bangsal untuk anak-anak
Bagian ini biasanya memiliki ukuran yang lebih luas, dimaksudkan agar orang tua dapat
menemani dan mengawasi
kondisi putra-putrinya secara langsung sepanjang perawatannya. Sebagai tambahan
disediakan ruang duduk dan pantry yang
dibutuhkan oleh orang tua. Pembatasan waktu kunjungan dikurangi demi kenyamanan
keluarga yang datang membesuk
biasanya dalam jumlah yang lebih dari dua orang. b.
Bangsal geriatrik Lansia Bangsal ini biasanya memiliki ukuran dimensi ruang di atas
rata-rata karena alat-alat perawatan yang besar ditempatkan didalam ruang perawatan ini.
Fasilitas tambahan diruangan ini
yang sangat penting dan perlu penekanan yang lebih aman dan nyaman adalah Extra day
space, fasilitas WC dan bak mandi serta
satu ruangan tambahan untuk fisiotherapy. Ruang perawatan treatment room secara
normalnya belum terlalu dibutuhkan
dalam bangsal ini.
c. Bangsal bersalin
Meskipun umumnya bayi yang baru dilahirkan selalu ditidurkan disisi ibunya sepanjang hari,
tapi kamar anak-anak atau
bayi tetap dibutuhkan untuk menghindari terjadinya gangguan pada pasien atau bayi yang
sedang tidur. Bangsal ibu dan anak
seharusnya saling terhubung dengan jarak yang dekat dan disarankan untuk membuatnya
secara horizontal. Unsur penting
lain dari instalasi ini adalah klinik pra kelahiran, dimana klinik pra kelahiran normalnya
ditempatkan didalam atau berdekatan dengan
bagian rawat jalan.
36 d.
Bangsal psychiatric Bangsal ini menekankan pada kenyamanan mental atau
psikologis sehingga seringkali muncul penataan berupa kamar- kamar kecil ntuk
memberikan ruangan pribadi dan privasi bagi
setiap pasien. Ruangan diletakkan berdekatan dengan tempat kunjung psikiater harian di
rumah sakit. Sangat sedikit pasien yang
akan menggunakan tempat tidur rawat inap dan mayoritas banyak pasien yang akan
menggunakan tempat tidur rawat inap dan
mayoritas banyak pasien yang memilih perawatan harian di rumah sakit.

Menghitung Kebutuhan Air dan Kapasitas


Tangki
Category : Tips and Trick
Kapasitas = Pemakaian x Jumlah Pemakai

Rumus di atas digunakan untuk menentukan kapasitas tangki yang dibutuhkan dalam sebuah
bangunan. Dihitung dengan cara menentukan kebutuhan air dalam setiap harinya.

Kapasitas : Jumlah volume yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama 1
hari ( liter/hari).
Pemakaian : Jumlah pemakaian air bersih per pemakai dalam 1 hari (liter/pemakai/hari)*

Jumlah Pemakai : Banyaknya pengguna air bersih dalam 1 hari

Satuan pengguna disesuaikan dengan jenis peruntukan bangunan. (Lihat Tabel)

Contoh perhitungannya sebagai berikut :

Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk sebuah rumah mewah dengan penghuni sebanyak 4
orang adalah sebagai berikut :

Kebutuhan air per orang untuk sebuah bangunan mewah adalah 250 liter/penghuni/hari.
(Berdasarkan Tabel). Maka dapat dihitung kebutuhan air untuk semua penghuni rumah mewah
sebagai berikut :

Kapasitas tangki = 250 liter/penghuni/hari x 4 orang = 1.000 liter/hari.

Berarti untuk sebuah rumah mewah dengan jumlah penghuni 4 orang, dapat menggunakan tangki
dengan kapasitas 1.050 liter.

Peruntukan Bangunan Pemakaian Air Bersih Satuan

Rumah Mewah 250 Liter / penghuni / hari

Rumah Biasa 150 Liter / penghuni / hari

Apartment 250 Liter / penghuni / hari

Rumah Susun 100 Liter / penghuni / hari

Asrama 120 Liter / penghuni / hari


Klinik / Puskesmas 3 Liter / pengunjung / hari

Rumah sakit Mewah 1000 Liter / tempat tidur pasien /


hari

Rumah Sakit Menengah 750

Rumah Sakit Umum 425

Sekolah Dasar 40 Liter / siswa / hari

SLTP 50

SLTA 80

Perguruan Tinggi 80

Rumah Toko / Rumah Kantor 100 Liter /penghuni & pegawai /


hari

Gedung Kantor 50 Liter / pegawai / hari

Toserba (Toko serba ada, mall, 5 Liter /m2 luas lantai /hari
department store)

Pabrik / Industri 50 Liter /pegawai / hari

Stasiun / Terminal 3 Liter / penumpang tiba dan


pergi / hari
Bandara Udara 3 Liter / penumpang tiba dan
pergi / hari

Restoran 15 Liter / kursi / hari

Gedung Pertunjukan 10 Liter / kursi / hari

Gedung Bioskop 10 Liter / kursi / hari

Hotel Melati s/d Bintang 2 150 Liter / tempat tidur / hari

Hotel Bintang 3 ke atas 250

Gedung Peribadatan 5 Liter / orang / hari

Perpustakaan 25 Liter / pengunjung / hari

Bar 30 Liter / pengunjung / hari

Perkumpulan Sosial 30 Liter / pengunjung / hari

Klab Malam 235 Liter / kursi / hari

Gedung Pertemuan 25 Liter / kursi / hari

Laboratorium 150 Liter / staf / hari


Pasar Tradisional / Modern 40 liter / kios / hari

Sumber: Pergub DKI Jakarta No : 122/2005

Sumber
: http://www.purewatercare.com/cara_menghitung_kebutuhan_air_dan_kapasitas_tangki.

Anda mungkin juga menyukai