Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DI PABRIK PLYWOOD PT.A
Dosen Pembimbing : Wiwin S, Kep, Ns, M, Kep

Disusun oleh :
Yulia Prima Ditha
(13620894)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

1
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya dan
petunjuk-Nya, penulis diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang Membahas Tentang SMK3
di Pabrik Plywood PT.A.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
Kerja PSIK Semester 5B, sekaligus sebagai cara untuk meningkatkan
pengetahuan. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari semua
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Wiwin S, Kep, Ns, M,, Kep sebagai dosen mata kuliah Kesehatan
Kerja PSIK Semester 5B.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena masih banyak keterbatasan pengetahuan penulis, untuk itu penulis
mengharapkan bagi pembuat makalah selanjutnya akan lebih sempurna.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
pembuat makalah dan bagi pembaca.

Kediri , 22 Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
5
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................
5
1.4 Manfaat ........................................................................................................................
5

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah Perusahaan........................................................................................................


6
2.2 Ruang lingkup bidang usaha..........................................................................................
6
2.3 Lokasi perusahaan.........................................................................................................
6
2.4 Organisasi dan manajemen............................................................................................
6
2.5 Proses produksi..............................................................................................................
7
2.6 Hasil pengkajian............................................................................................................
16

BAB 3 PERMASALAHAN DAN SOLUSI


3.1 Permasalahan dan solusi................................................................................................
24

3
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
26
4.2 Saran..............................................................................................................................
26
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi industri ditandai dengan pergeseran peran dari tenaga kerja manusia
kepada mesin-mesin produksi. Sampai saat ini, perkembangan teknologi permesinan
untuk meningkatkan produktivitas industri terus semakin berkembang. Seiring dengan
kemajuan, perkembangan teknologi, munculnya berbagai sumber bahaya yang
mengakibatkan potensi kecelakaan juga meningkat. Berbagai sumber bahaya seperti di
tempat kerja karena faktor fisik, kimia, biologis, psikologis, fisiologis, serta mental
psikologis atau tindakan manusia sendiri merupakan penyebab terjadinya kecelakaan
kerja.
PT.A merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu
dengan plywood. PT.A ini dimiliki oleh Tn.E yang berada di daerah Desa Tumpuk
Kec.Tugu,Kab.Trenggalek, dan memiliki 200 orang karyawan yang terdiri dari 80%
wanita dan 20% laki-laki. Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 22 Januari 2015 berdiri
dan saat ini telah mengekspor produknya hingga ke Singapura. Setelah diresmikan, PT.A
telah mengalami banyak perkembangan terutama dari segi kualitas produk yang
dihasilkan. Proses pembuatan plywood memiliki 7 stasiun proses utama yaitu stasiun
pemotongan kayu terdiri dari mesin rotari dan finel, pengepresan terdiri dari mesin pres,
pengeleman, pengeringan, penghalusan, penyimpanan, dan stasiun pengiriman.
Mesin-mesin tersebut mempunyai fungsi masing-masing dan mempunyai resiko
bahaya seperti tergiling dan terjepit. Penggunaan alat perlindungan diri diwajibkan
didalam perusahaan seperti : masker dan sarung tangan. Limbah yang dihasilkan sudah
diminimalkan efeknya oleh perusahaan, sehingga ramah terhadap lingkungan dalam
pembuangannya.
Tindakan yang paling tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu
dengan mengurangi atau menghilangkan resiko dari kesalahan-kesalahan penyebab
kecelakaan kerja, sehingga perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor penyebab resiko, dan
dirumuskan tindakan-tindakan pencegahan yang meliputi faktor-faktor penyebab resiko.
Untuk itu, penerapan yang sesuai untuk permasalahan dan tujuan dari penelitian ini yaitu
HSE Risk Management dan Job Safety Analysis karena penerapan tersebut akan
membantu dalam memberikan usulan-usulan untuk mencegah / mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja di PT.A.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


(SMK3) di PT.A ?

2. Masalah apa yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan SMK3?

3. Bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3)

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 pada PT.A.

2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengendalikan tingkat


kecelakaan yang terjadi.

3. Untuk mengetahui bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada
penerapan SMK3.

1.4 Manfaat

1. Manfaat khusus : sebagai tambahan ilmu di bidang kesehatan dan keselamatan kerja
khususnya pada sektor usaha informal yaitu pabrik plywood. Selain itu makalah ini
juga sebagai persyaratan tugas mata kuliah tersebut.

2. Manfaat umum: sebagai bahan bacaan tentang ilmu kesehatan dan keselamatan kerja
khususnya sector usaha informal lebih spesifikasi pada pabrik plywood.

6
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Sejarah Perusahaan
PT.A merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu
dengan plywood. PT.A ini dimiliki oleh Tn.E yang berada di daerah Desa Tumpuk
Kec.Tugu,Kab.Trenggalek, dan memiliki 200 orang karyawan yang terdiri dari 80%
wanita dan 20% laki-laki. Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 22 Januari 2015
berdiri dan saat ini telah mengekspor produknya hingga ke Singapura. Setelah
diresmikan, PT.A telah mengalami banyak perkembangan terutama dari segi kualitas
produk yang dihasilkan. Proses pembuatan plywood memiliki 7 stasiun proses utama
yaitu stasiun pemotongan kayu terdiri dari mesin rotari dan finel, pengepresan terdiri
dari mesin pres, pengeleman, pengeringan, penghalusan, penyimpanan, dan stasiun
pengiriman. Hal yang mendorong PT.a untuk memproduksi kayu lapis, yaitu:
1. Permintaan terhadap kayu lapis yang semakin meningkat baik didalam negeri
maupun di luar negeri.
2. Bahan baku yaitu lof kayu sengon.
3. Hasil studi kelayakan yang menunjukkan keuntungan yang lebih besar
memproduksi sendiri. Kebijakan mutu PT. A, yaitu:
a. Menghasilkan kayu olahan yang bermutu sesuai dengan permintaan pelanggan.
b. Memperhatikan kelestarian hutan dan lingkungan hidup.
c. Menerapkan sistem manajemen mutu terpadu mengacu pada ISO 9002.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. A bergerak di bidang industri kayu, dimana produk utamanya adalah kayu lapis
(plywood). Jumlah kayu lapis yang dihasilkan bervariasi dan ini sesuai dengan standar
perusahaan, yaitu :
a. Kayu berlapis tiga (triplex)
b. Kayu berlapis lima.
c. Kayu berlapis tujuh.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT.A ini berada di daerah Desa Tumpuk Kec.Tugu, Kab.Trenggalek
2.4. Organisasi dan Manajemen
2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan
PT.A menggunakan struktur organisasi berbentuk fungsional dimana pemimpin
perusahaan membagi pekerjaan berdasarkan fungsi tertentu. Struktur organisasi
tersusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.

7
2.4.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada PT. Tjipta Rimba Djaja dapat dikategorikan menjadi
beberapa, yaitu:
a. Staff
Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti wakil manajemen, plant
manager, manajer, kepala bagian, karyawan kantor, dan lain-lain.
b. Karyawan Tetap
Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti kasubag, mandor, operator,
karyawan, dan satpam.
c. Karyawan Lepas
Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti operator dan karyawan.
Untuk tenaga kerja ini, perusahaan tidak mengadakan kontrak kerja pada
pekerja secara langsung tetapi kepada pihak perusahaan yang menjadi
penyalurnya.
PT. A memiliki aturan jam kerja sebagai berikut:
1. Jam kerja staff
a. Kerja aktif : 08.00 12.00 WIB
b. Istirahat : 12.00 13.00 WIB
c. Kerja aktif : 13.00 16.00 WIB
2. Jam kerja karyawan pabrik
a. Kerja aktif : 07.00 12.00 WIB
b. Istirahat : 12.00 13.00 WIB
c. Kerja aktif : 13.00 19.00 WIB
3. Jam kerja satpam
a. Shift I : 08.00 16.00 WIB
b. Shift II : 16.00 24.00 WIB
c. Shift III: 24.00 08.00 WIB
2.4.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Dalam hal pengupahan, PT.A memberikannya sekali setiap bulan di mana
besar upah disesuaikan dengan ketentuan Upah Minimum Kota (UMK) Trenggalek
yaitu sekitar Rp.1.150.000,-/bulan.Sementara untuk lembur, perusahaan
memberikan batasan lembur 2 jam di mana lembur dihitung apabila pekerja bekerja
lebih dari jam kerja normal dengan perincian gaji lembur dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Upah lembur jam pertama adalah 1,5 kali upah normal per jam.
2. Upah lembur jam kedua dan seterusnya adalah 2 kali upah normal per
jam.Perusahaan juga memberikan tunjangan dan fasilitas lain untuk
menambah kesejahteraan karyawan, yaitu:
a. Tunjangan Hari Raya (THR)
Besarnya adalah tambahan gaji satu bulan bagi karyawan yang telah
bekerja lebih dari satu tahun.

8
b. Cuti
Lamanya cuti yang diberikan oleh perusahaan yaitu 12 hari kerja setiap
tahunnya.
c. Pelayanan Kesehatan
Penyediaan obat P3K dan perawatan terhadap kecelakaan ringan yang
dialami tenaga kerja saat bekerja
d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Dimana pihak perusahaan mengasuransikan seluruh tenaga kerja pada
PT. Jamsostek. Jaminan yang diberikan meliputi Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, serta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
e. Izin Khusus
Yaitu dispensasi yang diberikan kepada tenaga kerja untuk melakukan
kegiatan tertentu, misalnya istirahat karena sakit, beribadah, menikahkan
anak, kemalangan, dan lain-lain.
2.5. Proses Produksi
2.5.1. Standar Mutu Bahan / Produk
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kayu lapis adalah kayu
gelondongan (log) sengon. Perusahaan menetapkan standar produk plywood yang
diproduksi yaitu dengan ketentuan setiap jenis kayu lapis, baik yang berlapis tiga,
lima, maupun berlapis tujuh memiliki standar yang harus dipenuhi. Adapun ketentuan
tersebut adalah:
1. Kayu lapis yang berlapis tiga (triplex)
Lapisan yang terdapat pada kayu lapis ini terdiri dari:
a. Satu lapisan untuk facebackatau untuk permukaan atas dan bawah kayu lapis.
b. Satu lapisan cross core yang terletak di tengah-tengah lapisan kayu lapis
Ukuran produk ini pada umumnya adalah 210 cm x 120 cm, dengan ketebalan
bervariasi mulai dari 2,7 mm hingga 6 mm
2. Kayu lapis berlapis lima
Lapisan yang terdapat pada kayu lapis ini terdiri dari:
a. Dua lapisan untuk permukaan atas (face) dan bawah (back).
b. Dua lapisan cross core yang terletak di bawah kedua lapisan face/back
c. Satu lapisan length core yang terletak di tengah-tengah face/back dan cross
core di atas.Jenis kayu lapis ini diproduksi untuk ukuran ketebalan mulai 8 mm
hingga ketebalan 12 mm dengan ukuran umumnya adalah 210 cm x 90 cm
3. Kayu lapis berlapis tujuh
Lapisan yang terdapat pada kayu lapis ini terdiri dari:
a. Dua lapisan untuk permukaan atas (face) dan bawah (back)
b. Tiga lapisan cross core

9
c. Dua lapisan length core.Jenis kayu lapis ini diproduksi untuk ukuran ketebalan
mulai dari 22 mm sampai 25 mm dengan ukuran 180 cm x 120 cm.
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan oleh PT. A dalam menghasilkan produk terdiri dari
bahan baku, dan bahan tambahan yang dapat dilihat dalam uraian berikut ini.
2.5.2.1.Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi kayu lapis adalah kayu
bundar. Jenis kayu yang biasa digunakan untuk membuat kayu lapis adalah kayu
sangon.
2.5.2.2.Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses
produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu
meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang digunakan pada produk
kayu lapisi ini adalah:
a. Dempul, yaitu bahan yang digunakan untuk mendempul atau menambal
permukaan kayu lapis yang cacat atau retak atau berlubang
b. Gum tape, yaitu sejenis pita kertas yang pada salah satu sisinya diberi cat
perekat. Bahan ini digunakan untuk mengikat lembaran kayu yang terdiri dari
length core dan cross coreagar tidak mudah koyak. Di samping itu, juga
digunakan untuk merangkai lembaran facebackyang robek .
c. Lem, yaitu bahan yang terdiri dari bahan campuran tepung perekat, hardener,
resin dan air. Resin merupakan lem yang bentuknya seperti santan dan tepung
terigu, yang digunakan untuk merekat lapisan ataulembaran kayu hingga
berbentuk kayu lapis.

2.5.3. Uraian Proses Produksi


Proses produksi plywood pada PT.A dimulai dari persiapan kayu (log
yard), pembubutan balok kayu (rotary), pengeringan (dryer), penyambungan
(composer), perekatan (glue spreader), perakitan, dan finishing. Dalam produksinya,
walaupun produk yang dihasilkan beragam tetapi mempunyai proses produksi yang
sama di mana perbedaannya terletak pada perlakuan terhadap proses dalam work
center tertentu. Uraian proses pembuatan plywoodpada PT. A ini adalah :
1. Log Yard

10
Balok-balok yang terdapat dalam tumpukan balok (log pond) mempunyai
panjang dan diameter yang berbeda. Balok-balok tersebut kemudian dipilih
sesuai mutu yang telah ditetapkan, dimana untuk lapisan face back (lapisan atas
plywood), length core(lapisan bawah plywood) biasanya menggunakan balok
yang sedikit sekali cacat, sedangkan untuk lapisan cross core(lapisan
tengahplywood) umumnya digunakan balok yang mempunyai cacat berupa
retak. Setelah pemilihan balok dilakukan, maka balok dimasukkan ke log
bucket/loaderuntuk dilakukan pengukuran dan pemotongan ukuran balok. Proses
pemotongan dilakukan dengan menggunakan chain saw. Setelah balok kayu
dipotong sesuai ukuran yang ditetapkan, balok kayu tersebut kemudian dikupas
kulit luarnya dengan menggunakan mesin debarker. Setelah dikupas, balok kayu
dibersihkan dengan menggunakan air. Tujuan dari pembersihan adalah untuk
membuang kotoran dan paku yang menancap pada permukaan batang kayu. Hal
ini diperlukan untuk mencegah kerusakan pada mata pisau pada saat
pembubutan. Sisa dari potongan kayu yang ukurannya tidak memenuhi syarat,
kemudian diangkut ke gudang bahan bakar untuk dijadikan sebagai bahan bakar
boilerbagi keperluan produksi.
2. Rotary Peeling
Batang kayu yang telahdibersihkan tersebut, kemudian diangkut ke bagian
pembubutan. Tujuan dari pengupasan/pembubutan adalah untuk menghasilkan
veneer(lembaran kayu tipis). Sebelum pengupasan dilakukan, ujung pangkal
balok disesuaikan dengan ketebalan kupasan yang diinginkan serta terlebih
dahulu ditentukan titik pusat batang kayu (central mark projector) yang titik
pusatnya sama tinggi dengan titik pusat spindlemesin bubut. Pengupasan
dilakukan dengan pemutaran simetris yaitu batang kayu diputar berlawanan
dengan mata pisau yang bergerak transisi. Pembubutan dilakukan hingga centre
look (inti balok) hanya berukuran 8 inci. Center log ini digunakan sebagai bahan
bakar. Setelah veneerpanjang keluar dari bagian pengupasan, maka lembaran
veneertersebut kemudian digulung dengan reel untuk selanjutnya dikeringkan.
Lembaran-lembaran face backdan cross coredigulung pada rol reeling deckuntuk
dikeringkan. Lembaran yang tergulung ini memiliki panjang bervariasi
tergantung diameter dan mutu balok. Pada saat penggulungan veneer face
back,kedua sisinya dilekatkan pada pita pelekat agar veneer tidak mudah koyak

11
ketika digulung Sedangkan untuk lembaran veneer length core disimpan dalam
bentuk potongan jadi yang disusun dalam pallet
3. Veneer Drying
Veneer pada reeling equipment kemudian dimasukkan ke dalam mesin
pengering (dryer) dengan cara memasukkan ujung lembaran-lembaran kayu
tersebut terlebih dahulu, kemudian reeling equipmentakan berputar sesuai
dengan kecepatan pengeringan pada mesin pengering. Ada 2 jenis pengering
yaitu roller dryerdan continuous dryer. Mesin roller dryerdigunakan untuk
mengeringkan lapisan cross core dan length core. Sedangkan continuous
dryerdigunakan untuk mengeringkan lapisan face backdan length core. Setiap
mesin pengering dilengkapi dengan mesin pemotong otomatis (arisun clipper)
yang terletak pada setiap ujung pada tempat pengeluaran lembaran yang melalui
poros pengeringan. Pada mesin ini, veneer yang keluar dari mesin pengering
dipotong secara otomatis sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan
hasilpemotongan disusun di atas palletpenumpukan.
4. Composer
Pada proses penyambungan, veneer ini mengalami proses pensortiran dan
setting. Pada proses penyortiran dilakukan persiapan pekerjaan untuk cross
coreyang dilakukan pada bagian hand clipper, sedangkanface backdan length
core dilakukan pada bagian taping. Bagian tapingadalah bagian yang
memperbaiki kayu yang koyak dengan kertas lem. Lembaran cross coreyang
telah dikeringkan di mesin pengering terdiri dari dua bagian, yaitu one pieces
core(coreyang merupakan lembaran hasil pemotongan di autoclipper) dan
multipieces core(lembaran yang koyak dan terputus-putus). Pada one pieces
core(opc) dilakukan proses pemeriksaan dan perbaikan pada bagian-bagian yang
cacat, sedangkan pada multipieces core(mpc) dilakukan pemotongan pada posisi
sejajar dengan serat kayu dan tegak lurus pada posisi lainnya. Potongan-
potongan coreini disambungkan satu sama lainnya dengan menggunakan
benang, sehingga dapat lembaran-lembaran cross coredengan ukuran 126 cm x
250 cm. Lembaran-lembaran ini disusun di atas palletdan siap dibawa ke bagian
glue spreader untuk dirakit. Pada bagian setting, dilakukan pemeriksaan dan
perbaikan terhadap face backdan length core. Bagian-bagian yang berlobang
disisip dengan veneeryang sama sehingga dihasilkan permukaan yang rata,
sedangkan bagian yang koyak disambung dengan menggunakan kertas perekat

12
(gum tape) dan pita. Untuk lembaran face backdipisah menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Kelompok BB, yaitu lembaran-lembaran kayu yang hampir tidak
adacacatnya, bergelombang dan koyak. Kelompok ini disiapkan untuk
permukaan atas (face) dari kayu lapis.
b. Kelompok CC, yaitu lembaran-lembaran kayu yang kurang baik, yaitu ada
bekas tambal dan bekas sambungan-sambungan. Kelompok ini disiapkan
untuk permukaan bawah kayu lapis.Selanjutnya lembaran-lembaran kayu
yang telah disortir tersebut disusun sepasang (1 BB dan 1 CC) dan ditumpuk
di atas pallet. Bila dikehendaki plywooddengan ketebalan 8 mm atau lebih,
maka diantara pasangan BB dan CC perlu ditambahkan lenght core. Length
coreyang ditambahkan disesuaikan dengan tebal plywood yang dikehendaki.
Tujuan dari lembaran yang diselang-seling ini adalah untuk menciptakan
kekuatan plywoodsehingga tidak mudah patah.
5. Glue Spreader
Pada bagian ini terjadi proses perekatan lembaran satu terhadap lembaran
lainnya. Dalam hal ini posisi dari lembaran yang direkat harus tegak lurus satu
sama lainnya. Hal ini bertujuan untuk menambah kekuatan produk yang
dihasilkan. Operasi perakitan dan perekatan lembaran-lembaran ini dilakukan
pada mesin glue spreader.Bagian utama dari mesin glue spreaderini terdiri dari
dua rubber rolldan dua doctor roll. Fungsi doctor rolladalah sebagai rolldistribusi
perekat (glue) di permukaan rollkaret. Doctor rollterletak pada posisi
inputsedangkan rubber rollterdapat pada posisi output. Proses kerja alat ini
adalah sebagai berikut:
a. Cross Core didorong masuk diantara kedua rubber rollsehingga kedua
permukaan cross coredilumuri oleh perekat yang keluar dari roll.
b. Cross coreyang telah diberiperekat melalui conveyorditeruskan ke sisi kanan
operator (daerah perakitan) dan disatukan dengan facebackdan length core.
Hasil perakitan pada mesin glue spreaderini ditumpukkan di atas
palletkemudian siap untuk dilakukan proses press dingin bila jumlah hasil
perakitan ini sudah memenuhi jumlah yang telah ditentukan.
6. Veneer Assembly
Palletyang berisi lembaran kayu lapis hasil pengerjaan pada mesin glue
spreaderkemudian dibawa ke mesin press dingin dengan cara mendorongnya
melalui rel-rel yang telah disediakan. Lembaran-lembaran tersebut disusun pada
mesin press dinginsampai ketinggian tertentu di mana mesin ini dapat

13
melakukan penekanan maksimal 100 cm. Kegunaannya untuk meratakan dan
menyatukan susunan veneer. Pada mesin ini, susunan lembaran kayu lapis
tersebut mendapat tekanan mencapai 145 kg/cm2dan 175 kg/cm2. Setelah itu,
lembaran-lembaran kayu lapis tersebut diperiksa dan diperbaiki jika ada
kemungkinan terjadi cacat pada lembaran-lembaran tersebut. Setelah melalui
pemeriksaan dan perbaikan, kemudian panel tersebut dibawa ke bagian press
panas (hot press) dengan cara mendorongnya melalui rel yang telah disediakan.
Tujuan presspanas ini untuk mengeringkan perekat yang ada pada lembaran-
lembaran kayu lapis sambil merapatkan panel-panel tersebut. Pada press panas,
veneerdimasukkan ke dalam trayyang terdiri dari lembaran-lembaran baja
berongga, yang kemudian akan saling menekan satu sama lainnya secara
otomatis. Bila ronga-rongga tersebut telah diisi dengan lembaran-lembaran kayu
lapis atau panel yang akan dipress panas, kemudian proses pemanasan dan
penekanan akan berjalan sekaligus. Temperatur pemanas yang digunakan pada
mesin press adalah 115 0C-130 oC sedangkan tekanan dan lamanya press
tergantung pada ketebalan kayu lapis yang akan dipress. Untuk tekanan
umumnya berkisar antara 145 kg/cm3dan 175 kg/cm3.
7. Putty Aplication
Pada work center ini akan dilakukan pendempulan di mana tujuannya untuk
memperbaiki lagi kecacatan dari bagian press panas, seperti press sampah, retak,
daun timpa, daun kurang, bolong, dan lekang ujung. Dempul harus padat, kalau
tidak padat akan mengakibatkan penyusutan.
8. Finishing
Pada bagian ini ada beberapa tahapan, yaitu:
a. Sizing, yaitu pemotongan sesuai dengan ukuran melalui peralatan pemotong
(mesin potong). Panel hasil rakitan masih memiliki ukuran lebih besar dari
produk, sehingga perlu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan dengan
memakai gergaji ganda (double sizer), yang memotong sisi panjang dan pendek.
b. Sander, yaitu proses pelicinan permukaan hasil potongan sehingga dapat
menghasilkan kayu lapis dengan mutu yang baik. Veneer yang keluar dari mesin
amplas selanjutnya dibawa dengan conveyoryang sama dan akhirnya disusun
diatas palletyang dilakukan secara manual.
c. Grading
Setelah lembaran-lembaran kayu lapis keluar dari mesin penghalus,
dilakukan pemeriksaan terhadap hasil penghalusan dan kemungkinan cacat
lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan secara manual oleh pekerja.Lembaran-

14
lembaran kayu lapis yang kurang memenuhi mutu yang telah ditetapkan
akan disisihkan untuk diperbaiki sehingga kriteria mutu dapat terpenuhi.
9. Packing
Tumpukan kayu lapis yang telah selesai diberi cap/logo perusahaan kemudian
dikirimkan ke bagian pengepakan dengan bantuan kereta sorong. Proses
pengepakan dilakukan secara manual oleh operator dimana isi tiap satu pak
bervariasi menurut ukuran tebal dari kayu lapis.Setelah dikemas, kemudian
dengan bantuan forklift, lembaran kayu lapis tersebut dibawa ke gudang
penyimpanan dan siap untuk dipasarkan.
Adapun penerapan dari SMK3 di perusahaan PT. A adalah sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dimana harus
diketahui oleh seluruh karyawan yang bekerja di PT.A
2. Mewajibkan para karyawan yang bekerja di perusahaanuntuk selalu menggunakan
APD (alat pelindung diri).Adapun beberapa APD yang digunakan yaitu :
a. Sarung tangan khusus yang berfungsi untuk melindungi tangan karyawan dari sayatan,
tusukan, terkena benda panas, bahan kimia, dan aliran listrik selama bekerja di lantai
produksi.
b. Masker yang berfungsi untuk melindungi karyawan dari debu, asap dan bau yang
menyengat selama bekerja di lantai produksi.\
c. Sepatu pengaman (sepatu boot) yang berfungsi untuk melindungi kaki karyawan dari
benda tajam yang mungkin terinjak sewaktu bekerja, kecelakaan yang disebabkanoleh
benda berat yang menimpa kaki, dan tergelincirselama bekerja di lantai produksi.
3. Menyediakan alat pemadam kebakaran di setiap departemen produksi yaitu fire
extinguisheryang berfungsi untuk menjaga keamanan di lantai produksi.Apabila
terjadinya percikan api yang cukup membahayakan maka dapat dilakukan tindakan
pemadaman dengan segera.
4. Melaksanakan program keselamatan diri karyawan bila terjadi kebakaran atau
bencana alam. Satpam akan segera membunyikan lonceng sebagai tanda terjadinya
suatu kebakaran atau bencana alam.
2.5.7. Waste Treatment
Limbah di PT.A terdiri dari dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair.Adapun
penanganan limbah yang dilakukan oleh PT.Asebagai berikut:
1. Limbah padat yang dihasilkanmerupakan limbah dari hasilpemotongan dan
pengerjaan kayu yang berupa sisa potongan pinggir kayu, serbuk kayu (dust), sisa
kupasan veneer, lembaran veener yang rusak,dan serbuk

15
pengamplasan.Keseluruhan limbah padat ini merupakan sisa kayu cut offyang dapat
digunakan sebagai bahan bakar boiler(ketel uap).
2. Limbah cair yang dihasilkan dapat berupaminyak pelumas bekas dari forklift. Jenis
limbah cair ini akan digunakan kembali (reuse) sebagai minyak pelumas bagi
mesin-mesin produksi.
2.6 Hasil Pengkajian
1) Sarana dan Prasarana
a) Sarana Alat Pelindung Diri
1. PT.A selama ini sudah memiliki beberapa alat pelindung diri untuk para
pekerjanya. Peryantaan ini diungkapkan oleh kepala kantor sebagai
berikut : Pencegahannya lewat penyuluhan,pelatihan dan pengarahan
sebelum bekerja selain itu juga ada sarana untuk pelindung diri maupun
perlengkapan lain.(Responden A)
2. Selain alat pelindung diri juga tersedia sarana lain untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja seperti alat pemadam kebakaran. Hal ini
disampaikan oleh beberapa responden dalam wawancara sebagai berikut :
Untuk alat pemadam kebakaran sudah ada lengkap, hanya saja jumlahnya
belum banyak.(Responden A)
3. Alat pelindung diri dapat digunakan sebagai pengaman utama, tetapi juga
perlu ada pra sarana seperti poster agar karyawan selalu ingat bahwa
penting untuk menggunakan alat pelindung diri. Sedangkan di PT.A saat ini
belum ada poster tentang APD tersebut. Hal ini disampaikan oleh salah satu
responden sebagai berikut : Belum ada posternya... (Responden A)
4. Saat ini di perusahaan tersebut belum pernah terjadi kecelakaan yang besar
dan hanya terjadi kecelakaan kecil sperti terjatuh. Hal ini disampaikan oleh
responden dalam wawancara berikut : Kalau kecelakaan besar belum ada,
cuma kecelakaan kecil seperti terpeleset atau jatuh tapi untuk kebakaran
besar belum pernah ada.(RespondenA)
Belum pernah adanya kecelakaan yang besar dikarenakan PT.A selalu
memperhatikan keselamatan para pekerjanya dengan melengkapi sarana dan prasarana
untuk keselamatan para pekerja.

16
b) Kondisi Fisik Lingkungan Ruang Kerja
Tabel 3.Klasifikasi Sarana dan Prasarana Alat Di Tempat Kerja
PT.A

No Jenis kegiatan di Pekerjaan yang dilakukan Kondisi lingkungan


stasiun kerja
1. Tempat mesin Menyangkut dari bahan mentah kayu Suhu sekitar banyak serpihan
pembutan bahan gelondongan menjadi lempengan dengan kayu dimana-mana,
mentah triplek menggunakan alat angkut lori yang pencahayaan, mesin kerja
dimasukkan ke mesin pengelupas kayu bergerak memutar, tanpa
gelondongan. Kemudian dimasukkan ke pagar pembatas, kebisingan,
mesin giling untuk menghasilkan dan pekerja kurang
lempengan kayu, dan kemudian menggunakan APD
lempengan kayu dimasukkan ke mesin
pres agar menghasilkan bahan yang
sesuai
2. Tempat Adanya bak penampungan air, yang Suhu lingkungan, bak
m e s i n g r i n dilengkapi dengan bahan-bahan kimia penampungan air kurang
d e r (pengasah dan gerinda agar pisau tidak mudah memadahi, licin,
pisau) berkarat pencahayaan, dan tidak
adanya pagar pembatas,
pekerja jarang menggunakan
APD
3. T e m p a t Menempatkan kayu gelondongan pada Suhu sekitar,
penat aan tempat penataan kayu dengan tinggi 1 pencahayaannya, tempat
kayu m, dengan menggunakan mesin katrol landasan kayu kurang
gelondongan dan dikondisikan dalam keadaan rata memadahi, kebisingan, tidak
adanya pagar pembatas,
pekerja jarang menggunakan
APD
4. Tungku Membakar bahan sisaan dari kayu Suhu sekitar, pencahayaan,
bakar yangtidak dipakai lagi, dan dimasukkan tempat hasil akhir kayu yang
ke dalam tungku pembakaran agar asap dibakar kurang memadahi,

17
tidak mencemari daerah sekitar adanya pagar pembatas,
pekerja sudah menggunakan
APD

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap ruang kerja memiliki kondisi lingkungan yang
berbeda. Hal ini bisa menunjukkan risiko kecelakaan kerja yang berbeda di setiap ruang
kerja. Risiko kecelakaan terbesar terdapat di ruang mesin serta tungku pembakaran karena
tidak adanya pagar pembatas serta suhu ruangan yang sangat tinggi sehingga karyawan
memiliki resiko yang cukup besar terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
2) Komitmen Perusahaan
Komitmen PT.A dalam melindungi karyawan ditunjukkan dengan adanya fasilitas
pendukung seperti perlengkapan P3K.
1. Adanya P3K diharapkan dapat mencegah hal yang lebih buruk apabila terjadi
kecelakaan pada saat bekerja. Pernyataan bahwa perusahaan memiliki perlengkapan
P3K diungkapkan responden sebagai berikut :sudah ada P3K diletakkan dikantor.
(Responden A)
2. Selain adanya fasilitas P3K, juga terdapat pengarahan sebelum karyawan melakukan
pekerjaannya. Hal ini untuk mengingatkan karyawan serta upaya mencegah terjadinya
kecelakaan pada saat bekerja. Pernyataan ini diungkapkan dalam wawancara berikut :
...Kita beri pengarahan dulu sebelum bekerja. (Responden A)
3. Komitmen lain perusahaan untuk menjamin keselamatan karyawannya maka setiap
karyawan PT.A diberikan asuransi kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh kepala kantor
sebagai berikut : semua karyawan disini mendapat asuransi dari kantor pusat apabila
terjadi kecelakaan selama bekerja dan ditanggung perusahaan biayanya. (Responden
A)
Sehingga adanya komitmen dari perusahaan diharapkan mampu meningkatkan
produktifitas kerja para karyawan agar mereka selalu aman dalam bekerja, dengan demikian
perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan mudah.
Tabel 4. Hasil Identifikasi Potensi Resiko Kecelakaan Kerja Di
Tempat Produksi Bahan Mentah
Penyebab
kecelakaan
Jenis kegiatan Potensi bahaya Resiko bahaya Tindakan tidak Kondisi tidak
aman aman
Tetimpa Lecet, memar, Banyak Tempat tumpuan

18
bmmT e m p a t kayu bengkak, bercanda, kayutidak
bahan mentah gelondo patah tulang kurangnya memadahi, licin
atau kayu - kosentrasi,
gelondo ngan gegabahda
- lam
Nga bekerja,tid
ak
menggunakan
APD
Kejang otot, Keseleo, Tidak Tempat tumpuan
terjatuh, memar, patah kosentrasi, kayutidak
terpelese tulang melamun, memadahi, licin
bercanda

Jatuh dari Patah tulang, T e r b u r u- La n t a i l i c


ketinggian cacat, memar b u r u , in,
bercanda, t um puan kayu
melamun sudah rapuh
dalam bekerja
Terjepit Luka lecet, Kurang Tempat tumpuan
patah tulang, kosentrasi, kayu roboh
bengkak terburu
-
buru, tidak
menggunakan
APD

Tabel 5. Hasil Identifikasi Potensi Resiko Kecelakaan Kerja Di Ruang


Mesin PT.A

Penyebab
kecelakaan
Jenis kegiatan Potensi Resiko bahaya Tindakan tidak Kondisi tidak
bahaya aman aman
1)T e m p a t P a t a h Kurangnya

19
mesin tulang, Cacat, k o n s e n t r a s Ketajaman pisau
grender lecet, kematian, i, potong, tidak
(pengasah memar, luka potong bercanda, adanya
pisau) bengkak tergesa alat pengaman
- pada
gesa,tidak pengasahan
mengguna pisau
- potong,
kan APD kurangnya
APD
Terpotong, Lecet, Kurang Tidak adanya
tergores patah, luka kosentrasi, alat
dalam bercanda, ti dak pengaman pisau
mengguna potong, tidak
- adanya
kan APD APD

2)M e s i n Terjepit Luka lecet, Bercanda, tidak Mesin bergerak


pengelupas patah, b e r k o s e n t r tidak
kayu mengelu as, sesuai dengan
gelondongan - melamun instruksi kerja
(spindle) Pas

Terkena Patah, lecet Bercanda, Tidak


pisau kurang menyesuai
pengelupa kosentrasi, -
s melamun kan
instruksi kerja
mesin
Mesin potong Terkena Lecet, Banyak Waktu
pisau patah, bercanda, penggunaan
poton tergores ngalamun, tidak mesin potong
mengguna tidak

20
- memperhat
kan APD i
-
kan
instruksi kerja
Terjepit Lecet, Tidak Kurangnya
pisau tergores, kosentrasi, disiplin
potong patah melamun dalam bekerja,
tidak
memperhat
i
-
kan
instruksi kerja

3)M e s i n Kesetrum, Memar, luka Kurangnya Tidak terdapat


hotpress kebakaran, bakar, lecet b e r k o s e n t a penutup mesin
(pengepres keseleo ri, waktu
triplek) m el am un, ti mesin bergerak,
dak adanya kabel
m e m p e r h a t yang
i terkelupas
-
kan
instruksi kerja

4)Mesin non Lecet, Cacat, Kurang Lantai licin,


spindle t e r k o y o kematian, memperhati tidak ada
(pembuat k, kebakaran - tumpuan kaki,
bahan dasar memar, kan instruksi tidak
trilek) kesetrum kerja, adanya penutup
kurang mesin
kosentrasi,
tergesa

21
-
gesa

5)Tungku bakar Kebakaran Luka bakar, Adanya Tidak adanya


, meledak, cacat, kecerobahan alat
bahaya gangguan dalam pemadam
polusi pernafasan bekerja, kebakaran,
udara melamun, kurangnya
tidak memerhati lubang
- asap.
kan
istruksi kerja

3) Cara Pelaksanaan dan Pencegahan Kecelakaan Kerja


Selain ketersediaan sarana, prasarana, dan adanya komitmen perusahaan, juga
diperlukan cara pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja. Pelaksanaan pencegahan
kecelakaan kerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja lebih dini. Kepala kantor PT.A
menyatakan bahwa semua karyawan mendapat pelatihan dan penyuluhan, seperti yang
diungkapkan dalam hasil wawancara berikut :
Ya, semua karyawan sudah diberikan penyuluhan.
(Responden A)
...saya yang memberikan pelatihan memakai buku pedoman yang
sudah ada.
(Responden A)
Selain pelatihan karyawan juga mendapat penyuluhan seperti diungkapkan responden sebagai
berikut :
sudah pernah tapi tidak rutin penyuluhannya.
(Responden A)
Cara pelaksanaan pencegahan yang lain yaitu adanya prosedur dalam pemakaian alat
berbahaya. Menurut responden sudah ada prosedur tersebut dan sudah diterapkan seperti
diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut :
.. selama ini sudah diterapkan dengan cukup baik meski harus
selalu diingatkan dulu.

22
(Responden A)

BAB 3
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

3.1 PERMASALAHAN dan SOLUSI


No Permasalahan Solusi
1. Lingkungan/Tempat Industri a. Hygiene
a. Hygiene 1. Memberikan pendapat kepada
1. Tempat mesin grinder (pengasah perusahaan agar tempat-tempat
kayu) : Tempat licin, Bak (bak penampung, tempat
penampung air kurang landasan kayu, tempat hasil

23
memadahi. akhir kayu) yang kurang
2. Tempat penataan kayu memadahi segera diganti
gelondongan : Tempat landasan dengan wadah yang lebih besar
kayu kurang memadahi. lagi sehingga dapat menampung
3. Tungku bakar : Tempat hasil dalam jumlah banyak.
akhir kayu yang dibakar kurang 2. Memberikan pengetahuan
memadahi, Tata ruang sedikit kepada karyawan agar selalu
berantakan. menggunakan APD disetiap
b. Udara tindakan agar tidak terjadi
1. Tempat mesin pembuatan bahan kecelakaan dalam bekerja dan
mentah triplek : udara sekitar selalu berhati-hati.
banyak serpihan kayu (Resiko : b. Udara
ISPA), ventilasi jumlah sudah 1. Memberikan pendapat kepada
banyak tetapi kuarang lebar. perusahaan agar membenahi
2. Tungku bakar : Suhu ruangan bentuk dari ventilasi-ventilasi di
tinggi, ventilasi jumlah sudah setiap stasiun proses pembuatan
banyak tetapi kurang lebar. sehingga sirkulasi udara bisa
c. Kebisingan bersirkulasi dengan baik dan
1. Tempat mesin pembuatan bahan lebih memperbanyak alat
mentah triplek : Sangat bising. pemadam kebakaran supaya
2. Tempat mesin grinder (pengasah meminimalisir kecelakaan.
kayu) : Bising. 2. Memberikan pengetahuan
3. Tempat penataan kayu kepada karyawan agar selalu
gelondongan : Bising. menggunakan APD disetiap
d. Keadaan mesin tindakan agar tidak terjadi
1. Tempat mesin pembuatan bahan kecelakaan dalam bekerja dan
mentah triplek : Mesin bergerak selalu berhati-hati.
memutar dan tanpa pagar c. Kebisingan
pembatas. 1. Memberikan pendapat kepada
perusahaan supaya memenuhi
APD yang belum terpenuhi
seperti helm dan ear plug.
2. Memberikan pengetahuan
kepada karyawan tentang cara
memodifikasi dalam membuat
ear plug sendiri dari bekas
headshet guna mengurangi
tingkat gangguan pendengaran
(penurunan pendengaran) dan
selalu menggunakan APD
disetiap tindakan.
d. Keadaan mesin
1. Memberikan pendapat kepada
perusahaan supaya disetiap
mesin yang memiliki resiko
cidera tinggi diberi pagar
pembatas.
2. Memberikan pengetahuan
kepada karyawan agar selalu
menggunakan APD disetiap

24
tindakan agar tidak terjadi
kecelakaan dalam bekerja dan
selalu berhati-hati.
2. a. Pengetahuan Karyawan : sudah Perusahaan : Selalu memberi
mengerti sebenarnya tentang pengarahan sebelum pekerja
kesehatan dan keselamatan melakukan pekerjaannya
dalam bekerja tetapi kesadaran Perawat :
akan melindungi diri sendiri 1. Perusahaan perlu memasang
masih minim. poster tentang pentingnya dalam
b. Sarana prasarana (APD) menggunakan APD.
1. Tempat mesin pembuatan bahan 2. Memberi penyuluhan kepada
mentah triplek : tidak ada helm karyawan tentang pentingnya
dan ear plug penggunaan APD bagi
2. Tempat mesin grinder (pengasah kesehatan dalam bekerja.
kayu) : tidak ada ear plug
3. Tempat penataan kayu
gelondongan : tidak ada helm
dan ear plug.
3. Ergonomi Perusahaan : Memberikan
a. Posisi bekerja penyuluhan tentang posisi
1. Berdiri terus-menerus bekerja yang benar.
2. Membungkuk Perawat
1. Memberikan penyuluhan
tentang ergonomi excercise
kepada karyawan.
2. Memberikan pendapat kepada
perusahaan agar menambah
alat pengangkat kayu.
4. Penyakit akibat kerja Perusahaan : Dilakukan
1. ISPA pemeriksaan kesehatan secara
2. LBP (Low Back Pain) rutin.
3. Parastesi (geringgingan) Perawat
1. Memberikan penyuluhan
kepada karyawan agar memakai
APD terutama masker dan
memberikan pengetahuan
tentang penyakit yang akan
diderita nanttinya apabila tidak
memakai APD di setiap
tindakan.
2. Memberikan penyuluhan
kepada karyawan tentang posisi
mengangkat kayu dengan benar
(posisi ergonomi).
3. Maemberi penyuluhan kepada
kaeryawan terutama ibu-ibu
yang banyak berdiri ketika
mersakan geringgingan dan
pegal-pegal dibadan harus
melakukan ergonomi excercise.

25
(berolahraga/melakukan
perenggangan).

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1) Sarana dan prasarana untuk menunjang sistem manajemen K3 sudah lengkap.
2) Perusahaan PT.A memiliki komitmen untuk menerapkan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dengan memberikan asuransi kesehatan
bagi setiap pekerja.
3) PT.A sudah melaksanakan program pengendalian dan pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja dengan baik berupa pelatihan dan penyuluhan bagi para
pekerja meskipun perlu dilakukan secara rutin

4.2 Saran
1) Perusahaan harus memasang poster-poster tentang K3 sebagai petunjuk
tambahan bagi pekerja untuk selalu waspada dalam bekerja.
2) Melengkapi sarana prasarana seperti alat pelindung diri yang masih terbatas
jumlahnya dan alat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara agar
berfungsi dengan baik.
3) Perusahaan membuat rencana program pelatihan dan penyuluhan agar
program ini bisa terlaksana secara rutin.

26
DAFTAR PUSTAKA

Samyadi. 2015. WAWANCARA TENTANG PLYWOOD. Trenggalek. Selaku Kepala


Kantor PT.A
www.wikipedia.com
www.google.com

27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai