BAB II
A. Kajian Teori
1. Profitabilitas
bank lainnya (Kasmir, 2000). Bank adalah badan usaha yang menghimpun
bank adalah suatu alat ukur yang digunakan oleh bank untuk menghitung hasil
12
akhir yang dicapai oleh bank pada periode-periode tertentu. Profitabilitas bank
menyangkut dua buah pihak yaitu perusahaan dan juga pemegang saham.
mereka hasilkan.
Jenis rasio profitabilitas terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit
(ROI), Return On Equity (ROE) dan Return On Total Assets (ROA). Ada tiga
pengukuran laba bank yang popular yaitu ROA, ROE, dan selisih bunga netto
3) Operating Ratio
yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa
setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil/rendah rasio ini semakin tidak
dan Wachowicz, 2005). Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba
atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. (Menurut Siapa)
14
Net income
ROE (Return on Equity) = Average equity
membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah asset perusahaan.
(Dendawijaya, 2003)
Net Income
ROA (Return on Assets) = Total Assets
(Tandelilin, 2001). Besarnya EPS dilusi ini dapat diketahui dari informasi
dalam perusahaan.
15
2. Risiko Kredit
a. Definisi
dicapai (Pandia, 2012). Kredit merupakan penyediaan tagihan dan uang yang
anata pihak bank dengan pihak lainnya dan mewajibkan peminjam untuk
melunasi hutangnya dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasilnya dalam
kredit adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam
Dari definisi menurut para ahli di atas, secara ringkas definisi dari risiko
dilakukan oleh debitur atas perjanjian yang telah dibuat antara pihak debitur
kredit, yaitu apabila debitur selama tiga kali berturut-turut tidak membayar
16
dan kredit.
jaminan
bahwa kondisi NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya
17
untuk menimbulkan kerugian pada bank, atau dengan kata lain NPL
3. Inflasi
di pasar, dengan kata lain terlalu banyak uang yang memburu barang yang
2004).
Dari segi moneter, laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali akan
Hal ini disebabkan, karena tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat
suku bunga riil menjadi menurun. Fakta demikian akan mengurangi hasrat
profitabilitas bank dengan inflasi. Inflasi tergantung pada bunga bank serta
biaya operasional lain yang menjadi lebih tinggi (Revell, 1979). Serta dampak
18
dari inflasi tergantung pada bunga bank serta biaya operasional lain yang
menjadi lebih tinggi. Selain itu, sebagian besar penelitian melihat adanya
hubungan positif antara inflasi atau suku bunga jangka panjang dengan
4. BI Rate
(RDG) triwulanan (Januari, April, Juli dan Oktober) untuk berlaku selama
RDG bulanan.
dana perbankan akan meningkat (Pohan, 2008). Tingkat suku bunga menjadi
untuk periode jangka waktu tertentu (Loen dan Ericson, 2008). Disisi
perbankan, dengan bunga yang tinggi, bank akan mampu menghimpun dana
untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada dunia usaha (Pohan, 2008).
19
memiliki hubungan yang positif (Molyneux dan Thornton, 1992) dan (Kunt
B. Penelitian Terdahulu
Prima Naomi (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan
Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007 dan
bank. Dan Nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank terbukti dan
Asset (Roa) Pada Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia
dan hasil dari penelitian tersebut yaitu Tingkat suku bunga berpengaruh
ekonomi.
Bei Selama Tahun 2000-2010 dan hasil dari penelitiannya yaitu Variabel CAR
terhadap ROA Bank Persero Pemerintah. Variabel BOPO, NIM dan LDR
Variabel Penelitian
No Penelitian Hasil Penelitian
Bebas Terikat
Kartika NPL Positif tidak signifikan
Wahyu BOPO Negatif dan signifikan
Sukarno, CAR Positif dan signifikan
1 ROA
Muhamad LDR Positif dan signifikan
Syaichu DER negatif tidak signifikan
(2006)
Febrina Inflasi Berpengaruh negative
Dwijayanthy BI Rate Tidak berpengaruh
2 ROA
dan Prima Nilai tukar mata Berpengaruh negative
Naomi (2009) uang
Glenda Tingkat suku Berpengaruh signifikan
3 Kalengkongan bunga ROA Berpengaruh signifikan
(2013) Inflasi
CAR Negatif tidak signifikan
NPL Positif tidak signifikan
4 Christi (2012) BOPO ROA Positif signifikan
NIM Positif signifikan
LDR Positif signifikan
C. Kerangka Konseptual
rasio profitabilitas terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
tersebut dapat berupa faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor dari
dalam yang pertama yaitu risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko dari
kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Dalam penelitian ini
yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif
pada bank, atau dengan kata lain NPL berpengaruh negatif terhadap
yaitu inflasi. Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat
umum dan terus-menerus (Rahardja dan Manurung, 2004). Laju inflasi yang
mengerahkan dana masyarakat. Hal ini disebabkan, karena tingkat inflasi yang
tinggi menyebabkan tingkat suku bunga riil menjadi menurun. Fakta demikian
inflasi atau suku bunga jangka panjang dengan profitabilitas (Bourke, 1989)
ini yaitu BI Rate. BI Rate merupakan indikasi tingkat suku bunga jangka
pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi
(Nuryazini, 2008). Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar secara
bunga yang tinggi, bank akan mampu menghimpun dana untuk disalurkan
dalam bentuk kredit kepada dunia usaha (Pohan, 2008). Hal ini menunjukkan
Risiko Kredit
(X1)
Inflasi Profitabilitas
(X2) (Y)
BI Rate
(X3)
D. Hipotesis