Anda di halaman 1dari 10

PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI,

DAN KESALAHAN

Oleh :

Rizki Kurniasari 2013230890

Program Pendidikan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2014
PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI,

DAN KESALAHAN

1. LATAR BELAKANG

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang s
pesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari
entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wa
jar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai denga
n prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan la
poran keuangan.

Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan da


n prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beb
erapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau
pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling t
epat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keua
ngan dan hasil operasi.

Selain kebijakan akuntansi, terdapat juga perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi y
ang berbeda adalah:
1. perubahan prinsip ekonomi
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berla
ku umum ke yang lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penilaian persediaannya da
ri LIFO menjadi biaya rata-rata.
2. perubahan estimasi akuntansi
perubahan yang terjadi sebagi akibat dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman t
ambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva yang dapat disusut
kan.
3. perubahan entitas pelaporan
perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya, sebagai conto
h, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan dimana laporan
keuangan konsolidasi disusun.
Perubahan prinsip akuntansi ini tidak dianggap berasal dari penggunaan prinsip baru dala
m mengakui peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk pertama kalinya atau yang telah terjadi sebelu
mnya tetapi tidak material . jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima l
agi, atau jika prinsip tersebut tidak dialikasikan secara benar, maka perubahan keprinsip akuntans
i yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan.
Selain itu, ada juga kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesal
ahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat l
aporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran yang tidak tep
at dalam menentukan nilai persediaan akhir. Karena adanya berbagai macam permasalahan dala
m penyusunan laporan keuangan yang andal dan compatible terhadap laporan keuangan entitas la
in, PSAK 25 disusun untuk memenuhi tiga permasalahan dalam akuntansi tersebut.

2. PEMBAHASAN

1.1. KEBIJAKAN AKUNTANSI


1.1.1. DEFINISI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi adalah prinsip dasar, konvensi, peraturan, dan praktik tertent
u yang diterapkan dalam penyususnan dan penyajian laporan keuangan.

1.1.2. PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yan


g berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain. Kebijakan
akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material. Na
mun, adalah tidak tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan
dari SAK untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuanga
n, atau arus kas. SAK dilengkapi dengan panduan untuk membantu entitas dalam menera
pkan persyaratan dalam SAK. Panduan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SA
K bersifat wajib diterapkan (mandatory). Sementara panduan yang bukan bagian tidak ter
pisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan keuangan.
Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembang
kan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:

a. relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna; dan

b. andal, dalam laporan keuangan yang:


a. menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
b. mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya,
dan bukan hanya bentuk hukum;

1.1.3. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI


Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk trans
aksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik mengat
ur atau mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda a
dalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengijinkan pengelompokan terseb
ut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk set
iap kelompok.

1.1.4. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:

a. disyaratkan oleh suatu PSAK; atau

b. menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan keuang
an entitas sepanjang waktu untuk mengidentifi kasi kecenderungan dalam posisi keuanga
n, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang sama dit
erapkan pada setiap periode dan dari suatu periode dengan periode berikutnya, kecuali su
atu perubahan kebijakan akuntansi memenuhi dua kriteria diatas

Yang bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:


a. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang
berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan

b. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain
yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.

1.1.5. PENERAPAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penerapan perubahan kebijakan akuntansi bergantung pada :

a. entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu
PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika
ada; dan

b. jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang
tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.
Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK bukan merupakan perub
ahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela. Dalam hal PSAK tidak secara spesifik di
terapkan untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai dengan par
agraf 12, menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan pem
buat standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama dalam mengem
bangkan standar kuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement) tersebut diama
ndemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu kebijakan akuntansi, maka perubaha
n tersebut dicatat dan diungkapkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat s
ukarela.

Jenis penerapan perubahan kebijakan akuntansi :

a. penerapan retrospektif, yaitu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,


peristiwa, dan kondisi lain seolah kebijakan tersebut telah ditetapkan sejak awal
transaksi.
b. Penerapan prospektif, yaitu penerapan dampak perubahan keijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan
kebijakan tersebut.
1.1.6. PENGUNGKAPAN ATAS PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau
periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatan
g, maka entitas mengungkapkan:

a. judul PSAK;

b. bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya,


ketika dapat diterapkan;
c. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
d. penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
e. ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika
dapat diterapkan;
f. untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian:
a. untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b. laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan
atas entitas,;
g. jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis; dan
h. jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong ke
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan. Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu
mengulang pengungkapan di atas.

Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode be


rjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak pr
aktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada period
e mendatang, maka entitas mengungkapkan:
a. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
b. alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan;
c. jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang
praktis:
a. penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b. penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika PSAK 56: Laba Per
Saham diterapkan atas entitas;
d. jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis; dan
e. keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak
praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan.

1.2. ESTIMASI AKUNTANSI


1.1.7. DEFINISIS ESTIMASI AKUNTANSI
Merupakan estimasi yang dapat memengaruhi elemen dalam laporan keuangan.

1.1.8. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak pos dal
am laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Esti
masi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. Mi
salnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
a. piutang tidak tertagih;
b. persediaan yang usang;
c. nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
d. umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi dari manfaat ekonomi masa depan
yang melekat pada asset terusutkan; dan
e. kewajiban garansi.
Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar dalam penyiapan lapor
an keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi keandalan laporan keuangan. Estimasi mu
ngkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akib
at informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi estimasi tidak terkait
dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan.

Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan merupakan perubahan


kebijakan akuntansi, bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedaka
n suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi, maka perub
ahan tersebut diperlakukansebagai perubahan estimasi akuntansi.

Dampak perubahan estimasi akuntansi dalam laporan laba rugi pada:

a. periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b. periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabil
itas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui d
engan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada per
iode perubahan.Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berart
i bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal pe
rubahan estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat berakibathanya pada laba ata
u rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dan periode mendatang. Misa
lnya, suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak tertagih berdampak hanya pada la
ba atau rugi periode berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Namun, su
atu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekono
mi masa mendatang yang melekat pada, suatu asset tersusutkan berdampak pada beban p
enyusutan untuk periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur manfaa
t. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang terkait dengan periode berjalan di
akui sebagai penghasilan atau beban pada periode berjalan. Dampak pada periode menda
tang diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode mendatang, jika ada.
1.1.9. PENGUNGKAPAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berd
ampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang,
kecuali untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak praktis untuk
mengestimasi dampak tersebut. Jika jumlah dampak pada periode mendatang tidak diung
kapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.

1.3. KESALAHAN

Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapa


n unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK jika mengandu
ng kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian lap
oran posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu. Potensi kesalahan periode berj
alan yang ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan.
Namun, kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai suatu periode kemudia
n, dan kesalahan periode lalu dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuan
gan periode selanjutnya tersebut.

entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan ke
uangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

a. menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan
terjadi; atau

b. jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali
saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.
Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laba atau rugi pada periode diman
a kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan data keu
angan historis, disajikan kembali sejauh mungkin kebelakang selama hal itu praktis.

Ketika tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penera
pan kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali inform
asi komparatif secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Hal ini mengabaikan porsi
kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu.

Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi


sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan informasi y
ang diketahui kemudian. Misalnya, keuntungan atau kerugian yang diakui akibat hasil suatu
kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan.

1.1.10. Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu

Dalam pengungkapan kesalahan periode lalu, entitas mengungkapkan hal-hal beri


kut:

a. sifat dari kesalahan periode lalu;

b. jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:


a. untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b. laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan
atas entitas;
c. jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d. jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.

3. KESIMPULAN
Dalam penyusunan laporan keuangan, terdapat hal-hal yang mungkin tidak dapat dipredi
ksi sebelumnya, seperti adanya perubahan kebijakan akuntansi, dasar-dasar estiasi yang b
erbeda, dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ketika penyusunan laporan keuang
an periode sebelumnya. PSAK 25 membantu bagaimana cara untuk menyesuaikan penyu
sunan laporan keuangan terdahulu dengan yang akan datang sehingga laporan keuangan p
er periode dapat menunjukkan dengan sempurna bagaimana keadaan perusahaan serta da
pat menjadi acuan yang tepat dalam pengambilan keputusan terkait proyeksi masa depan
perusahaan. Keandalan dan relevansi laporan keuangan serta daya banding laproan keuan
gan antar entitas akan dapat dipenuhi bila penerapan PSAK 25 dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai