Tujuan
Menganalisis kesesuaian lahan untuk pemukiman
V. Hasil Praktikum
1. Peta Kepadatan Penduduk Kota Malang (terlampir)
2. Peta Penggunaan Lahan, jaringan jalan dan sungai kelurahan Tunggul Wulung
(terlampir)
3. Peta Kemiringan lereng Kecamatan Lowokwaru (terlampir)
4. Tabel klasifikasi kriteria parameter kesesuaian lahan untuk permukiman
Parameter Kriteria Nilai
Kemiringan lereng 0 3 % (datar) 5
Alur Sungai 0 5
Kerawanan Tergenang <2 4
banjir/genangan bulan/tahun
Erosi Permukaan Tidak ada kenampakan 5
erosi
Kerawanan longsor Tanpa bahaya longsor 5
Drainase Drainase baik 4
Kekuatan batuan Pecah oleh pukulan palu 3
geologi
Pelapukan batuan Batu lapuk sedang 3
Daya dukung tanah Sedang 3
Kedalaman air tanah 7,54 m (dangkal) 3
Tekstur tanah Pasir (kasar) 1
pH tanah 5,6 (agak asam) 3
Jumlah 39
VI. Pembahasan
Evaluasi kemampuan lahan untuk pemukiman dalam praktikum ini menggunakan
metode pengharkatan dengan mengumpulkan beberapa parameter kemudian
menggolongkannya ke dalam faktor menguntungkan dan faktor merugikan.
Faktor menguntungkan yang ada di wilayah penelitian diantaranya lereng yang
datar, tidak dilalui alur sungai, banjir yang jarang terjadi, tidak adanya erosi, drainase
yang baik dan kedalaman tanah yang tergolong dangkal.
Faktor dominan yang menjadi penghambat utama dalam penentuan kawasan
permukiman adalah, tektur tanah yang didominasi fraksi pasir. Dari hasil observasi
dilapangan yang telah dilakukan diperoleh hasil dengan nilai sebesar 39, nilai tersebut
masuk dalam kelas 1 dengan kategori baik, yang berarti sangat baik hingga baik, lahan
sesuai untuk permukiman
Penentuan evaluasi kesesuaian lahan untuk pemukiman ini adalah menggunakan
metode kualitatatif, dengan pengamatan serta wawancara dengan penduduk yang ada
tinggal disekitar wilayah Tunggulwulung. Sehingga dalam penentuannya pun
menggunakan metode kualitatif. Menurut hasil observasi di wilayah Tunggulwulung
cocok dikembangkan areal pertanian dengan catatan meminimalisir faktor merugikan
yang ada seperti dominannya fraksi pasir dalam tanah karena faktor merugikan ini
nantinya dapat menjadi hambatan apabila tidak dilakukan penanggulangan sedini
mungkin. Dominannya fraksi pasir dapat diperbaiki dengan cara menambahkan fraksi
liat secukupnya sesuai penggunaan lahan.
Lokasi penelitian adalah di kelurahan Tunggulwulung, kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang dengan letak koordinat 7 4 11 LU dan 112 36 31 BT. Selanjutnya
adalah kelas fasilitas kota, untuk wilayah Tunggulwulung sendiri memiliki kategori
kelas A yaitu daerah yang mempunyai 4 macam fasilitas jalan, listrik, air bersih dari
PDAM dan saluran pembuangan air.
Kepadatan penduduk, merupakan perbandingan jumlah penduduk dengan satuan
jiwa dalam suatu wilayah dibagi dengan luas wilayah tersebut dalam satuan km2. Dari
data kepadatan penduduk yang saya peroleh disebutkan bahwa kelurahan
Tunggulwulung memiliki luas wilayah sebesar 1.124 km2 dengan jumlah penduduk
sebesar 6854 jiwa sehingga memiliki kepadatan penduduk sebesar 6854 jiwa/km2. Dari
data kepadatan penduduk tersebut tergolong cukup tinggi.
Bentuk penggunaan lahan yang ada dikawasan kelurahan Tunggulwulung adalah
lahan pertanian, pemukiman, ladang, juga terdapat lahan usaha (pasar,toko, tempat
hiburan), lahan asa (kantor, sekolah , tempat ibadah, hingga rumah sakit/puskesmas).
Lahan pertanian berupa sawah adalah yang mendominasi tutupan lahan.
Untuk harga dasar tanah, wilayah Tunggulwulung memiliki daya tarik sendiri
yang memicu besarnya kepadatan penduduk yang ada di kelurahan ini. berdasarkan
hasil wawancara diperoleh hasil harga dasar tanah sebesar Rp. 600.000/m2. Harga
tersebut termasuk dalam kategori agak murah hingga sedang, hal ini disebabkan karena
banyaknya lahan terbangun yang ada disini dan telah memiliki kemudahan aksesbilitas
sehingga harga dasar tanah yang ada di Tunggulwulung relative tinggi. Yang
mempengaruhi besar kecilnya harga dasar tanah adalah letak tanah dan kemudahan
aksesbilitas dalam suatu wilayah tersebut.
System drainase baik dibarengi dengan jenis tanah berpasir dan cepat dalam
permeabilitas sehingga menjadi factor menguntungkan. Selain hal tersebut faktor-faktor
lain juga mendukung untuk pengembangan pemukiman diwilayah Tunggulwulung.
Dengan selalu mempertibangkan faktor bahaya dan faktor yang menguntungkan.
4. Kondisi saluran pembuangan air kotor, penilaian kondisi saluran pembuangan atau
drainase didasarkan pada jenis material saluran dan kondisi alirannya. Kriteria
penilaian kondisi saluran pembuangan mengikuti kriteria penilaian kondisi saluran
pembuangan sebagai berikut :
Tabel 4. Kelas dan Kriteria Kondisi Saluran Pembuangan Air Kotor untuk
Permukiman
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat baik Saluran pembuangan terbuat dari pasangan batu
permanen dan aliran air sangat lancer
4 Baik Saluran pembuangan terbuat dari pasangan batu
kosong dan aliran air cukup lancer
3 Cukup Saluran pembuangan terbuat dari batu kosong
dan aliran kurang lancer
2 Jelek Saluran pembuangan terbuat dari tanah dan aliran
kurang lancer
1 Sangat jelek Tidak ada saluran pembuangan air kotor
6. Tingkat pelapukan batuan atau tanah, identifikasi pelapukan batuan atau tanah
diperoleh dari interpretasi peta geologi atau peta tanah dan pengamatan lapangan.
Untuk penentuan kelas dan kriteria tingkat pelapukan tanah atau batuan mengikuti
kriteria yang digunakan oleh Dackombe dan Gardiner (1983) seperti berikut :
Tabel 6. Kelas dan Kriteria Tingkat Pelapukan Batuan untuk Permukiman
Harkat Kelas Kriteria
5 Tidak lapuk Tidak tampak tanda pelapukan, batu sesegar
kristal. Beberapa diskontinuitas terkadang
bernoda
4 Lapuk ringan Pelapukan hanya terjadi pada diskontinuitas
terbuka yang menimbulkan perubahan warna,
dapat mencapai satu cm dari permukaan
3 Lapuk sedang Sebagian besar batuan berubah warna, belum
lapuk (kecuali batuan sedimen yang tersemen
baik), diskontinuitas ternoda/ terisi bahan
lapuk.
2 Lapuk kuat Pelapukan meluas ke seluruh massa batuan.
Sebagian massa batuan lapuk, batu tidak
mengkilap, seluruh bahan batuan berubah
warna, mudah digali dengan palu geologi.
1 Lapuk sempurna Seluruh bagian berubah warna dan lapuk,
kenampakan luar seperti tanah.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelurahan
Tunggulwulung memiliki kategori sedang dan masuk dalam kelas 1 cocok untuk
dikembangkan pemukiman namun harus meminimalisir faktor tekstur tanah yang di
dominasi fraksi pasir. Selain itu faktor faktor lain juga memungkinkan untuk
mendukung dikembangkannya pemukiman di kawasan Tunggulwulung seperti
aksesbilitas jalan, fasilitas air, fasilitas listrik, dan kemudahan akses untuk tempat
tempat umum.
Dania Nuzha. Fajar. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman Di
Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Supraptohardjo dkk. 1982. Kalsifikasi Tanah Indonesia. Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
Irfan, Akhmad. 2011. Analisis Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai Tekstur Tanah.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Mega, I Made. 2010. Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Denpasar.
Nyoman Puja, I. 2008. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Udayana Denpasar
Novita Admadhani, Dianindya. Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Untuk Daya
Dukung Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang). Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya