Anda di halaman 1dari 8

1. Bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur DMC ?

(nidia)

2. Apa saja tahapan dari DMC dan dijelaskan ?(ROUF)


Siklus pengelolaan obat meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi (selection), perencanaan
dan pengadaan (procurement), distribusi (distribution), dan penggunaan (use) yang
memerlukan dukungan dari organisasi (organization), ketersediaan pendanaan (financing
sustainability), pengelolaan informasi (information management) dan pengembangan
sumber daya manusia (human resources management) yang ada di dalamnya.
Selection
Tahapan selection dianalisis menggunakan indikator kesesuaian item obat yang disediakan
di rumah sakit terhadap Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) tahun 2005.
Procurement
Analisis pada tahap procurement dilakukan dengan indikator persentase alokasi dana
pengadaan obat, frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun, frekuensi kurang
lengkapnya surat pesanan/kesalahan faktur, frekuensi tertundanya pembayaran obat oleh
rumah sakit terhadap waktu yang sudah disepakati, persentase jumlah item obat yang
direncanakan dengan yang diadakan.
Distribution
Analisis pada tahap distribution dilakukan dengan indikator persentase ketepatan data
jumlah fisik obat pada kartu stok, sistem penataan obat, persentase stok mati, Turn Over
Ratio, nilai kadaluwarsa obat, dan tingkat ketersediaan obat.
Use
Pengukuran dalam tahap use terbagi kedalam delapan indikator yaitu rata rata jumlah
item obat perlembar resep, persentase obat dengan nama generik, persentase resep
antibiotika, persentase resep injeksi, persentase peresepan daftar obat rumah sakit, rata
rata waktu pela-yanan resep, persentase obat yang dapat diserahkan, persentase sediaan
obat yang dilabeli dengan lengkap.
Fakhriadi Akhmad,et.al. 2011. Drug Management Analysis In Pharmacy
Departement Of Pku Muhammadiyah Temanggung Hospital In Period 2006, 2007,
And 2008. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
(selection) Pemilihan obat untuk penggunaan di pelayanan kesehatan biasanya ditentukan
di tingkat nasional oleh Kementerian Kesehatan dan didasarkan pada sejumlah faktor.
Setelah melalui (selection) Jumlah yang dibutuhkan, berdasarkan harga, kondisi
pengiriman dan kualitas, obat yang dipilih akan melalui proses pengadaan (procurement).
Setelah itu (storage and distribution ) penyimpanan dan distribusi, (use) penggunaan obat-
obatan membutuhkan resep, kemasan, penyerahan dan konseling. Tugas ini membutuhkan
tenaga kesehatan yang berkualitas atau personil terkait lainnya dengan keterampilan dan
sikap yang sesuai. Pengelolaan Management support sangat penting untuk memperoleh
keterampilan yang relevan dalam pengelolaan obat.
WH0.2004.Management of Drugs at Health Centre Level. WHO Regional Office for
Africa

3. Bagaimana prinsip analisis ABC (maya)


Maimun, Ali. 2008. Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode
Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder point terhadap Nilai Persediaan dan
Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal (Tesis).
Universitas Diponegoro. Semarang.

4. Apa saja yang termasuk dalam management support(aini)


Management support
Management support, dalam hal keuangan, sistem informasi, dan sumber daya manusia,
dipastikan bahwa proses pengelolaan obat berfungsi sebagai siklus. Sistem organisasi
ini menyediakan struktur untuk berbagai bagian siklus dan membantu memastikan
komunikasi di antara berbagai bagian dalam sistem. Tujuan sistem informasi
manajemen obat adalah untuk mengumpulkan, memproses, melaporkan, dan
menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam bentuk yang paling tepat memantau dan
mengevaluasi kinerja manajemen obat dan untuk pengambilan keputusan. sistem
informasi manajemen obat sangat berguna dalam bagaimana setiap tingkat sistem
farmasi berfungsi. Seluruh sistem manajemen obat bergantung pada integrasi dan
pengelolaan keuangan secara efektif anggaran, memelihara sistem informasi yang
akurat dan berguna, mengidentifikasi dan memotivasi staf yang cakap, dan
melembagakan sistem pemantauan dan evaluasi. Keahlian dan Kerangka kerja
organisasi yang diberikan melalui dukungan manajemen sangat penting pada setiap
tahap siklus manajemen obat.
Improving Drug Management for Public Health: Lessons from the RPM
Project.2001. USA

5. Bagaimana metode Probabilistik continous review(lilis)


Metode Probabilistik Continuous Review (s,S) System
Continuous Review System mengendalikan tingkat persediaan secara terus-menerus.
Sistem ini melakukan pemesanan persediaan ketika tingkat persediaan mencapai titk
reorder point atau di bawahnya. Continuous Review (s,S) System merupakan sistem
persediaan dimana ketika persediaan telah sampai pada titik reorder point atau di
bawahnya maka akan dilakukan pemesanan sampai pada tingkat persediaan maksimum
(S) dimana S = s + Q [4]. Dalam metode Continuous Review System ini kuantitas
pesanan setiap pemesanan tidak tetap. Pemesanan akan terus dilakukan sampai
persediaan mencapai titik persediaan maksimum (S). Keuntungan dari Continuous
Review System ini adalah selalu tersedianya persediaan sehingga permintaan akan
selalu terpenuhi. Pada model ini, s merupakan titik pemesanan kembali (reorder point)
dimana s merupakan batas bawah (batas minimum) persediaan dan S merupakan batas
atas (batas maksimum) persediaan.
Verawaty Madya Destaria, et al. 2015. Perencanaan Kebijakan Persediaan Obat
Dengan Menggunakan Metode Probabilistik Continuous Review (s,S) System
Pada Bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit AMC. Universitas Telkom

Model Probabilistik
Sistem Persediaan Probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead time
atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus diperhatikan
dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul karena pemakaian
persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu penerimaan yang lebih
lama dari lead time yang diharapkan.Untuk menghindari stock out perlu diadakan suatu
fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinya stock out.
Secara operasional kebijakan persediaan ini dijabarkan ke dalam tiga keputusan, yaitu:
1.Menentukan besarnya ukuran lot pemesanan ekonomis (qo)
2.Menentukan saat pemesanan ulang dilakukan (r)
3.Menentukan besarnya cadangan pengaman (ss)
Model Q (Continuous Review Method)
Model Q memecahkan persoalan persediaan probabilistik dengan memandang bahwa
posisi barang yang tersedia di gudang sama dengan posisi persediaan barang pada
sistem determistik dengan menambahkan cadangan pengaman (Safety Stock). Pada
prinsipnya sistem ini adalah hampir sama dengan model inventori probabilistik
sederhana kecuali pada tingkat pelayanannya. Kalau pada model inventori probabilistik
sederhana tingkat pelayanan ditetapkan sedangkan dalam model Q tingkat pelayanan
akan dicari optimalisasinya. Kondisi inventori pada model Q Dapat dilihat pada
Gambar 1.
Pada model Q ini setiap kali pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama
(karena itu disebut model Q). Untuk memudahkan implementasinya, sering digunakan
visual review system dengan metode yang disebut Two Bin System:
Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; bin I berisi persediaan sebesar tingkat reorder
point; bin II berisi sisanya.
Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi bin II; jika sudah habis artinya
pemesanan harus dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan datang, stock pada
bin I digunakan.

Adapun karakteristik yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan Model Q ini
adalah:
1. Permintaan selama horison perencanaan bersifat probabilistik dan bersifat distribusi
normal dengan rata-rata (D) dan deviasi standar ()
2. Ukuran lot pemesanan (qo) konstan untuk setiap kali pemesanan, barang akan datang
secara serentak dengan waktu ancang-ancang (L), pesanan dilakukan pada saat
inventori mencapai titik pemesanan (r).
3. Harga barang () konstan baik terhadap kuantitas barang yang dipesan maupun waku.
4. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap kali pemesanan dan ongkos simpan (h)
sebanding dengan harga barang dan waktu penyimpanan.
5. Ongkos kekurangan inventori () sebanding dengan jumlah barang yang tidak dapat
dilayani atau sebanding dengan waktu pelayanan (tidak tergantung pada jumlah
kekurangan).
Prayudha Herdian, et al. 2015. Ukuran Jumlah Pemesanan Optimal Komponen
Wedge Dan Taper Pada Mesin Bubut Dengan Menggunakan Model Q
(Continuous Review Method).Institut Teknologi Nasional (Itenas).Bandung

6. Bagaimana prinsip dan tujuan Probabilistik continous review (umi)


Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead
time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus
diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul karena
pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu penerimaan
yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk menghindari stock out perlu
diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya stock out.
Metode yang digunakan untuk pengendalian persedian probalistik adalah:
Sistem Q (Continuous Review Method)
Sistem Q memecahkan persoalan persediaan probabilistik dengan memandang bahwa
posisi barang yang tersedia di gudang sama dengan posisi persediaan barang pada
sistem determistik dengan menambahkan cadangan pengaman (Safety Stock). Pada
prinsipnya sistem ini adalah hampir sama dengan model inventory probabilistik

sederhana kecuali pada tingkat pelayanannya. Kalau pada model


inventory probabilistik sederhana tingkat pelayanan ditetapkan sedangkan dalam
Sistem Q tingkat pelayanan akan dicari optimalisasinya.
Sistem P (Periodic Review Method)
Sistem pengendalian dengan sistem P adalah suatu sistem pengendalian persediaan
yang jarak waktu antar dua pesanan adalah tetap. Persediaan pengaman dalam sistem
ini tidak hanya dibutuhkan untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time,
tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan.
Pada sistem P ini setiap kali pesan jumlah yang dipesan sangat bergantung pada sisa
persediaan pada saat periode pemesanan tercapai; sehingga setiap kali pemesanan
dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama. Permasalahan pada sistem P ini adalah
terdapat kemungkinan persediaan sudah habis sebelum periode pemesanan kembali
belum tercapai. Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif lebih besar.

Maimun, Ali. 2008. Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode


Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder point terhadap Nilai Persediaan dan Turn
Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal (Tesis).
Universitas Diponegoro. Semarang.

7. Bagaimana system pendistribusian berdasarkan prinsip metode DMC (binta)


Sumber :

8. Bagaimana cara menganalisis metode VEN (putri)

Metode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap jenis
obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan kedalam
tiga kategori yakni :

Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain : obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan
untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah
adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung,
Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk menyembuhkan
penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh obatyang termasuk jenis
obat Essensial adalah antibiotic, obat gastrointestinal, NSAID dan lain lain.
Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakanuntuk
penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalanfarmasi yang
diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namuntidak mempunyai
kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi lainnya.Contoh obat yang
termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.

Maimun, Ali., 2008, Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode


Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder point terhadap Nilai Persediaan dan Turn
Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal (Tesis),
Universitas Diponegoro, Semarang.
9. Pengertian dan jelaskan savety, stock, dan reorder point(forum)
Safety Stock (Persediaan Pengaman) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stock out).
Untuk mengatasi kekurangan persediaan yang diakibatkan oleh keterlambatan kedatangan
barang atau kenaikan dalam pemakaian barang, atau kedua-duanya, diperlukan sejumlah
persediaan pengaman. Dengan adanya persediaan pengaman tersebut diharapkan tidak akan
terjadi kehabisan persediaan.
Rangkuti, F. Manajemen Persediaan Aplikasi Di Bidang Bisnis. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2000

Reorder Point merupakan waktu pemesanan kembali obat yang akan dibutuhkan.Reorder
point masing-masing item obat penting diketahui supaya ketersediaan obat terjamin,
sehingga pemesanan obat dilakukan pada saat yang tepat yaitu saat stok obat tidak berlebih
dan tidak kosong. Perhitungan reorder point ini ditentukan oleh lamanya lead time,
pemakaian rata-rata obat antibiotik dan safety stock.

Quick,J. The Selection, P, Distribution and use of pharmaceuticals. In Managing Drug


Supply. Second Edition. Kumarian Press Book on International Development. 1997

Anda mungkin juga menyukai