Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI

Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur mengenai tahapan-


tahapan penelitian yang disusun secara sistematis. Langkah sistematis sangat
diperlukan dalam mengarahkan seluruh proses penelitian supaya dapat mencapai
tujuan penelitian yang telah direncanakan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berpa besar atau capaian OEE saat ini.
2. Untuk menentukan implementasi TPM yang dapat meningkatkan nilai OEE.

3.1 Desain Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis desain penelitian kombinasi,
yaitu desain deskriptif dan kausal (explanatory) dimana desain deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan hasil pengolahan dan analisis dari tiap-tiap variabel penelitian
dilengkapi paparan secara kualitatif dan kuantitatif terutama terhadap hasil
pengolahan data yang sifatnya kompleks sedangkan desain kausal digunakan untuk
mengukur kuatnya hubungan dan pengaruh antar variabel dalam penelitian.
a. Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur nilai OEE. Metode ini
biasanya berupa angka numerik yang bisa diukur tingkatan levelnya.
b. Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisa aspek-aspek penting
dalam pemecahan masalah yang menjadi faktor dominan dari kerugian pada
mesin/ peralatan ( Equipment losess ). Metode ini biasanya berupa level atau
tingkatan tertentu yang nonnumerik dan tidak berupa angka-angka.
Penelitian ini lebih mengarah kepada pengumpulan gagasan-gagasan baru dan
masukan-masukan, penelitian ini berguna untuk memecahkan masalah yang bersifat
luas dan samar menjadi sub masalah yang lebih terarah, lebih tepat dan lebih fokus.

34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2 Operasional Variabel
Menentukan variabel pada penelititan merupakan faktor penting, oleh karena
itu dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada 2, yaitu:
1. Overall Equipment Effectiveness (OEE).
OEE merupakan suatu variabel yang di dalamnya terdapat berbagai macam
dimensi seperti availability, performance dan quality.
2. Losses
Losses merupakan suatu variabel yang di dalamnya terdapat dimensi down time
dan because (faktor penyebab).
Dengan diketahuinya variabel-variabel serta dimensi-dimensi yang ada di dalam
varibel, maka dapat dijabarkan secara mendalam apa saja yang menjadi indikator-
indikatornya yang secara langsung dapat mempengaruhi variabel pada penelitian ini.
Penjabaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

3.2.1 Definisi Konseptual Variabel


Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah OEE dan losses. Berikut
ini merupakan penjelasan mengenai definisi konseptual dari variabel variabel yang
digunakan:
1. OEE adalah sebuah alat ukur untuk mengukur dari kegagalan mesin. (Nakajima,
1989). Untuk mengukur nilai OEE dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih
dahulu nilai-nilai dari dimensi-dimensinya yaitu availability, performance dan
quality.
2. Losses merupakan hilangnya efektivitas perlatan mesin yang disebabkan oleh
berbagai macam faktor. (Mobley. et al, 2008). Untuk mengetahui losses dapat
dilakukan dengan mengamati dimensi-dimensi dari losses yaitu down time dan
because (faktor penyebab), kemudian mencatat terjadinya hilangnya efektivitas
mesin karena down time yang terjadi pada mesin, pencatatan tersebut dilakukan
baik itu dari segi perhitungan waktu dan sekaligus segi because (faktor
penyebab).

35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi tentang operasional variabel merupakan indikator-indikator dari suatu
variabel yang relevan dengan variabel tersebut. Definisi operasional variabel pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1: Definisi mengenai Operasional Variabel

No. Variabel Dimensi Indikator Jenis Data Sumber Data

1. Planned Wawancara manajer


1 Overall Primer
Production Time produksi
Equipment Availability
2. Operating Wawancara manajer
Effectiveness Primer
Time produksi
(OEE).
1. Real Capacity Skunder Laporan history produksi
(Nakajima,
Performance 2. Nominal
1988) Skunder
Capacity Laporan history produksi
1. Total Product Skunder Laporan history produksi
Quality 2. Defective Laporan history quality
Skunder
Product assurance
Losses. 1. Waktu Laporan history
2 Skunder
(Mobley. et al, Down Time kerusakan mesin maintenance
2008) Wawancara manajer
1. Manusia Primer
Because produksi
(Faktor
2. Mesin Primer
Penyebab) Wawancara maintenance
Wawancara manajer
3. Material Primer
produksi
Wawancara manajer
4. Metode Primer
produksi
Sumber: Data Enginering yang diolah, 2014-2015

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah
menggabungkan dua metode yaitu metode pengumpulan data primer dan skunder.
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian dengan mendatangi
langsung tempat penelitian dan melakukan wawancara. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan mewawancarai 1 orang leader dari departemen quality
assurance, 1 orang manajer produksi, 1 orang supervisor maintenance dan 1

36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang leader gudang. beberapa pekerja, melihat data record break down mesin
wet blast dari departemen maintenance dan produksi, record deffect produk
dari quality assurance serta data-data penunjang lainnya secara langsung.
b. Data Skunder
Data yang diperoleh dari kajian-kajian tertentu yang dianggap relevan dalam
penulisan tesis ini, adapun sumber kajian tersebut seperti jurnal, buku-buku,
data historical record perusahaan dan sumber lainnya yang menunjang penulisan
tesis ini.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang akan dijadikan penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian. Dalam penelitian ini akan diambil secara langsung dari populasi
yang sudah ditentukan yaitu historical record mesin wet blast. Dari populasi
historical record mesin wet blast yang diambil pada periode November 2014 April
2015 sebagai data sebelum dilakukan perbaikan dan periode Juni 2015- November
2015 sebagai data setelah dilakukan perbaikan. Teknik sampling yang digunakan
adalah teknik nonprobabilitas dimana teknik pengambilan sampel ditentukan sendiri
oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Jenis teknik nonprobabilitas yang
digunakan adalah jenis purposive sampling dimana cara penarikan sampel yang
dilakukan memilih subyek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.
Mesin wet blast memiliki down time paling tinggi, selain itu juga mesin wet blast
merupakan mesin kritis dan cuma ada satu unit saja, sehingga apabila terjadi masalah
dengan mesin wet blast maka proses yang lain juga akan terganggu dan paling fatal
adalah berhentinya proses produksi pada seluruh proses. Hal ini merupakan alasan
yang cukup kuat untuk menjadikan mesin wet blast sebagai obyek penelitian.

37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Tahapan Analisis
Dengan diperolehnya gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang
dihadapi, maka data-data tersebut perlu disusun terlebih dahulu untuk mempermudah
melakukan analisis. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengimplementasikan TPM dengan mengunakan OEE sebagai acuan. Untuk
memperjelas langkah maka digunakan RCA sebagai panduan. Adapun analisis yang
dilakukan yaitu:
1. Tahap Definisi.
2. Tahap Pengumpulan Data.
3. Tahap Mengukur.
4. Tahap Identiikasi Penyebab Masalah.
5. Tahap perbaikan dan kontrol.

3.5.2 Langkah-Langkah Analisis


Setelah melakukan tahap-tahapan yang sudah direncanakan, maka dibutuhkan
cara untuk merealisasikannya, RCA mempunyai langkah-langkah yang cukup
sistematis, berikut ini merupakan langkah-langkah dari RCA:
1. Cara mendefinisi, merupakan cara mendefinisikan obyek dan permasalahan
yang ada, kemudian mengangkatnya menjadi obyek penelitian. Cara yang
digunakan dengan mengamati mesin produksi yang bermasalah dan
membandingkan data down time antara mesin wet blast, mixing, assy, adhesive,
squeezing dan injection.
2. Cara mengumpulkan data, merupakan cara mengumpulkan data dengan cara
mencari data-data yang dibutuhkan dengan cara tidak langsung dan langsung,
cara tidak langsung yaitu dengan tidak datang sendiri hanya berdasarkan data
hasil olahan atau record orang lain atau pihak lain. Sedangkan cara langsung
yaitu dengan mencari data-data yang dibutuhkan secara langsung mengamati
sendiri, melakukan wawancara kepada pihak yang terkait dan mencatatnya,
kemudian data-data tersebut digolongkan ke dalam data primer dan skunder.
38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Cara mengukur nilai capaian OEE saat ini dengan cara melakukan perhitungan
pada availability, performance dan quality mesin wet blast.
a. Availability
Availability diperoleh dari hasil perhitungan operating time dibagi planned
production time kemudian dikalikan dengan 100%, cara perhitungan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus 2.3.
b. Performance
Performance diperoleh dari hasil perhitungan real capacity dibagi nominal
capacity kemudian dikalikan dengan 100%, cara perhitungan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus 2.6.
c. Quality
Quality diperoleh dari hasil perhitungan total products dikurangi deffective
products kemudian dibagi total products setelah itu dikalikan dengan 100%,
cara perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus 2.8.
Setelah nilai availability, performance dan quality ditemukan maka nilai OEE
dapat dihitung dengan menggunakan Rumus 2.9.
4. Cara identifikasi Penyebab Masalah losess, merupakan cara
mengidentifikasikan kemungkinan - kemungkinan yang menjadi penyebab
masalah dengan cara menganalisa data-data yang telah dikumpulkan, kemudian
dianalisa dengan menggunakan pareto, fish bone terhadap 4M (Manusia, Mesin,
Material, Metode) dan why why analisis.
5. Cara perbaikan, merupakan cara memperbaiki dari keadaan semula yang
dianggap bermasalah kedalam keadaan yang dianggap lebih baik. Perbaikan
dilakukan sesuai dengan data-data yang dikumpulkan dan diolah sebelumnya
kemudian diimplementasikan sistem baru yang dianggap relevan. Perbaikan
menggunakan metode FIFO (First In First Out), Preventive
Maintenance,Visual Management.
6. Cara kontrol, merupakan cara memastikan bahwa implementasi sistem baru
dapat berjalan dengan baik dan terpelihara secara terus-menerus. Dengan
demikian langkah pertama sampai langkah terakhir perbaikan dapat selalu utuh
39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
berjalan dan permasalahan yang serupa tidak terjadi kembali. Tahap
pengontrolan dapat dilakukan dengan alat bantu seperti dibuatkan work
instruction, check sheet.

3.6 Langkah-Langkah Penelitian


Untuk mendapatkan hasil yang diharpkan dan berjalan sesuai rencana maka
perlu dibuatkan langkah-langkah yang jelas pada penelitian ini, Gambar 3.1
menggabarkan langkah-langkah dalam proses penelitian.

3.6.1 Mencari Tema


Langkah pertama pada penelitian ini yaitu mencari dan menentukan tema.
Tema apa yang akan diangkan sebagai bahan penelitian, apakah layak atau tidak.
Dalam menentukan tema pertama yang harus dilakukan adalah mengamati kondisi
fenomena-fenomena yang terjadi pada perusahaan yang memberikan dampak negatif
bagi perusahaan.

3.6.2 Studi Pendahuluan


Untuk mengetahui gambaran umum tentang topik yang diangkat dalam
penelitian yang berhubungan dengan kondisi umum perusahaan, langkah yang harus
dilakukan adalah studi pendahuluan. Dalam penelitian, tema yang dibahas adalah
menganalisis kinerja peralatan produksi dan perawatannya

3.6.3 Perumusan Masalah dan Tujuan


Langkah ini merupakan merumuskan masalah yang terjadi pada perusahaan,
dimana pengamatan dilakukan pada mesin wet blast yang mempunyai down time
tinggi. Perumusan masalah ini meliputi poin pengkuruan kinerja mesin saat ini dan
upaya untuk memperbaiki nilai kinerja mesin.

40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Start

Mencari
Tema

Studi
Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Tujuan

Studi Pustaka dan Studi


Orientasi

Pengumpulan Data:

1. Data Primer

2. Data Skunder

Data
Terpenuhi?
Tidak

Ya
Pengolahan Data:

Melakukan Pengukuran OEE Pada Mesin dan Implementasi TPM

Analisis :

1. Analisa OEE 2. Analisa Pareto Diagram

3. Analisa Fish Bone 4. Pemecahan Masalah


Diagram

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 3.1 : Flow Chart Penelitian
41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.4 Studi Orientasi dan Studi Pustaka
Studi yang dilakukan dibagi menjadi 2 jenis yaitu studi pustaka dan studi
orientasi. Studi orientasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan di
perusahaan, mengidentifikasi permasalahaan dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan. Studi pustaka merupakan langkah untuk mempelajari teori yang berkitan
dengan permasalahan, seperti mempelajari permasalahan-permasalahan tersebut
secara teori keilmuan dalam mengidentifikasi masalah, tehnik pengumpulan data,
tehnik pengolahan data, tehnik menganalisi data-data yang ada dengan menggunakan
tehnik-tehnik yang ada pada teori keilmuan, hal ini dilakukan agar cara mengatasi
permasalahan tersebut menggunakan metode yang cocok dan efisien.

3.6.5 Pengumpulan Data


Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan. Dalam mengumpulkan data, data dikategorikan menjadi 2 data
yaitu data primer dan data skunder.

3.6.6 Pengolahan Data


Setelah data-data yang diperlukan terpenuhi, langkah selanjutnya melakukan
pengukuran kinerja mesin dengan menghitung nilai OEE nya. Pengukuran ini
merupakan capaian kinerja mesin saat ini dan niai inilah yang akan menjadi acuan
dalam perbaikan kedepannya.

3.6.7 Analisis
Pada langkah ini dilakukan analisis yang mendalam terhadap permasalahan
yang terjadi, tehnik analisis yang digunakan menggunakan pareto, fish bone dan
analisis why why yang dianggap cukup bisa mencari akar permasalahan. Setelah
diketahui akar permasalahaannya maka tahap selanjutnya dilakukan pemecahan
masalahannya atau perbaikannya.

42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.8 Kesimpulan dan Saran
Setelah melakukan perbaikan terhadap masalah yang terjadi, langkah
selanjutnya membuat kesimpulan atas kegiatan penelitian dan memberikan saran
untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian selanjutnya akan
dapat lebih baik dari penelitian yang dilakukan ini.

43

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai