Anda di halaman 1dari 4

kertas saring

Massa
Kertas saring yang + volume Konsentrasi Waktu Waktu
t
Sampel
Jamur
telah dioven Jamur (L) Jamur (menit) (Jam)
0 0,3477 0,4933 0,1456 0,12 1,2133 0 0
1 0,3387 0,5026 0,1639 0,12 1,3658 1440 24
2 0,3557 0,5645 0,2088 0,12 1,74 2880 48
3 0,3516 0,6978 0,3462 0,12 2,885 4320 72
4 0,3393 0,7344 0,3951 0,12 3,2925 5760 96
5 0,3303 0,7723 0,442 0,12 3,6833 7200 120
6 0,3331 0,7786 0,4455 0,12 3,7125 8640 144
7 0,3378 0,7835 0,4457 0,12 3,7142 10080 168

Kurva Pertumbuhan Aspergillus niger


4
3.5
3
Konsentrasi

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Waktu (Jam)

Waktu X ln X
24 1,3658 0,3117
48 1,74 0,5539
72 2,885 1,0595
96 3,2925 1,1916
Kurva Laju Pertumbuhan Spesifik
1.2

1
y = 0.0156x - 0.1061
R = 0.9603
0.8
ln X

0.6

0.4

0.2

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (Jam)
Pembahasan

Praktikum kinetika pertumbuhan bertujuan agar mahasiswa diharapkan


mampu untuk menguasai tahapan tahapan perkembang biakan mikroba dan
mempelajari kinetika pertumbuhan jamur Aspergillus niger. Berdasarkan dua
point tersebut kami melaksanakan praktikum tersebut semaksimal mungkin agar
tujuan tersebut tercapai.

Aspergillus niger merupakan bakteri penghasil asam sitrat dan bersifat


aerobik sehingga membutuhkan oksigen untuk metabolismenya. Pada praktikum
kinetika pertumbuhan ini secara pengamatan visual terdapat filamen filamen
yang terbentuk pada permukaan media cair tempat Aspergillus niger berkembang.
Hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan Aspergillus niger karena filamen
tersebut cenderung viskos sehingga menggangu pasokan oksigen untuk
mikroorganisme tersebut. Karena hal tersebut, dalam praktikum kinetika
pertumbuhan dengan menggunakan mikroorganisme Aspergillus niger
menggunakan pengadukan secara mekanik yaitu menggunakan shaker.

Teknis dalam praktikum kinetika pertumbuhan dengan mikroorganisme


Aspergillus niger kami membuat delapan media pertumbuhan cair untuk
Aspergillus niger, mulai dari t0 hingga t7. Dengan range pengambilan sampel tiap
waktunya selama 24 jam. Kemudian setelah tiap titik t tercapai kami
melaksanakan pengeringan kemudian melakukan pengukuran massa Aspergillus
niger untuk mengetahui konsentrasi biomassa yang terbentuk. Setelah mengetahui
konsentrasi Aspergillus niger yang terbentuk, kami memplot dalam grafik jumlah
konsentrasi Aspergillus niger yang terbentuk terhadap waktu untuk mengetahui
range waktu tiap fasenya.

Berdasarkan grafik kinetika pertumbuhan Aspergillus niger hasil


praktikum, didapat fase adaptasi dari mikroorganisme tersebut pada t0 (0 jam)
hingga t1 (24 jam). Pada fase ini, mikroorganisme tersebut sedang menyesuaikan
pertumbuhannya dengan lingkungan yang baru setelah dilakukan inokulasi ke
tempat pertumbuhan yang baru. Selanjutnya pada t1 (24 jam) hingga t3 (72 jam)
terjadi fase eksponensial atau fase dimana pertumbuhan meningkat secara drastis
(cepat). Pada fase eksponensial, didapatlah laju pertumbuhan maksimum dari
Aspergillus niger karena terjadi penambahan jumlah sel yang besar pada fase
tersebut yang ditandai dengan peningkatan kurva (menanjak) secara tajam. Pada
t3 (72 jam) hingga t5 (120 jam) terjadi fase perlambatan. Fase perlambatan terjadi
karena berkurangnya nutrisi esensial bagi mikroorganisme dan semakin
banyaknya produk yang dapat bersifat toksik terhadap mikroorganisme tersebut.
Selanjutnya setelah fase diperlambat terjadilah fase stasioner dimana terjadi pada
t5 (120 jam) sampai t7 (168 jam). Pada fase ini Aspergillus niger yang terbentuk
sama besarnya dengan Aspergillus niger yang mati sehingga pada fase ini laju
pertumbuhan sama dengan nol. Pada fase stasioner, terbentuklah metabolit
sekunder dari Aspergillus niger sebagai sebab terjadinya perubahan pengendalian
seluler karena terbatasnya konsentrasi nutrient esensial. Setelah fase stasioner
(>t7) dapat diprediksi merupakan fase kematian dikarenakan nutrisi atau substrat
yang tersedia tidak mencukupi untuk batas minimum substrat yang diharuskan
dalam pertumbuhan mikroorganisme, sehingga semakin langkanya nutrisi maka
mikroorganisme pun akan mati.

Pada fase eksponensial, didapatlah laju pertumbuhan maksimum dari


Aspergillus niger dengan kurva pertumbuhan antara t1 t3 dengan menggunakan
rumus ln(Xt/X0) = t sehingga didapat (laju pertumbuhan maksimum) dari
Aspergillus niger sebesar 0.0156 jam-1. Berdasarkan referensi dari
Wikipedia.com, suhu optimum pertumbuhan Aspergillus niger antara 35 37oC,
namun selama praktikum berlangsung suhu yang digunakan adalah 30oC
sehingga suhu tersebut dapat mempengaruhi kinetika pertumbuhan Aspergillus
niger, terlebih lagi pada fase adaptasi.

Anda mungkin juga menyukai