- Nyeri kepala latergi - Pencitraan diperlukan untuk - Hemiparesis menyingkirkan patologi lain - Nyeri kepala paling - Hemiplegia sebelum melakukan LP (lumbal sering pada frontal - Ataksia punksi) atau ditemukan tanda atau menyeluruh - Paralisis saraf otak neurologis fokal. Pencitraan - Nyeri retrobulbar - Iritabilitas mungkin berguna untuk - Nausea - Hiperestesia memeriksa adanya abses, efusi - Muntah - subdural, atau hidrosefalus. Tanda rangsang meningeal dapat CT-Scan - Nyeri di leher, terjadi bila peradangan sampai - Dapat ditemukan edema otak punggung dan kaki ENSEFALITIS - Fotofobia meningen. dan hemoragik setelah satu minggu.Pada virus Herpes - Gelisah Timbul gejala dari infeksi traktus didapatkan lesi berdensitas - Perubahan perilaku - Respiratorius atas rendah pada lobus temporal, - Kejang (mumps, enterovirus) atau namun gambaran tidak tampak infeksi gastrointestinal tiga hingga empat hari setelah - Afasia (enterovirus) onset.CT-scan tidak membantu - Tanda seperti exantem dalam membedakan berbagai (enterovirus, measles, ensefalitis virus. rubella, herpes viruses), MRI parotitis, atau orchitis - Kepala dengan peningkatan (mumps atau lymphocytic gadolinium merupakan chotiomeningitis). pencitraan yang baik pada kecurigaan ensefalitis. Temuan khas yaitu peningkatan sinyal T2-weighted pada substansia grisea dan alba. Pada daerah yang terinfeksi dan meninges ( pemeriksaan Head to Toe ) biasanya meningkat dengan gadolinium.Pada infeksi herpes virus memperlihatkan lesi lobus temporal dimana terjadi hemoragik pada unilateral dan bilateral. EEG - Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi yang difus (aktivitas lambat bilateral).Pada Japanese B encephalitis dihubungkan dengan tiga tanda EEG: 1)gelombang delta aktif yang terus-menerus ;2)gelombang delta yang disertai spike (gelombang paku) ;3)pola koma alpha.Pada St Louis ensefalitis karakteristik EEG ditandai adanya gelombang delta yang difus dan gelombang paku tidak menyolok pada fase akut.Dengan asumsi bahwa biopsi otak tidak meningkatkan morbiditas dan mortalitas, apabila didapat lesi fokal pada pemeriksaan EEG atau CT-scan, pada daerah tersebut dapat dilakukan biopsi tetapi apabila pada CT-scan dan EEG tidak didapatkan lesi fokal, biopsi tetap dilakukan dengan melihat tanda klinis fokal. Apabila tanda klinis fokal tidak didapatkan maka biopsi dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes simpleks.
Laboratorium
- Biakan dari darah ,viremia
berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar mendapatkan hasil yang positif dari cairan likour srebrospinalis atau jaringan otak ; dari feces untuk jenis enterovirus,sering didapatkan hasil positif. - Analisis CSS (cairan serebrospinal) menunjukkan pleositosis (yang didominasi oleh sel mononuklear) sekitar 5- 1000 sel/mm3 pada 95% pasien. Pada 48 jam pertama infeksi, pleositosis cenderung didominasi oleh sel polimorfonuklear, kemudian berubah menjadi limfosit pada hari berikutnya. Kadar glukosa CSS biasanya dalam batas normal dan jumlah ptotein meningkat. PCR (polymerase chain reaction) dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis ensefalitis. - Pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) pada cairan serebrospinal biasanya positif lebih awal dibandingkan titer antibody. Pemeriksaan PCR mempunyai sensitivitas 75% dan spesifisitas 100% dan ada yang melaporkan hasil postif pada 98% kasus yang telah terbukti dengan biposi otak.Tes PCR untuk mendeteksi West Nile virus telah dikembangkan di California.PCR digunakan untuk mendeteksi virus-virus DNA.Herpes virus dan Japenese B encephalitis dapat terdeteksi dengan PCR.