Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODEL PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA


SISWA KELAS IV SD

Gd. Budiarsana1, Kt. Pudjawan2, Kd. Suartama3


1
Jurusan PGSD, 2,3 Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: budixarsana@yahoo.co.id1, ketutpudjawan@gmail.com.2,


deksua@gmail.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP) berbantuan media vidio dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional. Rancangan penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen), dengan
desain post test only control group desain, dan sampel sebanyak 39 Orang yang diambil
secara undian. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan
instrument berupa tes pilihan ganda hasil belajar IPA, Data yang diperoleh dianalisi dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional dengan mean (M) = 26,37 termasuk dalam katagori
cukup/sedang, (2) hasil belajar IPA siswa mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) berbantuan media Audio Visual
dengan mean (M) = 34,97 termasuk dalam katagori sangat baik/sangat tinggi, (3) terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)
berbantuan media vidio dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng.
Perbedaan tersebut dilihat dari skor hasil belajar IPA siswa diperoleh hasil t hitung sebesar
10,11, sedangkan t tabel dengan db = n1 + n2 2 = 37 pada taraf signifikan 5% adalah 1,72.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dar t tabel (10,11> 1,72).
Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa model pembelajaran Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP) berbantuan media Audio Visual berpengaruh positif terhadap hasil
belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Kata-kata kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, media Audio Visual, hasil belajar IPA

Abstract
This study aimed to determine significant differences science learning aut cames between
student who are taught to learen by yusing amodel approach to skill learning proces and
assisted by media. Student taught by using conventional amodel learning. This plan to search
is guasi eksperimen (Quasi Eksperimen) to design post test only coantroll group design and
sampel amounded 39 peopple taken by using deseriftive and statistical inferensial analysis t-
tast. The results, showed that (1) sclence learning aut cames of student who take lesson with
conventional learning model included in the category with mean (m=26,37) enough or being
(2) science learning aut cames of student participating in learning with the learning model
approach to skill proces and assited by media audio visual by using mean (m= 34, 97) inculd
in the category very good or very high. (3) there are signifikant defferences between the
groups of science learning aut cames of student who take the approach of learning the skill of
learning model media audio visual process aided by agroup of student who take learning with
convencional learning model on 4t grade student in group 4 districts in the buleleng differaces
views of science learning aut comes of student score obtained results, a maented to (10,11)
while t-tabele wit db = (n1+n2- 2= 37) the significant 5% level is the result of these caculation
in dicate that the t-count is greater than t-tabele (10,11> 1,72 ), the discrepancies are
significant show that the model assisted learning process skill approach audio visual media
has a positive effect on student science learning aut comes compered with conventional
learning model.

Key words: learning skill approuch to process media audio visual siswa and result aut of cames.

PENDAHULUAN keberhasilan anak dalam mencapai tujuan


Peningkatan mutu pendidikan suatu adanya perubahan tingkah laku siswa
bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan sebagai hasil belajar. Peranan utama guru
pendidikan yang baik. Fungsi pendidikan dalam proses pendidikan di sekolah itu
nasional adalah untuk mewujudkan adalah sebagai berikut. (a) Guru sebagai
masyarakat budaya yang bertaqwa kepada pendidik, tugas guru sebagai pendidik akan
Tuhan Yang Maha Esa (Suara, 2009). mempunyai tanggung jawab yang lebih besar
Pendidikan nasional harus berfungsi sebagai dan menyeluruh, karena sebagai pendidik,
alat, pengembangan pribadi, pengembangan guru harus menanamkan norma-norma dan
warganegara, dan pengembangan bangsa nilai kepada anak didik, menyiapkan anak
(Ahmadi & Ubbiyanti, 2003:198). sebagai manusia individu dan manusia sosial
Pendidikan bermaksud membantu yang akan hidup dalam masyarakat serta
peserta didik untuk menumbuh kembangkan menanamkan rasa tanggung jawab kepada
potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi anak didik, baik tanggung jawab terhadap
kemanusiaan merupakan benih kemungkinan dirinya terhadap lingkungan maupun kepada
untuk menjadi manusia yang bertaqwa Tuhan. (b) Guru sebagai pengajar, tugas guru
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu sebagai pengajar adalah mengorganisir dan
melakukan suatu pembaharuan dengan mengelola semua komponen dan kompetensi
memanfaatkan ilmu pengetahuan. Ibarat biji belajar mengajar sehingga terjadinya proses
mangga bagaimanapun wujudnya jika belajar pada diri anak. (c) Guru sebagai
ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon pembimbing, tugas guru sebagai pembimbing
mangga dan bukan menjadi pohon jambu adalah tantangan bagi guru untuk membantu
(Tirtaraharjda & Sulo, 2005:1). Soetjipto & kesulitan-kesulitan dan hambatan siswa
Kosasi (1995:51) mengungkapkan bahwa dalam belajar. Untuk itu guru haarus dapat
sebagai professional, guru harus selalu membimbing anak secara individual, sesuai
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan dengan perbedaan anak yang meliputi
keterampilannya secara terus menerus. perbedaan bakat, minat, cara, belajar,
Dalam interaksi belajar mengajar, kecerdasan , kemampuan, kebiasaan, tingkah
seorang guru memegang peranan yang laku, dan kepribadian masing-masing anak.
menentukan. Karena bagaimanapun keadaan (d) Guru sebagai administrator, tugas guru
system pendidikan di sekolah, alat apa pun sebagai administrator adalah seorang guru
yang digunakan dan bagaimanapun keadaan yang bijaksana akan selalu memperhatikan
anak didik, maka pada akhirnya tergantung dan mengelola semua komponen yang ada di
pada guru di dalam memanfaatkan semua dalam kelas, mulai dari anak didik, alat-alat
komponen yang ada. Metode dan keputusan pelajaran, daftar siswa, jurnal mengajar,
guru dalam interaksi belajar mengajar akan masalah kedisiplinan dan keaktifan siswa
sangat menentukan keberhasilan anak untuk dalam mengikuti pelajaran.
mencapai tujuan pendidikan. Mata pelajaran IPA merupakan salah
Soetomo (1993) menyatakan bahwa satu mata pelajaran yang membosankan bagi
pada proses pelaksanaan pendidikan di siswa. Apalagi guru mengajar IPA dengan
sekolah guru mempunyai empat peranan cara mentransper begitu saja tanpa diuraikan
yang utama dalam membimbing anak agar dalam buku. Guru cenderung menyampaikan
mencapai tujuan yang diharapkan. materi dengan model konvensional yaitu
Semuanya itu sangat menentukan model pembelajaran dengan cara ceramah,
siswa akan kurang termotivasi dan merasa hasil belajar SD kelas IV di gugus IV. Nilai
bosan dalam menerima pelajaran (Tri Astuti, tersebut diantaranya; SD 1 alasangker nilai
2009). Proses pembelajaran dengan rata-rata hasil belajara 64,3, sedangkan nilai
menggunakan metode ceramah hanya akan rata-rata hasil belajara SD 2 alasangker
menguntungkan bagi siswa yang memiliki adalah 58,6, sedangkan nilai rata-rata hasil
daya ingat yang tinggi. Sedangkan siswa belajara SD 3 alasangker adalah 68,3,
yang memiliki daya ingat kurang tidak akan sedangkan nilai rata-rata hasil belajara SD 1
dapat mengingat materi yang diberikan oleh penglatan adalah 46,6, sedangkan nilai rata-
guru secara terus menerus. rata hasil belajara SD 2 penglatan adalah
Hal tersebut juga dialami oleh siswa 68,7, sedangkan nilai rata-rata hasil belajara
yang ada di gugus IV kecamatan Buleleng SD 3 penglatan adalah 69,6 , sedangkan nilai
kabupaten Buleleng, banyaknya siswa yang rata-rata hasil belajara SD 2 alasangker
mengaku kurang menyenangi pembelajaran adalah 64,8
IPA yang diberikan guru, serta merasa bosan Rendahnya hasil belajar siswa bisa
saat pembelajaran berlangsung, ada banyak disebabkan karena pendekatan
faktor yang melatar belakangi hal tersebut pembelajaran yang digunakan oleh guru
diantaranya beberapa faktor yaitu: (1) siswa dalam proses pembelajaran kurang varitatif
belum mampu memahami konsep dengan dalam penyampaian materi, sedangkan siswa
baik. Hal ini terlihat pada saat guru menginginkan proses pembelajaran
memberikan contoh soal yang persis sama berkelompok seperti model pembelajaran
dengan buku siswa, namun ketika soal kooperatif, dimana menurut mereka bertanya
dikembangkan siswa tidak mampu kepada teman untuk mendapatkan kejelasan
menyelesaikannya. (2) Siswa menganut mengenai apa yang dijelaskan oleh guru akan
sistem ketok pintu, dalam artian siswa hanya lebih mudah dipahami oleh siswa sehingga
akan mengerjakan latihan soal yang ada di untuk menguasai pelajaran siswa dapat
buku jika ditugaskan oleh guru. Belum ada dengan cepat paham dan mengerti dengan
kesadaran dari siswa bahwa siswalah yang materi yang diberikan oleh guru. Dari hasil
belajar bukan guru. (3) Siswa sangat pasif tersebut menandakan bahwa siswa kurang
dalam proses pembelajaran, (4) siswa hanya memahami materi pelajaran yang diberikan
mencatat semua tulisan guru di papan tulis. oleh guru. Memahami kondisi tersebut belajar
Tidak ada motivasi dari dalam diri siswa untuk dalam kelompok kecil dipandang sesuai untuk
mengetahui dan menganalisis apa yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Kita
disampaikan guru. Siswa hanya menerima ketahui sekarang bahwa model-model
begitu saja tanpa adanya timbal balik berupa pembelajaran telah banyak berkembang. Dari
komentar, tambahan atau berupa pertanyaan, sekian banyak model pembelajaran salah
(5) Soal-soal latihan yang diberikan terlalu satunya adalah dengan mengembangkan
sederhana sehingga daya nalar maupun model pelajaran penerapan keterampilan
kreativitas siswa dalam menyelesaikan proses (PKP) dengan berbantuan media
permasalahan yang ada tidak bisa audio vidio. Pemilihan model pembelajaran
berkembang. Mereka dimanjakan dengan penerapan keterampilan proses (PKP)
soal-soal yang sudah bisa ditebak cara dengan berbantuan media audio visual,
penyelesaiannya. Proses pembelajaran yang karena pembelajaran penerapan keterampilan
demikian akan menyebabkan hasil belajar proses (PKP) dengan berbantuan media
siswa khususnya dalam pelajaran IPA rendah. audeo vidio sangat memungkinkan
Berdasarkan uraian tersebut fokus terciptanya interaksi multi arah yang
permasalahannya adalah rendahnya hasil merupakan ciri khas proses belajar mengajar
belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dengan titik berat pada aktivitas siswa dan
di dapat pada saat observasi dan pencatatan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
dokumen dikelas IV gugus IV kecamatan optimal.
Buleleng semester genap tahun pelajaran Berdasarkan uraian tersebut di atas maka
2012/2013 dengan KKM yang ditentukan akan dikaji lebih jauh pengaruh model
yaitu 70. Siswa yang memenuhi KKM pembelajaran Pendekatan Keterampilan
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran. Hal Proses (PKP) terhadap hasil belajar IPA
demikian sama seperti yang terlihat pada siswa melalui sebuah penelitian eksperimen
dengan judul Pengaruh Pendekatan audio visual pembelajaran dengan model
Keterampilan Proses (PKP) terhadap hasil pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar IPA siswa Kelas IV Di SD Desa belajar IPA. Penelitian ini merupakan
Alasangker,Kecamatan. Buleleng, Kabupaten. penelitian eksperimen semu (quasi
Buleleng. eksperiment). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh Model
METODE Pembelajara Pendekatan Keterampilan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Proses (PKP) terhadap hasil belajar IPA pada
quasi eksperimen. Penggunaan quasi siswa SD kelas IV gugus IV kecamatan
eksperimen atau eksperimen semu karena Buleleng. Desain penelitian yang akan
tidak semua variabel penelitian dapat digunakan dalam penelitian ini adalah non
dikontrol secara ketat. Dalam penelitian ini equivalent post-test only control group design.
yang diuji keefektifan penerapan Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
pembelajaran dengan model pendekatan 1
keterampilan proses (PKP) berbantuan media

Tabel 1. Non Equivalent Post-test Only Control Group Design


Kelas Treatment Post-test
Eksperimen X O1
Kontrol O2
(Dimodifikasi dari Gribbons, 1997)
Keterangan: dengan uji kesetaraan populasi untuk
E = kelompok eksperimen, mengetahui bahwa populasi benar-benar
K = kelompok control, setara melalui uji-t kesetaraan dengan rumus
O1=post-test terhadap kelompok eksperimen, polled varian sebagai berikut.
O2 =post-test terhadap kelompok control, Berdasarkan hasil uji kesetaraan sampel yang
X = treatment terhadap kelompok eksperimen dibantu dengan program Microsoft Excel 2007
(model pembelajaran PKP), for Windows, harga thitung dibandingkan
= tidak menerima treatment. dengan harga ttabel dengan db = n1 + n2 - 2 =
45-2 = 43. Harga ttabel untuk db 43 dengan
Dalam penelitian ini Populasi yang taraf signifikansi 5% (=0,05) adalah 1.68.
digunakan adalah keseluruhan siswa kelas IV Dengan demikian harga thitung < ttabel yaitu -0,23
SD Gugus IV Kecamatan BulelengKabupaten < 1.68 sehingga h0 diterima dan h1 ditolak.
Buleleng Tahun Pelajaran 2012/2013. Banyak Kesimpulannya sampel dari SDN. 1
siswa seluruhnya 168 orang yang tersebar Alasangker dan SDN 3 Alasangker setara,
dalam 6 kelas yaitu dari 6 SD yang ada di kemudian dari hasil pengundian SDN 1
gugus IV di lakukan uji kesetaraan untuk Alasangker muncul sebagai kelompok
menentukan sampel setara atau tidak. eksperimen dan SDN 3 Alasangker sebagai
Pemilihan sampel yang digunakan sebagai kelompok kontrol.
kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
dengan cara random class sampling yaitu adalah data tentang hasil belajar IPA siswa
pengambilan sampel anggota populasi secara kelas IV SD Gugus IV, Kecamatan Buleleng,
acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang
Dengan teknik ini akan dapat ditentukan dua digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kelas sebagai kelas eksperimen dan dua tes. Instrumen pengumpulan data yang
kelas sebagai kelas kontrol. digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil
Penentuan sampel sebagai kelas kontrol dan belajar IPA kelas IV. Tes hasil belajar ini
kelas eksperimen menggunakan teknik dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes
probability sampling. Teknik ini memberikan tersebut terdiri dari 20 butir soal yang di ambil
peluang yang sama bagi setiap anggota dari Sumanto, (Sriwahyuni 2012) dan
populasi untuk dipilih menjadi anggota Soenarjo (dalam Sriwahyuni. 2011).
sampel. Langkah penentuan sampel diawali
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN eksperimen dan model pembelajaran
Data dalam penelitian ini adalah skor Hasil konvensional pada kelompok kontrol.
Belajar IPA siswa sebagai akibat dari Rekapitulasi perhitungan data hasil penelitian
penerapan model pembelajaran Pendekatan tentang Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada
Keterampilan Proses pada kelompok Tabel 2.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Hasil Belajar IPA Siswa


Data Hasil Belajar IPA
Kelompok Kelompok
Statistik Eksperimen Kontrol
Mean 25,59 20,87
Median 28,01 18
Modus 27,79 28,5
Varians 63,34 14,07
Standar Deviasi 7,96 3,75
Skor minimum 19 11
Skor maxsimum 29 24
Rentangan 4 3

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa frekuensi relatif pada tabel distribusi


mean data hasil belajar IPA eksperimen = frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada
25,59 lebih besar daripada kelompok kontrol di atas rata-rata lebih besar dibandingkan
= 20,87. Data hasil belajar IPA kelompok frekuensi relatif skor yang berada di bawah
eksperimen, dapat disajikan ke dalam bentuk rata-rata.
Grafik poligon seperti pada Gambar 1. Data Hasil Belajar IPA yang diperoleh
melalui post-test terhadap 35 orang siswa
menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 38
14 dan skor terendah adalah 21. Data Hasil
12 Belajar IPA kelompok kontrol dapat dilihat
10 pada lampiran 19. Berdasarkan Tabel 4.1,
Frekuensi

dapat dideskripsikan mean (M), median (Md),


8
modus (Mo), varians, dan standar deviasi (s)
6 dari data hasil Hasil Belajar IPA kelompok
4 kontrol, yaitu: mean (M) = 60,87, median (Md)
= 18, modus (Mo) = 28,5, varians (s2) = 14,07,
2
dan standar deviasi (s) = 3,75. Data hasil
0 Hasil Belajar IPA kelompok kontrol, dapat
19 - 2021 - 2223 - 2425 - 2627 - 2829 - 30 disajikan ke dalam bentuk grafik poligon
Interval seperti pada Gambar 2.
Md = 28,01
M = 25,59

Mo = 27,79

Gambar 1. Grafik Poligon Data Hasil Belajar


IPA Kelompok Eksperimen

Berdasarkan grafik poligon di atas,


diketahui modus lebih besar dari median dan
median lebih besar dari mean (Mo>Md>M).
Dengan demikian, grafik di atas menunjukan
grafik juling negatif yang berarti sebagian
besar skor cenderung tinggi. Kecenderungan Mo = 28,5
skor ini dapat dibuktikan dengan melihat M = 60,87
Md = 18
Gambar Grafik Poligon Data Hasil Hasil dengan melihat frekuensi relatif pada tabel
Belajar IPA Kelompok Kontrol distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor
yang berada di bawah rata-rata lebih besar
Berdasarkan grafik poligon di atas, dibandingkan frekuensi relatif skor yang
diketahui mean lebih besar dari median dan berada di atas rata-rata. Berdasarkan analisis
median lebih besar dari modus (M>Md>Mo). data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji
Dengan demikian, grafik di atas menunjukan normalitas sebaran data Hasil Belajar IPA
grafik juling positif yang berarti sebagian kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel
besar skor cenderung rendah. 3
Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan

Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Hasil Belajar IPA
No Kelompok Data Hasil Belajar 2 hitung 2 tabel Status
1 Post-test Eksperimen 21.19 1,72 Normal
2 Post-test Kontrol 4.77 1,77 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan dengan kelompok kontrol adalah 4.766 dan tabel
2

menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh


dengan taraf signifikansi 5% dan db = 15
2 hitung hasil Hasil Belajar IPA kelompok adalah 1,77. Hal ini berarti, hitung hasil Hasil
2

eksperimen adalah 21.184 dan tabel dengan


2
Belajar IPA kelompok kontrol lebih kecil dari
taraf signifikansi 5% dan db = 22 adalah 1,72. 2 tabel ( 2 hitung 2 tabel ), sehingga data hasil
Hal ini berarti, hitung hasil Hasil Belajar IPA
2
Hasil Belajar IPA kelompok kontrol
kelompok eksperimen lebih kecil dari berdistribusi normal.
2
tabel
Uji homogenitas dilakukan terhadap
( hitung tabel ), sehingga data hasil Hasil
2 2
varians pasangan antar kelompok eksperimen
Belajar IPA kelompok eksperimen dan kontrol. Rangkuman hasil uji homogenitas
berdistribusi normal. Sedangkan, untuk data varians antar kelompok eksperimen dan
hasil Hasil Belajar IPA kelompok control, kontrol disajikan pada Tabel 4.
diperoleh hitung hasil Hasil Belajar IPA
2

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians antar Kelompok Eksperimen dan kontrol
Ftabel dengan Taraf
Sumber Data Fhitung Status
Signifikansi 5%
Post-test Kelompok
0,48 1,69 Tidak Homogen
Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan Tabel 4, diketahui Fhitung pembelajaran dengan model pembelajaran


0,48. Sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 36, konvensional pada siswa kelas IV di Gugus IV
dbpenyebut = 34, dan taraf signifikansi 5% Kecamatan Buleleng. Hipotesis tersebut
adalah 1,69. Hal ini berarti, Fhitung > Ftabel dijabarkan menjadi
sehingga varians data Hasil Belajar IPA H0 : A1 A 2 artinya tidak terdapat
kelompok eksperimen dan kontrol adalah
perbedaan Hasil Belajar IPA yang signifikan
tidak homogen.
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran Pendekatan
Keterampilan Proses dan siswa yang
Hipotesis yang diuji dalam penelitian
mengikuti pembelajaran dengan model
ini adalah terdapat perbedaan Hasil Belajar
pembelajaran konvensional pada siswa kelas
IPA yang signifikan antara siswa yang
IV di Gugus IV Kecamatan Buleleng.
mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran Pendekatan Keterampilan H1 : A1 A 2 artinya terdapat
Proses dan siswa yang mengikuti perbedaan Hasil Belajar IPA yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran IPA kelompok eksperimen dan kontrol adalah
dengan model pembelajaran Pendekatan normal tetapi varians kedua kelompok tidak
Keterampilan Proses dan siswa yang homogen. Sehingga untuk menguji hipotesis
mengikuti pembelajaran dengan model menggunakan uji-t sampel independent (tidak
pembelajaran konvensional pada siswa kelas berkorelasi) dengan rumus separated varians.
IV di Gugus IV Kecamatan Buleleng. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar
Berdasarkan uji prasyarat analisis kelompok eksperimen dan kontrol disajikan
data, diperoleh bahwa data hasil Hasil Belajar pada Tabel 5.

Tabel 5 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t


Data Kelompok N X s2 thitung ttabel (t.s. 5%)
Hasil Eeksperimen 24 19,20 19,31
Belajar 0,87 1,69
Kkontrol 15 13,10 19,75

Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel),
di atas, diperoleh thitung sebesar 0,87. sehingga hasil penelitian adalah signifikan.
Sedangkan, ttabel dengan taraf signifikansi 5% Hal ini berarti, terdapat perbedaan Hasil
adalah 1,69. Hal ini berarti, thitung lebih besar Belajar IPA yang signifikan antara siswa yang
dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak mengikuti pembelajaran dengan model
atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat pembelajaran Pendekatan Keterampilan
diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan Proses dan siswa yang mengikuti
Hasil Belajar IPA yang signifikan antara siswa pembelajaran dengan model pembelajaran
yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
pembelajaran Pendekatan Keterampilan Pengaruh yang signifikan antara siswa
Proses dan siswa yang mengikuti dengan model pembelajaran Pendekatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Keterampilan Proses Berbantuan Media
konvensional pada siswa kelas IV di Gugus IV Audio Visual dan siswa model pembelajaran
Kecamatan Buleleng. Perbandingan hasil konvensional disebabkan karena perbedaan
perhitungan rata-rata Hasil Belajar IPA perlakuan pada langkah-langkah
kelompok ekperimen adalah 19,20 lebih besar pembelajaran dan proses penyampaian
dari rata-rata Hasil Belajar IPA kelompok materi. Pembelajaran dengan model
kontrol sebesar 13,10. pembelajaran Pendekatan Keterampilan
Proses Berbantuan Media Audio Visual
PEMBAHASAN menekankan aktivitas siswa dan guru melalui
Berdasarkan deskripsi data hasil proses pembelajarannya.
penelitian, kelompok siswa yang mengikuti Pembelajaran dengan model
pembelajaran dengan model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses sesuai
Pendekatan Keterampilan Proses memiliki dengan karakteristik IPA dimana IPA selalu
Hasil Belajar yang lebih tinggi dibandingkan berhubungan dengan cara mencari tahu
dengan kelompok siswa yang mengikuti tentang alam secara sistematis, sehingga
pembelajaran dengan model pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
rata-rata skor Hasil Belajar siswa. Rata-rata konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
skor Hasil Belajar yang mengikuti tetapi juga merupakan suatu proses
pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan . Pemahaman tentang karakteristik
Pendekatan Keterampilan Proses adalah IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di
19,20 dan rata-rata skor Hasil Belajar siswa sekolah. Di dalam pembelajaran Pendekatan
yang mengikuti pembelajaran dengan model Keterampilan Proses peran guru dalam
pembelajaran konvensional adalah 13,10. pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan
Berdasarkan analisis data moderator yang memberikan tanggung jawab
menggunakan uji-t, diketahui thitung = 10,11 kepada siswa untuk memperoleh sendiri
dan ttabel dengan taraf signifikansi 5%= 1,69. konsep-konsep yang diperlukan melalui
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan interaksi dengan anggota kelompoknya.
Sehingga kegiatan belajar berpusat pada untuk mengemukakan pendapat. Siswa
siswa (student centered) dan berlangsung menjadi lebih tertantang untuk belajar dan
dalam kelompok kecil. berusaha menyelesaikan semua
Berbeda halnya dalam pembelajaran permasalahan IPA yang ditemui, sehingga
dengan model pembelajaran konvensional pengetahuan yang diperoleh akan lebih
yang bercirikan pembelajaran berpusat pada diingat oleh siswa. Dengan demikian, Hasil
guru (teacher centered). Model pembelajaran Belajar IPA siswa yang diajar dengan model
ini berlandaskan pandangan behavioristik. Di pembelajaran Pendekatan Keterampilan
dalam pembelajaran konvensional siswa Proses akan lebih baik dibandingkan dengan
cenderung lebih pasif karena hanya siswa yang diajar dengan model
mendengarkan ceramah yang diberikan oleh pembelajaran konvensional.
guru. Siswa menunggu sampai guru selesai Hasil penelitian ini sejalan dengan
menjelaskan kemudian mencatat apa yang hasil dari beberapa penelitian tentang
diberikan oleh guru tanpa memaknai konsep- penerapan model pembelajaran Pendekatan
konsep yang diberikan. Dimana siswa dalam Keterampilan Proses. Sriwahyuni (2012)
belajar terpisah dengan dunia nyata (tidak melakukan penelitian mengenai Pengaruh
kontekstual) sehingga proses belajar menjadi Pembelajaran Pendekatan Keterampilan
kurang bermakna. Melalui model Proses (PKP) Berbantuan Media Audio Visual
pembelajaran konvensional siswa cenderung Terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
menjadi objek belajar, sedangkan yang IV SD Negeri 1 Alasansangker, Badung.
menjadi subjek belajar adalah guru. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Kemudian guru berusaha memindahkan penerapan Model Pembelajaran PKP
pengetahuan yang ia miliki kepada siswa. Berbantuan Media Audio Visual dalam
Keadaan ini cenderung membuat siswa pasif pembelajaran IPA mampu memberikan
dalam menerima peajaran dari guru. Selain kontribusi yang cukup signifikan terhadap
itu, pada pembelajaran konvensional masih hasil belajar IPA siswa.
menggunakan penilaian yang bersifat Sunardiana (2011) juga melakukan
konvensional juga. Penilaian ini hanya menilai penelitian mengenai model pembelajaran
hasil akhir dari tes atau ulangan saja tanpa PKP, dengan judul Penerapan Model
memperhatikan proses belajarnya. Sehingga Pembelajaran Pendekatan Keterampilan
siswa menjadi tidak memiliki kesempatan Proses Dengan Berbantuan Media Audio
untuk berbuat yang terbaik, karena siswa Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
tidak memiliki kesempatan untuk melakukan Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 1
refleksi terhadap pekerjaannya. Hal ini Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten
tentunya tidak akan mampu membangkitkan Buleleng Provinsi Bali Tahun Ajaran
semua potensi yang dimilikinya secara 2010/2011. Penelitian tersebut menunjukkan
optimal. bahwa penerapan Model Pembelajaran
Perbedaan cara pembelajaran antara Pendekatan Keterampilan Proses dalam
pembelajaran dengan model pembelajaran pembelajaran IPA mampu memberikan
Pendekatan Keterampilan Proses dan peningkatan yang signifikan terhadap hasil
pembelajaran dengan model pembelajaran belajar IPA siswa.
konvensional tentunya akan memberikan
dampak yang berbeda pula terhadap Hasil PENUTUP
Belajar siswa. Penerapan model
pembelajaran Pendekatan Keterampilan Berdasarkan tabel hasil perhitungan
Proses dalam pembelajaran memungkinkan uji-t di atas, diperoleh thitung sebesar 0,87.
siswa untuk tahu manfaat dari materi yang Sedangkan, ttabel dengan taraf signifikansi 5%
dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam adalah 1,69. Hal ini berarti, thitung lebih besar
kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak
konsep-konsep dan materi-materi yang atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat
dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada diinterpretasikan bahwa untuk mengetahui
guru, mampu memecahkan masalah-masalah pengaruh yang signifikan hasil belajar IPA
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, antara siswa yang diajar dengan
bekerja sama dengan siswa lain, dan berani menggunakan model pembelajaran
Pendekatan Keterampilan Proses pemahamannya dengan membangun sendiri
(PKP) berbantuan media vidio dan siswa yang pengetahuan tersebut melalui pengalaman.
diajar dengan model pembelajaran Guru-guru di sekolah dasar agar lebih
konvensional. ) hasil belajar IPA siswa berinovasi dalam pembelajaran dengan
mengikuti pembelajaran dengan model menerapkan suatu strategi pembelajaran
pembelajaran Pendekatan Keterampilan yang inovatif dan didukung media
Proses (PKP) berbantuan media Audio Visual, pembelajaran yang relevan untuk dapat
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu
hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang guru tidak hanya menggunakan tes objektif
mengikuti pembelajaran dengan model dalam evaluasi pembelajaran karena tes
pembelajaran Pendekatan Keterampilan objektif hanya menuntut satu jawaban tanpa
Proses (PKP) berbantuan media audio visual menyertakan alasan terhadap jawabannya.
dengan kelompok siswa yang mengikuti Kemudian siswa juga dapat berspekulasi
pembelajaran dengan model pembelajaran dalam menjawab, yaitu hanya dengan
konvensional pada siswa kelas IV SD di menerka. Sekolah-sekolah yang mengalami
Gugus IV Kecamatan Buleleng, terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar IPA,
perbedaan Hasil Belajar IPA yang signifikan disarankan untuk mengimplementasikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Pendekatan
dengan model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dalam
Keterampilan Proses dan siswa yang pembelajaran di sekolah tersebut. Peneliti
mengikuti pembelajaran dengan model yang berminat untuk mengadakan penelitian
pembelajaran konvensional pada siswa kelas lebih lanjut tentang model pembelajaran
IV di Gugus IV Kecamatan Buleleng. Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)
Perbandingan hasil perhitungan rata-rata dalam bidang ilmu IPA maupun bidang ilmu
Hasil Belajar IPA kelompok ekperimen adalah lainnya yang sesuai agar memperhatikan
19,20 lebih besar dari rata-rata Hasil Belajar kendala-kendala yang dialami dalam
IPA kelompok kontrol sebesar 13,10. penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis untuk perbaikan dan penyempurnaan
dan pembahasan penelitian ini maka dapat penelitian yang akan dilaksanakan.
ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran Pendekatan Keterampilan DAFTAR RUJUKAN
Proses (PKP) dapat menghasilkan hasil
belajar IPA yang lebih baik daripada model Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyanti. 2003. Ilmu
pembelajaran konvensional. Secara rinci Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
simpulan penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut. Awalluddin, dkk. 2009. Statistika Pendidikan.
Terdapat perbedaan hasil belajar IPA Jakarta: Direktorat Jendral
yang signifikan antara siswa yang mengikuti Pendidikan Tinggi.
pembelajaran dengan model pembelajaran
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Universitas Terbuka.
model pembelajaran konvensional. Kualifikasi
hasil belajar siswa yang mengikuti Sriwahyuni, Putu. 2012. Pendekatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) Terhadap Hasil Belajar IPA SD
berada pada kategori sangat tinggi Negeri 2 Banyuning Tahun
sedangkan hasil belajar siswa yang mengikuti Pelajaran 2011/2012. Skripsi
pembelajaran dengan model pembelajaran (tidak diterbitkan). Undiksha
konvensional berada pada kategori tinggi. Singaraja.
Saran yang dapat disampaikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar
adalah sebagai berikut. Siswa-siwa di sekolah Mengajar. Surabaya: Usaha
dasar agar lebih aktif dalam mengikuti Nasional.
pembelajaran dan terus mengembangkan
Soetjipto, & Kosasi. 1995. Profesi Keguruan. Suryani. 2012. Penerapan Model
Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pembelajaran Kooperatif tipe
Peningkatan Mutu Tenaga Pendekatan Keterampilan Proses
kependidikan-Direktorat Jendral Terhadap Hasil Belajar IPA SD
Pendidikan Tinggi-Departemen Negeri 1 Ringdikit Tahun
pendidikan dan Kebudayaan. Pelajaran 2011/2012. Skripsi
(tidak diterbitkan). Undiksha
Suara. 2009. Agama Hindu Dharma. Singaraja.
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Tirtarahardja, & Sulo. 2005. Pengantar
Suardiana, Made. 2012. Pengantar Media pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Pendidikan. Singaraja: IKIP Cipta.
Negeri Singaraja.
Tri Astuti. 2009. Kongsep Dasar IPA dan
Praktikum. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai